Stres

Pemahaman stres

Artikel ini bukan hanya akan memberikan definisi stress tetapi juga untuk menjawab pertanyaan tentang stress, seperti penyebab stres dan cara mengatasinya, faktor stres dan jenis-jenis stres

Pengertian stres adalah respon adaptif terhadap gangguan keseimbangan dan kesehatan mental. Selama stress, akan terjadi perubahan zat dimana tubuh mencoba untuk memonopoli semua kemampuannya untuk mendominasi situasi atau sebaliknya (melarikan diri). Reaksi stres bervariasi dari orang ke orang, tergantung pada toleransi subjek sehingga kondisi ini dialami dan diperangi dengan cara yang berbeda.

Beberapa pengertian stres menurut para ahli. Menurut Wirawan (2012) stress adalah reaksi yang tidak diharapkan muncul sebagai akibat tingginya tuntutan lingkungan kepada seseorang. Definisi stres merupakan suatu respon adaptif terhadap suatu situasi yang dirasakan menantang atau mengancam kesehatan seseorang (Sopiah, 2008). Menurut Selye, yang dikutip oleh Ashar (2008) mengatakan “pengertian stres yaitu satu abstraksi. Orang tidak dapat melihat pembangkit stres (stressor). Yang dapat dilihat ialah akibat dari pembangkit stres”. 

Reaksi normal adalah ketika respons stres berumur pendek, beradaptasi dengan situasi dan bertanggung jawab atas perilaku yang konsisten. Tetapi kadang-kadang, keadaan stres ini bisa menjadi tidak normal yaitu ketika durasinya berkepanjangan, intensitasnya penting atau bila terjadi dalam situasi yang tidak berbahaya. Contoh faktor penyebab stres, stress pada remaja dapat terjadi seperti ketika adanya perubahan hormon menjelang pubertas atau ketika orang dewasa sedang mengalami tekanan pekerjaan (sehingga di pikirannya akan banyak dipenuhi pertanyaan tentang stress kerja)

Stres dan kesehatan saling berkaitan, dimana dapat berdampak seperti penyakit jantung dan stres psikologis (depresi), sosial, keluarga dan konsekuensi profesional. Keadaan stres dan kecemasan biasanya berhubungan. Stres dapat menyebabkan kecemasan dan orang yang cemas berisiko mengalami stres. 

Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 oleh Kementerian Kesehatan RI menunjukkan, prevalensi depresi total penduduk yang berusia lebih dari 15 tahun di Indonesia mencapai 6,1%. Namun tidak ada data pasti untuk stres.

apa itu Stres

Etiologi stres

Biasanya sumber stres berasal dari suatu peristiwa sulit dan menganggapnya sebagai tantangan atau ancaman, seperti ketika menghadapi konflik atau perdebatan. Contoh stres misalnya, kemacetan atau kehilangan.

Pengertian stressor adalah faktor  penyebab stres, diantaranya:

  • Psikologis
  • Biologis. Hormon dapat berperan dalam munculnya kondisi ini
  • Lingkungan. Hubungan dengan orang lain, kontak sosial dapat meningkatkan reaksi terhadap stres
  • Keturunan atau genetik, orang dengan lingkungan keluarga yang mengalami stres lebih cenderung peka terhadapnya.

Gejala stres

Umumnya ketika stres muncul, tanda-tanda memanifestasikan dirinya dengan:

  • Sedih
  • Pusing
  • Gelisah
  • Gangguan tidur
  • Cemas atau khawatir
  • Sulit berkonsentrasi
  • Sensitif atau emotional
  • Penurunan nafsu makan
  • Sulit merealisasikan kegiatan (tindakan)
  • Gangguan pencernaan (mual, muntah, diare).

Setelah stres berlalu, gejala baru dapat muncul. Pada kondisi ini, nasihat medis seringkali membantu. Manifestasi lain yang dapat muncul setelah keadaan stres, antara lain:

  • Isolasi sosial
  • Merasa harga diri rendah
  • Kesulitan berinteraksi dengan orang lain.

 Faktor yang mempengaruhi stres dapat terbagi menjadi 3 tingkatan stres, dan dapat mempengaruhi serta menunjukan gejala fisiologis serta psikologis yang berbeda, yaitu:

Stres ringan 

Fase stres ringan adalah stres yang tidak merusak aspek fisiologis dari seseorang dan umumnya sering terjadi pada kehidupan sehari- hari oleh setiap orang. Kondisi ini tidak akan menimbulkan penyakit kecuali jika dihadapi terus menerus.

Stres sedang 

Stres sedang merupakan suatu kondisi stres yang terjadi lebih lama, dari beberapa jam hingga beberapa hari dan dapat ditandai dengan adanya gangguan pada lambung serta usus (misalnya maag, ketegangan pada otot, buang air besar tidak teratur, perubahan siklus menstruasi, gangguan pola tidur, daya konsentrasi dan daya ingat menurun). 

Stres berat 

Jenis stres ini didefinisikan sebagai stres kronis yang terjadi beberapa minggu sampai beberapa tahun. Respon tubuh dapat berupa sesak nafas, tremor, gangguan pencernaan berat, debar jantung semakin meningkat, mudah bingung dan panik, serta perasaan cemas dan takut meningkat. 

Prognosis stres

Menurut Rosalind S. Dorlen, PsyD. (seorang psikologis klinis bersertifikat dari New Jersey), baik secara fakta dan teori stres dapat mengakibatkan:

  • Pelupa
  • Otot kaku
  • Kulit bermasalah
  • Seksualitas terganggu
  • Emotional atau sensitif
  • Sakit kepala atau pusing
  • Masalah pencernaan dan pernafasan.

Anamnesis stres

Seperti pada umumnya setiap diagnosa akan dilakukan oleh dokter dengan menanyakan riwayat kesehatan (baik individu itu sendiri maupun keluarga), menanyakan gejala, melakukan pemeriksaan fisik dan apabila diperlukan dokter juga akan melakukan tes tambahan.

Pemeriksaan neurologis, dapat memungkinkan untuk menentukan apakah manifestasi stres terkait dengan patologi tertentu (psikiatri atau lainnya).

Pengobatan stres

Setiap orang mengelola stres atau stress mereka dengan caranya sendiri (melakukan kontrol pernapasan atau  latihan fisik) dan tergantung pada tingkatan stres mereka, untuk menghindari perilaku yang tidak pantas (kemarahan, konsumsi alkohol atau obat-obatan secara berlebihan).

Namun, jika teknik ini tidak cukup, ada solusi lain. Antara lain:

  • Psikoterapi
  • Konsumsi obat stres (relaksasi) atau anxiolytic selama peristiwa stres atau dalam jangka waktu terbatas
  • Herbal. Seperti mengkonsumsi salmon, air jahe atau camomile hangat dan mencium aroma terapi dapat menjadi obat stres pikiran dan membuat tubuh relax
  • Naturopati. Seperti berjalan di udara segar pedesaan, melakukan pola makan yang benar, berolahraga, istirahat yang cukup, melakukan aktivitas intelektual dan latihan relaksasi (yoga)
  • Homeopati. Dalam keadaan lelah penderita dapat mengkonsumsi Nux vomica 7 CH, 3 butiran di pagi hari dan jika perlu sepanjang hari. Jika stres muncul setelah emosi atau gangguan emotional lainnya, Ignatia 7 CH sebanyak 3 butir di pagi hari dan jika perlu di siang hari dapat dikonsumsi. 

Mencegah stres

Untuk menghindari stres dapat dilakukan dengan melakukan beberapa hal, antara lain:

  • Beristirahat yang cukup
  • Minum cukup air putih secara teratur
  • Konsumsi makanan bergizi dan seimbang
  • Mempraktikkan latihan dan teknik relaksasi (yoga atau tai chi)
  • Mengatur tugas, baik di tempat kerja atau di rumah (buat jadwal)
  • Melakukan aktivitas fisik secara teratur untuk melepaskan ketegangan
  • Hindari atau batasi konsumsi zat-zat yang dapat menstimulasi (kafein, tembakau, alkohol, soda).

Referensi

  1. Databoks.Katadata.co.id: Provinsi Mana yang Memiliki Angka Depresi Tertinggi: https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2019/10/09/provinsi-mana-yang-memiliki-angka-depresi-tertinggi
  2. Tirto.id: Tujuh Dampak Stres yang Harus diwaspadai: https://tirto.id/tujuh-dampak-stres-yang-harus-diwaspadai-fFnD
  3. Liputan6.com: 15 Obat Alami Pereda Stres dan Cemas: https://www.liputan6.com/health/read/2171766/15-obat-alami-pereda-stres-dan-cemas
  4.  Pusdiklat Bea dan Cukai: Work Stress: https://mediabppk.kemenkeu.go.id/pb-old/images/file/pusbc/Artikel_2014/Work_StressStres_Kerja.pdf

Mahendra Pratama

Mahendra Pratama, seorang ahli gizi berusia 52 tahun dan bekerja di Handal Dok sebagai penulis/editor. Ia lulus dari Universitas Wijaya Kusuma sekitar 25 tahun yang lalu. Dia adalah mahasiswa yang berprestasi. Mahendra sering menulis artikel tentang nutrisi atau cara menjaga kesehatan. Dia memiliki hobi - yoga.

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *