Radang Usus Buntu

Salah satu penyakit saluran pencernaan adalah apendisitis (radang usus buntu). Dan berikut adalah tanda-tanda dan gejala (symptom) dari masalah pencernaan pada bagian apendiks:

  • Nyeri pada perut bagian kanan bawah.
  • Nyeri tiba-tiba yang dimulai di sekitar pusar dan menjalar ke perut bagian kanan bawah yang memburuk saat batuk, berjalan, atau melakukan gerakan tiba-tiba lainnya.
  • Mual dan muntah.
  • Kehilangan selera makan.
  • Demam ringan yang semakin parah seiring waktu berjalan.
  • Sembelit atau diare.
  • Pembengkakan perut.
  • Perut kembung.

Gejala gangguan sistem pencernaan yang dirasakan penderita dapat bervariasi tergantung pada usia dan posisi apendisitis penderita. Pada masa kehamilan, biasanya rasa sakit sering terasa pada perut bagian atas karena posisi usus buntu berpindah posisi dan menjadi lebih tinggi selama masa kehamilan.

Pemahaman

Seperti yang kita ketahui usus besar adalah salah satu dari sistem pencernaan. Salah satu fungsi usus besar adalah untuk menampung feses sementara dan memperkuat sistem kekebalan tubuh. Salah satu permasalahan di usus besar adalah apendisitis (radang usus buntu). Patofisiologi sistem pencernaan pada apendisitis tidak pasti, tetapi ada teori yang mengatakan bahwa obstruksi luminal pada dinding umbai cacing (apendiks) adalah patologi primer dari apendisitis. 

Etiologi apendisitis

Banyak teori yang mengatakan bahwa gangguan pencernaan ini terjadi ketika sekresi sel goblet (sel yang berfungsi mengeluarkan lendir) diblokir agak tidak keluar oleh obstruksi luminal, tekanan intraluminal di dalam apendiks meningkat dan menyebabkan iskemia pada dinding apendiks. Mudahnya patolog apendisitis adalah penyumbatan lapisan apendiks yang menyebabkan infeksi dan menyebabkan kelainan pada sistem pencernaan.

Komplikasi

Macam-macam gangguan pencernaan pada apendiks, yaitu :

  • Perforasi apendiks. Pemindahan bakteri dari lumen melintasi mukosa yang rusak menyebabkan inflamasi (peradangan) transmural. Iskemia dan inflamasi yang sedang berlangsung kemudian menyebabkan infark (penyumbatan) dan menyebabkan perforasi apendiks (lubang pada apendiks) sehingga menyebabkan gangguan sistem.
  • Abses apendiks. Perforasi ini akan menyebabkan rongga intraperitoneal dikotori oleh nanah atau feses. Perforasi juga dapat tertutup oleh jaringan lunak di sekitarnya seperti omentum (tempat menyimpan lemak), mesenterium (organ yang berliku), atau usus sehingga menyebabkan perkembangan massa inflamasi yang mungkin mengandung nanah (abses) atau perluasan inflamasi (phlegmon).  Hiperplasia limfoid (peningkatan jumlah jaringan sistem imun) di mukosa (lapisan kulit dalam) atau submukosa (lapisan lambung) telah dianggap sebagai mekanisme tersering yang menyebabkan penyumbatan lumen apendiks. Hal ini membuat kemungkinan munculnya apendisitis catarrhal akut, dengan permulaan gejala yang bertahap. Hiperplasia limfoid dapat disebabkan oleh infeksi dari bakteri, virus, jamur, dan parasit atau peradangan dan menyebabkan penyakit dalam sistem pencernaan. Dalam hal ini pengobatan baru dapat dilakukan ketika infeksi telah sembuh.

Prognosis apendisitis

Prognosis apendisitis yang tidak diketahui. Karena jika randomized controlled trial atau yang biasa dikenal dengan RCT (uji acak terkendali) membandingkan antara penderita penyakit saluran pencernaan khususnya apendisitis yang menjalani pengobatan dan tanpa pengobatan akan menjadi sangat tidak etis. Resolusi spontan dari apendisitis secara radiologis yang telah dilaporkan berkisar  antara 4% sampai dengan 20%. Bagaimanapun juga, resolusi spontan dari grumbling apendisitis dan kambuhnya apendisitis tetap menjadi masalah yang diperdebatkan di kalangan ahli bedah. karena jika dibiarkan tanpa diobati dan meningkat menjadi obstruksi yang berkelanjutan secara terus menerus dapat menyebabkan trombosis arteri dan vena sehingga terjadi perforasi dang gangren dapat terjadi abses dan peritonitis periapendikular. Apendisitis dapat menjadi kronis apabila obstruksi hanya parsial, transien, atau intermiten. Karenanya penderita mengalami nyeri apendisitis yang hilang timbul yang dapat mengaburkan diagnosis sebenarnya sebagai penyakit gangguan sistem pencernaan manusia yang lain.

Radang Usus Buntu adalah

Diagnosis apendisitis

Diagnosis penyakit pada organ tubuh manusia pada pasien apendisitis dapat dilakukan dengan memperhatikan gejala klinis yang dirasakan pasien dengan melakukan sistem penilaian klinis the alvarado scores. Sebenarnya ct scan adalah metode yang paling akurat dalam memeriksa penderita apendisitis tetapi efek samping radiasi juga harus dijadikan perhatian yang membuat sistem penilaian klinis skor alvaro menjadi pilihan yang paling tepat. 

Tatalaksana apendisitis

Tatalaksana pada penderita masalah pencernaan apendisitis yang paling tepat adalah operasi pengangkatan apendiks (usus buntu) karena obat-obatan hanya dapat mengurangi nyeri yang dirasakan penderita sementara dan tidak menyembuhkan penderita apendisitis secara total. Malah jika tidak dilakukan pembedahan maka dapat menyebabkan kematian.

Referensi :

  1. Clinical Evidence Handbook : Apendisitis : https://www.aafp.org/afp/2016/0115/p142.html
  2. Mayo Clinic : Gejala apendisitis : https://www.mayoclinic.org/es-es/diseases-conditions/appendicitis/symptoms-causes/syc-20369543
  3. Western Journal of Emergency Medicine : Diagnosis apendisitis : https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4251237/ 

Ratna Sari

Ratna Sari adalah seorang ahli kecantikan yang bekerja di salah satu klinik "Kecantikan Kulit" dan di handaldok.com sebagai penulis artikel medis. Dia percaya bahwa memiliki kulit dan rambut yang sehat sangat didambakan oleh sebagian besar wanita. Kulit dan rambut dapat meningkatkan rasa percaya diri seseorang, terutama bagi wanita. Di waktu luangnya, ia mempelajari psikologi manusia dan tertarik pada onkologi.

Mungkin Anda juga menyukai