Perlemakan Hati

Penumpukan lemak di hati dinamakan pula sebagai steatosis hepatis. Hal ini berlaku saat fatty liver atau lemak hati tertimbun. Penyakit perlemakan hati pada manusia dibagi membentuk dua tipe, perlemakan hati (steatosis hepatis) alkoholik dan perlemakan hati (steatosis hepatis) non-alkoholik. Steatosis hepatis alkoholik berlangsung pada peminum alkohol. Sementara itu, selebihnya adalah termasuk jenis steatohepatitis non-alkohol, yang berarti penyakit perlemakan hati yang mengenai individu di mana didapati penumpukan lemak di hati meski tak pernah atau jarang meminum alkohol. Normalnya, seseorang hanya mendapat secuil lemak hati atau bahkan tak sama sekali. Penumpukan lemak di hati berakibat pada meradangnya organ hati dan rusaknya sel yang mirip dengan keadaan dampak sirosis. Penyakit perlemakan hati mempengaruhi sepertiga dari orang dewasa yang berlebihan bobot tubuh dan 15% yang terkena obesitas. Jumlah pasien yang terdampak penyakit perlemakan hati sanggup meningkat secara signifikan.

Penyebab Perlemakan Hati

Unsur utama dari penumpukan lemak di hati adalah dikarenakan tubuh menghasilkan begitu banyak lemak. Lalu, pembentukan metabolisme tidak mampu mengimbangi banyaknya lemak yang diproduksi oleh tubuh (gangguan metabolisme memainkan peran penting dalam perkembangan penyakit lemak hati). Lemak yang berlebih tersebut tersimpan dalam hati, yang lama-kelamaan jadi menumpuk dan memicu penyakit perlemakan hati.

Telah didapati sejumlah penyebab perlemakan hati atau fatty liver. Di antara dari sekian banyak penyebab perlemakan hati yaitu kecenderungan genetik, diabetes yang tidak terkontrol, hiperglikemia atau hipertensi arteri. Selain itu, kelebihan bobot tubuh, obesitas, dan gaya kehidupan yang jarang bergerak juga bisa menjadi penyebab perlemakan hati. Kalau tak terdapat kaitannya dengan pengonsumsian alkohol, kebanyakan penyebab perlemakan hati ditimbulkan oleh kecanduan gula. Inilah mengapa penyakit perlemakan hati disebut pula kecacatan soda.

Gejala Perlemakan Hati

Perihal yang mengerikan tentang kecacatan lemak hati ini adalah bahwa ciri-ciri perlemakan hati hampir tak terdapat yang tampak. Gejala perlemakan hati lazimnya tak terlihat dan tak mengakibatkan rasa sakit. Kebanyakan orang mengetahui bahwa mereka mendapat penumpukan lemak di hati secara kebetulan setelah melakukan tes darah. Hal lain yang mengkhawatirkan dari penyakit perlemakan hati adalah lemak hati/fatty liver hanya terdeteksi pada stadium lanjut.

Penumpukan lemak di hati bisa berlangsung sepanjang tahun sampai puluhan tahun tanpa memperlihatkan gejala perlemakan hati. Sewaktu penyakit ini mulai parah, ciri-ciri perlemakan hati yang kebanyakan timbul di antaranya kelelahan, berat badan berkurang, ketidaknyamanan perut, kelemahan, dan kebingungan. Pada tahap yang paling parah, yaitu timbulnya sirosis, maka gejala perlemakan hati yang bisa timbul adalah pembengkakan perut, pembesaran pembuluh darah, pembesaran limpa, telapak tangan memerah, dan kulit serta mata menguning (penyakit kuning). Ciri-ciri perlemakan hati yang sampai pada sirosis adalah terdapatnya luka parut pada organ hati yang kerusakannya bersifat permanen.

Komplikasi Perlemakan Hati

Seperti semua penyakit, penyakit lemak hati atau fatty liver pada manusia dapat menjadi komplikasi yang serius. Risiko kardiovaskular akan menjadi penyebab utama kematian pasien. Seseorang juga bisa menderita penyakit hati kronis dikarenakan oleh lemak hati. Jika organ hati terlalu terpengaruh, pasien perlu menjalani transplantasi hati. Di Amerika Serikat, patologi ini telah menjadi penyebab utama transplantasi hati dan penyebab berkembangnya kanker hati.

Fatty Liver Disease

Diagnosis Perlemakan Hati

Apabila ditemukan sesuatu yang tidak normal dari hasil tes darah, dokter akan menerapkan pemeriksaan fisik untuk melihat apakah terdapat pembengkakan hati pada pasien. Selanjutnya, untuk menyingkirkan diagnosis penyakit lain, dokter akan meminta pemeriksaan yang lebih spesifik, termasuk tes fungsi hati, USG, CT-scan, ataupun MRI. Satu-satunya cara untuk mendiagnosis penyakit perlemakan hati hingga sirosis secara pasti adalah dengan melakukan biopsi hati. Pemeriksaan ini berupa pengambilan sampel jaringan dari organ hati menggunakan jarum lalu memeriksanya di bawah mikroskop.

Pengobatan Perlemakan Hati

Tidak ada perawatan medis khusus untuk mengobati fatty liver/lemak hati. Tetapi, beberapa hal dapat diterapkan untuk mencegah atau memulihkan kerusakan sebagai langkah pertama pengobatan fatty liver/lemak hati. Untuk mengobati fatty liver/lemak hati, pasien tidak punya pilihan lain selain menurunkan berat badan, melakukan aktivitas fisik secara teratur, dan mengikuti diet rendah kalori. Saat ini, belum ada pengobatan yang dapat mengobati fatty liver. Obat-obatan mungkin diresepkan untuk meredakan gejala perlemakan hati tetapi tidak dapat memberikan pengobatan fatty liver. Karena obat perlemakan hati belum ditentukan secara pasti, maka dokter hanya akan melakukan pengobatan fatty liver dengan mengobati penyakit penyertanya, semisal hipertensi,kolesterol tinggi, diabetes, juga obesitas.

Para ahli sedang mempelajari berbagai macam obat yang kemungkinan dapat mengobati fatty liver. Obat diabetes baru yang mungkin dapat membantu sebagai obat perlemakan hati adalah termasuk metformin, pioglitazone, rosiglitazone dan betaine. Obat perlemakan hati yang kini tengah diselidiki yaitu orlistat (Xenical). Obat perlemakan hati ini bekerja dengan menghalangi penyerapan sebagian lemak dari makanan yang masuk ke dalam tubuh. Hasil awal penelitian menunjukkan bahwa orlistat dapat mengurangi jumlah lemak di hati.

Referensi 

  1. healthline : Everything You Need to Know About Fatty Liver : https://www.healthline.com/health/fatty-liver
  2. Better Health Channel : Fatty Liver Disease : https://www.betterhealth.vic.gov.au/health/conditionsandtreatments/liver-fatty-liver-disease#:~:text=
  3. NHS : Non-alcoholic Fatty Liver Disease (NAFLD) : https://www.nhs.uk/conditions/non-alcoholic-fatty-liver-disease/
  4. Mayo Clinic : Nonalcoholic Fatty Liver Disease : https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/nonalcoholic-fatty-liver-disease/diagnosis-treatment/drc-20354573

Mahendra Pratama

Mahendra Pratama, seorang ahli gizi berusia 52 tahun dan bekerja di Handal Dok sebagai penulis/editor. Ia lulus dari Universitas Wijaya Kusuma sekitar 25 tahun yang lalu. Dia adalah mahasiswa yang berprestasi. Mahendra sering menulis artikel tentang nutrisi atau cara menjaga kesehatan. Dia memiliki hobi - yoga.

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *