Acute respiratory distress syndrome

Respiratory distress syndrome adalah jenis kegagalan pernafasan yang dikarenakan bermacam kelainan yang mengakibatkan pembangunan cairan di peparu dan pengurangan oksigen yang berlebihan di dalam darah. Secara singkat nya ards adalah keadaan darurat medis. Dalam ards cairan yang menimbun di dalam karung udara sempit di peparu dan surfaktan rusak. Perubahan ini mencegah paru-paru terpenuhi dengan layak dengan udara dan mengalihkan lumayan oksigen ke saluran darah dan ke sekujur badan. Rangkaian peparu bisa berlaku parut dan berlaku kuat. Ards dapat mengembang dalam jangka hari, atau dapat memburuk dengan sangat cepat.

Respiratory distress syndrome pula mempunyai penjelasan lain yang kemungkinan dapat dipahami dengan mudah bagi masyarakat. Pengertian ards adalah keadaan peparu serius yang mengakibatkan oksigen darah turun. Acute respiratory distress syndrome bisa terbentuk di seorang yang telah terjangkiti penyakit peparu, atau di seorang yang peparunya sebelumnya normal. Gejala tersebut sebelumnya disebut gejala kekacauan pernapasan dewasa, walaupun bisa terbentuk pada anak-anak. Disamping itu pada awalnya penderita harus mengetahui tentang pengertian distress terlebih dahulu. 

Apabila pasien konsultasi ke dokter, biasanya dijelaskan terlebih dahulu mengenai pengertian distress sebelum melakukan tahap selanjutnya. Pengertian distress adalah stres yang berlaku negatif, seseorang akan merasakan kesusahan kepada suatu perihal, yang selanjutnya beresiko pada kenormalan pikirannya. Distress sendiri bisa dikategorikan menjadi dua yaitu stres gawat dan stres menahun. Dengan adanya penjelasan dasar dari ards, maka itu merupakan sekumpulan makalah ards yang biasanya diketahui oleh pasien ards. Karena makalah ards sangat penting untuk dipahami oleh seluruh masyarakat layak supaya pasien maupun bagi para dokter.

Diagnosa acute respiratory distress syndrome

Tingkat oksigen dalam darah bisa diukur tanpa mengambil darah, dengan memakai sensor yang diletakan di jari atau daun telinga, teknik ini disebut oksimetri nadi. Tingkat oksigen di dalam darah pula bisa diukur dengan menganalisis sampel darah yang diambil dari arteri.

Bermacam pengujian diagnostik acute respiratory distress syndrome dilakukan agar menolong mendapatkan diagnosa Ards. Pengujian ini menetapkan seberapa layak paru-paru bekerja, membuang keadaan lain dengan pertanda dan ciri yang serupa serta dapat mengidentifikasi pusat penularan. Pengujian bagi respiratory distress syndrome yang merupakan kekacauan pernapasan kritis bisa mencakup pencitraan, pengujian darah, analisis dahak mengidentifikasi kemungkinan sumber acute respiratory distress syndrome.

Beberapa cara untuk mendiagnosa :

  • Foto rontgen dada. Menunjukkan gambaran anggota tubuh, rangkaian dan tulang di area payudara. Bisa menunjukkan kelainan termasuk cairan atau pneumonia di kedua peparu.
  • Perbaikan. Darah memeriksa sampel darah guna infeksi yang diperoleh oleh bakteri, ragi, jamur dan virus. Pengujian ini mengidentifikasi penularan dalam darah dan membantu dokter menentukan penyebab Ards.
  • Pengujian gas darah. Menggambarkan tahap oksigen yang kecil dalam darah. Kadang-kadang kadar CO2 akan rendah karena pasien mengalami hiperventilasi untuk mempertahankan tingkat oksigennya. Pengujian ini menunjukkan seberapa layak peparu bekerja.
  • Sampel dahak. Melihat zat yang dibutuhkan guna menolong mengidentifikasi penularan. Kerak, disebut juga dahak, mengandung sel darah putih, sel mati, kotoran asing yang terhirup, bakteri dan sel kekebalan lainnya.
  • Pemindaian CT. Mengambil gambar penampang area di sekitar jantung dan peparu agar mengidentifikasi kemungkinan sumber gejala kekacauan pernapasan kritis.
  • Pengujian jantung. Bisa membuang kondisi jantung tertentu yang bisa disalahartikan sebagai ISPA. Pengujian elektrokardiogram (EKG) mengukur ritme dan kegiatan jantung. Ekokardiogram menggunakan ultrasonografi untuk menunjukkan apakah otot dan katup jantung bekerja dengan benar.

Penyebab acute respiratory distress syndrome

Penyebab mekanis penyakit Ards adalah pengucuran cairan dari saluran darah tersempit di peparu ke karung udara sempit letak darah teroksigenasi. Lazimnya, jaringan sarung menghimpun cairan di dalam saluran. Saat ruang udara sempit dan saluran darah kecil rusak, darah dan cairan memasuki ruang antara alveoli dan akhirnya ke dalam alveoli.

Penyebab dominan penyakit ARDS :

  • Sepsis. Penyebab amat normal dari ARDS melambangkan penularan kucuran darah yang parah dan meluas.
  • Menghisap zat beresiko. Menghisap kabut atau kabut kimia dalam konsentrasi atas bisa mengakibatkan ARDS, semisal perihalnya menghisap muntahan.
  • Pneumonia kritis. Masalah pneumonia yang serius lazimnya menyerbu kelima lobus peparu.
  • Kepala, payudara atau trauma parah lainnya. Kemalangan semisal tersungkur atau  tubrukan mobil, dapat lantas menghancurkan peparu atau sisi akal yang mengendalikan pernapasan.

Gejala acute respiratory distress syndrome

ARDS lazimnya terbentuk dalam jangka 24 sampai 48 jam sejak trauma awal atau timbulnya penyakit ARDS. Tetapi terkadang mungkin tidak muncul selama 4 atau 5 hari. Awalnya orang tersebut datang dengan dispnea, biasanya disertai dengan pernapasan rendah dan gesit. Gejala ARDS bergantung pada asal dan kadar keseriusan kasus, dan kondisi peparu atau jantung yang sudah ada sebelumnya.

Berbagai gejala ARDS :

  • Sesak nafas yang serius atau pengap nafas
  • Nafas yang gesit dan susah
  • Kecapekan ekstrim dan keletihan urat
  • Kegelisahan
  • Denyut jantung cepat
  • Kuku dan bibir berwarna kebiruan karena rendahnya tingkat oksigen dalam darah
  • Batuk dan nyeri dada

Kulit dapat terbentuk belang-belang atau kebiruan sebab rendahnya tahap oksigen dalam darah. Anggota tubuh lain dapat mendapati malfungsi, semisal jantung dan otak yang mengakibatkan peningkatan detak jantung, kekacauan irama jantung, kebingungan mental dan kantuk.

Pengobatan acute respiratory distress syndrome

Korban ARDS harus mendapatkan pengobatan dan penanganan khusus di rumah sakit. Pendekatan pengobatan acute respiratory distress syndrome  berfokus pada peningkatan tingkat oksigen darah dan menyerahkan perawatan yang suportif.

Beberapa pengobatan ARDS :

  • Terapi oksigen. Salah satu kegunaan utama perawatan ARDS adalah menyediakan oksigen ke peparu dan anggota tubuh lain. Namun, jika kadar oksigen tidak meningkat atau masih kesusahan bernafas, dokter akan memberi oksigen melalui selang pernapasan.
  • Perawatan suportif. Perawatan suportif mengacu pada perawatan yang membantu meringankan gejala, mencegah komplikasi, atau meningkatkan kualitas hidup. Pendekatan suportif yang dipakai untuk mengobati ARDS.

Kebanyakan pasien tidak memahami mengenai pendekatan suportif yang sering dilakukan oleh dokter yang menangani pasien ARDS. Namun sebelum melakukan perawatan suportif, biasanya dilihat terlebih dahulu keberhasilan pengobatan ARDS lainnya.

Beberapa perawatan suportif yang umumnya dilakukan :

  • Obat untuk membantu rileks, mengurangi ketidaknyamanan dan mengobati nyeri
  • Pemantauan fungsi jantung dan peparu secara terus menerus
  • Dukungan nutrisi.  Orang yang mengidap ARDS seringkali menderita malnutrisi. Dengan demikian, nutrisi tambahan dapat diberikan melalui selang makanan
  • Perawatan bagi penularan. Orang yang menderita ARDS beresiko lebih tinggi terkena infeksi, seperti pneumonia. Menggunakan ventilator juga meningkatkan resiko infeksi.

Referensi

  1. NIH : Acute Respiratory Distress Syndrome : https://www.nhlbi.nih.gov/health-topics/acute-respiratory-distress-syndrome
  2. National Jewish Health : Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS) Diagnosis : https://www.nationaljewish.org/conditions/ards-acute-respiratory-distress-syndrome/diagnosis
  3. Mayo Clinic : ARDS : https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/ards/symptoms-causes/syc-20355576
  4. Cleveland Clinic : Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS) : https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/15283-acute-respiratory-distress-syndrome-ards
  5. MedicineNet : ARDS (Acute Respiratory Distress Syndrome) Symptoms, Causes, and Life Expectancy : https://www.medicinenet.com/ards/article.htm#ards_acute_respiratory_syndrome_definition_and_facts

Mahendra Pratama

Mahendra Pratama, seorang ahli gizi berusia 52 tahun dan bekerja di Handal Dok sebagai penulis/editor. Ia lulus dari Universitas Wijaya Kusuma sekitar 25 tahun yang lalu. Dia adalah mahasiswa yang berprestasi. Mahendra sering menulis artikel tentang nutrisi atau cara menjaga kesehatan. Dia memiliki hobi - yoga.

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *