Batu Ginjal

Penjelasan

Batu ginjal (kalkulus uriner) atau kencing batu (renal lithiasis, nephrolithiasis) adalah suatu kondisi dimana terjadi pengkristalan mineral dan garam sehingga menjadi keras atau membatu di dalam ginjal. Penyebabnya dapat bervariasi sesuai dengan jenis batu, pada umumnya batu terbentuk ketika konsentrasi mineral di urin menjadi terlalu tinggi, sehingga menyebabkan mineral mengkristal dan menjadi satu. Batu ginjal terdiri dari ginjal, ureter, kandung kemih dan uretra.

Mereka yang berusia antara 30-60 tahun akan lebih rentan mengidap batu ginjal dan yang pernah mengalami batu ginjal mempunyai risiko yang tinggi mengalami hal yang sama dalam waktu 5 tahun kedepan, hal ini terjadi karena sistem perkemihan penderita akan terganggu (mulai dari ginjal hingga kandung kemih). Batu ginjal yang menyebabkan rasa sakit atau menimbulkan komplikasi, disebut dengan istilah kolik renal.  

Batu ginjal dapat keluar dari tubuh dapat melalui saluran kemih secara alami tetapi proses ini akan cukup menyakitkan. Pada umumnya, batu ginjal tidak menyebabkan kerusakan permanen apabila dikenali sejak dini. Penderita batu ginjal hanya membutuhkan obat pengurang rasa sakit dan minum banyak air untuk mengeluarkan batu ginjal melalui saluran kemih. Namun, apabila  batu ginjal telah mengendap di saluran kemih atau menyebabkan infeksi maupun komplikasi lainnya, maka penderita perlu menjalani perawatan atau operasi untuk membantu mengeluarkan batu ginjal tersebut. 

Menurut data Riskesdas tahun 2013, sebanyak 2 per 1000 penduduk atau 499.800 penduduk Indonesia menderita penyakit gagal ginjal, dimana sebanyak 6 per 1000 penduduk atau 1.499.400 penduduk Indonesia menderita batu ginjal.

apa itu batu ginjal

Penyebab batu ginjal berdasarkan jenisnya

Penyakit batu ginjal seringkali tidak memiliki penyebab yang pasti, meskipun beberapa faktor dapat meningkatkan risiko terkena penyakit batu ginjal. Batu ginjal terbentuk ketika kandungan zat kimia yang dapat membentuk menjadi kristal terlalu tinggi, sehingga tidak dapat dilarutkan oleh urine. Disisi lain, lingkungan yang dapat menunjang terbentuknya batu ginjal tercipta, hal ini disebabkan karena urine kekurangan zat-zat yang dapat mencegah terjadinya pengkristalan.

Tidak semua batu ginjal terbuat dari kristal yang sama. Batu ginjal dapat dibagi menjadi beberapa tipe berdasarkan penyebabnya, yaitu:

Batu kalsium

Batu kalsium merupakan tipe  yang paling sering dialami, dimana pada umumnya terbentuk dari kalsium oksalat, terkadang juga terbentuk dari kalsium maleat dan kalsium fosfat. Oksalat adalah zat kimia alami yang terdapat di dalam makanan dan juga dibentuk oleh ginjal. Diet makanan, vitamin D dengan dosis tinggi, operasi usus, beberapa penyakit metabolisme (pencernaan) dan mengkonsumsi makanan tinggi oksalat dapat meningkatkan kandungan kalsium atau oksalat di dalam urine. Contoh makanan tinggi oksalat adalah bit, bayam, cokelat, keripik kentang dan kacang-kacangan.

Batu sistin

Tipe batu ginjal ini jarang ditemukan dan umumnya terjadi pada orang-orang yang mengalami penyakit genetik sistinuria (cystinuria), dimana sistin yang seharusnya hanya berada di ginjal justru tercampur ke urin (ginjal mengeluarkan terlalu banyak asam amino tertentu dan bocor dari ginjal ke dalam urin).  

Batu struvit

Batu ginjal struvit kebanyakan dialami oleh wanita yang mengalami infeksi saluran kemih (ISK).  Batu struvite dapat tumbuh dengan cepat dan dengan ukuran yang besar (terkadang tanpa gejala), sehingga menyebabkan penyumbatan kemih. Struvit dapat dicegah perkembangannya, yaitu dengan cara menyembuhkan dahulu infeksi yang ada.

Batu asam urat

Orang yang menderita penyakit asam urat atau gout, dehidrasi dan yang menjalani kemoterapi, dapat terkena batu ginjal jenis asam urat. Jenis ini lebih banyak terjadi pada pria dibandingkan wanita. Batu ginjal asam urat terbentuk karena urine terlalu asam. Oleh karena itu, hindari mengkonsumsi makanan mengandung tinggi purin (protein) yang membuat keasaman urine bertambah. Purin terdapat dalam kerang, daging, ikan, bayam, dan kopi. Beberapa faktor genetika juga dapat meningkatkan faktor terkena batu asam urat.

Batu ginjal juga dapat disebabkan karena beberapa faktor dibawah ini, antara lain:

  • Obesitas
  • Operasi bypass lambung
  • Pria lebih banyak mengidap batu ginjal
  • Keturunan batu ginjal dari keluarga atau penderita
  • Usia antara 20-50 tahun lebih banyak mengidap batu ginjal
  • Penyakit penyakit radang usus yang meningkatkan penyerapan kalsium
  • Konsumsi obat-obatan tertentu 

Seperti diuretik triamterene, obat anti kejang, dan antasida berbasis kalsium

  • Kondisi kesehatan lain

Seperti kondisi hiperparatiroidisme adalah kondisi ketika kelenjar paratiroid yang terletak di leher memproduksi terlalu banyak hormon paratiroid dalam aliran darah. Banyaknya hormon paratiroid tersebut disebabkan 1 atau beberapa dari 4 kelenjar paratiroid terlalu aktif.

  • Kurang mengonsumsi air setiap harinya (dehidrasi)

Hal ini juga menjadi penyebab mengapa batu ginjal sering terjadi pada bayi prematur.

  • Diet dengan kadar protein, garam, atau glukosa yang tinggi

Terlalu banyak garam dalam diet akan meningkatkan jumlah kalsium yang harus disaring oleh ginjal, sehingga dapat meningkatkan risiko terkena batu ginjal.

batu ginjal

Gejala 

Batu ginjal dapat bersifat asimtomatik atau tidak bergejala, terutama dalam kasus batu ginjal yang berukuran kecil. Tanda dan gejala baru dapat dirasakan ketika batu bertambah besar atau ketika batu berukuran besar mulai bergerak melewati saluran kemih, sehingga menghalangi saluran sistem perkemihan. Sumbatan dapat terjadi di saluran kemih atau ureter (saluran antara ginjal dan kandung kemih) atau di uretra (saluran pembuangan urine dari tubuh). 

Gejala yang dapat terjadi pada penderita batu ginjal, adalah:

  • Mual 
  • Muntah
  • Sakit saat mengeluarkan urine
  • Frekuensi berkemih (buang air kecil) meningkat
  • Demam dan menggigil (apabila terdapat infeksi)
  • Urine berjumlah sedikit dan berwarna keruh serta berbau
  • Bila terjadi hidronefrosis (penyumbatan saluran kemih), dapat diraba pembesaran ginjal
  • Darah dalam urin (urin merah, merah muda, atau coklat). Dapat terjadi dengan atau tanpa kolik
  • Nyeri salah satu sisi pinggang atau perut

Kolik adalah rasa nyeri yang berasal dari usus halus maupun usus besar. Batu ginjal kolik merupakan kasus batu ginjal yang paling sering dijumpai, dimana penderitanya dapat merasakan gejala berupa serangan sakit hebat yang muncul secara  tiba-tiba, serta seperti datang dan pergi (tetapi bisa sangat intens). Rasa nyeri tersebut dapat menyebar ke punggung atau pangkal paha.

Penderita batu ginjal kolik juga dapat merasakan gejala lainnya seperti gelisah, denyut nadi menjadi cepat, pucat, berkeringat dingin dan tekanan darah turun, muntah atau mual, perut kembung (meteorismus) dan gerakan usus yang melemah, nyeri terus-menerus, dan rasa panas atau terbakar di pinggang yang dapat berlangsung beberapa hari sampai beberapa minggu. Pada pria, rasa sakit dapat menjalar ke area selangkangan.

Diagnosa 

Seperti pada umumnya setiap diagnosa akan dilakukan oleh dokter dengan menanyakan riwayat kesehatan, menanyakan gejala, dan melakukan pemeriksaan fisik (untuk mengetahui nyeri kolik di daerah sekitar ginjal). Apabila diperlukan dokter juga akan melakukan tes tambahan. Beberapa tes tambahan yang dapat dilakukan oleh dokter, antara lain:

Tes darah

Tes kalsium, fosfor, keratin, asam urat dan elektrolit nitrogen urea darah untuk menilai fungsi ginjal. Tes darah urinalisis untuk memeriksa kristal, bakteri, darah, dan sel putih. Tes darah juga dilakukan untuk memeriksa batu yang lewat agar dapat menentukan jenisnya.

Tes urine

Urine ditampung selama 24 jam. Uji ini bertujuan untuk menilai adanya peningkatan mineral yang dapat membentuk batu ginjal.

Tes pencitraan

X-Ray ginjal yang dapat mengidentifikasi batu ginjal berukuran sedang dan CT scan perut dengan kecepatan tinggi atau energi ganda dapat memperlihatkan batu yang kecil sekalipun.

Tes ultrasonografi

USG ginjal dilakukan untuk mendeteksi dan menentukan komplikasi yang terkait dengan batu ginjal.

Analisis batu yang dikeluarkan

Penderita akan diminta untuk mengeluarkan urine melalui saringan untuk menangkap batu yang dikeluarkan. Analisis laboratorium akan membantu dokter dalam menilai apa yang mengakibatkan batu ginjal dan rencana perawatan agar batu ginjal tidak terbentuk lagi.

penyakit batu ginjal

Pengobatan

Pengobatan tidak selalu diperlukan terutama untuk batu ginjal yang berukuran kecil dan tidak menimbulkan gejala, karena batu ginjal tersebut dapat hilang dengan sendirinya dengan melakukan pola hidup sehat. Batu ginjal dapat bersifat asimtomatik atau tidak bergejala, terutama dalam kasus batu ginjal yang berukuran kecil. Pada kondisi ini, batu dapat keluar dengan sendirinya melalui urine. Namun terkadang batu menghambat aliran urin (obstruksi saluran kemih), obstruksi saluran kemih dapat menyebabkan infeksi ginjal dan kerusakan ginjal.

Apabila penderita merasakan kesakitan atau apabila gejala-gejala batu ginjal muncul, dokter dapat menyarankan dan melakukan beberapa tindakan seperti:

Minum 6-8 gelas air per hari 

Meminum 6-8 gelas air per hari dapat meningkatkan aliran urin. Orang yang mengalami dehidrasi atau mengalami mual dan muntah yang parah mungkin memerlukan infus cairan intravena (intravenous fluids infusion).

Pemberian obat-obatan

Dokter akan memberikan obat untuk meringankan atau mengobati batu ginjal, seperti allopurinol (Zyloprim) untuk batu asam urat, natrium bikarbonat atau natrium sitrat dapat mengurangi asam dalam urine, diuretik thiazide dan larutan fosforuntuk mencegah pembentukan batu kalsium. Untuk mengurangi rasa sakit, dokter dapat memberikan ibuprofen (advil), acetaminophen (tylenol) dan naproxen sodium (aleve).

Extracorporeal lithotripsy atau lithotripter (gelombang kejut) 

Lithotripter adalah mesin yang menghasilkan gelombang kejut yang melewati seseorang. Gelombang kejut ini dapat memecah batu ginjal menjadi potongan-potongan kecil sehingga mereka dapat dengan mudah menurunkan ureter ke dalam kandung kemih. Prosedur ini dapat menyebabkan memar pada perut dan punggung serta pendarahan di sekitar ginjal dan organ-organ di sekitarnya.

Ureteroskopi

Ketika sebuah batu tersangkut di ureter atau kandung kemih, dokter mungkin akan menggunakan alat yang disebut ureteroscope untuk menghilangkannya.

Bedah terowongan (nephrolithotomy perkutan)

Prosedur ini dilakukan pada pasien yang mengalami rasa sakit hebat, batu telah tumbuh terlalu besar atau ketika batu menyebabkan penyumbatan dan apabila infeksi sudah merusak ginjal. Tindakan pengangkatan batu ini dilakukan dengan melakukan sayatan kecil di punggung.

Herbal atau bahan-bahan alami

Pengobatan batu ginjal dengan konsumsi bahan-bahan alami (herbal) juga dapat dicoba. Beberapa bahan alami tersebut antara lain:

Cuka sari apel

Cuka sari apel mengandung asam asetat yang dapat melarutkan batu ginjal dan mengurangi rasa nyeri akibat batu ginjal.

Jus seledri

Jus seledri dipercaya mampu membasmi racun yang berkontribusi dalam pembentukan batu ginjal. Efek seledri seolah-olah membasuh ginjal sehingga menghalau kemunculan batu ginjal.

Jus buah delima

Buah delima kaya akan antioksidan, yang dapat mencegah perkembangan batu ginjal dan membantu menjaga ginjal tetap sehat, menurunkan tingkat keasaman urine sehingga mengurangi risiko pembentukan batu ginjal dan mengurangi nyeri dengan membantu melemaskan otot saluran kemih yang menegang.

Perasan lemon

Perasan air lemon mengandung sitrat yang dapat mencegah terbentuknya batu ginjal jenis kalsium. Sitrat juga dapat memecah batu ginjal berukuran kecil, yang memungkinkannya untuk mengalir keluar melalui urine dengan mudah.

Rumput gandum

Rumput gandum mengandung nutrisi yang dapat membersihkan ginjal dan bersifat diuretik, sehingga membuat batu ginjal lebih mudah mengalir bersama urine.

batu ginjal adalah

Pencegahan batu ginjal

Batu ginjal dapat dicegah dengan melakukan beberapa cara dibawah ini, seperti:

  • Konsumsi air putih yang cukup setiap harinya. 

Setiap orang disarankan untuk minum 8-12 gelas atau sekitar 2,6 liter air putih setiap hari. cairan. Konsultasikan dengan dokter mengenai jumlah air yang dikonsumsi, apabila Anda memiliki penyakit ginjal lain dan disarankan untuk membatasi konsumsi.

  • Konsumsi makanan kaya oksalat dalam jumlah sedang, kurangi asupan garam dan protein hewani juga dapat menurunkan risiko batu ginjal. Hal ini karena tingginya kadar protein dapat meningkatkan risiko pengendapan mineral dan kristal kalsium di saluran kemih, sehingga terbentuk batu ginjal.
  • Konsumsi obat-obatan yang dapat mencegah pembentukan kalsium dan batu asam urat. Apabila Anda memiliki batu ginjal atau Anda berisiko terkena batu ginjal, bicarakan dengan dokter dan diskusikan metode pencegahan terbaik.
  • Apabila batu ginjal terbentuk akibat kadar sitrat yang rendah, jus sitrat dapat membantu mencegah pembentukan batu.

Mencegah dengan konsumsi buah-buahan

Anda juga dapat mencegah batu ginjal dengan menghindari konsumsi makanan dan minuman sesuai dengan jenis batu ginjal yang dialami, seperti: 

  • Jeruk

Jeruk kaya akan vitamin C yang dapat meningkatkan kekebalan tubuh. Namun, jeruk memiliki kandungan kalium yang tidak baik untuk penderita gangguan ginjal.

  • Pisang 

Pisang rendah sodium namun buah ini juga dikenal kandungan kaliumnya yang tinggi (422 mg kalium per pisang) yang seharusnya dihindari penderita gangguan ginjal, terutama oleh penderita ginjal kronis.

  • Tomat 

Tomat juga merupakan buah yang tinggi akan kalium. Penderita gangguan ginjal sebaiknya menghindari tomat dan olahannya karena mengandung kalium yang tinggi. Satu cangkir saus tomat dapat mengandung 900 mg kalium.

  • Buah kering

Buah kering seperti kismis, kurma, atau prem juga perlu dibatasi konsumsinya. Ketika buah-buahan dikeringkan, semua nutrisi terkonsentrasi (termasuk kalium).

  • Makanan kalengan/kemasan

Namun, sebagian besar makanan kaleng mengandung sodium dalam jumlah tinggi untuk meningkatkan umur simpannya. Penderita ginjal perlu mengurangi makanan dengan kadar sodium yang tinggi.

  • Daging olahan 

Daging olahan adalah daging yang telah diasinkan, dikeringkan, diasap, atau dikalengkan. Beberapa contoh termasuk hot dog, bacon, pepperoni, dendeng, dan sosis. Daging olahan biasanya mengandung protein tinggi dan banyak garam untuk meningkatkan rasa dan menjaga rasa.

  • Kentang

Kentang merupakan umbi dengan kalium yang tinggi. Kentang dan beberapa makanan kalium tinggi lainnya dapat direndam atau dicuci untuk mengurangi kandungan kaliumnya. Memotong kentang menjadi potongan-potongan kecil dan tipis dan merebusnya selama paling sedikit 10 menit dapat mengurangi kandungan potasium sekitar 50%.

  • Produk susu 

Mengonsumsi terlalu banyak susu, bersama dengan makanan kaya fosfor lainnya, dapat merusak kesehatan tulang pada mereka yang menderita penyakit ginjal. Ketika ginjal rusak, terlalu banyak konsumsi fosfor dapat menyebabkan penumpukan fosfor dalam darah, yang dapat menarik kalsium dari tulang. Ini bisa membuat tulang menjadi tipis dan lemah dari waktu ke waktu.

  • Roti gandum 

Penderita gangguan ginjal sebaiknya menghindari roti jenis ini karena mengandung banyak fosfor dan kalium.

  • Nasi merah 

Beras merah adalah gandum utuh yang memiliki kandungan kalium dan fosfor yang lebih tinggi daripada beras putih. Penderita gangguan ginjal mungkin masih bisa mengonsumsi nasi merah, namun dalam porsi terkontrol dan seimbang dengan makanan lain.

  • Soda

Terutama soda berwarna gelap mengandung zat aditif yang mengandung fosfor yang tak baik bagi ginjal karena tidak terikat dengan protein. Tubuh menyerap fosfor tambahan ini ke tingkat yang lebih besar daripada fosfor alami, hewan, atau nabati. 

  • Makanan instan

Makanan instan seperti mie dan pizza beku adalah sumber utama natrium dalam makanan. 

Referensi:

  1. SehatQ: Batu Ginjal: (https://www.sehatq.com/penyakit/batu-ginjal)
  2. Alodokter: Deretan Obat Alami untuk Mengecilkan Batu Ginjal: (https://www.alodokter.com/bijak-mengonsumsi-obat-alami-batu-ginjal)
  3. Gridhealth: 12 Makanan yang Amat Perlu Dihindari Penderita Gangguan Ginjal: (https://health.grid.id/read/352163237/12-makanan-yang-amat-perlu-dihindari-penderita-gangguan-ginjal?page=all)

Mahendra Pratama

Mahendra Pratama, seorang ahli gizi berusia 52 tahun dan bekerja di Handal Dok sebagai penulis/editor. Ia lulus dari Universitas Wijaya Kusuma sekitar 25 tahun yang lalu. Dia adalah mahasiswa yang berprestasi. Mahendra sering menulis artikel tentang nutrisi atau cara menjaga kesehatan. Dia memiliki hobi - yoga.

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *