Lupus

Definisi

Penyakit lupus (odapus) merupakan suatu kondisi autoimun kronis, dimana tubuh menyerang jaringan dan organ tubuh itu sendiri sehingga menyebabkan peradangan dan kerusakan sel-sel di seluruh tubuh. Seperti di sendi, kulit, ginjal, otak, jantung, paru-paru, dan sel-sel darah. Namun, peradangan dan kerusakan tersebut cenderung menjadi kondisi lokal, sehingga tidak selalu sistemik. Terkadang penderita penyakit lupus tidak merasakan gejala apapun, oleh karenanya penyakit lupus dikenal juga dengan sebutan penyakit seribu wajah. 

Perempuan memiliki 9 kali peluang lebih banyak terserang penyakit lupus terutama pada usia 15-50 tahun (usia produktif). Meskipun belum dapat dibuktikan secara ilmiah, tetapi kemungkinan besar hal ini disebabkan karena adanya perbedaan hormon dan kromosom seks. 

Pada umumnya penderita penyakit lupus mengalami versi ringan, tetapi bisa menjadi parah tanpa perawatan yang tepat. Saat ini, tidak ada obat untuk penyakit lupus, jadi pengobatan berfokus pada meredakan gejala dan mengurangi peradangan.

World Health Organization tahun 2018, mencatat jumlah penderita penyakit lupus di dunia mencapai 5 juta orang, dan setiap tahunnya ditemukan lebih dari 100 ribu kasus baru. Menurut data Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) Online 2016, terdapat 2.166 pasien rawat inap yang didiagnosis penyakit lupus. Jumlah ini meningkat 2 kali lipat dibandingkan dengan tahun 2014, dengan ditemukannya 1.169 kasus baru. Angka kematian 25% atau sekitar 550 jiwa meninggal akibat lupus pada tahun 2016.

apa itu penyakit lupus

Tipe-tipe penyakit lupus

Penyakit lupus dibagi menjadi beberapa tipe, yaitu:

Systemic lupus erythematosus (SLE) atau lupus erythematosus sistemik

Lupus erythematosus sistemik (SLE) merupakan tipe penyakit lupus yang paling umum dan dapat mempengaruhi beberapa sistem organ tubuh yang berbeda. Gejala SLE dapat ringan atau berat, gejala mungkin juga akan memburuk seiring waktu dan kemudian membaik. Saat-saat ketika gejala memburuk disebut flare, sedangkan periode ketika gejala membaik atau hilang disebut remisi.

SLE umumnya terjadi pada orang berusia antara 15-45 tahun, tetapi juga dapat terjadi selama masa kanak-kanak atau usia di atas 45 tahun.

Neonatal lupus

Neonatal lupus adalah penyakit langka yang dapat terjadi pada bayi yang baru lahir dari ibu  dengan SLE, ibu yang memiliki antibodi autoimun tertentu atau memiliki sindrom Sjogren (tanpa penyakit sama sekali). Namun, kebanyakan bayi dari ibu dengan SLE lahir sehat.

Para ilmuwan menduga bahwa lupus neonatal sebagian disebabkan oleh autoantibodi dalam darah ibu yang disebut anti-Ro (SSA) dan anti-La (SSB).

Saat lahir, bayi dengan lupus neonatal memiliki ruam kulit, masalah hati dan jumlah darah rendah. Gejala ini biasanya berhenti pada saat anak berusia 6 bulan, namun komplikasi yang paling serius adalah memiliki penyakit jantung bawaan yang membutuhkan alat pacu jantung, dimana kondisi ini memiliki tingkat kematian sekitar 20%. Oleh karenanya, penting bagi wanita dengan SLE atau gangguan autoimun lain terkait berada di bawah perawatan dokter selama kehamilan.

Drug-induced lupus (DIL) atau lupus yang diinduksi oleh obat

Penggunaan jangka panjang obat resep tertentu dapat menyebabkan lupus yang diinduksi oleh obat (DIL) atau disebut juga lupus erythematosus (DILE) yang diinduksi obat.

Sementara DIL meniru gejala SLE, dalam banyak kasus kondisi ini biasanya tidak mempengaruhi organ utama. Namun, hal itu dapat menyebabkan perikarditis dan radang selaput dada. Gejala DIL umumnya akan hilang sepenuhnya dalam waktu beberapa minggu setelah konsumsi obat tersebut dihentikan.

Beberapa jenis obat yang dapat menyebabkan DIL seperti obat anti kejang, obat tekanan darah tinggi, obat tiroid, antibiotik, obat antijamur dan pil kontrasepsi

Discoid lupus erythematosus (DLE) atau lupus kulit

DLE adalah penyakit lupus yang menyebabkan gangguan kulit kronis dengan kondisi kulit berwarna merah dan muncul ruam pada wajah, kulit kepala atau area tubuh lainnya. Kondisi ini dapat bersifat sementara maupun permanen, bersisik dan memiliki jaringan parut. Sementara lupus kulit akut sering dikaitkan dengan penyakit lupus sistemik, meskipun persentasenya kecil.

Tipe lupus kulit, termasuk:

Lupus kulit akut 

Tipe ini menyebabkan gejala khas berupa munculnya “ruam kupu-kupu” atau ruam merah yang muncul di pipi dan hidung.

Lupus kulit subakut

Lupus kulit jenis ini menyebabkan ruam yang merah, terangkat, dan bersisik terbentuk di tubuh. Kondisi ini umumnya terjadi di area yang terpapar sinar matahari dan biasanya tidak menyebabkan jaringan parut.

Lupus kulit kronis

Tipe ini menyebabkan ruam berwarna ungu atau merah, perubahan warna kulit, jaringan parut, dan rambut rontok (discoid lupus).

Subacute cutaneous lupus erythematosus (SCLE)

SCLE mengacu pada ruam kulit yang muncul di bagian tubuh yang terkena paparan sinar matahari, ruam tersebut tidak menyebabkan jaringan parut. Banyak orang yang menderita lupus juga memiliki sensitivitas terhadap cahaya. Fotosensitifitas berarti sangat sensitif terhadap radiasi UVTrusted Source, sejenis radiasi yang berada di bawah sinar matahari atau bahkan jenis cahaya buatan tertentu. Penting untuk mengenakan pakaian pelindung matahari dan menggunakan tabir surya terutama bagi penderita penyakit lupus yang akan berada di luar ruangan.

penyakit lupus

Penyebab lupus

Belum dapat dipastikan penyebab penyakit lupus, tetapi beberapa faktor dibawah ini diyakini dapat meningkatkan dan dapat menjadi penyebabnya:

Lingkungan

Yang termasuk faktor lingkungan adalah sinar ultraviolet (UV) dari cahaya matahari, infeksi dari virus Epstein-Barr, paparan bahan kimia maupun obat-obatan tertentu, merokok, serta stres.

Genetika

Seseorang yang memiliki riwayat lupus dalam keluarganya akan berisiko lebih tinggi untuk mengalami lupus.

Hormon

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kadar hormon abnormal, seperti peningkatan kadar estrogen, dapat berkontribusi terhadap lupus. Hal ini berarti perempuan lebih beresiko terkena lupus. Perempuan penderita lupus pun akan mengalami gejala yang memburuk saat kadar estrogen meningkat, misalnya sebelum menstruasi.

Obat

Penggunaan jangka panjang obat-obatan tertentu (seperti hydralazine (apresoline), procainamide (procanbid), dan quinidine) dapat menyebabkan lupus erythematosus yang diinduksi oleh obat (drug-induced lupus atau DIL). Pasien yang menggunakan obat penghambat TNF untuk kondisi seperti rheumatoid arthritis (RA), penyakit radang usus (IBD), dan ankylosing spondylitis juga dapat mengembangkan DIL. Meskipun jarang, tetrasiklin (seperti minocycline)  yang dapat digunakan untuk mengobati jerawat dan rosacea, juga dapat menyebabkan DIL.

Infeksi

Infeksi juga diyakini dapat meningkatkan resiko terkena lupus meskipun belum ada keterangan ilmiah yang pasti.

Seks

Perempuan memiliki 9 kali peluang lebih banyak terserang lupus. Meskipun belum dapat dibuktikan secara ilmiah, tetapi kemungkinan besar hal ini disebabkan karena adanya perbedaan hormon dan kromosom seks. 

Umur

Lupus dapat terjadi pada usia berapa pun, terutama pada usia 15-50 tahun (usia produktif).

Ras atau etnis

Lupus lebih umum terjadi pada kelompok etnis tertentu, seperti Afrika Amerika, Hispanik, Asia Amerika, Amerika Asli, atau Kepulauan Pasifik.

penyakit penyakit lupus

Gejala 

Pada umumnya penyakit lupus terlambat didiagnosis dan diobati, hal ini disebabkan karena gejala lupus yang muncul seringkali menyerupai gejala berbagai penyakit lain.

Gejala dan tingkat keparahan penyakit lupus yang dialami setiap penderita tidaklah sama. Ada yang mengalami gejala yang parah, dan ada yang tidak. Peradangan akibat penyakit lupus dapat menyebabkan komplikasi berbagai organ dan jaringan dalam tubuh, seperti ginjal, darah, paru-paru, sendi, kulit, jantung dan otak.

Gejala yang dialami oleh penderita perempuan akan memburuk saat kadar estrogen meningkat (saat menstruasi). Perempuan ras Afrika-Amerika dan Hispanik dapat menderita penyakit lupus sejak usia yang lebih muda dan dapat mengalami gejala lupus yang lebih parah dibandingkan dengan perempuan dari kelompok ras Asia dan lainnya. 

Gejala-gejala penyakit lupus yang umumnya terjadi, adalah:

  • Pegal-pegal
  • Sesak nafas
  • Sakit kepala
  • Kebingungan
  • Hilang ingatan
  • Kejang-kejang
  • Muncul ruam kulit
  • Demam tinggi tanpa sebab yang jelas
  • Merasa sangat lelah, dan tidak kunjung hilang
  • Sendi terasa sakit (nyeri) dan bengkak (arthralgia)
  • Kulit menjadi sensitif terhadap sinar matahari atau cahaya lainnya
  • Muncul masalah dengan paru-paru, ginjal, tiroid, atau pada saluran pencernaan
  • Jari kaki dan jari tangan yang tampak pucat atau keunguan karena kedinginan atau stres
  • Pergelangan kaki yang membengkak (kondisi ini bisa terjadi akibat adanya penumpukan cairan)
  • Luka-luka pada mulut atau hidung 

Sindrom sjogren, yang meliputi mata kering kronis dan mulut kering

  • Muncul ruam merah pada sekitar pipi dan hidung, dengan bentuk ruam menyerupai sayap kupu-kupu
  • Rambut rontok

Alopecia areata adalah kebotakan atau kerontokan rambut yang disebabkan oleh penyakit autoimun

  • Muncul nyeri dada saat menarik napas dalam-dalam, hal ini dapat disebabkan oleh perikarditis dan radang selaput dada (pleuritis).

Komplikasi penyakit lupus

Komplikasi akibat penyakit lupus dapat berbeda-beda pada setiap individu, hal ini tergantung pada umur, jenis kelamin (sex) dan kondisi imunitasnya. Sebagian besar penderita penyakit lupus akan mengalami depresi dan artritis (radang sendi). Hal ini disebabkan karena meningkatnya tingkat peradangan dalam tubuh yang merupakan karakteristik dari kondisi tersebut. Tingkat peradangan dan kerusakan jaringan cenderung lebih sedikit pada lupus daripada dalam kondisi peradangan lainnya seperti rheumatoid arthritis (RA). 

Komplikasi pada pria

Pada umumnya pria akan memiliki masalah dengan ginjal, sistem saraf dan darah atau di pembuluh darah. Sedangkan perempuan akan mengalami komplikasi seperti osteoporosis, penyakit jantung dan penyakit ginjal. Perempuan dari ras Afrika-Amerika umumnya akan mengalami kejang dan stroke, sementara perempuan dari ras Hispanik dan Latina dengan penyakit lupus berisiko lebih tinggi terkena masalah jantung.

Komplikasi pada wanita

Beberapa wanita dengan penyakit lupus berisiko lebih tinggi saat hamil. Ini termasuk wanita dengan lupus yang juga menderita lupus dalam 6 bulan terakhir, tekanan darah tinggi (hipertensi), gagal jantung, penyakit paru-paru, penyakit atau gagal ginjal, riwayat preeklampsia sebelumnya.

Komplikasi pada anak-anak

Sebagian besar anak yang menderita lupus adalah perempuan. Gejala-gejala lupus yang umum pada anak-anak juga mirip dengan pada orang dewasa. Banyak anak yang menderita lupus juga memiliki gejala yang berkaitan dengan ginjal.

Komplikasi secara umum

Beberapa komplikasi lain yang dapat disebabkan karena penyakit lupus adalah:

Ginjal

Peradangan akibat lupus dapat menyebabkan kerusakan ginjal dan bahkan dapat menyebabkan gagal ginjal. Lupus nephritis adalah komplikasi serius yang dapat terjadi karena lupus. Itu terjadi ketika sistem imunitas tubuh menyerang bagian dari ginjal yang berfungsi untuk menyaring darah. Ada beberapa tahapan lupus nephritis (kelas I-VI), kelas I adalah yang paling parah sedangkan kelas VI adalah yang paling parah.

Paru-paru

Peradangan paru-paru karena lupus dapat menyebabkan pernapasan yang menyakitkan.

Sistem saraf

Ketika lupus mempengaruhi otak, penderita dapat mengalami serangan pusing, sakit kepala, atau bahkan kejang.

Jantung

Lupus juga dapat menyebabkan radang jantung dan jaringan di sekitarnya. Penyakit jantung, serangan jantung, atau stroke, juga dapat dialami penderita.

Darah atau pembuluh darah 

Pembuluh darah bisa meradang karena lupus (vasculitis) dan menyebabkan masalah dengan perdarahan atau pembekuan darah.

Infeksi

Infeksi tidak hanya disebabkan oleh kondisi itu sendiri, tetapi juga kenyataan bahwa banyak dari obat yang digunakan untuk mengobati lupus melemahkan atau menekan sistem kekebalan tubuh.

Diagnosa 

Seperti pada umumnya setiap diagnosa akan dilakukan oleh dokter dengan menanyakan riwayat kesehatan, menanyakan gejala, dan melakukan pemeriksaan fisik. Apabila diperlukan dokter juga akan melakukan tes tambahan. Beberapa tes tambahan yang dapat dilakukan oleh dokter, antara lain:

Tes darah

Tes hitung darah lengkap (CBC), dilakukan untuk menentukan jumlah dan jenis sel darah merah, sel darah putih, trombosit dalam darah. Tes tingkat sedimentasi eritrosit, uji protein C-reaktif (CRP), dan tes antibodi anti-nuklir bertujuan untuk menunjukkan peningkatan aktivitas sistem kekebalan tubuh.

Tes urin

Tes urin dapat menentukan apakah ada peningkatan kadar darah atau protein, hal ini dapat menunjukkan apakah penyakit lupus mempengaruhi fungsi ginjal.

Tes pencitraan

Sinar-X dada dan ekokardiogram dapat mengindikasikan peradangan atau penumpukan cairan di atau sekitar jantung dan paru-paru.

Biopsi jaringan

Pengambilan sampel sel atau jaringan dari area ruam untuk menentukan apakah ada sel-sel khas penderita lupus. Jika ada kerusakan ginjal, biopsi ginjal mungkin diperlukan untuk membantu menentukan perawatan yang tepat.

Penyakit lupus dapat sulit didiagnosis pada anak-anak, hal ini disebabkan karena  jarangnya anak-anak menderita penyakit lupus dan beberapa masalah mungkin mirip dengan kondisi masa kanak-kanak lain. 

Pengobatan

Saat ini, tidak ada obat untuk penyakit lupus. Namun, ada banyak jenis perawatan yang dapat membantu mengurangi gejalanya.

Beberapa perawatan yang dapat diberikan oleh dokter, antara lain:

Pemberian obat-obatan

Beberapa contoh obat lupus meliputi:

Obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID)

Obat ini dapat mengurangi pembengkakan dan nyeri. Contohnya seperti ibuprofen (Advil, Motrin) dan naproxen (Aleve).

Obat antimalaria

Obat antimalaria dapat mengatasi gejala lupus seperti ruam, nyeri sendi, dan kelelahan. Obat ini juga direkomendasikan selama kehamilan untuk mengurangi komplikasi terkait kehamilan dan risiko penyakit semakin memburuk pada ibu.

Kortikosteroid

Obat ini membantu menenangkan sistem kekebalan tubuh dan dapat mengurangi rasa sakit dan pembengkakan, contoh kortikosteroid adalah prednison. Kortikosteroid dapat menyebabkan efek samping seperti infeksi dan osteoporosis. 

Obat imunosupresif

Obat-obatan ini bekerja untuk menekan sistem kekebalan tubuh. Obat ini sangat kuat dan dapat menurunkan imunitas tubuh melawan infeksi, maka hanya digunakan ketika lupus parah, ketika penyakit lupus mempengaruhi banyak organdan digunakan untuk mengurangi jumlah dan paparan steroid (obat-obatan bebas steroid). Contohnya termasuk metotreksat (trexall), mikofenolat mofetil (cellcept), asam mikofenolat (myfortic) dan azathioprine (imuran). 

Biologis

Biologis adalah obat-obatan yang memiliki asal biologis. Belimumab (benlysta) adalah obat biologis yang digunakan untuk mengobati lupus. Ini adalah antibodi yang dapat memblokir protein dalam tubuh, yang penting untuk respon kekebalan tubuh.

Pola hidup sehat

Melakukan pola hidup sehat dapat membantu mengelola gejala lupus. Antara lain seperti:

  • Kelola stres
  • Tidak merokok
  • Istirahat yang cukup
  • Berolahraga secara teratur
  • Konsumsi buah dan sayuran berwarna
  • Hindari paparan sinar ultraviolet (UV) yang berlebihan
  • Konsumsi suplemen yang dapat membantu mengurangi gejala, seperti vitamin D, kalsium, dan minyak ikan
  • Makan makanan yang sehat dan seimbang

Seperti ikan tinggi asam lemak omega-3 (salmon, tuna, atau mackerel), makanan tinggi kalsium (produk susu rendah lemak), makan sumber karbohidrat gandum utuh dan makan campuran buah dan sayuran berwarna.

Hindari makanan

Beberapa makanan umumnya dihindari oleh penderita lupus karena obat-obatan yang mereka pakai dan karena beberapa. Beberapa contoh makanan yang harus dihindari termasuk:

Alkohol

Alkohol dapat berinteraksi secara negatif dengan banyak obat. 

Alfalfa

Asam amino atau L-canavanine yang ditemukan dalam kecambah dan biji alfalfa dapat meningkatkan peradangan dan menyebabkan flare lupus.

Makanan tinggi garam dan kolesterol

Makanan dengan kadar garam dan kolesterol yang tinggi dapat memicu gejala lupus.

penyakit lupus adalah

Pencegahan penyakit lupus

Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah munculnya kembali gejala penyakit lupus, seperti:

Kelola stres

Contohnya melakukan meditasi, yoga, atau pijat. Melakukannya dapat membantu menghilangkan stres.

Banyak istirahat

Tubuh yang kurang istirahat (merasa lelah) akan menurunkan imunitas tubuh dan dapat menimbulkan berbagai penyakit.

Hindari sinar matahari langsung

Kelebihan paparan sinar matahari dapat menyebabkan ruam terkait lupus, oleh karenanya selalu gunakan tabir surya ketika pergi ke luar ruangan dan menghindari sinar matahari langsung.

Mempraktekkan teknik pencegahan infeksi

Contohnya biasakan mencuci tangan dan menghindari berada di sekitar mereka yang masuk angin dan penyakit lain yang dapat dengan mudah ditularkan dari satu orang ke orang lain.

Referensi: 

  1. SehatQ: Kenali Apa Itu Penyakit Lupus Agar Lebih Waspada: https://www.sehatq.com/artikel/mengenal-lupus-penyakit-yang-rentan-menyerang-perempuan
  2. Konsula: Lupus https://www.konsula.com/blog/lupus/

Mahendra Pratama

Mahendra Pratama, seorang ahli gizi berusia 52 tahun dan bekerja di Handal Dok sebagai penulis/editor. Ia lulus dari Universitas Wijaya Kusuma sekitar 25 tahun yang lalu. Dia adalah mahasiswa yang berprestasi. Mahendra sering menulis artikel tentang nutrisi atau cara menjaga kesehatan. Dia memiliki hobi - yoga.

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *