Dismenore (Nyeri Menstruasi)

Menstruasi atau haid adalah proses keluarnya darah dari vagina yang terjadi diakibatkan siklus bulanan alami pada tubuh wanita yang seringkali muncul dengan berbagai jenis rasa nyeri. Dismenore berasal dari bahasa Yunani kuno, dys yang berarti sulit, nyeri, abnormal, deno yang berarti bulan dan rrhea yang berarti aliran atau arus. Dismenore atau dysmenorrhea adalah nyeri perut yang berasal dari kram rahim yang terjadi selama haid (nyeri haid) dan paling sering dikeluhkan oleh wanita diatas umur 40 tahun atau anak remaja.

Prevalensi dismenore di Indonesia sebesar 64,25% yang terdiri dari 54,89% dismenore primer dan 9,36% dismenore sekunderDismenore primer pada umumnya terjadi setelah 1-3 tahun dari menarche (menstruasi pertama). Secara nasional rata-rata usia menarche 13-14 tahun terjadi pada anak Indonesia (Riskesdas, 2010).

Dismenore (Nyeri Menstruasi)

Gejala nyeri haid

Gejala nyeri haid (dismenore) yang dapat muncul berupa rasa tidak enak badan yang dapat lebih didefinisikan dengan tanda-tanda, seperti: 

  • Diare
  • Lelah atau lesu
  • Mual dan muntah
  • Munculnya jerawat
  • Kenaikan berat badan 
  • Nyeri di punggung bagian bawah
  • Sensitif atau emotional (gelisah dan stres)
  • Sakit kepala, terkadang kala disertai vertigo
  • Kembung, kaku atau kram di perut bagian bawah

Faktor resiko 

Terdapat beberapa faktor risiko yang memengaruhi terjadinya dismenore, yaitu: 

  • Terpapar asap rokok
  • Menarche atau menars usia dini
  • Konsumsi kafein dan alkohol berlebih 
  • Indeks masa tubuh yang tidak normal
  • Durasi pendarahan ketika datang bulan
  • Riwayat keluarga dengan keluhan dismenore
  • Kebiasaan memakan makanan berlemak dan fastfood 
  • Alexithymia, ketidakmampuan untuk mengenali dan menyampaikan emosi. 

Kategori dismenore

Nyeri datang bulan dapat dibagi menjadi beberapa kategori. 

Berdasarkan waktu terjadinya:

  • Pre menstruasi, sebelum mens
  • Protomenial, pada awal mens
  • Telemenial, selama atau pada akhir menstruasi. 
  • setelah beberapa jam ketika aliran menstruasi sudah menjadi lebih lancar (permulaan haid) dan dapat terasa secara konstan atau intens (terus menerus) atau hanya sesaat. 
  • Sedangkan berdasarkan sifatnya, nyeri haid dapat dibagi menjadi: 
  • Spasmodik (jenis protomenial kolik uterus), dimana rasa nyeri muncul sebelum atau 
  • Kongestif, dimana gejala berlangsung antara 2-3 hari hingga kurang dari 2 minggu dan nyeri tidak terlalu terasa ketika haid datang atau nyeri dapat hilang dan penderita akan merasa lebih baik setelah hari pertama haid.

Berdasarkan penyebab, nyeri mens terdiri dari:

  • Primer, nyeri haid yang tidak didasari kondisi patologis
  • Sekunder, nyeri haid yang didasari dengan kondisi patologis. 

Dismenore primer

Dismenore primer atau dismenore fungsional atau idiopatik adalah rasa nyeri yang muncul ketika menstruasi, tanpa ditemukan adanya kelainan patologi pada panggul. Seseorang dapat dinyatakan menderita dismenore primer, apabila ia mengalami nyeri selama 3 kali siklus menstruasi berturut-turut dan tidak terdapat adanya kelainan dismenore sekunder. Etiologi nyeri (disebabkan) karena adanya kontraksi yang kuat dan lama pada dinding rahim, hormon prostaglandin yang tinggi dan pelebaran dinding rahim saat mengeluarkan darah haid sehingga terjadilah nyeri saat haid. Rasa nyeri dapat dirasakan baik sebelum atau bersama-sama haid dan dapat berlangsung selama beberapa jam.

Pemeriksaan dismenore primer

Seperti pada umumnya setiap pemeriksaan akan dilakukan oleh dokter dengan menanyakan riwayat kesehatan (baik individu maupun keluarga), menanyakan gejala dan melakukan pemeriksaan fisik (pemeriksaan area genital dan palpasi ringan pada bagian perut). Apabila diperlukan maka dokter juga akan melakukan tes tambahan berupa USG panggul.

Penyembuhan dismenore primer

Penyembuhan dapat dilakukan dengan mengkombinasikan obat antalgin antispasmodic dalam suppositoria, obat ini dapat mengatasi rasa nyeri yang berlangsung hanya beberapa jam. Beberapa terapi juga dapat dilakukan sebagai bagian dari penyembuhan dan pengurangan gejala yang dirasakan. Obat-obatan dan terapi tersebut, antara lain:

  • Terapi hormon, dapat menghilangkan sisa-sisa menstruasi sehingga rasa nyeri dapat hilang.
  • Obat antiinflamasi non steroid, prostaglandin bekerja pada kontraktilitas uterus dengan menghambat saluran kalsium. Prostaglandin adalah zat dengan struktur kimia menyerupai hormon
  • Obat vasodilator arteriol. Dapat mengatasi tekanan arteriol (akibat iskemia otot uterus yang menyakitkan) dan dapat juga digunakan pada remaja dengan tekanan darah rendah.
  • Penyumbatan ovulasi, merupakan pengobatan utama untuk dismenore fungsional. Terapi ini tidak dianjurkan karena mengakibatkan gangguan kesuburan (infertilitas) atau kesulitan dalam memulai proses terjadinya kehamilan.

Dismenore sekunder

Tipe ini disebabkan adanya masalah patologis di rongga panggul, rasa nyeri dapat dimulai 1-2 minggu sebelum mens dan akan terus berlangsung hingga beberapa hari setelah menstruasi.

Pemeriksaan dismenore sekunder

Seperti pada umumnya setiap diagnosa dismenore (identifikasi) akan dilakukan oleh dokter dengan menanyakan riwayat kesehatan (baik individu maupun keluarga), menanyakan gejala dan melakukan pemeriksaan fisik (pemeriksaan area genital dan palpasi ringan pada bagian perut). Apabila diperlukan maka dokter juga akan melakukan tes tambahan berupa, seperti:

  • Endoskopi, prosedur non bedah untuk melihat kondisi organ di dalam tubuh melalui monitor.
  • USG, dapat melihat lokasi kontrasepsi, asal uterus atau adneksanya, dan dapat menemukan anomali klinis yang tidak terdeteksi pada pasien obesitas atau pada bagian yang sulit untuk diperiksa.
  • Laparoskopi atau operasi lubang kunci (operasi invasif minimal), prosedur bedah yang memungkinkan ahli bedah untuk mengakses bagian dalam perut dan panggul tanpa harus membuat sayatan yang besar di kulit. 

Penyembuhan dismenore sekunder

Pengobatan endometriosis bertujuan untuk atrofi endometrium ektopik dengan melakukan tindakan langsung pada pusat masalah, dengan menekan sekresi estrogen ovarium, dan dengan menghambat (congestion) hypothalamohypophysial pusat. Beberapa jenis obat yang umumnya diberikan dokter, antara lain:

  • Progestin sintetis (estrogen dan progestogen), penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan penambahan berat badan
  • Danazol, obat dismenore ini menimbulkan efek samping berupa penurunan volume payudara, jerawat, munculnya gejala menopause (hot flashes) dan penambahan berat badan
  • LHRH-analog (LHRH-a) merupakan manipulasi hormon yang dilakukan berada pada tingkat hipofisa, bertujuan untuk merangsang ovulasi dan pemijahan. Efek sampingnya berupa munculnya gejala menopause (hot flashes).

Komplikasi dismenore

Nyeri datang bulan dapat menjadi menandakan atau mengakibatkan komplikasi, seperti:

  • Shok hingga depresi
  • Gangguan fungsi seksual 
  • Kehilangan keseimbangan atau bahkan kesadaran
  • Penurunan kualitas hidup akibat tidak bisa menjalankan aktivitas seperti biasanya

Untuk nyeri datang bulan sekunder, maka komplikasinya akan lebih mengarah pada penyakit medis seperti:

  • Endometritis, radang selaput leher rahim
  • Stenosis serviks, penyempitan leher rahim 
  • Pelvic inflammatory disease (PID), radang panggul

Pencegahan dismenore

Nyeri haid dapat dikurangi dan dicegah dengan melakukan beberapa cara, diantaranya:

  • Olahraga teratur
  • Kompres perut dengan air hangat
  • Oleskan minyak esensial dan pijat bagian bawah perut
  • Perbanyak konsumsi air putih, minimal sekitar 1,5-2 liter per hari
  • Konsumsi obat pereda nyeri atau herbal (daun sirih dan kunyit asam)

Referensi

  1. UMM.ac.id: Konsep Dismenore: (http://eprints.umm.ac.id/42067/3/jiptummpp-gdl-maghfeyraf-49058-3-babii.pdf)
  2. JST Kesehatan: Pengaruh Latihan Peregangan Abdominal Terhadap Penurunan Nyeri Haid (Dismenore) Mahasiswi STIKES Tanawali Persada Takalar: (http://pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/261d262273e43b4094985bbf391c9824.pdf)
  3. Juke Kedokteran UNILA.ac.id: Dismenore Primer dan Faktor Risiko Dismenore Primer pada Remaja: (https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/viewFile/1040/835)
  4. Scribd.com: Komplikasi Disemore: (https://www.scribd.com/document/415975019/qbl-5-komplikasi-dismenore-docx)
  5. Cekaja.com: 8 Cara Mengatasi Nyeri Haid Biar Gak Mengganggu Aktivitas: (https://www.cekaja.com/info/8-cara-mengatasi-nyeri-haid-biar-gak-mengganggu-aktivitas/)

Mahendra Pratama

Mahendra Pratama, seorang ahli gizi berusia 52 tahun dan bekerja di Handal Dok sebagai penulis/editor. Ia lulus dari Universitas Wijaya Kusuma sekitar 25 tahun yang lalu. Dia adalah mahasiswa yang berprestasi. Mahendra sering menulis artikel tentang nutrisi atau cara menjaga kesehatan. Dia memiliki hobi - yoga.

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *