Delirium

Apa itu delirium

Delirium mengakibatkan hilangnya kesadaran akan realitas, mispersepsi tentang realitas atau kebingungan gagasan. Pikiran delusi mempengaruhi seluruh kepribadian orang yang mengalaminya. Delirium adalah kekacauan serius pada kemampuan mental yang mengakibatkan orang kebingungan berpikir dan menurunnya kesadaran berbuat daerah sekitar. 

Sebagian besar orang kurang mengerti dari pengertian delirium tersebut. Adapun pengertian delirium dapat disebut melambangkan kekacauan pikiran yang parah yang mengakibatkan pasien mendapati kesesatan serius. Arti delirium dapat disebut kekacauan pikiran tersebut diakibatkan penjelmaan yang tangkas dalam peranan kecerdasan. Keadaan delirium bisa mengerikan untuk pasien dan masyarakat di sekelilingnya. Delirium lazimnya bertindak sebentar dengan mengatur penyebab serta pemicu. Adapun dengan penjelasan yang sudah jelas, maka diharapkan agar masyarakat memahami arti delirium secara sederhana.

Sering dilihat bahwa kebanyakan orang kebingungan karena mengalami masalah, namun ada pula orang kebingungan akibat penyakit delirium. Sebagian besar orang tidak mengetahui cara mengatasi kebingungan. Sebenarnya sangat mudah untuk mengatasi kebingungan. Sebagian dokter menyarankan agar melakukan banyak aktivitas dan membuat catatan kecil untuk memuat berbagai hal. Apabila kebingungan tersebut merupakan dampak dari penyakit delirium, maka cara mengatasi kebingungan mungkin dengan mengkonsumsi obat-obatan atau terapi. Maka diharapkan agar masyarakat yang menderita delirium bisa mengatasi kebingungan.

Diagnosa delirium

Seorang dokter bisa mendiagnosa delirium berlandaskan riwayat medis, tes untuk menghitung kedudukan pikiran dan identifikasi kemungkinan faktor penyebab. Diagnosa delirium didasarkan pada penilaian klinis dan dipandu oleh norma standar.

Tipe diagnosa delirium :

  • Gangguan dalam kepedulian dan kesadaran
  • Kekacauan pertumbuhan dalam jangka pendek
  • Gangguan tambahan dalam kognisi
  • Terdapat fakta dari riwayat dan penelitian laboratorium

Diagnosa delirium berlandaskan ciri dan gejala kondisi yang sering bertumbuh dalam jangka pendek, dalam beberapa jam atau hari.

Patofisiologi delirium

Patofisiologi delirium berlaku spekulatif dan sebagian besar didasarkan pada penelitian penurunan metabolisme oksidatif di pikiran mengakibatkan disfungsi serebral akibat kelainan berbagai sistem neurotransmitter. Pemahaman saat ini tentang mekanisme patofisiologi delirium masih terbatas, tetapi ada berbagai hipotesis yang menjanjikan.

Pada dasarnya patofisiologi delirium belum diketahui secara pasti. Keadaan ini mungkin juga berkontribusi pada penjelmaan sintesis neurotransmitter dan pelepasan sitokin di pikiran, dan akibatnya pada terjadinya delirium.

Penyebab delirium

Delirium berbuat ketika otak dibuat rentan oleh beberapa faktor, dan aktivitas otak menunjukkan disfungsi. Beberapa kasus tidak dapat menemukan penyebab delirium.

Berbagai penyebab delirium :

  • Gangguan alkohol atau obat-obatan terlarang, overdosis atau penarikan
  • Reaksi yang luar biasa terhadap infeksi 
  • Perubahan lingkungan
  • Dehidrasi 
  • Pengobatan, seperti yang mempunyai efek antikolinergik
  • Masalah hormonal
  • Rawat inap atau pembedahan 
  • Cedera atau kegagalan ginjal atau hati
  • Kekurangan oksigen ke jaringan
  • Kurang tidur
  • Rasa sakit 

Pengobatan delirium

Fokus pertama pengobatan delirium yaitu agar mengatasi sebab atau pemicu yang mendasari. Misalkan dengan menghentikan penggunaan obat tertentu, mengatasi ketidak seimbangan metabolisme, atau mengobati penularan. Perawatan kemudian berfokus pada penciptaan daerah sekitar terbaik untuk menyembuhkan badan dan menyegarkan otak.

Obat-obat khusus mungkin diperlukan untuk mengendalikan perasaan kesakitan yang mengakibatkan delirium. Jenis obat lain bisa membantu menenangkan seseorang yang mendapati agitasi serius, kesesatan atau salah menafsirkan lingkungan dengan cara yang mengakibatkan paranoia serius, ketakutan, atau halusinasi.

Pengobatan delirium bersifat individual untuk pasien. Sebelum mengobati pasien delirium, dokter harus terlebih dahulu menemukan penyebab delirium tersebut. Misalkan, jika obat diyakini sebagai penyebab, maka penyedia harus menentukan apa obat alternatif dapat digunakan. Infeksi atau ketidakseimbangan cairan atau elektrolit harus diobati. Dalam kasus dengan perilaku yang dapat menyebabkan cedera pada pasien atau orang lain, obat-obatan dapat digunakan dengan hati-hati.

Referensi 

  1. Mayo Clinic : Delirium : https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/delirium/symptoms-causes/syc-20371386
  2. NCBI : Delirium diagnosis, screening and management : https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4162328/
  3. SAGE journal : Pathophysiology of Delirium : https://journals.sagepub.com/doi/10.1177/089198879801100304
  4. Cleveland Clinic : Delirium : https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/15252-delirium
  5. RN : Delirium: Identification, Prevention and Treatment : https://www.rn.com/headlines-in-health/delirium-identification-prevention-treatment/

Mahendra Pratama

Mahendra Pratama, seorang ahli gizi berusia 52 tahun dan bekerja di Handal Dok sebagai penulis/editor. Ia lulus dari Universitas Wijaya Kusuma sekitar 25 tahun yang lalu. Dia adalah mahasiswa yang berprestasi. Mahendra sering menulis artikel tentang nutrisi atau cara menjaga kesehatan. Dia memiliki hobi - yoga.

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *