Asma

Penjelasan

Asma adalah penyakit radang saluran udara ke paru-paru, yang disebabkan karena saluran udara menyempit, membengkak (meradang) dan menghasilkan lendir berlebih. Lendir kemudian mengisi saluran udara, sehingga mengurangi jumlah udara yang bisa melewatinya. Kondisi-kondisi ini kemudian dapat menyebabkan “serangan” asma, batuk dan sesak di dada.

Apabila tidak segera ditangani dengan tepat, penyakit asma dapat mengganggu aktivitas sehari-hari dan dapat mengancam jiwa. Asma tidak dapat disembuhkan, namun gejalanya dapat dikendalikan. 

Data WHO menunjukan, ada sekitar 300 juta orang yang menderita asma di seluruh dunia. 

Dimana ada sekitar 250.000 yang berujung pada kematian, dengan jumlah terbanyak di negara dengan ekonomi rendah-sedang dan negara-negara berkembang akibat perubahan gaya hidup dan peningkatan polusi udara. Penyakit asma di Indonesia termasuk dalam sepuluh besar penyakit penyebab kesakitan dan kematian. Angka kejadian asma tertinggi dari hasil survey Riskesdas di tahun 2013 mencapai 4.5% dengan penderita terbanyak adalah perempuan yaitu 4.6 % dan laki-laki sebanyak 4.4% (Kemenkes RI, 2014).

apa itu asma

Tipe-tipe asma dan penyebabnya

Serangan asma terjadi ketika saluran pernapasan menjadi sangat sensitif sehingga menyempit untuk sementara, hal ini disebabkan karena terjadinya pembengkakan (peradangan) saluran pernapasan yang membawa udara masuk dan keluar dari paru-paru. Serangan asma dapat terjadi kapan saja dan pada siapa saja.

Faktor umum

Faktor-faktor umum yang dapat memicu terjadinya asma, adalah:

  • Genetika atau keturunan 

Memiliki riwayat asma dalam keluarga, dapat memicu terjadinya serangan asma kembali.

  • Penyakit saluran pernapasan 

Penyakit saluran pernapasan yang dapat dialami, seperti pilek atau flu, virus dan pneumonia atau radang paru-paru.

  • Emosi 

Berteriak, tertawa, dan menangis dapat memicu serangan asma.

  • Olahraga

Peningkatan gerakan dapat membuat pernafasan menjadi lebih sulit.

  • Alergi 

Memiliki dan beraksi terhadapat suatu hal atau suatu benda  juga dapat memicu serangan asma. Contohnya reaksi alergi pada debu, bulu binatang, serbuk sari, asap, polusi dan udara dingin.

  • Hipotesis kebersihan

Teori ini menjelaskan bahwa, bayi yang tidak terpapar cukup banyak bakteri dalam waktu bulan-bulan dan tahun-tahun awal mereka, sistem kekebalan tubuh mereka tidak menjadi cukup kuat untuk melawan asma dan kondisi alergi lainnya.

  • Riwayat infeksi virus atau pernah terinfeksi virus yang parah sebelumnya 

Pernah mengalami asma sebelumnya, dapat memicu terjadinya serangan asma kembali.

Penyebab asma juga dapat dibedakan berdasarkan tipe-tipe asma, antara lain:

  • Asma yang disebabkan reaksi alergi (asma ekstrinsik) atau asma bronkial

Tipe asma ini ditandai dengan adanya peningkatan kepekaan saluran nafas (reaksi alergi) terhadap berbagai rangsangan dari luar (memegang, memakan, atau menghirup), umumnya asma ini bersifat musiman atau sementara. Faktor pemicunya adalah debu, serbuk sari, udara dingin, makanan dan bulu hewan.

  • Asma non alergi (asma intrinsik)

Polusi udara yang tidak berhubungan dengan alergi dapat menjadi penyebab asma jenis ini. Contoh polusi udara tersebut adalah pembakaran kayu, asap rokok, penyakit virus, penyegar udara, produk pembersih rumah tangga dan parfum.

  • Asma nocturnal

Gejala asma ini muncul pada malam hari, disebabkan oleh perubahan siklus alami pada tubuh yang dirasakan saat malam. Pemicunya adalah maag, bulu hewan peliharaan, tungau debu atau dapat juga disebabkan karena siklus tidur alami tubuh.

  • Asma yang disebabkan karena batuk atau cough-variant asthma (CVA)

Kondisi asma yang menyebabkan gejala batuk kering yang menetap.  Asma varian batuk (CVA) tidak memiliki gejala asma klasik seperti sesak napas. CVA yang tidak diobati dengan tepat dapat menyebabkan serangan asma berat  dengan gejala lain yang lebih umum.

  • Asma yang disebabkan karena pekerjaan

Kondisi ini merupakan asma yang diakibatkan karena menghirup suatu zat di tempat bekerja yang dapat mengiritasi saluran pernapasan paru-paru dan menyebabkan bengkak. Pada umumnya tipe ini terjadi di area industri, pertanian dan di area manufaktur kayu. Contohnya  debu, gas, asap, bahan kimia industri, protein hewani dan lateks karet.

  • Asma yang disebabkan akibat berolahraga 

Exercise induced bronchoconstriction (EIB) atau dahulu disebut dengan istilah exercise-induced asthma (EIA), jenis asma ini akan kambuh pada saat seseorang  terlalu sering berolahraga atau beraktivitas fisik terlalu berat. Gejalanya akan terasa beberapa menit setelah memulai latihan dan hingga 10-15 menit setelah aktivitas fisik.

  • Asma yang disebabkan karena mengkonsumsi obat aspirin atau NSAID  (obat anti inflamasi nonsteroid).

Aspirin-induced asthma (AIA) atau aspirin-exacerbated respiratory disease (AERD), merupakan tipe asma yang berat (parah) yang umumnya diderita orang dewasa antara umur 20-50 tahun. Gejala dapat dimulai dalam beberapa menit atau jam dan dapat menyebabkan penderita memiliki polip hidung

asma

Gejala asma

Gejala asma pada orang dewasa akan terlihat setelah umur 20 tahun. Gejalanya ditandai dengan adanya bunyi wheezing (terdapat suara siulan saat bernapas), sesak nafas, sesak di bagian dada, batuk (terutama pada malam hari), sulit bicara, cemas atau panik dan kelelahan. 

Serangan asma atau eksaserbasi adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan kondisi dari gejala asma  yang semakin buruk, serangan asma berat atau asma akut dikenal dengan istilah serangan asmatikus

Walaupun serangan asma dapat berakhir dengan cepat tanpa obat-obatan, tetapi dapat mengancam jiwa. Segera berkonsultasi dengan dokter apabila gejala asma disebabkan karena suatu reaksi alergi atau karena berolahraga, gejala sering terjadi dan apabila sudah mengganggu aktivitas keseharian, karena kondisi ini akan dapat berakibat fatal seperti kematian.

Semakin lama serangan berlangsung, maka kemampuan tubuh untuk bernapas akan semakin sulit. Serangan asma dapat dicegah dengan meminum obat yang dapat membantu mengelola gejala asma.

Gejala serangan asma, adalah:

  • Batuk
  • Sesak nafas
  • Meningkatnya irama atau denyut jantung 
  • Wheezing (terdapat suara siulan saat bernapas)
  • Agitasi (kondisi kejiwaan berupa perasaan marah dan gelisah yang dipicu oleh suatu kondisi atau bahkan atau tanpa pemicu sama sekali)
  • Hiperventilasi (suatu kondisi ketika seseorang mungkin akan lebih banyak mengeluarkan karbon dioksida daripada menghirupnya).

Diagnosa 

Seperti pada umumnya setiap diagnosa akan dilakukan oleh dokter denngan menanyakan riwayat kesehatan, menanyakan gejala, dan melakukan pemeriksaan fisik.  Apabila diperlukan dokter juga akan melakukan  tes tambahan. Beberapa tes tambahan yang dapat dilakukan oleh dokter, antara lain:

Tes alergi kulit 

Tes ini dilakukan untuk mencari tanda-tanda reaksi alergi, seperti gatal-gatal atau eksim.

Tes pernafasan atau tes fungsi paru (PFT)

Tes pernafasan yang biasa dilakukan adalah:

  • Tes spirometri

Pada tes ini, alat bernama spirometer  akan digunakan untuk mengevaluasi fungsi paru pasien dengan cara mengukur kecepatan udara di paru-paru saat menghirup dan membuang napas.

  • Uji aliran puncak atau peak flow

Pasien meniup ke perangkat genggam yang akan mengukur jumlah aliran udara saat pasien bernapas. Tes ini dapat dilakukan beberapa kali selama beberapa minggu untuk melihat perubahan dari waktu ke waktu.

Pada umumnya tes pernapasan tidak dilakukan pada anak di bawah 5 tahun karena sulit untuk mendapatkan pembacaan yang akurat.

penyakit asma

Pengobatan

Asma merupakan penyakit kronis yang untuk saat ini belum dapat disembuhkan. Namun, dengan perawatan yang tepat gejala asma dapat dikendalikan sehingga tidak mengganggu aktivitas sehari-hari. Pengobatan bagi setiap orang akan berbeda, tergantung pada faktor usia, gejala, dan pemicu serangan asma.

Pengobatan pada anak-anak akan diberikan setelah dokter memastikan apakah gejala asma yang dirasakan dapat membaik atau tidak, apabila tidak membaik maka dapat disimpulkan bahwa anak tersebut mengalami serangan asma.

Ada 3 tipe utama perawatan untuk penderita asma, yaitu:

Latihan pernapasan

Latihan-latihan ini dapat membantu untuk mendapatkan lebih banyak udara masuk dan keluar dari paru-paru, sehingga akan  meningkatkan kapasitas paru-paru dan mengurangi gejala asma yang parah.

Obat pertolongan pertama untuk penderita asma

Obat-obatan ini dapat memberikan bantuan cepat agar dapat bernafas kembali dan hanya digunakan jika terjadi gejala asma atau serangan. Obat bronkodilator dapat digunakan sebagai inhaler (penyelamatan) atau nebulizer yang bekerja dalam beberapa menit untuk mengendurkan otot-otot yang mengencang di sekitar gelombang udara. 

Apabila seseorang mengalami serangan asma, segera dudukan dengan posisi tegak dan gunakan inhaler atau nebulizer sebagai usaha penyelamatan. 

Inhaler merupakan salah satu alat bantuan utama asma, menghirup kandungan obat di dalamnya akan membuka saluran udara yang menyempit sehingga memudahkan pernapasan.

Obat kontrol asma jangka panjang

Obat-obatan ini diminum setiap hari tetapi tidak akan mengatasi serangan asma secara langsung. Obat-obatan ini hanya akan membantu dan mengurangi mengurangi jumlah dan keparahan gejala asma. Contoh obat-obatan jenis ini adalah:

Anti-radang

Inhaler, kortikosteroid dan obat antiinflamasi lainnya membantu mengurangi pembengkakan dan produksi lendir di gelombang udara, sehingga lebih mudah untuk bernapas.

Antikolinergik

Untuk membantu menghentikan otot-otot mengencang di sekitar gelombang udara. Mereka biasanya dikonsumsi setiap hari dan dikombinasi dengan anti-inflamasi.

Bronkodilator jangka panjang

Obat ini hanya boleh digunakan dalam kombinasi dengan obat asma antiinflamasi.

Obat terapi biologis

Obat-obatan baru yang dapat disuntikkan ini dapat membantu penderita asma berat

Termoplasti bronkial

Perawatan ini menggunakan elektroda untuk memanaskan gelombang udara di dalam paru-paru, sehingga dapat membantu mengurangi ukuran dan pengencangan otot.

asma adalah

Pencegahan

Saat ini belum ditemukan cara pencegahan asma secara pasti, namun anda dapat melakukan beberapa cara dibawah ini sebagai upaya pencegahannya. Antara lain:

  • Kelola stres
  • Tidak merokok
  • Pantau napas Anda
  • Jaga berat badan ideal
  • Olahraga secara teratur
  • Konsumsi makanan sehat yang kaya nutrisi
  • Identifikasi dan hindari hal-hal yang dapat menjadi pemicu asma
  • Periksakan diri Anda bila mengalami salah satu gejala asma secara berulang-ulang
  • Mendapatkan suntikan alergi

Imunoterapi alergen adalah jenis perawatan yang dapat membantu mengubah sistem kekebalan tubuh Anda. Dengan pemotretan rutin, tubuh Anda mungkin menjadi kurang sensitif terhadap pemicu yang Anda temui.

  • Minum obat pencegahan

Dokter mungkin akan meresepkan obat-obatan lain yang dapat mencegah munculnya gejala asma. 

Referensi: 

  1. SehatQ: Penyakit Asma https://www.sehatq.com/penyakit/asma
  2. Brilio.net: 5 Jenis Asma dan Cara Mengatasinya: https://www.brilio.net/creator/ketahui-5-jenis-asma-dan-cara-mengatasinya-a4d7c7.html

Mahendra Pratama

Mahendra Pratama, seorang ahli gizi berusia 52 tahun dan bekerja di Handal Dok sebagai penulis/editor. Ia lulus dari Universitas Wijaya Kusuma sekitar 25 tahun yang lalu. Dia adalah mahasiswa yang berprestasi. Mahendra sering menulis artikel tentang nutrisi atau cara menjaga kesehatan. Dia memiliki hobi - yoga.

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *