Anemia

Tubuh manusia memproduksi tiga tipe sel darah, yakni sel darah putih untuk melawan infeksi, trombosit untuk membantu pembekuan darah, dan sel darah merah untuk menghantarkan oksigen ke seluruh tubuh. 

Anemia adalah suatu kondisi ketika seseorang tidak memiliki cukup sel darah merah didalam tubuhnya (kekurangan darah). Sel darah merah berfungsi untuk menghantarkan oksigen ke seluruh jaringan tubuh, kekurangan sel darah merah dapat membuat seseorang merasa lelah dan lemas karena tubuh kekurangan oksigen.

Setiap harinya sumsum tulang memproduksi dan mengganti sekitar 0,8-1% sel darah merah, sel darah merah itu sendiri dapat bertahan 100 hingga 120 hari di dalam tubuh. Untuk memproduksi sel darah merah yang baik tubuh memerlukan zat besi, vitamin B12, dan folat yang cukup. Sel darah merah tersebut akan menghasilkan hemoglobin. Hemoglobin adalah suatu jenis protein kaya zat besi yang memberi warna merah pada darah, berfungsi untuk mengantarkan oksigen dari paru-paru ke bagian tubuh lainnya, serta membawa karbon dioksida dari seluruh bagian tubuh ke paru-paru agar dapat dikeluarkan dari tubuh. 

Data dari World Health Organization (WHO) menunjukkan bahwa jumlah penderita anemia secara global mencapai 2,3 miliar orang. Sedangkan menurut data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, jumlah penderita anemia di Indonesia terdiri dari 26,4 persen anak-anak, 12,4 persen laki-laki usia 13-18 tahun, 16,6 persen laki-laki di atas 15 tahun, 22,7 persen perempuan usia 13-18 tahun, 22,7 persen wanita usia 15-49 tahun, dan 37,1 persen ibu hamil.

Anemia: Penyebab

Gejala anemia

Tanda dan gejala dari anemia dapat bervariasi, tergantung dari penyebab anemia tersebut. Beberapa tanda dan gejala yang dapat diamati, antara lain:

  • Denyut jantung yang tidak tetap
  • Glossitis atrofi lidah
  • Kuku rapuh
  • Kulit pucat
  • Kesulitan berkonsentrasi atau kelelahan
  • Limpa atau hati yang membesar
  • Mudah lelah dan kelelahan
  • Nyeri dada
  • Ngidam yang tidak biasa, seperti ingin makan es, tanah liat, atau kotoran
  • Pucat 
  • Penyakit kuning
  • Peradangan pada lidah
  • Pembesaran kelenjar getah bening
  • Sesak nafas
  • Sembelit
  • Sakit kepala atau pusing, terutama saat aktif atau berdiri
  • Tekanan darah tinggi atau rendah
  • Tangan dan kaki terasa dingin

Penyebab dan pengobatan anemia menurut jenisnya 

Terdapat berbagai jenis dari anemia, dan masing-masing memiliki penyebab dan cara pengobatan yang berbeda. 

  • Anemia aplastik

Anemia terkait dengan penyakit sumsum tulang (Anemia aplastik) termasuk anemia yang langka dan dapat mengancam jiwa. Anemia ini terjadi ketika sel induk di sumsum tulang mengalami kerusakan. Akibatnya, sel induk tidak mampu menghasilkan sel darah dalam jumlah yang cukup.

Penyebabnya bisa karena infeksi virus, imunitas tubuh yang rendah, konsumsi obat-obatan tertentu, leukemia, myelofibrosis penyakit autoimun, dan paparan terhadap bahan kimia yang beracun.

Pengobatan anemia aplastik dapat dilakukan dengan beberapa cara, misalnya:

  • Memberikan obat antibiotik dan antivirus (apabila disebabkan karena infeksi virus)
  • Memberikan obat perangsang sumsum tulang (sargramostim, filgrastim, dan pegfilgrastim)
  • Transfusi darah
  • Transplantasi sel induk atau transplantasi sumsum tulang
  • Untuk penderita autoimun, dapat diberikan obat penekan sistem imun (imunosupresan) 
  • Anemia penyakit kronis
Anemia aplastik

Beberapa penyakit kronis juga dapat mempengaruhi sel darah merah sehingga dapat menyebabkan anemia. Contoh penyakit kronis tersebut, seperti: kanker, HIV/AIDS, penyakit ginjal kronik, rheumatoid arthritis (RA), dan penyakit Chron (penyakit radang usus kronis yang memengaruhi lapisan saluran pencernaan).

Dokter akan melakukan dan memberikan pengobatan sesuai dengan jenis penyakit kronis tersebut. Bisa mulai dari memperbaiki asupan nutrisi, pemberian suplemen, transfusi darah, obat-obatan, sampai dengan tindakan operasi.

  • Anemia defisiensi besi

Anemia defisiensi besi merupakan jenis anemia yang paling sering terjadi terutama pada wanita hamil, disebabkan karena kurangnya atau rendahnya kadar zat besi di dalam tubuh  dan kehilangan darah dalam jumlah yang cukup banyak (seperti: pendarahan, menstruasi yang berat, ulkus, kanker, atau penggunaan rutin dari obat-obatan tertentu seperti aspirin). Zat besi sangat penting untuk pembentukan hemoglobin.

Pengobatannya bisa dilakukan dengan cara:

  • Memberikan antibiotik untuk menangani ulkus peptik
  • Memberikan zat besi, baik melalui obat, transfusi darah maupun melalui infus 
  • Memberikan obat kontrasepsi oral untuk mengendalikan perdarahan saat menstruasi 
  • Tindakan bedah untuk mengangkat polip perdarahan, tumor, atau fibroid
  • Anemia defisiensi vitamin (anemia pernisiosa dan anemia megaloblastik)

Anemia pernisiosa disebabkan oleh kurangnya asupan asam folat atau vitamin B12 untuk memproduksi sel darah merah yang sehat dalam jumlah cukup. 

Kekurangan vitamin B12 dan folat dapat memicu jenis anemia lain, yakni anemia megaloblastik. Anemia megaloblastik adalah anemia anemia yang disebabkan oleh kelainan proses pembentukan DNA sel darah merah.

Pengobatannya dapat diberikan dengan memberikan suplemen untuk vitamin baik secara oral maupun secara injeksi dan dengan konsumsi makanan sehat atas arahan dokter.

  • Anemia hemolitik

Anemia hemolitik terjadi saat sel darah merah tidak berfungsi sebagaimana mestinya dan hancur sebelum waktunya atau lebih cepat sebelum penggantiannya diproduksi kembali oleh sumsum tulang. 

Anemia hemolitik

Anemia hemolitik bisa didapatkan karena faktor keturunan dan karena reaksi autoimun, infeksi, tumor, atau penyakit lain seperti leukemia.

Pilihan untuk pengobatan anemia hemolitik, antara lain:

  • Transfusi darah
  • Pembedahan
  • Konsumsi obat penekan sistem imun (imunosupresan), seperti kortikosteroid
  • Terapi memasukkan imunoglobulin (antibodi) ke tubuh pasien (Immunoglobulin intravena (IVIg)
  • Anemia sel sabit

Anemia sel sabit terjadi ketika bentuk sel darah ada yang berbentuk bulan sabit (normalnya berbentuk bulat pipih)  tersangkut di pembuluh sehingga mengganggu (menghambat) aliran darah. Bentuk bulan sabit pada sel darah merah disebabkan oleh hemoglobin defektif, dimana sel-sel yang berbentuk ireguler tersebut mengalami kematian prematur yang kemudian menyebabkan kekurangan sel darah merah yang kronis.

Belum ada obat yang bisa menyembuhkan anemia sel sabit. Tetapi beberapa langkah dibawah ini dapat meredakan gejalanya, seperti:

  • Transfusi darah
  • Transplantasi sumsum tulang
  • Konsumsi penisilin untuk mencegah infeksi.
  • Konsumsi obat-obat pereda rasa nyeri 
  • Bubuk L-glutamin oral 
  • Crizanlizumab (diberikan dengan cara disuntikan)
  • Hydroxyurea (obat ini berisiko meningkatkan risiko infeksi)

Penyebab lain anemia adalah:

  • Diet yang rendah vitamin B12, asam folat dan zat besi
  • Orang di atas usia 65 tahun
  • Penyakit di saluran pencernaan

Diagnosis anemia 

                         

Seperti diagnosis untuk penyakit lainnya, diagnosis untuk anemia juga akan dimulai oleh dokter anda dengan menanyakan riwayat anda dan keluarga, kemudian pemeriksaan fisik dan jika diperlukan makan dokter akan melakukan tes laboratorium.

Diagnosis anemia

Beberapa tes untuk mendiagnosis anemia, meliputi:

  • GI bagian atas
  • CT scan bagian perut
  • Rontsent bagian dada
  • Tes asam folat
  • Tes hitung darah lengkap (CBC)
  • Tes feritin
  • Tes Kadar besi serum
  • Tes vitamin B12

Komplikasi akibat anemia

Anemia dapat terjadi sementara atau dapat menetap selama jangka panjang, dan memiliki derajat keparahan yang bervariasi dari ringan hingga berat. Terdapatnya anemia dapat disebabkan oleh adanya kondisi kesehatan lain yang mendasarinya. Setengah dari semua kasus anemia di seluruh dunia disebabkan karena kurangnya zat besi dalam tubuh. Hal ini menyebabkan, kadar oksigen dalam darah bisa sangat rendah sehingga penderita anemia berat dapat mengalami serangan jantung bahkan kematian.

Mencegah anemia

Anda dapat mencegah anemia dengan melakukan cara-cara di bawah ini:

  • Jaga imunitas tubuh 

Beberapa penyakit dapat menyebabkan anemia, seperti malaria

  • Konsumsi obat penambah darah
  • Konsumsi makan kaya akan asam folat, zat besi dan vitamin (terutama vitamin B12)

Makanan yang kaya akan asam folat seperti: buah-buahan, kacang-kacangan, produk yang mengandung gandum, sayuran hijau. Zat besi dapat diperoleh dari konsumsi daging, kacang-kacangan dan sayuran hijau. Sedangkan vitamin B12 dapat diperoleh dari buah kaya vitamin c, brokoli, susu, melon, stroberi dan tomat

  • Konseling genetik dengan dokter anda, terutama bila sudah ada anggota keluarga yang memiliki anemia (genetika).   

Beberapa temuan terbaru berkaitan dengan anemia adalah:

  1. Prevalensi Anemia pada Ibu Hamil: Studi yang dilakukan pada tahun 2021 menunjukkan bahwa prevalensi anemia pada ibu hamil di seluruh dunia masih sangat tinggi, mencapai 38%. Anemia pada ibu hamil dapat menyebabkan berbagai komplikasi pada kehamilan, seperti kelahiran prematur, berat badan lahir rendah, dan kematian janin.

  2. Anemia Defisiensi Besi dan Kognisi Anak-Anak: Beberapa penelitian baru-baru ini menunjukkan bahwa anemia defisiensi besi pada anak-anak dapat mempengaruhi kognisi dan perkembangan mental mereka. Anak-anak yang menderita anemia defisiensi besi cenderung memiliki kinerja yang lebih buruk dalam tes kognitif dan memiliki risiko lebih tinggi mengalami gangguan perkembangan mental.

  3. Pengobatan Anemia dengan Suplemen Besi: Studi terbaru menunjukkan bahwa suplemen besi dosis tinggi dapat meningkatkan kesehatan darah dan kualitas hidup pada pasien anemia. Namun, suplemen besi dosis tinggi juga dapat menyebabkan efek samping seperti mual, diare, dan sembelit.

  4. Anemia pada Pasien COVID-19: Beberapa penelitian menunjukkan bahwa anemia dapat menjadi komplikasi pada pasien COVID-19. Anemia pada pasien COVID-19 dikaitkan dengan peningkatan risiko untuk mengalami komplikasi serius dan meningkatkan risiko kematian.

 

Referensi:

  1. Klik dokter: Anemia: (https://www.klikdokter.com/penyakit/anemia)
  2. Sehat Q: Pilihan Penanganan dan Obat Anemia Berdasarkan Jenis-jenisnya (https://www.brilio.net/creator/inilah-penyebab-gejala-dan-cara-mencegah-penyakit-anemia-f29767.html)
  3. Brilio: Inilah penyebab, gejala, dan cara mencegah penyakit anemia (https://www.brilio.net/creator/inilah-penyebab-gejala-dan-cara-mencegah-penyakit-anemia-f29767.html)

Mahendra Pratama

Mahendra Pratama, seorang ahli gizi berusia 52 tahun dan bekerja di Handal Dok sebagai penulis/editor. Ia lulus dari Universitas Wijaya Kusuma sekitar 25 tahun yang lalu. Dia adalah mahasiswa yang berprestasi. Mahendra sering menulis artikel tentang nutrisi atau cara menjaga kesehatan. Dia memiliki hobi - yoga.

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *