Bahasa Isyarat

Pemahaman Bahasa Isyarat

Fasih dalam banyak bahasa adalah impian dari banyak orang. Tidak hanya bahasa dari seluruh negara yang berbeda-beda, jenis bahasa isyarat pun berbeda-beda. Bahasa isyarat dari negara Indonesia berbeda dengan bahasa isyarat dari Inggris. Indonesia memiliki bahasa isyarat sendiri begitupun dengan negara lain. Akan tetapi, ada bahasa isyarat internasional yang terdiri dari unsur-unsur bahasa isyarat dari seluruh dunia terutama Amerika dan Italia yang umumnya digunakan pada pertemuan internasional, seperti Deaflympics. Bahasa isyarat adalah bahasa yang digunakan oleh kebanyakan anak tunawicara dan bahkan beberapa anak tunarungu di seluruh dunia.

Tunawicara adalah sebutan bagi orang orang yang kesulitan berkomunikasi atau biasa dikenal dengan bisu. Arti tuna wicara adalah orang yang mengalami gangguan wicara atau bicara dengan berbagai alasan. Bahasa isyarat diintegrasikan secara wajib dalam kurikulum sekolah, baik sekolah dasar dan sekolah menengah di sekolah khusus bagi anak-anak berkebutuhan khusus, khususnya tunawicara. 

Apa itu bahasa isyarat? Bahasa isyarat sangat mengandalkan gerak tubuh atau gerakan tangan juga ekspresi dalam penyampaiannya. Karena alasan ini bahasa isyarat juga dikenal dengan bahasa tangan atau bahasa isyarat tangan di beberapa negara. Bahasa isyarat memiliki simbol tangan sendiri untuk berbagai huruf atau biasa disebut dengan abjad jari. Cara belajar bahasa isyarat cukup mudah, secara sadar atau tidak sadar kita mempelajari abjad tangan saat pramuka. Jika anda tertarik untuk belajar bahasa isyarat anda dapat kursus bahasa isyarat atau belajar secara otodidak melalui youtube.

Fungsi Mempelajari Bahasa Isyarat

Belajar bahasa isyarat memiliki banyak manfaat kognitif dan sosial. Pertama, peran bahasa isyarat adalah menguntungkan siswa secara individu, karena akan meningkatkan keterampilan komunikasi para siswa secara keseluruhan dan memberikan keuntungan kognitif tambahan yang berasal dari bimodality bilingual. Kedua, belajar bahasa isyarat tubuh menguntungkan bagi orang yang tidak memiliki kemampuan berkomunikasi seperti tuli (deaf) dan bisu. Ketiga, bahasa isyarat memberikan modalitas untuk mengekspresikan diri, karena bahasa isyarat memiliki hubungan kuat dengan ekspresi emosional. Hal ini baik dipelajari jika anda memiliki kesulitan dalam mengekspresikan emosi anda. Dan berkomunikasi menggunakan bahasa isyarat dapat melatih saraf motorik pada tangan atau tubuh dan meningkatkan daya ingat.

Bahasa isyarat menjadi bantuan yang sangat penting bagi para tuna wicara atau tuna rungu bahkan bahasa isyarat pun membantu orang orang yang kehilangan pendengaran dikarenakan faktor usia ataupun faktor lainnya. 

Selain bahasa isyarat beberapa penderita tuna rungu dapat memilih implan koklea agar dapat berkomunikasi. Akan tetapi, terjadi beberapa masalah sosial terhadap implan koklea karena dianggap menghapuskan budaya bahasa isyarat. Terkadang ada beberapa penderita tuna rungu yang menolak implan koklea karena rasa sakit atau ketidaknyamanan lainnya.

Di beberapa negara sering terjadi kejahatan yang diterima oleh para penderita tuna wicara atau tuna rungu karena kesulitan untuk berkomunikasi. Dengan belajar bahasa isyarat, dapat memberikan keadilan kepada penderita tuna rungu atau tuna wicara untuk membela diri mereka sehingga tidak lagi menjadi kambing hitam karena kejahatan yang dilakukan oleh seseorang.

Bahasa Isyarat adalah

Sejarah Bahasa Isyarat

Menurut penelitian, bahasa isyarat sudah ditemukan dari zaman kuno. Saat itu, tuna rungu dianggap sangat tumpul dan terisolasi. Hal ini diperkuat dengan lukisan karya Fresco yang dibuat antara tahun 1546 dan tahun 1550 di kota Vatikan. Pada abad ke 18, setelah mengamati bagaimana para orang tuna rungu atau tuna wicara berkomunikasi menggunakan gerak tubuh. Seorang pastor bernama Michelle de el pee’ mendirikan sekolah bahasa isyarat pertama di kota Paris.Pada tahun 1880, kongres Milan melarang bahasa isyarat di sekolah-sekolah Eropa demi pendidikan lisan. Mereka percaya bahasa orang tuli harus belajar bicara untuk berintegrasi dan menurut pendapat mereka: 

  • Bahasa isyarat bukanlah bahasa yang nyata
  • Bahasa isyarat tidak dipahami oleh tuhan
  • Bahasa isyarat mencegah para tuna rungu atau tuna wicara untuk bernafas dengan baik dan meningkatkan resiko penyakit tuberkulosis

Akhirnya setelah dilakukan penelitian oleh William Stokoe, seorang ahli bahasa Amerika Serikat. Ditemukan hasil bahwa bahasa isyarat secara umum sangat mirip dengan bahasa lisan. Setelah hasil ini diketahui oleh berbagai negara, akhirnya bahasa isyarat mulai berkembang di berbagai belahan dunia. Hingga saat ini bahasa isyarat dipelajari oleh berbagai kalangan usia karena dapat membantu dalam berkomunikasi secara luas.

Referensi :

  1. NCBI: Kasus Moral Pada Bahasa Isyarat: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6900220/
  2. PMC: Bahasa Isyarat di Lembaga Bahasa Brazil: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6900819/
  3. Handirect: Bahasa Isyarat: Berkomunikasi menggunakan tangan dan wajah: https://www.handirect.fr/langue-des-signes-communiquer-avec-les-mains-et-le-visage/

Mahendra Pratama

Mahendra Pratama, seorang ahli gizi berusia 52 tahun dan bekerja di Handal Dok sebagai penulis/editor. Ia lulus dari Universitas Wijaya Kusuma sekitar 25 tahun yang lalu. Dia adalah mahasiswa yang berprestasi. Mahendra sering menulis artikel tentang nutrisi atau cara menjaga kesehatan. Dia memiliki hobi - yoga.

Mungkin Anda juga menyukai