Isoniazid (Obat TBC)

Dalam pengobatan tbc, salah satu yang diberikan adalah obat antibiotik khusus untuk tbc. Itu adalah isoniazid. Jadi dapat dikatakan jika isoniazid adalah obat antibiotik yang dapat mengatasi penyakit tuberkulosis atau TBC. Pemberian isoniazid dapat dikombinasikan dengan antibiotik lainnya: pyrazinamide, ethambutol, rifampicin.

Isoniazid Obat Apa?

Obat isoniazid merupakan obat yang digunakan untuk penderita TBC atau tuberkulosis. Isoniazid obat apa akan mengatasi infeksi yang disebabkan oleh bakteri penyebab TBC. Infeksi TBC termasuk ke dalam infeksi yang serius dan dapat menyerang organ-organ lain. Oleh karenanya sangat dibutuhkan obat tbc yang sesegera mungkin.

Mekanisme Kerja Isoniazid

Setelah kita tahu sekilas tentang isoniazid obat apa, kita akan melihat cara kerjanya. Mekanisme kerja isoniazid yaitu dengan membunuh bakteri Mycobacterium tuberculosis yang menjadi penyebab penyakit tuberkulosis. Dan juga menghambat pertumbuhannya kembali. Masuk ke dalam obat agen antituberkulosis, obat ini akan mengatasi infeksi TBC yang cukup serius. Infeksi TBC dapat menyerang paru-paru. Dan jika tidak segera ditangani itu dapat menyerang beberapa organ tubuh lainnya. Karena itu mekanisme kerja isoniazid, digunakan bersama dengan obat-obatan lain, akan mengatasi infeksi tersebut.

Karena mekanisme kerja isoniazid cukup berat, maka obat ini masuk ke dalam obat resep, yang artinya Anda tidak bisa membeli sembarangan. Obat isoniazid harus didapatkan dengan resep dokter.

Indikasi Isoniazid

Isoniazid adalah obat yang berada dalam berbagai macam sediaan. Ini juga disebut dengan INH. Indikasi dari obat isoniazid yaitu menjadi solusi bagi penyakit tuberkulosis. Itu juga dapat digunakan dalam pengobatan infeksi TBC laten atau belum berkembang yang dapat dialami oleh seseorang dengan riwayat kontak erat dengan penderita tuberkulosis aktif. Sediaan isoniazid juga dapat menjadi pengobatan bagi penderita dengan hasil uji kulit tuberkulin positif.

Selain itu isoniazid adalah obat bagi penderita fibrosis paru dan penderita HIV/AIDS. Merek yang dapat ditemui di apotik, yaitu Erabutol Plus, Inha, INH-CIBA, Bacbutinh, Inoxin, Inadoxin Forte, Isoniazid, Pehadoxin Forte, Pro TB, Rifanh, Rimcure Paed, Suprazid, Pyravit Metham, dll.

Isoniazid

Dosis Isoniazid

Ingat selalu bahwa isoniazid adalah obat yang harus didapatkan melalui resep dokter. Artinya Anda harus menemui dokter terlebih dahulu untuk mendapatkan dosis yang tepat, karena setiap penderita bisa jadi memiliki dosisnya masing-masing. Tidak boleh menambah atau mengurangi dosis isoniazid begitu saja.

Berikut adalah dosis isoniazid yang umum diberikan:

Kasus Tuberkulosis Aktif:

  • Dewasa: 5 mg/kgBB hingga 300 mg per hari, sediaan isoniazid diberikan sekali sehari. Atau bisa juga berikan 15 mg/kgBB hingga 900 mg per hari, 2-3 kali seminggu.
  • Anak: dosis obat tb anak yaitu 10-15 mg/kgBB hingga 300 mg per hari, diberikan sekali sehari. Atau sediaan isoniazid diberikan 20-40 mg, hingga 900 mg per hari, 2-3 kali seminggu.

Kasus Tuberkulosis Profilaksis:

  • Dewasa: dosis isoniazid 300 mg sekali sehari. Ini dilakukan oral dari isoniazid tablets. Kemudian dilanjutkan selama 6 bulan untuk mencegah perkembangan TB aktif pada penderita tanpa komplikasi.

Kasus Mycobacterium Kansasii:

  • Dewasa: isoniazid tablets diberikan sebanyak 600-900 mg IM, atau oral sekali sehari.

Kasus Tuberkulosis Tidak Bergejala:

  • Dosis obat tb anak: pemberian awal 10-15 mg/kg IM, oral sekali sehari. Dosis maksimum harian 300 mg/hari, selama 8 minggu. Pada dosis obat tb anak lanjutan sebesar 10-15 mg/kg IM. Isoniazid tablets juga bisa diminum 20-40 mg/kg IM, 2-3 kali seminggu. Dosis maksimum harian 900 mg, dengan lama waktu 16 minggu.

Cara Menggunakan Sediaan Isoniazid dengan Benar

Pengobatan tbc dengan obat ini harus dilakukan dengan mengikuti anjuran dokter atau aturan minum yang tertera pada label kemasan obat. Isoniazid adalah obat yang tidak bisa digunakan sembarangan. Anda sebaiknya mengonsumsi obat isoniazid dalam keadaan perut kosong, 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah Anda makan. Terdapat bentuk sirup dan tablet pada pengobatan tbc dengan obat ini. Jika Anda memilih yang sirup, gunakan sendok takar khusus obat yang biasanya disertakan dalam kemasan. Sebaiknya tidak menggunakan sendok lain karena takaran obat isoniazid akan menjadi tidak tepat.

Beri jarak waktu yang cukup dari satu dosis minum sediaan isoniazid tablet ke dosis berikutnya. Jika itu dikonsumsi harian, usahakan selalu mengkonsumsinya pada jam sama tiap harinya. Apabila isoniazid sediaan dikonsumsi mingguan, usahakan mengonsumsi pada hari yang sama. Apabila Anda lupa untuk mengonsumsi sediaan isoniazid, maka segera minum begitu ingat jika jeda dengan jadwal konsumsi berikutnya tidak terlalu dekat. Abaikan jika sudah dekat waktu konsumsi isoniazid tablets dan jangan menggandakan dosisnya.

Meskipun gejala dirasa sudah mereda, Anda tidak boleh menghentikan minum isoniazid sediaan, kecuali atas saran dokter. Menghentikan obat untuk tbc dapat membuat infeksi muncul kembali dan lebih sulit untuk diobati. Anda perlu melakukan pemeriksaan hati secara rutin ketika menggunakan sediaan isoniazid tablet, terutama untuk melihat lebih dini bisa terjadi gangguan fungsi hati.

Interaksi Obat Isoniazid

Obat untuk tbc ini memiliki interaksi jika digunakan bersama dengan beberapa obat jenis lain. Anda perlu memperhatikan penggunaannya agar tidak menimbulkan efek samping merugikan.

Sediaan isoniazid tablet memiliki interaksi dengan obat:

  • Benzodiazepine, teofilin, antikonvulsan, chlorzoxazone, dan disulfiram. Isoniazid menghambat metabolisme obat-obat tersebut.
  • Clofazimine, cycloserine, dan warfarin. Isoniazid sediaan meningkatkan kadar atau konsentrasi dari obat-obat tersebut yang berefek buruk pada tubuh.
  • Aluminium hidroksida. Itu dapat menurunkan penyerapan sediaan isoniazid tablet.
  • Stavudine atau zalcitabine. Dapat meningkatkan risiko neuropati perifer.

Selain daripada itu, penggunaan obat untuk tbc harus dihindari ketika Anda makan keju atau anggur merah yang mengandung tyramine. Penggunaannya bersamaan akan memicu hipertensi, jantung berdebar, sakit kepala atau pusing.

Efek Samping Isoniazid

Ada beberapa kemungkinan terjadi efek samping isoniazid. Anda perlu berhati-hati mencermati efek sampingnya yang seperti: sakit perut, lemas, pusing, mual dan muntah, diare, tidak nafsu makan. Jika efek samping isoniazid yang demikian tidak kunjung mereda, pastikan Anda menghubungi dokter yang menangani kasus Anda. Juga, jika terjadi reaksi alergi obat.

Efek samping isoniazid yang harus diwaspadai yaitu:

Anda harus segera ke rumah sakit jika menemukan efek samping isoniazid yang demikian untuk segera mendapat pertolongan. Jika terdapat reaksi alergi, dokter mungkin akan meresepkan obat tbc lain yang lebih efektif dan aman.

Referensi:

  1. RxList: Isoniazid: uses, dosage, side effects, interactions: https://www.rxlist.com/isoniazid-drug.htm
  2. Drugs: Isoniazid uses, side effects & warnings: https://www.drugs.com/mtm/isoniazid.html
  3. MedlinePlus: Isoniazid: https://medlineplus.gov/druginfo/meds/a682401.html
  4. WebMD: Isoniazid: https://www.webmd.com/drugs/2/drug-8665/isoniazid-oral/details
  5. RxList: Side effects of isoniazid: https://www.rxlist.com/isoniazid-side-effects-drug-center.htm#overview

Mahendra Pratama

Mahendra Pratama, seorang ahli gizi berusia 52 tahun dan bekerja di Handal Dok sebagai penulis/editor. Ia lulus dari Universitas Wijaya Kusuma sekitar 25 tahun yang lalu. Dia adalah mahasiswa yang berprestasi. Mahendra sering menulis artikel tentang nutrisi atau cara menjaga kesehatan. Dia memiliki hobi - yoga.

Mungkin Anda juga menyukai