Analisis Feses

Feses adalah kotoran tubuh padat yang dikeluarkan dari kolon lewat dubur ketika buang air besar. Umumnya, komponen penyusun feses adalah 75% air serta 25% zat padat. Feses adalah limbah tubuh yang umumnya dibuang satu atau dua kali setiap hari. Jumlah yang dikeluarkan dari tubuh oleh orang dewasa perharinya berupa feses adalah kira-kira 100 sampai 250 gram (3 sampai 8 ons). 

Bau pada tinja adalah karena bahan kimia indole, skatole, hidrogen sulfida serta mercaptans. Bau pada tinja adalah efek yang dihasilkan dari kegiatan mikroba. Bila Anda menderita gangguan perut, dokter bisa melakukan tes feses. Tes feses bisa mengidentifikasi kuman, virus, atau mikroba lainnya pada feses.  

Uji tinja mengamati tinja (tinja). Pemeriksaan mikroskopis feses umumnya dikenal sebagai pengamatan ovum serta parasit. Mikroskopis feses merupakan perangkat diagnosa guna menemukan mikroba parasit diantaranya protozoa serta vermes. Analisa tinja bermanfaat guna menemukan gangguan di sistem pencernaan (gastrointestinal tract. GI). Penilaian mikroskopis feses bagi parasit dalam jangka pendek umumnya tidak terjawab.

Mikroskopis feses bagi parasit mempunyai fungsi medis terbesar ketika menangani penderita diare atau gangguan usus yang terjadi selama 2 pekan atau lebih atau sepanjang pandemi kontaminasi usus. Pemeriksaan feses rutin sama seperti pada umumnya. Pemeriksaan feses bisa memperkirakan pH. Mikroskopis feses pun bermanfaat guna memperkirakan leukosit feses. Mikroskopis feses perlu dibimbing oleh presentasi medis. Dokter akan mengamati laporan pemeriksaan feses menurut umur, kebugaran serta aspek lain. Mikroskopis feses bagi parasit mempunyai fungsi epidemiologi terbesar ketika menjaring masyarakat yang mempunyai kecenderungan tinggi, sebagai bimbingan tentang sosialisasi kesehatan penduduk.

Mengapa kami menganalisis tinja

Pemeriksaan feses rutin bermanfaat guna mengidentifikasi atau menemukan parasit serta mengidentifikasi pemicu gejala pada sistem pencernaan. Pemeriksaan feses rutin dilakukan bila dokter mengidentifikasi gejala, misalnya sakit perut, diare berdarah, tidak ada nafsu makan serta demam. Pemeriksaan tinja merupakan sekumpulan uji yang digunakan guna mendukung diagnosa keadaan khusus yang mempengaruhi sistem pencernaan. Pemeriksaan tinja di laboratorium terdiri dari pengamatan mikroskopis, tes kimia serta tes mikrobiologi. Pemeriksaan tinja meliputi warna, ketetapan, kuantitas, ukuran, bau serta kehadiran lendir. 

Feses bisa dites guna mengamati gangguan di bawah ini :

  • pendarahan pada sistem pencernaan
  • kontaminasi yang dipicu oleh mikroba, virus atau jamur
  • parasit
  • masalah pencernaan

Guna mengamati kanker kolorektal, uji tinja dipakai guna mengamati pendarahan pada sistem pencernaan.

Macam uji tinja

Pemeriksaan feses bisa menemukan darah yang tersembunyi, lemak, serat daging, empedu, leukosit serta gula yang dianggap sebagai substansi pereduksi. Terdapat sejumlah macam uji tinja. Macam uji yang Anda tentukan bergantung pada uji apa yang Anda ambil serta apa yang digali dokter Anda.

Berbagai pengujian yang dilakukan : 

  • Uji darah okultisme feses Guaiac (gFOBT) memakai campuran kimia di media kertas guna menemukan bercak darah pada feses yang tidak bisa Anda lihat. 
  • Uji imunokimia FOBT (TIRSOS) memakai antibodi tertentu bagi darah manusia guna menemukan bercak darah pada feses yang tidak bisa Anda lihat.
  • Kultur tinja menemukan mikroba yang umumnya tidak terdapat pada sistem pencernaan.
  • Uji lemak tinja menemukan kelebihan lemak pada feses yang bisa mengungkapkan apakah tubuh menanggung kesukaran mencerna lemak makanan. 

Check Stool

Bagaimana tinja dianalisis 

Pada tes feses, Anda perlu menyerahkan contoh feses Anda kepada dokter. Penggabungan tinja umumnya dikerjakan di rumah. Pakailah sarung tangan karet serta patuhi arahan dokter Anda guna menggabungkan serta mengemas contoh feses Anda. 

Berbagai langkah dapat diambil guna menggabungkan tinja, yaitu :

  • Taruh tempat plastik berbentuk topi di atas toilet 
  • Tempatkan bungkus plastik di atas cawan secara longgar 
  • Letakkan kain pembungkus plastik pada lampin bayi serta balita

Bila air seni berpadu bersama feses atau bila feses menjangkau sisi dalam cawan, Anda harus mencari contoh kembali. Untuk pemeriksaan feses rutin, feses bisa diawetkan memakai formalin.  

Pemeriksaan tinja dilakukan di laboratorium. Contoh tinja akan diamati di bawah mikroskop di laboratorium. Pemeriksaan mikroskopis feses tersusun atas 3 pengamatan berbeda yaitu : pengamatan langsung basah, konsentrasi serta noda tetap. Langkah-langkah dari pemeriksaan mikroskopis feses tersebut adalah bagian tak terpisahkan dari pengamatan. Setiap langkah pemeriksaan mikroskopis feses dibuat atas maksud khusus. 

Apa arti hasil itu

Umumnya hasil tes feses keluar dalam satu atau dua hari. Masing-masing laboratorium mempunyai jangkauan berlainan atas laporan pemeriksaan feses normal. Laporan pemeriksaan feses mestinya menampakan rentang yang dipakai pada masing-masing pemeriksaan. Dengan normal, tinja yang wajar berwarna coklat, lembek serta bundar. Warna coklat pada tinja adalah dikarenakan oleh kegiatan mikroba di bilirubin. Warna coklat pada tinja adalah hasil akhir dari perombakan sel darah merah. Feses tidak memuat darah, mukus, nanah atau bakteri yang mengancam lainnya. 

Hasil tidak wajar dari bermacam uji bisa dikarenakan hal-hal :

  • Inflamasi usus, misalnya kolitis ulserativa atau kelainan Crohn
  • Ambeien (pembesaran pembuluh darah di dalam atau di luar dubur)
  • Polip (massa yang menempel pada kolon atau rektum)
  • Sela anal (air mata kecil pada tingkatan dubur)
  • Tukak lambung
  • Kontaminasi
  • Parasit
  • Masalah pencernaan, contohnya tidak mencerna lemak atau gizi khusus
  • Aspirin atau obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID)
  • Tumor

Apa yang terjadi jika hasilnya tidak normal

Banyak penyebab yang bisa mengganti hasil laporan pemeriksaan feses. Banyak obat yang bisa mengganti hasil pemeriksaan feses. Anda perlu menjauhi obat-obatan khusus bergantung pada macam pemeriksaan feses yang Anda ambil. Dokter Anda bisa menganjurkan uji, tata cara, tindak lanjut atau penanganan pelengkap.  

Pertimbangan khusus untuk anak-anak

Merencanakan anak guna tes atau tata cara bisa menurunkan kekhawatiran serta menaikkan kerjasama serta mendukung memajukan keahlian koping. Perencanaan diantaranya menjabarkan apa yang bisa muncul sepanjang tata cara, juga apa yang bisa dia perhatikan, rasakan serta dengar. Merencanakan anak guna uji tinja bergantung pada umur serta pengetahuan mereka. Gastrointestinal (GI), Terminologi yang mengacu pada segala yang berkaitan dengan alat pencernaan. Sistem gastrointestinal (GI), atau sistem pencernaan, diantaranya mulut, faring (tenggorokan), kerongkongan, lambung, usus kecil serta kolon. 

Referensi

  1. Britannica : Feces : https://www.britannica.com/science/feces
  2. Asmscience : Macroscopic and Microscopic Examination of Fecal Specimens :https://www.asmscience.org/content/book/10.1128/9781555816018.ch27#:~:text=The%20microscopic%20examination%20of%20the,and%20the%20permanent%20stained%20smear.
  3. UpToDate : Approach to stool microscopy : https://www.uptodate.com/contents/approach-to-stool-microscopy
  4. Michigan Medicine : Stool Analysis : https://www.uofmhealth.org/health-library/aa80714#tp16700
  5. WebMD : What Is a Stool Culture? : https://www.webmd.com/a-to-z-guides/what-is-a-stool-culture
  6. Apollo Diagnostics : Routine Stool Examination : https://www.apollodiagnostics.in/test/routine-stool-examination

Mahendra Pratama

Mahendra Pratama, seorang ahli gizi berusia 52 tahun dan bekerja di Handal Dok sebagai penulis/editor. Ia lulus dari Universitas Wijaya Kusuma sekitar 25 tahun yang lalu. Dia adalah mahasiswa yang berprestasi. Mahendra sering menulis artikel tentang nutrisi atau cara menjaga kesehatan. Dia memiliki hobi - yoga.

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *