Bronkitis
Penjelasan
Bronkitis adalah peradangan dan penumpukan lendir di saluran utama pernapasan (bronkus), yang disebabkan karena saluran pernapasan (tabung bronkial atau saluran batang paru) mengalirkan udara dari trakea (tenggorokan) ke paru-paru. Komplikasi yang dapat terjadi adalah peradangan pada satu atau kedua kantung paru-paru (pneumonia atau bronkopneumonia).
Bronkitis dan pneumonia memiliki gejala yang hampir sama dan sama-sama terjadi karena adanya infeksi di saluran pernapasan. Perbedaannya adalah pneumonia menyerang daerah kantung paru-paru, sementara bronkitis menyerang di daerah saluran batang paru. Perbedaan lainnya, penyebab bronkitis adalah penggunaan tembakau, merokok, virus, bakteri, parasit dan jamur, faktor lingkungan, serta kondisi paru-paru lainnya. Sedangkan penyebab bronkopneumonia adalah bakteri pneumonia, zat kimia tertentu, jamur, bakteri dan virus.
Menurut World Health Organization (WHO) bronkitis kronis merupakan jenis penyakit yang dekat dengan chronic obstructive pulmonary disease ataupun penyakit paru obstruktif kronik. Saat ini, penyakit bronkitis diderita oleh sekitar 64 juta orang di dunia. Angka kejadian bronkitis di Indonesia sampai saat ini belum diketahui secara pasti. Menurut data dari Kementerian Kesehatan RI pada tahun 2013, diperkirakan terdapat 4,8 juta pasien PPOK (penyakit paru obstruktif kronis) dengan prevalensi 5,6%. Angka tersebut bisa terus naik seiring banyaknya jumlah perokok karena 90% pasien PPOK adalah perokok/mantan perokok.
Gejala bronkitis berdasarkan tipenya
Seseorang yang menderita bronkitis umumnya ditandai dengan munculnya gejala batuk yang berlangsung selama 1 minggu atau lebih. Gejala bronkitis tergantung pada tipenya, antara lain:
Bronkitis akut atau kronis
Anak-anak (terutama berusia di bawah 5 tahun) lebih rentan terserang bronkitis akut, hal ini dapat disebabkan karena adanya peningkatan paparan virus lingkungan sekitarnya (seperti sekolah dan taman bermain), menderita asma dan alergi, sinusitis kronis, amandel yang membesar, serta menghirup partikel-partikel di sekitarnya (termasuk debu).
Bronkitis akut menular dan menyebar melalui lendir yang keluar ketika batuk, bersin, atau berbicara. Tetapi pada umumnya dapat hilang dengan sendirinya dalam waktu 7-10 hari, namun batuk yang dialami dapat berlangsung lebih lama.
Gejala awal bronkitis akut akan terlihat seperti gejala flu atau pilek pada umumnya, gejala umum lain yang dapat muncul, seperti:
- Bersin
- Flu atau pilek
- Kelelahan
- Menggigil
- Sakit atau nyeri tenggorokan
- Demam 37,7°C-38°C
- Mudah merasa dingin
- Sakit kepala ringan
- Sakit atau nyeri di punggung dan pada otot
- Lendir (dahak) menjadi berwarna hijau atau kuning
Bronkitis kronis
Bronkitis kronis umumnya dialami oleh orang dewasa berusia 40 tahun ke atas, serta dapat berlangsung antara 3 minggu hingga 2 bulan dan berulang dalam kurun waktu 2 tahun berturut-turut. Bronkitis kronis merupakan salah satu jenis dari penyakit paru-paru obstruktif kronis (PPOK), yang diakibatkan peradangan jangka panjang di area paru-paru (seperti merokok). Karena tidak disebabkan oleh virus, maka bronkitis kronis tidak menular.
Beberapa gejala bronkitis kronis, yaitu napas pendek, bersin, kelelahan, rasa tidak nyaman di area dada dan lendir (dahak) berwarna jernih, kuning, putih atau hijau.
Diagnosa
Seperti pada umumnya setiap diagnosa akan dimulai oleh dokter dengan menanyakan riwayat kesehatan, dan melakukan pemeriksaan fisik. Tindakan lanjutan mungkin juga akan dilakukan oleh dokter dengan melakukan beberapa tes, seperti:
Tes darah
Tes ini untuk mengetahui apakah terdapat infeksi lain selain bronkitis.
Tes pencitraan (rontsent)
X-ray dada dapat membantu menentukan apakah terdapat pneumonia atau kondisi lain yang dapat menjelaskan batuk (terutama dilakukan pada kelompok perokok).
Pemeriksaan dahak
Pemeriksaan ini dilakukan untuk melihat apakah penyebab penyakit yang diderita adalah bakteri yang dapat disembuhkan dengan antibiotik.
Pemeriksaan fungsi paru
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat penyakit asma atau emfisema. Tes fungsi paru dilakukan dengan cara meniup alat yang disebut spirometer, yang dapat mengukur banyaknya udara yang dapat tertahan di dalam paru-paru dan seberapa cepat udara dapat dikeluarkan dari paru-paru.
Pengobatan
Tidak ada obat untuk penyakit bronkitis. Penderita dapat melakukan beberapa cara perawatan dan pengobatan seperti dibawah ini untuk mengurangi gejala yang dialami, antara lain:
Non medis
Gaya hidup sehat dapat sangat membantu, seperti:
- Minum banyak cairan
- Istirahat yang cukup
- Olah raga teratur
- Menjaga berat badan yang ideal
- Konsumsi makanan yang sehat dan bersih
- Hindari merokok atau lingkungan yang penuh asap rokok
- Membuat campuran madu dan lemon (membantu tenggorokan dan mengurangi intensitas batuk)
- Nyalakan pelembab udara (untuk membantu melonggarkan lendir di saluran hidung dan dada)
Medis
Apabila anda mengalami gejala-gejala di bawah ini, segera berkonsultasi dengan dokter karena dapat menimbulkan komplikasi yang lebih serius. Gejala tersebut adalah:
- Batuk yang dalam
- Nyeri dibagian dada
- Demam 38 ° C atau lebih tinggi
- Sulit bernafas (gangguan pernafasan)
- Batuk yang berlangsung lebih dari 10 hari
- Penurunan berat badan drastis yang tidak bisa dijelaskan penyebabnya
Untuk mengurangi gejala yang dirasakan, anda dapat mencoba untuk mengkonsumsi obat-obatan yang dijual bebas seperti obat sakit kepala, demam dan obat nyeri badan. Namun, anak-anak dibawah umur 6 tahun tidak dianjurkan untuk konsumsi jenis obat apapun tanpa arahan dari dokter karena dapat menyebabkan komplikasi.
Pemberian antibiotik
Bronkitis biasanya disebabkan oleh virus, pemakaian antibiotik yang tidak tepat dapat membuat bakteri atau virus tersebut menjadi kebal terhadap antibiotik tersebut. Dokter hanya akan meresepkan antibiotik seperti amoksisilin atau doksisiklin apabila penderita memiliki kemungkinan terkena komplikasi lain misalnya pneumonia.
Antibiotik tidak direkomendasikan untuk jenis bronkitis akut, karena sebagian besar bronkitis akut disebabkan oleh virus dan antibiotik tidak bekerja pada virus.
Antibiotik juga dapat direkomendasikan untuk beberapa kelompok dibawah ini, namun penggunaannya harus diberikan dan diawasi oleh dokter. Kelompok tersebut adalah:
- Bayi prematur
- Lansia diatas 80 tahun
- Orang yang memiliki imunitas rendah
- Memiliki atau pernah menderita penyakit jantung, ginjal, atau hati
- Orang dengan fibrosis kistik atau kista fibrosis (penyakit keturunan yang menyebabkan lendir-lendir di dalam tubuh menjadi kental dan lengket).
Faktor resiko
Beberapa faktor dibawah ini lebih rentan terjangkit bronkitis, antara lain:
- Perokok
- Imunitas tubuh rendah
- Berusia diatas 50 tahun
- Terpapar kuman dan iritan (seperti debu atau asap kimia)
- Kurangnya vaksinasi flu, pneumonia, dan batuk rejan (whooping cough)
- Menderita refluks lambung (maag)
Asam lambung dapat mengiritasi kerongkongan dan tenggorokan sehingga dapat memicu bronkitis.
Pencegahan
Bronkitis dan komplikasinya dapat dicegah dengan melakukan cara-cara dibawah ini, seperti:
- Gunakan masker
- Istirahat yang cukup
- Jaga berat badan ideal
- Dapatkan vaksin untuk flu, pneumonia, dan batuk rejan
- Hindari berbagi kacamata atau peralatan pribadi lainnya
- Biasakan mencuci tangan yang bersih dan benar secara teratur
- Hindari atau berhenti merokok (termasuk menghindari asap rokok)
- Hindari menyentuh wajah, terutama ketika berada di sekitar penderita bronkitis
- Terapkan pola hidup sehat (berolahraga, konsumsi makanan bersih dan sehat).
Referensi:
SehatQ: Bronkitis: (https://www.sehatq.com/penyakit/bronkitis)