Hidrosefalus

Pemahaman 

Penyakit hidrosefalus adalah suatu kelainan patologi neurologis pada orang dewasa atau anak-anak. Penyakit akut, kronis atau kelainan pada tekanan normal ini, memanifestasikan dirinya dengan peningkatan volume cairan serebrospinal, cairan transparan di ventrikel (rongga otak) dan sumsum tulang belakang. 

Jumlah cairan normal yang bersirkulasi dalam otak berjumlah antara 150-175 ml, sedangkan jumlah cairan otak yang terbentuk sekitar 400-500 ml per hari. Ketidak mampuan untuk mengeluarkan kelebihan cairan ini yang akan membuat pembesaran pada kepala bayi dan orang dewasa.

Berdasarkan data Kemenkes RI, terdapat 14.216-18.955 penderita hidrosefalus bawaan (kongenital) di Indonesia tahun 2013. Dari jumlah tersebut, sebagian besar penderitanya berasal dari keluarga tidak mampu. Dapat ditarik praduga bahwa, terjadinya kondisi ini terutama pada janin atau bayi dalam kandungan dapat dikarenakan kurangnya asupan gizi pada ibu hamil.

Tipe hidrosefalus

Ada beberapa jenis hidrosefalus, diantaranya:

Hidrosefalus akut

Jenis ini dapat muncul secara tiba-tiba dan sering dikaitkan dengan perdarahan subarachnoid. Dimana, darah yang membeku menghalangi aliran normal cairan serebrospinal dari ventrikel, sehingga terjadi penumpukan yang cepat.

Hidrosefalus kronis

Tipe kronis dimana terjadi pembengkakan jaringan karena kandungan cairannya bertambah, namun sejumlah cairan di otak tidak dapat tersalurkan (tetap berada di otak). Stagnasi yang disebabkan oleh kegagalan fungsi pelepasan cairan. 

Tekanan normal atau normal pressure hydrocephalus (NPH) 

Merupakan bentuk hidrosefalus kronis pada orang dewasa yang berhubungan dengan obstruksi parsial jalur sirkulasi cairan serebrospinal. 

Etiologi, gejala dan prognosisnya

Pada sebagian besar kasus, penyakit hydrocephalus terjadi akibat ketidaknormalan pada aliran cairan di sekitar otak atau berkurangnya penyerapan cairan di pembuluh darah. Penyakit ini ditandai dengan adanya sakit kepala, mual dan muntah.

Gejala hidrosefalus tekanan normal pada orang dewasa, meliputi:

  • Gangguan psikis 
  • Gangguan keseimbangan dan berjalan
  • Berkembangnya demensia secara bertahap
  • Inkontinensia (sulit menahan) urin dan feses.

Hidrosefalus tekanan normal dapat menyebabkan penumpukan cairan, hanya prosesnya lebih lambat dari tipe yang lain. Sedangkan hidrosefalus kronis atau akut, menyebabkan pelebaran rongga di otak. Karena tengkorak tidak dapat dipisahkan, sehingga dapat mengakibatkan kompresi jaringan yang terletak di tengkorak dan konsekuensi neurologis. 

Sindrom hipertensi intrakranial dengan kompresi struktur otak tertentu ini dapat menyebabkan kerusakan otak yang tidak dapat diperbaiki. Munculnya ditandai dengan adanya sakit kepala yang meningkat ketika batuk dan berbaring, mual, muntah serta adanya gangguan penglihatan ganda. Dibutuhkan tindakan bedah untuk mengalihkan aliran cairan yang berlebih, pada keadaan darurat ini

Anamnesis dan pengobatan hidrosefalus

Diagnosis akan dilakukan oleh dokter dengan menanyakan gejala, melakukan pemeriksaan fisik dan terdapat kecurigaan klinis maka dokter akan melakukan tes tambahan berupa tes pencitraan serebral, CT scan atau MRI, yang menjadi acuan pemeriksaan untuk jenis patologi ini. Pemeriksaan ini dapat mengungkap pelebaran ventrikel otak.

Pada hidrosefalus tekanan normal, tusukan lumbal melalui tusukan di punggung memungkinkan cairan serebrospinal dikeluarkan dari ruang yang mengelilingi sumsum tulang belakang. Tusukan dapat diulang atau dapat dilakukan penempatan pirau ventrikel internal untuk mengevakuasi kelebihan cairan secara kronis dimungkinkan. Perawatan untuk hidrosefalus akut adalah dengan melakukan bedah saraf. Dalam keadaan darurat, dokter bedah akan melakukan bypass ventrikel eksternal.

Mencegah hidrosefalus

Pemeriksaan rutin, asupan gizi seimbang dan vaksinasi selama masa kehamilan dapat mencegah penyakit hidrosefalus pada bayi yang akan dilahirkan. Anak-anak, orang dewasa dan lansia, tindakan preventif dapat dilakukan dengan cara menjaga agar area kepala tidak mengalami trauma atau cedera. Seperti menghindari kegiatan yang dapat menyebabkan cedera fisik terutama pada area kepala dan jaga agar lantai tidak licin untuk menghindari terpeleset.

Referensi

  1. Indopost: Produk Anak Bangsa Untuk Penyakit Hidrosefalus: (https://indopos.co.id/read/2016/08/12/26949/produk-anak-bangsa-untuk-penderita-hidrosefalus/)
  2. CdkJournal.com: Pengelolaan Tekanan Tinggi Intrakranial pada Stroke: (http://www.cdkjournal.com/index.php/CDK/article/viewFile/30/27)
  3. Ibupedia.com: 6 Jenis Hidrosefalus dan Cara Mencegahnya: (https://www.ibupedia.com/artikel/kesehatan/6-jenis-hidrosefalus-dan-cara-mencegahnya)

Mahendra Pratama

Mahendra Pratama, seorang ahli gizi berusia 52 tahun dan bekerja di Handal Dok sebagai penulis/editor. Ia lulus dari Universitas Wijaya Kusuma sekitar 25 tahun yang lalu. Dia adalah mahasiswa yang berprestasi. Mahendra sering menulis artikel tentang nutrisi atau cara menjaga kesehatan. Dia memiliki hobi - yoga.

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *