Gangguan Pencernaan (Dispepsia atau Indigestion)

Mengenal dispepsia

Dispepsia adalah kondisi yang ditandai dengan rasa tidak nyaman atau sakit di perut bagian atas. Gejala yang seringkali muncul adalah perut kembung, mual, muntah, rasa terbakar di dada (heartburn), rasa penuh atau kenyang cepat saat makan, dan kadang-kadang rasa tidak enak di mulut.

Dispepsia dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk stres, kelebihan berat badan, merokok, minum alkohol, konsumsi makanan pedas atau asam, infeksi bakteri Helicobacter pylori, dan penggunaan obat-obatan tertentu.

Diagnosis dispepsia dilakukan berdasarkan riwayat kesehatan pasien, pemeriksaan fisik, dan tes medis seperti endoskopi, tes darah, atau tes pernapasan untuk mendeteksi infeksi bakteri Helicobacter pylori.

Pengobatan dispepsia tergantung pada penyebabnya. Jika dispepsia disebabkan oleh infeksi bakteri Helicobacter pylori, antibiotik mungkin diperlukan. Jika dispepsia disebabkan oleh asam lambung berlebih, obat antasida atau penghambat pompa proton (PPI) dapat diresepkan untuk meredakan gejala. Menghindari faktor risiko dan menjaga gaya hidup sehat seperti diet seimbang, olahraga teratur, dan menghindari stres juga dapat membantu mengurangi risiko dispepsia.

Pada tahun 2010, di Indonesia sendiri ada 88.599 orang mengidap dispepsia dan melakukan rawat jalan di seluruh rumah sakit (narasumber: Ditjen Bina Upaya Kesehatan, Kemenkes RI

Pemicu indigestion

Gaya hidup seseorang dapat memicu dispepsia, seperti:

  • Merokok
  • Stres
  • Makan terlalu banyak atau makan terlalu cepat
  • Konsumsi makanan yang terlalu berlemak, berminyak, dan pedas. 
  • Konsumsi beberapa antibiotik dan obat penghilang rasa nyeri.
  • Konsumsi kafein, alkohol, cokelat, dan minuman bersoda dalam jumlah berlebih

Gejala dispepsia

                           

 

Apabila anda merasakan gejala-gejala seperti di bawah ini, maka ada kemungkinan besar anda memiliki indigestion. Gejala-gejala tersebut, antara lain:

  • Cepat merasa kenyang saat makan
  • Perut dan tenggorokan terasa terbakar atau panas
  • Perut terasa kembung atau bersendawa yang berlebihan 
  • Perut (ulu hati) terasa tidak nyaman, seperti: perih, sakit dan mual (muntah)
  • Perut terasa seperti diremas, maka bisa jadi hal tersebut menandakan bahwa anda sedang mengalami gangguan pencernaan yang yang tidak diketahui penyebabnya (dispepsia fungsional).

Gejala diatas dapat dikategorikan sebagai gejala ringan, bila anda abaikan maka gejala tersebut dapat menjadi lebih parah. Kemudian gejala ringan tersebut dapat berubah menjadi gejala berat, seperti: sulit menelan, muntah yang berlebihan (bahkan mungkin hingga muntah berdarah dengan warna gelap seperti kopi) dan berat badan yang menurun secara berlebihan. 

Apabila gejala indigestion ini anda alami atau dispepsia terjadi alami kurun waktu yang cukup lama, sangat dianjurkan untuk berkonsultasi dengan dokter anda agar dapat segera ditemukan penyebabnya dan cara penanganannya.

Beberapa penyakit dengan tingkatan sedang dan berat juga dapat menimbulkan gejala dispepsia, seperti: 

  • Gastritis (GERD)
  • Tukak lambung 

Tukak lambung adalah luka pada bagian pencernaan atau lambung (yang dapat menyebabkan maag)

  • Pankreatitis
  • Batu empedu
  • Autoimun yang diakibatkan karena mengkonsumsi gluten
  • Kanker lambung

Mendiagnosis dispepsia

Indigestion dapat didiagnosis oleh dokter anda melalui beberapa tahapan. Pertama dokter akan menanyakan tentang riwayat kesehatan anda, kebiasaan makan dan gaya hidup anda, kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik dan jika diperlukan maka dokter akan melakukan pemeriksaan penunjang.

Jenis-Jenis pemeriksaan penunjang yang biasa dilakukan adalah: ronsen  (X-ray atau CT Scan), pemeriksaan darah dilaboratorium, pemeriksaan napas, Ultrasonografi abdomen/abdominal Ultrasound (USG abdomen), pemeriksaan kotoran (feses) dan endoskopi.

Endoscopy

Endoskopi dilakukan untuk memeriksa pencernaan bagian atas dan mengumpulkan sampel jaringan. Anda akan dibius terlebih dahulu, baru kemudian proses endoskopi dilakukan dengan cara memasukkan tabung kecil dengan kamera dan alat biopsi melalui kerongkongan ke perut anda. Endoskopi dapat mendiagnosis: bisul, infeksi kanker, peradangan, dan refluks esofagiti.

Menanggulangi indigestion

Jika anda merasakan gejala-gejala dispepsia, langkah awal yang anda dapat lakukan, adalah:

  • Konsumsi makanan lebih lambat dan jika anda ingin berbaring maka berikan jarak waktu yang cukup
  • Konsumsi makanan dalam porsi kecil tapi sering
  • Tidak merokok
  • Istirahat yang cukup
  • Menurunkan berat badan berlebih
  • Hindari konsumsi makanan yang dapat memicu dispepsia
  • Kontrol stres anda 
  • Membatasi konsumsi kafein, soda, dan alkohol
  • Hindari konsumsi beberapa antibiotik dan obat penghilang rasa nyeri.

Mungkin dokter akan memberikan obat untuk mengurangi rasa nyeri, apabila rasa nyeri tersebut sudah terlalu berlebih. Akan tetapi, perlu diketahui bahwa penggunaan obat-obatan dapat menimbulkan efek samping. 

Contoh jenis-jenis obat yang dapat mengurangi gejala indigestion, seperti:

  • Antasida

Antasida seperti Mylanta membantu menetralkan asam lambung, tetapi dapat menyebabkan diare atau sembelit.

  • Antidepressants atau Antiansietas (anti-anxiety)

Obat ini dapat digunakan untuk menurunkan rasa nyeri yang diakibatkan dispepsia.

  • Antibiotik

Antibiotik dapat diberikan untuk jenis dispepsia yang disebabkan oleh infeksi.

  • Prokinetik

Reglan dan Motilium adalah contoh jenis obat prokinetik. Obat jenis ini tidak dijual bebas karena dapat menyebabkan: depresi, kelelahan, kegelisahan dan kejang-kejang.

  • Antagonis reseptor H2 (H2RAs) 

Antagonis reseptor H2 (H2RAs) dapat mengurangi asam lambung, contohnya seperti Pepcid. Obat jenis ini cukup bagus karena efek sampingnya jarang terjadi, kalaupun ada maka anda dapat merasa: 

  • Mual
  • Muntah
  • Sembelit
  • Diare
  • Berdarah 
  • Memar
  • Gatal
  • Sakit kepala
  • Inhibitor pompa proton (PPI) 

PPI seperti Prilosec yang dapat mengurangi asam lambung, tetapi lebih kuat dari H2RA. Efek sampingnya, adalah:

  • Mual dan muntah
  • Batuk
  • Sakit perut
  • Sembelit
  • Diare
  • Sakit kepala
  • Sakit punggung
  • Pusing

Obat PPI dan H2 keduanya biasanya digunakan untuk mengobati tukak lambung (luka pada lambung).

dispepsia

Indigestion pada anak 

Indigestion bisa terjadi pada siapa saja, termasuk pada anak-anak.  Indigestion pada anak dapat dipicu oleh beberapa hal, seperti: intoleransi pada laktosa dalam produk susu, meningkatnya asam lambung, masuknya bakteri jahat, dan rasa nyeri (peradangan) yang berkaitan dengan kantung empedu atau salurannya. Apabila anak anda memiliki riwayat tersebut, maka sebaiknya anda lebih waspada.

Gejala dispepsia dapat terjadi dalam kurun waktu yang cukup lama (sekitar 3-6 bulan) dan biasanya pada anak gejalanya timbul satu persatu sehingga tidak terlalu mengganggu. Perut kembung adalah salah satu gejala yang paling sering ditemukan, sensasi panas pada dada, atau dikenal dengan heartburn. Gejala lain yang sering ditemui adalah rasa nyeri pada bagian ulu hati, sering bersendawa akibat asam lambung berlebih, sensasi panas pada perut, sering merasa lapar, nafsu makan menurun, mual, merasa cepat kenyang, muntah, naiknya asam ke tenggorokan atau mulut (regurgitasi) hingga berat badan menurun.

Memenuhi dan menjaga nutrisi pada anak sangat penting. Asupan nutrisi akan berdampak pada tingkat imunitas dan tumbuh kembang tubuhnya, sehingga ia juga dapat terhindar dari berbagai masalah kesehatan termasuk dispepsia. Apabila anda merasa nutrisi yang anda berikan masih belum cukup, anda dapat menambahkannya dengan asupan susu (kita mengenal istilah: empat sehat, lima sempurna)

Apabila indigestion pada anak anda terjadi dalam kurun waktu yang cukup lama dan dirasakan sudah mengganggu kenyamanan anak, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter agar dispepsia tersebut tidak menjadi lebih parah.

Referensi:

  1. https://www.halodoc.com/kesehatan/dispepsia (gejala, obat-obat dispepsia)
  2. https://www.friso.co.id/panduan/mengenali-dispepsia-pada-anak-cermati-gejala-yang-muncul-bersamaan (dispepsia pada anak)

 

Mahendra Pratama

Mahendra Pratama, seorang ahli gizi berusia 52 tahun dan bekerja di Handal Dok sebagai penulis/editor. Ia lulus dari Universitas Wijaya Kusuma sekitar 25 tahun yang lalu. Dia adalah mahasiswa yang berprestasi. Mahendra sering menulis artikel tentang nutrisi atau cara menjaga kesehatan. Dia memiliki hobi - yoga.

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *