Meningitis

Penjelasan meningitis

Meningitis adalah suatu kondisi ketika cairan selaput pembungkus otak (meninges) dan sumsum tulang belakang terinfeksi. Umumnya disebabkan oleh virus dan bakteri sehingga lebih mudah menyerang orang yang memiliki imunitas rendah. Meningitis ditularkan dengan batuk, bersin, atau berinteraksi di jarak yang cukup dekat dengan orang lain.

Wabah meningitis terbesar dalam sejarah dunia menurut WHO terjadi pada 1996–1997 yang menyebabkan lebih dari 250.000 kasus dan 25.000 kematian. Di Indonesia sendiri, menurut data Kemenkes, pada 2010 jumlah kasus meningitis pada laki-laki mencapai 12.010 pasien dan pada wanita sekitar 7.371 pasien, sedangkan pasien yang meninggal dunia sebesar 1.025 orang.

Penjelasan meningitis

Faktor resiko

Faktor-faktor dibawah ini dapat menyebabkan seseorang lebih rentan terkena meningitis, antara lain:

Melewatkan jadwal pemberian vaksin

Melewatkan pemberian vaksin dapat meningkatkan kemungkinan terserang virus dan bakteri meningitis.

Orang yang akan mengunjungi wilayah dengan kasus infeksi meningitis yang tinggi 

Contohnya para calon haji yang akan mengunjungi Mekah dan Madinah, dimana negara tersebut masih terdapat kasus infeksi meningitis yang cukup tinggi.

Gangguan imunitas tubuh 

Imunitas tubuh yang rendah atau lemah dapat diderita mereka yang memiliki HIV / AIDS, gangguan autoimun, melakukan kemoterapi, melakukan transplantasi organ atau sumsum tulang, pecandu alkohol dan penderita diabetes.

Lingkungan

Meningitis akan lebih mudah menyebar di lingkungan padat penduduk, seperti asrama, pesantren dan pusat penitipan anak.

Kehamilan dan petani

Wanita hamil dan petani memiliki risiko lebih tinggi terjangkit infeksi listeriosis, yang disebabkan oleh bakteri listeria. Infeksi ini dapat menyebar ke anak yang belum lahir (pada masa kehamilan).

Usia

Semua umur beresiko untuk meningitis. Namun pada umumnya, bayi berisiko lebih tinggi terkena semua jenis meningitis, anak-anak di bawah usia 5 tahun lebih sering terpapar meningitis virus dan jamur, meningitis bakteri juga lebih sering menyerang mereka yang berusia dibawah 20 tahun.

Penjelasan meningitis

Penjelasan meningitis

Gejala meningitis

Gejala-gejala yang dapat muncul ketika seseorang terinfeksi meningitis, antara lain:

Gejala pada orang dewasa

Gejala-gejala meningitis yang pada umumnya terjadi pada orang dewasa, adalah:

  • Muntah
  • Kejang
  • Mengantuk
  • Ruam kulit
  • Demam tinggi
  • Sakit tenggorokan
  • Suara menjadi serak
  • Leher kaku, yang bisa membuat Anda kesulitan menggerakkan dagu atau menyentuhkan dagu ke bagian atas dada

Gejala pada anak-anak 

Pada umumnya anak-anak akan merasakan gejala-gejala, seperti:

  • Demam
  • Kejang
  • Penyakit kuning
  • Muntah dan muntah
  • Mudah lelah atau kelelahan 
  • Mudah marah dan pemarah
  • Lebih rewel dari biasanya
  • Kebingungan (disorientasi)
  • Susah makan atau menyusu
  • Menangis dengan nada tinggi
  • Bercak merah atau ungu di kulit
  • Menangis ketika kulitnya disentuh
  • Tubuh terutama leher menjadi kaku

Gejala berdasarkan tipe meningitis

Gejala-gejala khusus juga dapat dijumpai, sesuai dengan tipe meningitisnya. Antara lain:

Gejala meningitis virus

Gejala khusus meningitis virus pada orang dewasa dapat ditandai dengan rasa sakit kepala, mual, lesu, nafsu makan berkurang dan emosi lebih sensitif. Gejala khusus pada anak-anak dapat berupa mengantuk, nafsu makan berkurang dan lebih lekas marah.

Gejala meningitis bakteri

Gejala khusus meningitis bakteri dapat ditandai dengan rasa mual, mudah emosi, sakit kepala dan sensitif terhadap cahaya, sakit kepala, lesu dan area kulit berwarna ungu yang menyerupai memar. 

Gejala meningitis virus

Gejala khusus meningitis jamur dapat berupa timbulnya rasa kebingungan atau disorientasi.

Gejala meningitis

Gejala meningitis

Komplikasi 

Bakteri dan virus dapat berkembang biak dan melepaskan racunnya di dalam aliran darah, sehingga bisa menyebabkan kerusakan pembuluh darah dan bocornya darah ke kulit dan organ tubuh. Hal ini dapat menyebabkan beberapa komplikasi serius, bahkan dapat mengancam jiwa. 

Beberapa penyakit yang dapat disebabkan karena infeksi meningitis, adalah:

  • Migrain
  • Hidrosefalus
  • Kejang-kejang
  • Radang sendi
  • Kerusakan otak
  • Gangguan daya ingat
  • Penurunan kemampuan penglihatan
  • Penurunan kemampuan pendengaran
  • Bakteremia atau meluasnya infeksi bakteri pada peredaran darah yang menyebabkan infeksi organ tubuh lainnya
  • Empiema subdural, yakni terbentuknya kumpulan nanah di bawah meninges otak (penumpukan cairan antara otak dan tengkorak).
Komplikasi meningitis

Komplikasi meningitis

Diagnosa

Seperti pada umumnya setiap diagnosa akan dimulai oleh dokter dengan menanyakan riwayat kesehatan, menanyakan lingkungan tempat tinggal dan pemeriksaan fisik. 

Tindakan lanjutan juga mungkin akan dilakukan oleh dokter dengan melakukan beberapa tes, seperti:

Tes pencitraan 

Beberapa tes pencitraan yang dapat dilakukan adalah:

  • CT scan atau MRI  di kepala bisa dianjurkan untuk mendeteksi pembengkakan atau inflamasi dan abses otak atau sinusitis
  • Rontgen dada dapat mengungkapkan adanya tuberkulosis, jamur atau infeksi pneumonia (meningitis dapat terjadi setelah pneumonia) 

Tes darah (kultur darah)

Tes ini bertujuan mendeteksi ada tidaknya bakteri dalam darah dengan cara memeriksa jumlah sel darah merah dan putih dalam darah, sel darah putih yang meningkat menandakan bahwa tubuh sedang melawan infeksi.

Pengambilan sampel cairan serebrospinal (pungsi lumba)

Tes ini dilakukan untuk mengukur kadar gula, sel darah putih, protein, mencari peningkatan tekanan pada sistem saraf pusat, dan menemukan peradangan atau bakteri dalam cairan tulang belakang. 

Tes DNA atau antibodi

Tes ini bertujuan untuk mendeteksi kehadiran virus di cairan serebrospinal yang dapat menyebabkan meningitis.

Tes gelas (glass test

Tes ini dilakukan dengan cara menggulingkan gelas di atas ruam. Apabila ruam tidak memudar di bawah tekanan, maka kemungkinan ruam tersebut adalah ruam meningitis dan apabila ruam memudar, maka bintik-bintik yang tidak biasa pada kulit mungkin disebabkan dari kondisi lain.

Penyebab dan pengobatan meningitis berdasarkan tipenya

                         

Berdasarkan penyebabnya, meningitis dapat dibagi menjadi beberapa tipe:

Meningitis virus

Umumnya disebabkan oleh virus: coksackie virus A, coksackie virus B, echovirus, west nile virus, virus influenza, gondongan, HIV, campak jerman (measles), virus herpes dan coltivirus (menyebabkan demam kutu colorado).

Meningitis virus merupakan tipe yang paling umum terjadi dan lebih ringan dari tipe meningitis bakteri. Sebagian penderitanya dapat sembuh dengan sendirinya setelah beberapa minggu dengan melakukan banyak istirahat, konsumsi banyak cairan dan konsumsi obat anti nyeri.

Obat-obatan yang mungkin akan memberikan dokter adalah obat antivirus intravena. Seperti obat kosrtikosteroid (mengurangi pembengkakan di otak), obat anti kejang, obat antibiotik dan obat antivirus yang diberikan secara bersamaan.

Meningitis bakteri

Meningitis bakterialis dapat menular dan menjadi fatal jika tidak ditangani dengan saksama. 

Bakteri adalah penyebab utama dari tipe ini, beberapa jenis bakteri yang sering menjadi pemicunya adalah:

Listeria monocytogenes

Bakteri ini dapat menyebar melalui makanan yang sudah terkontaminasi

Haemophilus influenza

Selain meningitis bakteri ini juga dapat menyebabkan infeksi darah, radang tenggorokan, selulitis, dan radang sendi menular

Neisseria meningitidis

Bakteri ini menyebar melalui air liur dan cairan pernapasan lainnya, serta dapat menyebabkan “meningitis meningokokus”

Staphylococcus aureus

Umumnya ditemukan pada kulit dan saluran pernapasan, bakteri ini dapat menyebabkan “meningitis stafilokokus”

Streptococcus pneumoniae

Bakteri ini ditemukan di saluran pernapasan, sinus, serta rongga hidung, dan menyebabkan meningitis pneumokokus (pneumonia, infeksi sinus, dan infeksi telinga). Jenis ini dapat mengakibatkan kematian dan menyebabkan peradangan serta infeksi di otak, sumsum tulang belakang, atau cairan yang mengelilingi bagian tersebut.

Untuk mencegah kerusakan otak dan kematian, seseorang yang mengidap meningitis bakteri butuh di rawat inap sesegera mungkin. Pengobatan diberikan dengan pemberian obat antibiotik spektrum luas melalui intravena (infus) dan obat kortikosteroid, dokter mungkin juga akan mengeluarkan semua cairan sinus atau mastoid yang telah terinfeksi. Antibiotik diberikan tergantung pada bakteri yang menjadi penyebabnya.

Meningitis jamur

Meningitis jamur merupakan jenis yang langka terjadi, disebabkan oleh jamur (Cryptococcus, Blastomyces, Histoplasma, dan Coccidiodes) yang menginfeksi tubuh, yang kemudian menyebar dari aliran darah menuju otak dan sumsum tulang belakang. 

Imunitas yang rendah lebih rentan tertular meningitis jamur, terutama mereka yang mengidap penyakit kronis seperti HIV dan mereka yang sedang menjalani kemoterapi.

Meningitis jamur diobati dengan menggunakan obat-obatan antijamur.

Meningitis parasit

Meningitis parasit disebabkan oleh parasit yang ditemukan di tanah, tinja, siput, ikan mentah, dan unggas, menular melalui konsumsi makanan yang sudah terpapar oleh parasit. Tipe ini lebih jarang terjadi dibandingkan meningitis virus dan meningitis bakteri.

Meningitis parasit dapat dibagi menjadi:

Meningitis eosinofilik (EM)

Jenis ini lebih jarang daripada jenis meningitis yang lain. Disebabkan oleh parasit, seperti parasit Angiostrongylus cantonensis, baylisascaris procyonis dan gnathostoma spinigerum

Aming meningitis

Jenis ini disebabkan oleh salah satu jenis amoeba, menyerang manusia dengan memasuki tubuh melalui hidung saat berenang di danau, sungai, atau kolam yang terkontaminasi. Parasit tersebut dapat menghancurkan jaringan otak dan pada akhirnya dapat menyebabkan halusinasi, kejang, dan gejala serius lainnya. 

Meningitis parasit dapat diobati sendiri oleh penderitanya, dengan cara mengobati gejala yang dirasakan atau diderita. Apabila gejala masih tetap dirasakan, dokter mungkin akan memberikan antibiotik yang sesuai dengan jenis parasit yang menjadi penyebabnya.

Meningitis non-infeksi

Meningitis non-infeksi disebabkan oleh kondisi atau perawatan medis tertentu. Contohnya, penyakit lupus, cedera kepala, operasi otak, kanker, dan konsumsi obat-obatan tertentu.

Pengobatan akan dilakukan dokter dengan memberikan obat kortikosteroid untuk penderita autoimun dan untuk penderita kanker dapat dilakukan terapi yang sesuai dengan tipe kankernya.

Mencegah meningitis

Meningitis dapat dicegah dengan cara medis maupun non medis.

Non medis

Anda dapat melakukan pola hidup sehat, seperti:

  • Tidak merokok
  • Istirahat yang cukup
  • Olahraga rutin minimal 30 menit/hari
  • Konsumsi makanan sehat dan seimbang. Seperti: buah, sayur, serta biji-bijian.
  • Konsumsi daging yang benar-benar matang, jangan makan keju yang terbuat dari susu yang tidak dipasteurisasi, dan tidak makanan mentah (misalnya sushi), terutama ketika dalam kondisi hamil. 
  • Menutup mulut dengan tisu atau siku bagian dalam ketika bersin dan batuk. Segera buang tisu yang telah digunakan ke dalam tempat yang tertutup rapat.
  • Menjaga kebersihan, seperti mencuci tangan dengan benar sebelum makan atau menyiapkan makanan, setelah ke toilet, bepergian, atau setelah memegang hewan.
  • Tidak berbagi makanan, minuman, ataupun peralatan pribadi yang dapat menularkan cairan air liur atau cairan lainnya. 
  • Hindari kontak dengan orang sakit

Apabila anda telah berinteraksi dengan orang yang memiliki infeksi meningokokus bakteri, maka dokter akan memberikan obat antibiotik. Antibiotik diberikan untuk mencegah anda turut terinfeksi meningitis. 

Medis

Pencegahan dengan tindakan medis dapat dilakukan dengan melakukan vaksinasi meningitis. Beberapa jenis vaksin meningitis, adalah:

  • Vaksin pneumokokus PCV13 dan V23
  • Vaksin Haemophilus influenzae tipe B (Hib)
  • Vaksin meningokokus (untuk mencegah meningitis yang disebabkan oleh bakteri neisseria meningitidis)
  • Vaksin menB (untuk mencegah meningitis yang disebabkan oleh bakteri dan hanya dapat dilakukan pada orang-orang tertentu)

Vaksin meningitis hanya dianjurkan bagi mereka yang berisiko tinggi mengalami meningitis. Efek samping dari pemberian vaksin, adalah: demam ringan, menggigil, sakit kepala, nyeri sendi, kelelahan, rasa sakit, kemerahan, dan rasa terbakar di tempat suntikan. 

Referensi

SehatQ: Meningitis: (https://www.sehatq.com/penyakit/meningitis)

Mahendra Pratama

Mahendra Pratama, seorang ahli gizi berusia 52 tahun dan bekerja di Handal Dok sebagai penulis/editor. Ia lulus dari Universitas Wijaya Kusuma sekitar 25 tahun yang lalu. Dia adalah mahasiswa yang berprestasi. Mahendra sering menulis artikel tentang nutrisi atau cara menjaga kesehatan. Dia memiliki hobi - yoga.

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *