Rotavirus (Diare)

Pemahaman

Apa itu rotavirus? Ini merupakan pemicu utama diare berat pada bayi dan anak kecil, biasanya mempengaruhi anak-anak berusia 6-24 bulan. Jika mereka tidak mendapatkan vaksin, hampir semua anak akan mengalami setidaknya 1 episode diare rotavirus pada usia 5 tahun. Anak-anak yang lebih tua dan orang dewasa dengan rotavirus memiliki penyakit yang lebih ringan, mereka mengalami lebih sedikit diare dan cenderung tidak mengalami dehidrasi.

Di Indonesia terjadi 10 kali Kejadian Luar Biasa Diare pada tahun 2018 yang tersebar di 8 provinsi, 8 kabupaten atau kota (Kabupaten Tabanan dan Buru, masing-masing terjadi 2 kali KLB). Jumlah penderitanya sebanyak 756 orang dan kematian 36 orang (CFR 4,76%).

Etiologi rotavirus

Ketika anak-anak terkena rotavirus, kotoran mereka mengandung banyak mikroba. Penyebab rotavirus masuk ke dalam tubuh melalui kontak dengan mulut, biasanya melalui jari, tetapi terkadang melalui mainan atau benda lain. Kuman ditularkan:

  • Saat menyentuh tangan orang yang terinfeksi
  • Ketika bersentuhan dengan benda yang pernah dijamah oleh orang yang terinfeksi, seperti furnitur atau meja dapur. Patogen dapat bertahan lama di berbagai permukaan.

Anak-anak dapat menyebarkan virus rotavirus sebelum dan sesudah mereka mulai menunjukkan simptom. Biasanya, penyakit dimulai 1-3 hari setelah terpapar virus. Anak-anak yang pernah sekali terinfeksi bisa tertular kembali, tetapi biasanya penyakit tersebut berkurang keparahannya dari kejadian yang pertama kali.

Gejala rotavirus

Umumnya penyakit ini dimanifestasikan dengan demam dan muntah. Jenis diare (yang banyak dan berair) serta dehidrasi adalah gejala rotavirus yang paling umum, penderita akan mengalami diare dalam 12-24 jam dan dehidrasi dapat terjadi paling cepat 6 jam setelah timbulnya penyakit. Penyakit ini biasanya berlangsung 5-7 hari.

Prognosis rotavirus

Komplikasi yang paling umum dari penyakit ini ialah ketidakseimbangan elektrolit yang diduga disebabkan oleh enterotoksin virus yang bertanggung jawab atas malabsorpsi yang berhubungan dengan kerusakan mukosa dan depresi disakarida. Tingkat keparahan diare berkorelasi dengan tingkat kerusakan mukosa 1-3. Dalam sebuah penelitian yang meneliti komplikasi Rotavirus Gastroenteritis (RG), 9,1% anak-anak yang dirawat di rumah sakit mengalami dehidrasi hipertonik dan 1,7% mengalami hyponatremic sehingga membutuhkan perawatan intensif.

Komplikasi kedua yang biasanya terjadi yaitu septikemia dimana mekanisme pastinya tidak diketahui dan diyakini bahwa enterosit yang terinfeksi menjadi lebih rentan terhadap invasi bakteri akibat disfungsi epitel usus yang disebabkan oleh virus rotavirus.

Anamnesis rotavirus

Diagnosis laboratorium untuk infeksi rotaviral terutama dicapai melalui enzim immunoassay yang melibatkan deteksi antigen spesifik grup A VP6 dalam feses diare. Sebagai alternatif, deteksi imunologi antigen ini dapat dicapai melalui penangkapan antigen dari feses dengan antibodi spesifik anti-VP6 yang diimobilisasi ke lateks, nitroselulosa atau nilon.

Meskipun immunoassay enzim komersial yang digunakan untuk surveilans rota virus bersifat sensitif dan spesifik, prosedur kontrol kualitas yang teratur diperlukan untuk memastikan bahwa laboratorium yang berbeda melakukan pengujian komersial dengan kemampuan tinggi.

Pengobatan rotavirus

Karena rotavirus adalah virus, antibiotik tidak berguna. Jika anak mengalami diare ringan, beri dia banyak cairan. Jika diare lebih parah, ia mungkin membutuhkan larutan rehidrasi oral (campuran air, garam dan gula yang digunakan untuk mencegah dehidrasi). Ibu menyusui, lanjutkan melakukannya pada bayinya agar tetap terhidrasi.

Dalam kasus yang parah rotavirus pada bayi atau balita, mereka mungkin perlu diberikan cairan infus di rumah sakit. Hubungi dokter anak jika melihat  tanda-tanda dehidrasi:

  • Mata cekung
  • Kulit keabu-abuan
  • Tidak adanya air mata
  • Muntah tak henti-hentinya
  • Percepatan detak jantung
  • Kekeringan pada kulit, mulut dan lidah
  • Lekukan ruang lunak (fontanel) di kepala bayi
  • Penurunan urin (kurang dari 4 popok basah dalam 24 jam).

Pencegahan rotavirus

Cara mencegah penyakit rotavirus, antara lain:

  • Beri anak vaksin rotavirus 
  • Sering-seringlah mencuci tangan untuk mencegah penyebaran kuman, terutama setelah mengganti popok
  • Jika anak Anda muntah atau diare, beritahu pusat penitipan anak dan tanyakan kepada pendidik berapa lama akan tinggal di rumah.

Referensi

  1. The Turkish Journal of Pediatrics: Complications with rotavirus: A single center experiences: http://www.turkishjournalpediatrics.org/pdf.php?&id=1654
  2. News Medical: Rotavirus Diagnosis: https://www.news-medical.net/health/Rotavirus-Diagnosis.aspx

Mahendra Pratama

Mahendra Pratama, seorang ahli gizi berusia 52 tahun dan bekerja di Handal Dok sebagai penulis/editor. Ia lulus dari Universitas Wijaya Kusuma sekitar 25 tahun yang lalu. Dia adalah mahasiswa yang berprestasi. Mahendra sering menulis artikel tentang nutrisi atau cara menjaga kesehatan. Dia memiliki hobi - yoga.

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *