HIV Skin Rash

Apa itu ruam HIV?

Para pengidap HIV seringkali mengalami ruam kulit akibat iritasi kulit. Ruam kulit bisa terasa gatal, merah atau ungu, atau menyakitkan. Kebanyakan orang yang memiliki HIV mendapatkan ruam kulit di beberapa titik. Munculnya ruam adalah gejala umum yang dapat terjadi pada tahap awal (akut) atau lanjut dari infeksi HIV. Bagi banyak orang, ini mungkin salah satu tanda pertama infeksi.

Jenis ruam HIV

Banyak hal yang dapat menyebabkan ruam pada kulit. Beberapa mungkin serius dan membutuhkan perawatan medis.

Penyebab ruam pada kulit antara lain:

  • Infeksi virus HIV
  • Infeksi atau masalah lain
  • Obat-obatan
  • Ruam pada kulit sebagai gejala awal HIV

Ruam adalah gejala HIV yang biasanya terjadi dalam dua bulan pertama setelah tertular virus. Munculnya ruam merah pada kulit sering disalah artikan sebagai gejala penyakit kulit lainnya. Penting untuk mengetahui perbedaan ruam merah pada kulit yang dialami agar memperoleh pengobatan yang tepat. 

HIV Skin Rash adalah

Perubahan kulit

Berdasarkan penelitian 90 persen orang yang hidup dengan HIV mengalami gejala dan perubahan kulit pada beberapa tahap penyakit. Ruam merah pada kulit yang muncul berkembang akibat infeksi virus HIV atau dapat juga muncul sebagai efek samping penggunaan obat HIV. Obat yang biasa disebut obat antiretroviral diduga sebagai penyebab munculnya ruam kulit HIV.  Ruam kulit HIV yang sering merupakan gejala dari infeksi HIV akut sering terlihat seperti area kulit yang sedikit terangkat. 

Ruam kulit HIV biasa muncul pada hidung atau wajah, dan terkadang di tangan dan kaki. Berwarna merah pada orang dengan kulit terang atau lebih ungu pada orang dengan kulit gelap. Ruam HIV muncul entah disebabkan oleh obat HIV atau oleh HIV itu sendiri, ruam HIV biasanya muncul sebagai area merah dan rata pada kulit yang biasanya ditutupi dengan benjolan merah kecil.

Gejala utama ruam adalah rasa gatal. Ini dapat muncul di bagian tubuh mana pun, tetapi paling sering terjadi di wajah dan dada, dan terkadang di kaki dan tangan. Ini juga dapat menyebabkan sariawan.

Rentang keparahan

Beberapa ruam HIV tergolong ringan. Namun kulit ruam atau HIV rash lain dapat menyebabkan kerusakan serius pada kulit dan dapat mengancam jiwa. Salah satu ruam kulit yang jarang namun berpotensi serius yang dapat berkembang melalui penggunaan obat antiretroviral adalah sindrom Stevens-Johnson (SJS). Sindrom ini dapat menyebabkan HIV rash pada 30 persen dari tubuh, itu disebut nekrolisis epidermal toksik

Gejala-gejala SJS meliputi:

  • Lecet pada kulit dan selaput lendir membrane
  • Ruam yang berkembang dengan cepat
  • Demam
  • Pembengkakan lidah
  • Gejala HIV lainnya
  • Kulit ruam terjadi ketika tubuh mencoba melawan virus. HIV memiliki berbagai gejala selain kulit ruam. 

Gejala lain dari infeksi HIV dini meliputi:

Gejala Ini biasanya berlangsung sekitar 2 minggu.

Kapan harus ke dokter?

Karena gejala ini dapat terlihat dan terasa seperti kondisi umum lainnya (seperti flu atau reaksi alergi ) dan hilang dengan cepat, banyak orang tidak menyadari bahwa itu bisa menjadi tanda infeksi HIV. Setelah gejala awal ini hilang, orang yang terinfeksi HIV akan mengalami beberapa gejala lain. 

Jika mengalami HIV rash dan berpikir Anda mungkin telah terpapar HIV, jangan menunggu. Melalui tes darah dapat mengetahui berbagai infeksi virus yang terjadi. Semakin cepat suatu penyakit diketahui maka perawatan akan lebih cepat dimulai. Obat-obatan akan membantu mengendalikan virus, mencegah infeksi menjadi AIDS, dan membantu tetap sehat dan hidup lebih lama. Pemeriksaan darah juga dapat mempercepat pencegahan penyebaran virus ke orang lain. 

Perawatan ruam

Kemajuan dalam pengendalian virus dan pelestarian sistem kekebalan telah membuat masalah kulit tidak terlalu parah dan kurang umum. Masalah kulit yang terjadi akibat HIV juga menjadi lebih mudah diobati.

Pengobatan ruam di kulit yang paling umum untuk ruam adalah dengan menggunakan obat – obatan. Krim hidrokortison atau difenhidramin ( Benadryl ) yang dijual bebas dapat membantu mengurangi rasa gatal dan ukuran ruam di kulit. Ruam di kulit yang lebih serius mungkin memerlukan obat resep dari penyedia layanan kesehatan.

Pengobatan merah merah pada kulit terkait HIV tergantung pada penyebabnya. Jika karena obat, menghentikannya akan membuat merah merah pada kulit hilang. Obat antivirus atau antiretroviral dapat mengobati merah merah pada kulit dengan baik. Jika Anda tidak yakin penyebab ruam di tubuh, segera konsultasikan dengan dokter. 

Perawatan ruam antara lain :

  • Konsultasikan dengan dokter mengenai obat yang dijual bebas, seperti antihistamin atau hidrokortison, untuk membantu mengatasi rasa gatal.
  • Jangan mandi air panas atau berendam.
  • Jauhkan dari sinar matahari langsung.

Perubahan gaya hidup

Selain pengobatan, beberapa perubahan gaya hidup dapat membantu meringankan gejala ringan dari ruam HIV ini. Menghindari panas dan sinar matahari langsung dapat memperbaiki beberapa ruam di tubuh. Mandi air panas dan berendam dapat memperburuk ruam di tubuh.

Terkadang, memulai pengobatan baru, mencoba sabun baru, atau makan makanan tertentu dapat memicu perkembangan ruam kemerahan pada kulit. Dalam hal ini, ada kemungkinan alergi menjadi penyebabnya. Orang yang hidup dengan HIV harus menghubungi penyedia layanan kesehatan mereka jika mereka melihat ruam kemerahan pada kulit dan tidak yakin tentang penyebabnya.

Ruam HIV disebabkan oleh infeksi lain

HIV melemahkan sel-sel yang biasanya melawan infeksi. Seiring waktu, daya tahan dan kekebalan tubuh dapat menurun terutama jika tidak minum obat HIV. Tubuh menjadi rentan terinfeksi virus dan beberapa infeksi dapat menimbulkan ruam kemerahan pada kulit. 

Infeksi yang menyebabkan ruam antara lain :

  1. Sipilis. Sipilis adalah penyakit seksual yang menular. Jika tidak diobati mungkin akan menyebabkan ruam merah HIV, terutama pada telapak kaki dan telapak tangan, 2 hingga 8 minggu setelah infeksi.
  2. Moluskum kontagiosum. Infeksi kulit virus ini menyebabkan benjolan kecil berwarna daging yang dapat muncul di bagian tubuh mana saja, meskipun biasanya tidak di tangan atau telapak kaki. Pada kondisi parah, tubuh bisa memiliki lebih dari 10 benjolan seperti ini. Moluskum kontagiosum adalah penyakit menular, artinya virus dapat menular kepada seseorang dengan menyentuh kulit mereka, berbagi handuk atau sprei, atau menyentuh benda yang sama. Biasanya benjolan tersebut akan hilang dengan sendirinya. Penyakit ini akan menjadi lebih parah pada orang yang terinfeksi HIV atau AIDS. Meningkatkan kekebalan tubuh dapat mempercepat proses penyembuhan. 
  3. Virus herpes. Herpes seringkali muncul pada penderita HIV dan AIDS. Herpes juga muncul pada orang yang memiliki sistem kekebalan yang lemah untuk menghentikan serangan virus. Herpes zoster dapat menyebabkan ruam merah HIV pada kulit yang menyakitkan yang terlihat seperti garis lepuh air. Herpes, pada kondisi kronis dapat menutupi seluruh tubuh. Bagian tubuh, lengan, kaki, dan wajah adalah area yang paling umum mengalami ruam merah HIV. Pereda nyeri dan obat antivirus dapat membuat Anda merasa lebih baik dan membantu membersihkan ruam lebih cepat. Jika herpes zoster ada di dekat mata dan tidak mendapatkan perawatan, itu dapat menyebabkan kerusakan permanen. Anda juga bisa mendapatkan ruam herpes simpleks di sekitar mulut atau alat kelamin Anda. Obat antivirus dapat membantu mengobati ini.
  4. Sarkoma kaposi. Ini adalah jenis kanker kulit. Gejala yang muncul dapat terlihat seperti bintik-bintik gelap yang mungkin berwarna coklat, ungu, atau merah. Ini biasanya terjadi ketika seseorang mengidap AIDS.

Ruam HIV disebabkan oleh obat Me

Obat HIV terkadang dapat menimbulkan ruam namun efek samping ini dapat hilang dengan sendirinya setelah beberapa hari atau minggu setelah berhenti minum obat. Bicarakan dengan dokter Anda sebelum menghentikan obat apa pun.

Jika mengalami ruam disertai demam, kelelahan, sakit kepala, nyeri otot, muntah, dan sakit perut, Anda mungkin mengalami “reaksi hipersensitivitas”, yang dapat terjadi dengan beberapa obat HIV.

Obat yang mungkin memicu hipersensitivitas antara lain :

  • Abacavir ( Ziagen ) dan obat yang mengandung abacavir ( Epzicom , Triumeq , dan Trizivir )
  • Raltegravir ( Isentress )
  • Dolutegravir (Tivicay) dan obat-obatan yang mengandung dolutegravir (Triumeq, Dovato, dan Juluca)
  • Maraviroc ( Selzentry )
  • Nevirapine ( Viramune )

Penanganan medis perlu dilakukan untuk mengatasi efek samping berikut :

  • Demam
  • Ruam merah atau keunguan yang menyakitkan
  • Lepuh yang menyebar di kulit Anda dan di sekitar mulut, hidung, dan mata Anda. Ini bisa menjadi tanda-tanda sindrom Stevens-Johnson, suatu bentuk reaksi hipersensitivitas yang parah. Ini jarang terjadi tetapi dapat mengancam jiwa.

Referensi :

  1. catie : Un guide pratique des effets secondaires des médicaments anti-VIH : https://www.catie.ca/fr/guides-pratiques/effets-secondaires-medicaments-anti-vih/13-problemes-peau
  2. WebMD : HIV Rash : https://www.webmd.com/hiv-aids/hiv-rash-causes-and-treatments_
  3. healthline : HIV Rash: What Does It Look Like and How Is It Treated? : https://www.healthline.com/health/hiv-rash-symptoms-treatments#when-to-seek-help

Mahendra Pratama

Mahendra Pratama, seorang ahli gizi berusia 52 tahun dan bekerja di Handal Dok sebagai penulis/editor. Ia lulus dari Universitas Wijaya Kusuma sekitar 25 tahun yang lalu. Dia adalah mahasiswa yang berprestasi. Mahendra sering menulis artikel tentang nutrisi atau cara menjaga kesehatan. Dia memiliki hobi - yoga.

Mungkin Anda juga menyukai