Kanker Endometrium

Kanker (CA) endometrium adalah nama lain dari kanker rahim. Kanker ini berada pada lapisan terdalam rahim yang memiliki arti endometrium, karena itu disebut pula dengan kanker/karsinoma endometrium. Kanker/karsinoma endometrium lebih sering terjadi di negara-negara maju yang masyarakatnya banyak mengonsumsi makanan tinggi lemak. Di Amerika Serikat, kanker ini menempati urutan keempat di antara penyakit-penyakit yang banyak menyerang kaum wanita. Sebagian besar dari kasus ini terjadi pada wanita pascamenopause, dengan usia rata-rata saat didiagnosis adalah 61 tahun.

Rahim atau uterus merupakan organ yang memiliki bentuk dan ukuran normal seperti buah pir. Organ ini menjadi tempat tumbuh dan berkembangnya janin, karenanya akan terjadi pembesaran rahim/uterus ketika seorang wanita sedang hamil. Uterus memiliki dua bagian, bagian uterus atas disebut dengan badan atau korpus, dan bagian uterus bawah adalah serviks yang terhubung ke vagina. Pada badan rahim sendiri terdiri atas dua lapisan utama, lapisan miometrium dan lapisan endometrium. Miometrium adalah lapisan yang terluar, terdiri atas lapisan otot tebal yang diperlukan untuk mendorong bayi keluar pada saat melahirkan. Sementara itu, arti endometrium adalah lapisan terdalam dari rahim.

Pada sumber lain menyebutkan bahwa pengertian endometrium adalah jaringan yang melapisi bagian dalam rahim tempat embrio ditanamkan dan berada selama kehamilan. Setiap bulan, endometrium bersiap untuk kedatangan embrio. Hormon estrogen membuat lapisan endometrium menebal selama siklus menstruasi, sehingga bisa menjadi tempat berkembangnya embrio seandainya terjadi kehamilan. Namun, jika tidak ada kehamilan, maka hormon estrogen diproduksi dalam jumlah sedikit, sementara progesteron diproduksi dalam jumlah banyak. Berdasarkan pengertian endometrium tersebut, apabila tidak terjadi kehamilan maka lapisan endometrium meluruh menjadi aliran menstruasi. Proses ini terus berlangsung sampai seorang wanita menopause.

Kanker/karsinoma endometrium bermula ketika sel-sel pada endometrium tumbuh dengan tidak terkendali. Penyakit ini juga mengakibatkan pembesaran rahim/uterus. Sekitar 75% hingga 80% kanker/karsinoma endometrium merupakan adenokarsinoma, yang berkembang dari sel kelenjar. Sementara itu, kurang dari 5% kanker/karsinoma endometrium adalah sarkoma, yang berkembang dari jaringan ikat. Sarkoma mempunyai kecenderungan lebih agresif.

Kanker endometrium seringkali dikelompokkan menjadi 2 macam:

  • Kanker Tipe I, adalah yang kebanyakan ditemukan. Kanker/karsinoma endometrium tipe I merespon hormon estrogen dan tidak terlalu agresif. Kebanyakan menyerang wanita yang lebih muda, wanita gemuk, atau wanita yang sedang melalui perimenopause (masa-masa sebelum dan sesudah periode menstruasi terakhir). Wanita penderita kanker tipe ini memiliki prognosis yang baik.

  • Kanker Tipe II, adalah tipe kanker/karsinoma endometrium yang lebih agresif dan cenderung menyerang wanita usia lanjut. Sekitar 10% dari keseluruhan kasus ca endometrium adalah tipe II ini. Wanita penderita kanker tipe ini memiliki prognosis yang buruk.

Gejala Kanker (CA) Endometrium

Gejala kanker endometrium pada sebagian besar orang, yakni sekitar lebih dari 90% wanita penderita kanker/karsinoma endometrium adalah berupa perdarahan rahim yang abnormal. Perdarahan abnormal tersebut di antaranya adalah perdarahan pascamenopause (setelah menopause), perdarahan metroragia (di luar periode menstruasi), dan periode menstruasi yang tidak teratur. Satu dari tiga wanita yang mendapatkan perdarahan pascamenopause menderita kanker/karsinoma endometrium. Sebelum terjadi perdarahan vagina pascamenopause, penderita bisa saja mengalami keputihan selama beberapa minggu hingga beberapa bulan.

Kanker Endometrium

Penyebab Kanker (CA) Endometrium

Faktor risiko utama dari ca endometrium adalah

  • Unopposed estrogen (kadar hormon estrogen jauh melebihi kadar hormon progesteron)

  • Berusia lebih dari 50 tahun

  • Mengalami kegemukan atau obesitas

  • Mempunyai riwayat penyakit diabetes

Selain faktor risiko paling utama yang telah disebutkan di atas, ada juga faktor risiko lain, di antaranya:

  • Menggunakan tamoksifen selama lebih dari 5 tahun

  • Pernah mendapatkan terapi radiasi pada area pelvis

  • Mempunyai riwayat penyakit atau riwayat penyakit keluarga dengan penyakit kanker payudara atau kanker ovarium

  • Mempunyai riwayat penyakit keluarga dengan penyakit kanker kolorektal herediter nonpolyposis, atau karsinoma endometrium pada keluarga generasi terdekat.

  • Menderita hipertensi

Diagnosis Kanker (CA) Endometrium

Seperti yang dijelaskan pada gejala kanker/karsinoma endometrium sebelumnya, ada beberapa kondisi yang mengarah kepada kanker (ca) endometrium di antaranya adalah:

  • Perdarahan pascamenopause

  • Perdarahan tidak normal pada wanita pramenopause

  • Hasil tes pap smear menunjukkan ketidaknormalan

Jika dicurigai adanya kanker, maka akan dilakukan biopsi endometrium (pengambilan sampel endometrium) untuk kemudian dikirimkan ke laboratorium. Tindakan ini memiliki tingkat keakuratan lebih dari 90%. Tindakan ini juga direkomendasikan pada wanita yang mengalami perdarahan abnormal, terutama yang berusia kurang dari 40 tahun.

Selanjutnya, apabila masih terdapat keraguan atau belum menunjukkan dengan pasti adanya kanker, prosedur selanjutnya yang dapat dilakukan adalah dilatasi dan kuretase (D & C). Tindakan ini merupakan pembedahan kecil untuk mengambil jaringan dari dalam rahim/uterus. Serviks dibuka (didilatasi), lalu kuret (alat yang berbentuk seperti sendok) dimasukkan untuk mengambil jaringan dari rahim. Pada saat yang sama, biasanya dokter juga melakukan histeroskopi atau ultrasonografi transvaginal sebagai alternatif.

Ketika diagnosis sudah ditegakkan, diperlukan evaluasi pra-pengobatan yang meliputi: tes darah lengkap, tes fungsi ginjal dan hati (menggunakan sampel darah atau urin), rontgen dada, dan elektrokardiografi (ECG). Jika terdapat indikasi penyebaran kanker ke luar rahim, maka perlu dilakukan CT scan.

Pengobatan Kanker (CA) Endometrium

Karsinoma endometrium yang hanya terdapat pada bagian uterus, biasanya selalu berhasil dihilangkan dengan prosedur pengangkatan rahim (histerektomi) ditambah dengan pengangkatan tuba fallopi dan ovarium (salpingo-ooforektomi). Histerektomi menyebabkan pasien tidak dapat hamil lagi di kemudian hari. Jika penyebaran karsinoma endometrium sudah sampai ke area serviks (stadium II) atau ke jaringan di sekitarnya, seperti vagina atau kelenjar getah bening (stadium III), maka selain dilakukan pengangkatan rahim, tuba fallopi, dan ovarium, juga perlu dilakukan terapi radiasi dengan/tanpa kemoterapi.

Apabila kanker/karsinoma endometrium yang sudah sangat lanjut (stadium IV), pengobatannya akan lebih bervariasi, tetapi biasanya melibatkan prosedur pembedahan, terapi radiasi, kemoterapi, dan terkadang ditambah dengan terapi hormon progestin (obat sintetis yang mirip dengan hormon progesteron).

Referensi

  1. Igenomix : Endometrio: Your Endometrium Matters : https://www.igenomix.eu/our-services/endometrio/

  2. Mayo Clinic : Endometrial Cancer : https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/endometrial-cancer/diagnosis-treatment/drc-20352466

  3. Cleveland Clinic : Dilation and Curettage (D & C) : https://my.clevelandclinic.org/health/treatments/4110-dilation-and-curettage-d–c

  4. National Cancer Institute : Dilation and Curettage : https://www.cancer.gov/publications/dictionaries/cancer-terms/def/dilation-and-curettage

Mahendra Pratama

Mahendra Pratama, seorang ahli gizi berusia 52 tahun dan bekerja di Handal Dok sebagai penulis/editor. Ia lulus dari Universitas Wijaya Kusuma sekitar 25 tahun yang lalu. Dia adalah mahasiswa yang berprestasi. Mahendra sering menulis artikel tentang nutrisi atau cara menjaga kesehatan. Dia memiliki hobi - yoga.

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *