Sialolithiasis

Sialolithiasis adalah  batu kelenjar ludah yakni sebuah kondisi penyumbatan pada kelenjar ludah oleh terbentuknya sedimen mineral yang berasal dari kandungan materi dalam air liur atau saliva. Sedimen yang menyerupai batu tersebut terbentuk dari gerakan ludah atau air liur yang melambat sehingga meninggalkan endapan yang sebagian besar merupakan kalsium. Meski sulit untuk dikenali penyumbatan yang terjadi dapat memicu rasa nyeri, bengkak bahkan infeksi. Setiap orang memiliki 3 jenis kelenjar ludah yang suatu saat dapat mengalami penyumbatan. Kelenjar tersebut antara lain kelenjar parotid, submandibular dan sublingual. Penyumbatan kelenjar ludah oleh batu atau sialolith umumnya ditemui pada kelenjar submandibular, sekitar 80% dari keseluruhan kasus yang ditemukan. Ini antara lain disebabkan kelenjar submandibular merupakan kelenjar yang paling panjang dan memiliki aliran air liur atau saliva yang lambat. Gejala terjadinya sialolithiasis lebih banyak ditemukan pada pria usia paruh baya

Penyebab Sialolithiasis

Salah satu penyebab sialolithiasis adalah berkurangnya air liur atau saliva. Saliva dapat diproduksi tubuh dan dijaga konsistensinya jika terpenuhinya cairan yang masuk ke dalam tubuh serta adanya makanan yang cukup. Air liur atau saliva jumlahnya akan meningkat jika seseorang mengkonsumsi makanan. Kurang cukup minum dan kebiasaan  makan yang tidak baik, kerap kali dituding sebagai penyebab utama terjadinya sedimen atau sialolihth  pada saluran air liur atau air ludah. Disamping terpengaruh makanan dan minuman, konsumsi obat-obatan yang mengandung antihistamin juga ditunjuk sebagai penyebab lain sialolithiasis. Sebab lain yang perlu diketahui dari sialolithiasis  adalah jika anda tengah menjalani terapi radiasi di sekitar mulut yang mempercepat proses sedimentasi mineral dalam saliva serta menyumbat kelenjar ludah yang berperan.  

Gejala Sialolithiasis

Kebanyakan orang tidak menyadari kapan dan bagaimana pembentukan batu atau sialolith terjadi pada kelenjar ludah mereka. Para penderita sialolithiasis akan menyadari jika batu yang terbentuk sudah semakin besar dan menyumbat aliran air liur. Aliran air liur atau saliva yang tidak lancar lama kelamaan akan menyebabkan pembengkakan dan memicu rasa sakit. Gejala adanya penyumbatan akan dirasakan saat seseorang mencoba makan dan setelah makan karena pada saat itu saliva atau air liur dipaksa keluar. 

Berbagai gejala lain yang dapat diasosiasikan dengan adanya sialolithiasis  :

  • Keterbatasan saat melakukan gerakan membuka mulut
  • Keterbatasan saat menelan
  • Adanya benjolan yang terasa sakit  di bagian bawah lidah
  • Tekstur air liur yang dirasakan tidak biasa
  • Bengkak dan rasa sakit di areal sekitar telinga dan rahang

Dalam kondisi yang lebih serius penderita akan merasakan demam, pembengkakan yang diikuti rasa nyeri dan kemerahan.

Sialolithiasis

Diagnosa

Untuk mengetahui adanya sialolithiasis, pemeriksaan oleh seorang dokter  spesialis THT wajib dilakukan.   Ketika batu tersumbat di bagian distal, batu tersebut dapat terlihat atau teraba di tingkat bukaan utama saluran. Jika batu tidak terdeteksi setelah pemeriksaan, pasien akan diberi sialagogue (misalnya jus lemon, permen keras, atau zat lain yang memicu produksi air liur). CT, ultrasonografi, dan sialografi sangat sensitif dan digunakan jika diagnosis klinis masih belum jelas. Sialografi adalah suatu cara melibatkan radiografi untuk mengetahui pembengkakan yang terjadi pada pengidap sialolithiasis. Sialogram yang dihasilkan dari sialografi adalah sebuah cara untuk lebih menegakkan diagnosa terhadap kemunculan sialolitiasis. Untuk saat ini selain sialografi, Deteksi ultrasonografi merupakan cara diagnosa yang paling aman dan murah sehingga paling banyak digunakan dalam pendeteksian sialolithiasis dengan sensitivitas hampir mencapai 95%.

Pengobatan

Jika telah dibuktikan adanya penyumbatan, dengan  sialografi , usg dan lainnya rangkaian pengobatan awal yang bisa dilakukan untuk mengobati sialolithiasis adalah :

  • Pelibatan sialagogue dapat menjadi pilihan. Batu dapat keluar secara spontan atau saat aliran saliva dirangsang oleh sialagogue; pasien harus mengisap irisan lemon atau permen asam setiap 2 sampai 3 jam. 
  • Pemberian obat-obatan pereda nyeri, hidrasi, dan pijat dapat meredakan gejala.
  • Antibiotik antistafilokokus dapat digunakan untuk mencegah peradangan akut jika dilakukan pemberian lebih awal
  • Cara pengobatan terakhir yang dapat dilakukan adalah upaya pembedahan jika metode lain gagal. Posisi batu yang sulit diangkat dan terletak di dekat orifisium duktus dapat diangkat secara transoral, sedangkan yang terletak di hilus kelenjar seringkali memerlukan pembedahan lengkap dari kelenjar ludah sedangkan batu dengan diameter hingga 5 mm dapat diangkat secara endoskopi

Referensi

  1. VERYWELL HEALTH : SIALOLITHIASIS SYMPTOMS,DIAGNOSIS AND TREATMENT : : https://www.verywellhealth.com/everything-you-need-to-know-about-sialolithiasis-1192027
  2. AOCPHYSICIAN – What Causes Sialolithiasis (Salivary Stones)? : http://www.aocphysicians.com/blog/what-causes-sialolithiasis-salivary-stones
  3. TEACHMESURGERY : SIALOLITHIASIS : https://teachmesurgery.com/ent/neck/sialolithiasis/

Mahendra Pratama

Mahendra Pratama, seorang ahli gizi berusia 52 tahun dan bekerja di Handal Dok sebagai penulis/editor. Ia lulus dari Universitas Wijaya Kusuma sekitar 25 tahun yang lalu. Dia adalah mahasiswa yang berprestasi. Mahendra sering menulis artikel tentang nutrisi atau cara menjaga kesehatan. Dia memiliki hobi - yoga.

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *