Gangguan Muskuloskeletal Leher

Leher sakit merupakan hal yang banyak terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Sering sakit leher atau servikalgia dialami dua pertiga penduduk AS. Walaupun kurang familiar dibandingkan sakit punggung, sakit leher masih menyerang 10% hingga % populasi dewasa. Gangguan muskuloskeletal leher yang menimbulkan rasa sakit menyerang semakin banyak orang. Sakit leher dan pundak sebelah kanan atau sisi lainnya setidaknya pernah dialami kebanyakan orang. Fenomena ini khususnya dijelaskan oleh penuaan penduduk serta fakta bahwa semakin banyak pekerja menghabiskan waktu berjam-jam di depan komputer. Kaitan antara penggunaan komputer serta sakit leher merupakan hal yang potensial, namun menurut ilmiah belum terbukti.

Gejala 

Sakitnya kadang bisa dirasakan di seluruh tubuh bagian atas, khususnya pada punggung sisi atas serta bahu. Gejalanya beragam menurut area: tulang belakang, tendon, ligamen, otot maupun saraf. Umumnya, mereka diikuti dengan kekakuan yang membatasi perputaran leher. Waspadai gejala leher sakit berupa sakit leher dan pundak sebelah kanan maupun sisi lainnya yang begitu parah, demam, keringat malam, berat badan turun tiba-tiba, gangguan gaya berjalan serta rasa sakit dari tekan pada korpus vertebra yang luar biasa. Spondiolisis serviks ditandai dengan gejala leher kaku yang semakin sakit saat leher bergerak, nyeri tekan yang sporadis, jangkauan putaran leher yang terbatas serta kesemutan yang tidak jelas pada bagian tubuh atas. Umumnya sakit leher hilang setelah beberapa hari sampai beberapa pekan (paling lama delapan sampai dua belas pekan). Tapi, bisa berlangsung lebih lama apabila vertebra leher mengalami osteoartritis maupun penyakit kronis lainnya, misalnya rheumatoid arthritis

Penyebab

Nyeri atau sakit leher bisa disebabkan banyak faktor. Mereka bisa disebabkan oleh whiplash, leher kaku sampai osteoartritis, misalnya. Spondilosis servikal pun dapat menjadi penyebab sakit leher aksial, radikulopati serta mielopati. Pasien mielopati servikal sendiri biasanya mengalami sakit leher dan pundak sebelah kanan maupun sisi lainnya serta sakit pada lengan yang kronis. 

Di bawah ini penyebab nyeri leher akut (nyeri singkat, terlepas dari keseriusan nyerinya) yang paling sering:

  • Ketegangan serta kekakuan otot. Menjaga posisi bentuk tubuh dalam berjam-jam maupun melakukan gerakan repetisi dengan posisi bentuk tubuh yang salah mengakibatkan kontraksi otot yang berkesinambungan pada bahu serta leher, yang bisa menjadi menyakitkan.
  • Whiplash. Bisa terjadi dalam kecelakaan mobil (pada kejadian gerakan kepala ke depan, lalu ke belakang) atau hantaman keras dalam latihan olahraga. Penyembuhan umumnya selama empat sampai enam pekan. Rasa sakit yang tidak juga reda paling banyak karena kurangnya gerakan. Sebab penderita whiplash biasanya menjaga leher mereka selalu diam, yang justru menambah ketegangan otot leher.
  • Tortikolis. Tortikolis ditimbulkan dari kontraksi otot yang tidak disengaja, kejang, pada samping atau belakang leher. Kepala terjebak dalam posisi tertentu. Menghentikan setiap gerakan leher. Umumnya, tortikolis terjadi tiba-tiba, kadang-kadang pada puncak stres. Secara langka, dapat terjadi karena disk yang terkilir maupun hernia.

Gangguan muskuloskeletal leher adalah

Penyebab paling banyak dari sakit leher kronis, yang berlangsung dalam beberapa pekan sampai bulan diantaranya: 

  • Osteoarthritis dari tulang leher. Osteoartritis serviks lebih banyak muncul pada perempuan. Umumnya terjadi di atas 35 tahun. Pada laki-laki, osteoartritis muncul belakangan, kisaran 50-an. Benjolan kecil timbul pada tulang belakang. Kadang-kadang menghambat transmisi impuls saraf. Segala macam masalah bisa ditimbulkan: sakit kepala, pusing saat mengganti posisi kepala, denging pada telinga, sedikit gangguan penglihatan, dll.
  • Sebuah penyakit sistemik kronis. Sekitar 10% kasus nyeri leher diperkirakan disebabkan oleh banyak macam artritis.

Sejak umur 50, gejala spondylosis serviks muncul ringan pada hampir semua orang. Tapi kebanyakan, osteoarthritis pada leher akibat penuaan tidak menimbulkan rasa sakit

Diagnosa

Dalam mendiagnosa masalah leher sakit, dokter akan memastikan riwayat kesehatan Anda serta melakukan pemeriksaan fisik untuk mengidentifikasi penyebab sakit leher agar dapat menentukan cara mengobati leher tegang yang Anda alami. Saat pemeriksaan, dokter akan mencatat massa maupun asimetri leher pada kasus leher sakit Anda. Sambil memahami gejala sakit leher yang Anda rasakan, dokter menentukan keseriusan, kemungkinan infeksi ataupun diagnosa gawat yang lainnya. Bila tidak terjadi gejala leher kaku radikular, maka akan sulit mendiagnosa penyebab leher sakit. Osteomielitis serviks merupakan kemungkinan diagnosa dengan gejala leher sakit disertai demam.

MRI, kultur darah serta laju sedimentasi eritrosit bisa mendukung diagnosa masalah sering sakit leher yang mungkin Anda alami serta memastikan penyebab sakit leher tersebut. Tes Spurling bisa dilakukan dalam mendiagnosa masalah sering sakit leher Anda dengan penyebab leher sakit berupa radikulopati serviks.

Pengobatan

Cara mengobati leher tegang secara sederhana bisa dilakukan jika tidak ada gejala sakit leher yang gawat. Cara mengobati leher tegang bisa dengan terapi fisik, traksi serviks, memakai kerah lembut, terapi manual, terapi termal, akupunktur sampai operasi. NSAID yang memadukan analgesik serta antiinflamasi bisa menjadi obat sakit leher dan bahu. Asetaminofen merupakan obat sakit leher dan bahu berupa sakit leher ringan hingga sedang. Antikonvulsan, contohnya gabapentin serta pregabalin adalah obat sakit leher dan bahu yang manjur untuk sakit leher dengan penyebab leher sakit berupa radikulopati serviks atau neuropatik kronis.

Referensi : 

  1. Rheumatology network: Neck musculoskeletal disorders; https://www.rheumatologynetwork.com/view/identifying-musculoskeletal-causes-neck-pain
  2. WHO: Neck musculoskeletal disorders https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/musculoskeletal-conditions
  3. MSD manual: Neck musculoskeletal disorders; https://www.msdmanuals.com/professional/musculoskeletal-and-connective-tissue-disorders/neck-and-back-pain/evaluation-of-neck-and-back-pain

Mahendra Pratama

Mahendra Pratama, seorang ahli gizi berusia 52 tahun dan bekerja di Handal Dok sebagai penulis/editor. Ia lulus dari Universitas Wijaya Kusuma sekitar 25 tahun yang lalu. Dia adalah mahasiswa yang berprestasi. Mahendra sering menulis artikel tentang nutrisi atau cara menjaga kesehatan. Dia memiliki hobi - yoga.

Mungkin Anda juga menyukai