Lipodistrofi

oleh Ratna Sari · Dipublikasikan 15.04.2022 · Di update 14.04.2022

Kandungan

Fungsi Lemak pada Tubuh
Pemahaman Lipodistrofi
Komplikasi Lipodistrofi
Gejala Lipodistrofi
Etiologi Lipodistrofi
Diagnosis Lipodistrofi
Tatalaksana Lipodistrofi
Referensi

Fungsi Lemak pada Tubuh

Apa yang dimaksud lemak? Menurut jurnal pengertian lemak adalah salah satu senyawa lipid yang tidak bisa larut dalam air. Kegunaan lemak bagi tubuh tidak hanya berperan sebagai patologi suatu penyakit pada tubuh tetapi lemak juga memiliki berbagai fungsi. Contoh dari fungsi lemak adalah berperan penting pada kesuburan seorang wanita, cadangan energi, mendukung dan melindungi organ dalam (fungsi isolator), prekursor dari beberapa zat, dan juga merupakan bagian dari semua membran sel yang ada pada tubuh. Kekurangan kadar lemak juga dapat membahayakan tubuh karena dapat menyebabkan beberapa penyakit seperti rawan terkena sindrom metabolisme, alzheimer dan demensia. Setelah mengetahui beberapa fungsi dari lemak pada tubuh mari kita tidak terlalu membenci lemak dan mengatur kadar lemak agar tidak terlalu berlebihan dalam tubuh. Salah satu penyakit kekurangan lemak pada tubuh yang cukup berbahaya adalah lipodistrofi.

Pemahaman Lipodistrofi

Lipodistrofi adalah penyakit hilangnya lemak dalam tubuh secara selektif, ada beberapa jenis dari lipodistrofi, yaitu:

Pada bagian kecil dan terpisah (variasi lokal)
Pada anggota badan (variasi parsial)
Pada seluruh tubuh (variasi umum)

Lemak merupakan salah satu bagian terpenting bagi tubuh manusia yang ternyata bila tidak ada akan membuat berbagai penyakit yang berbahaya. Sumber lipid ini terkandung dalam berbagai makanan seperti alpukat, telur, ikan, kacang, dan lain lain.

Komplikasi Lipodistrofi

Lipodistrofi variasi lokal memang memiliki implikasi pada beberapa bagian saja tetapi pada variasi parsial dan variasi umum, lipodistrofi juga mempengaruhi reaksi insulin dan komplikasi seperti diabetes melitus, hipertrigliserida, steatosis hati, ovarium polikistik, dan acanthosis nigricans. Berikut adalah bentuk lemak pada pasien lipodistrofi:

Gejala Lipodistrofi

Seperti yang kita lihat di atas ciri-ciri lipodistrofi adalah kehilangan lemak dalam tubuh pada bagian-bagian seperti kaki, tangan, bokong, atau wajah yang membuat wajah terlihat menjadi lebih cekung. Tetapi kumpulan lemak dapat terlihat pada bagian bagian seperti perut, belakang leher, dada dan daerah daerah tubuh lain (sebagian daerah tubuh).

Etiologi Lipodistrofi

Salah satu penyebab utama lipodistrofi adalah kelainan genetika contohnya adalah seperti pewarisan genetik, autoinflammatory syndrome, hutchinson gilford, dan lain lain adalah salah satu penyebab dari lipodistrofi yang dapat menimbulkan komplikasi yang cukup serius yang menyebabkan hilangnya lemak manusia. CGL (berardinelli-seip syndrome) juga merupakan salah satu penyebab umum dari lipodistrofi. Penyakit ini adalah salah satu contoh dari variasi umum yang mana membuat penderitanya kekurangan lemak pada seluruh tubuh dan memiliki beberapa bagian otot yang menonjol. Karena telah mengetahui fungsi lipid maka diharapkan pembaca tidak lagi terlalu membenci lemak merupakan salah satu nutrisi yang sangat dibutuhkan oleh tubuh.

lipodistrofi adalah

Diagnosis Lipodistrofi

Diagnosis pada pasien lipodistrofi atau kehilangan lemak adalah dengan melihat riwayat klinis pasien, pemeriksaan fisik, dan penilaian komposisi tubuh dengan hasil laboratorium yang biasanya sangat jarang terjadi. Meskipun tidak ada cara diagnosa secara pasti pada lipodistrofi yang dibuat berdasarkan pengukuran lipatan kulit atau pencitraan sinar x-ray, dan mri semua evaluasi ini dapat membantu diagnosis pada pasien lipodistrofi. Meskipun kadar leptin serum pada pasien lipodistrofi relatif rendah,tidak ada ambang batas kadar leptin serum yang dapat digunakan untuk menyingkirkan diagnosis lipodistrofi.

Tatalaksana Lipodistrofi

Perawatan pasien lipodistrofi difokuskan pada pengelolaan kelainan metabolisme untuk mencegah komplikasi dan penampilan fisik. Belum ditemukan obat yang tepat untuk penderita lipodistrofi tetapi dapat dilakukan tindakan intervensi dini dengan diet dan olahraga yang merupakan integral dari rencana pengobatan untuk meningkatkan fungsi lipida. Untuk pasien dengan resistensi insulin diabetes melitus maka harus diobati dengan terapi konvensional termasuk obat oral dan insulin.