Sifilis
Penjelasan
Sifilis atau penyakit raja singa adalah infeksi menular seksual (IMS) yang disebabkan oleh bakteri treponema pallidum. Sifilis hanya menyebar melalui kontak langsung dengan chancre sifilis, sifilis tidak dapat ditularkan dengan berbagi toilet dengan orang lain, mengenakan pakaian orang lain, atau menggunakan peralatan makan orang lain. Sifillis umumnya akan menunjukkan gejala awal berupa luka tanpa rasa nyeri di organ seksual, dubur, dan mulut. Sakit ini disebut chancre.
Pada beberapa orang, sifilis tidak menunjukan gejala apapun selama bertahun-tahun sehingga akan sulit untuk terdeteksi. Sifilis yang tidak dirawat dalam waktu lama dapat menyebabkan kerusakan besar pada organ-organ penting, seperti jantung, otak, kematian janin dan bahkan menyebabkan kematian bagi penderitanya.
Berdasarkan data WHO yang dihimpun dari seluruh dunia, pada laki-laki dan perempuan berusia 15-49 tahun pada 2016, diperkirakan terdapat 127 juta kasus klamidia baru, 156 juta trikomoniasis, 87 juta kasus gonore, dan 6,3 juta kasus sifilis.Dimana lebih dari 200 ribu jumlah bayi lahir mati setiap tahunnya akibat sifilis. Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan Republik indonesia per Juli-September 2019, jumlah pasien penderita sifilis mencapai angka 1.586 orang.
Penyebab sifilis
Sifilis disebabkan oleh bakteri treponema pallidum yang menular lewat kontak seksual. Penyakit ini tidak dapat ditularkan melalui penggunaan toilet yang sama, bak mandi, pakaian, peralatan makan, dan kolam renang atau jacuzzi.
Beberapa cara penularan sifilis, antara lain:
- Melalui mainan seks
- Penggunaan jarum suntik bergantian
- Ditularkan oleh ibu ke anaknya pada masa kehamilan
- Hubungan seks vaginal, oral, maupun anal tanpa kondom
- Apabila dipakai bergantian dengan orang yang sudah terinfeksi sifilis
- Kontak langsung dengan luka atau kutil di kelamin pasangan yang terinfeksi sifilis selama hubungan seks tanpa kondom atau apabila melakukan oral seks.
Seseorang dapat terkena sifilis lebih dari 1 kali, bahkan jika pernah dirawat karena itu. Penularan sifilis berulang umumnya disebabkan oleh kontak seksual dengan orang yang terinfeksi.
Beberapa faktor dibawah ini dapat meningkatkan seseorang terjangkit sifilis, yaitu:
- Pekerja seks
- Sedang hamil
- Berada di penjara
- Memiliki penyakit HIV
- Bergonta-ganti pasangan seksual
- Berhubungan intim tidak menggunakan kondom
- Berhubungan intim sesama jenis secara oral atau anal
- Pernah melakukan hubungan seks tanpa kondom dengan seseorang yang mungkin menderita sifilis.
Gejala dan komplikasi penyakit sifilis berdasarkan tipenya
Ketika sifilis dalam tahap tersembunyi (laten) atau tahap awal, penyakit ini tetap aktif tetapi seringkali tanpa gejala. Beberapa orang bahkan mungkin sama sekali tidak mengalami atau memperlihatkan gejala sifilis, sehingga tidak menyadari adanya luka pada kelamin karena luka akibat penyakit raja singa bisa tidak terlihat dan tidak terasa nyeri.
Gejala awal penyakit sifilis yang umumnya muncul adalah:
- Bercak putih di mulut
- Ruam merah di telapak tangan ataupun telapak kaki
- Kelelahan, sakit kepala, nyeri sendi, demam, dan pembengkakan kelenjar getah bening di bagian leher, selangkangan, atau ketiak
- Pertumbuhan kulit seperti bisul atau kutil
Kutil di kelamin tidak terasa sakit, gatal, maupun nyeri. Umumnya terdapat di penis atau sekitarnya, vulva dan vagina, serta di anus (dubur).
Sifilis dibagi menjadi 4 tahapan, dimana setiap tahapan sipilis memiliki tanda dan gejala yang berbeda. Tahapan primer dan tahapan sekunder merupakan 2 tahap yang paling menular, sedangkan sifilis tersier merupakan tahapan yang paling merusak kesehatan. Tahapan tersebut adalah:
Primer (tahap awal)
Tahap awal sifilis terjadi sekitar 2-4 minggu setelah terinfeksi pertama kali. Umumnya, rasa sakit muncul sekitar tiga minggu setelah infeksi, tetapi bisa memakan waktu antara 10-90 hari untuk muncul luka.
Gejala paling pertama yang mungkin disadari adalah kemunculan chancre, yaitu luka (lesi) tidak menyakitkan tetapi sangat menular. Chancre dapat muncul di mana pun bakteri memasuki tubuh, seperti di dalam atau sekitar mulut dan bibir, alat kelamin, dan di dubur. Chancre dapat sembuh dengan sendirinya. Namun tanpa pengobatan, infeksi sifilis terus berlanjut sehingga menyebabkan lebih banyak gejala dan masalah kesehatan lainnya.
Sifilis ditularkan melalui kontak langsung dengan luka. Ini biasanya terjadi selama aktivitas seksual, termasuk seks oral.
Sekunder
Tahap sekunder penyakit sifilis umumnya dimulai beberapa minggu setelah gejala di tahap awal hilang. Gejala tahap ini dapat hilang dengan sendirinya. Tetapi tanpa pengobatan, seseorang masih menderita sifilis dan dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius.
Gejala sifilis sekunder dapat meliputi: demam, kelelahan, sakit sendi, sakit kepala, sakit tenggorokan, rambut rontok, ruam kulit yang tidak terasa gatal, penurunan berat badan, pembengkakan kelenjar getah bening dan tumbuhnya kulit ekstra seperti kutil di sekitar anus dan atau kelamin.
Laten
Tahap ketiga sifilis adalah tahap laten (tersembunyi). Tahap ini dapat berlangsung selama bertahun-tahun tanpa tanda-tanda infeksi, sebelum akhirnya berkembang menjadi sifilis tersier.
Gejala primer dan sekunder menghilang, dan tidak akan ada gejala nyata pada tahap ini. Tetapi tanpa pengobatan, seseorang masih menderita sifilis dan dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius.
Tersier
Sifilis tersier dapat terjadi setelah 3-15 tahun setelah terinfeksi pertama kali. Sifilis tersier dapat mengancam jiwa. Komplikasi dari sifilis tersier meliputi kebutaan, ketulian, penyakit kejiwaan, hilang ingatan, penghancuran jaringan lunak dan tulang, gangguan neurologis (seperti stroke atau meningitis), penyakit jantung dan neurosifilis (infeksi otak atau sumsum tulang belakang).
Ibu yang terinfeksi sifilis berisiko mengalami keguguran, kelahiran mati, atau kelahiran prematur. Ibu dengan sifilis akan menularkan penyakitnya ke janinnya (sifilis bawaan).
Sifilis bawaan dapat mengancam jiwa. Bayi yang lahir dengan sifilis bawaan juga dapat memiliki kelainan bentuk, keterlambatan perkembangan, kejang, ruam, demam, hati bengkak atau limpa, anemia, penyakit kuning dan luka infeksius. Apabila tidak segera ditangani maka bayi dapat mengalami sifilis tahap lanjut. Yang berarti dapat mengalami kerusakan pada tulang, gigi, mata, telinga dan otak.
Orang dengan sifilis memiliki peluang meningkat secara signifikan untuk tertular HIV, karena luka yang disebabkan penyakit ini memudahkan HIV masuk ke dalam tubuh. Penderita HIV mungkin mengalami gejala sifilis yang berbeda dari mereka yang tidak terinfeksi HIV.
Diagnosa
Seperti pada umumnya setiap diagnosa akan dilakukan oleh dokter dengan menanyakan riwayat kesehatan, menanyakan gejala, dan melakukan pemeriksaan fisik. Pemeriksaan fisik dilakukan dengan memeriksa area genital, mulut dan tenggorokan untuk memeriksa ruam atau pertumbuhan kutil.
Apabila diperlukan dokter juga akan melakukan tes tambahan. Beberapa tes tambahan yang dapat dilakukan oleh dokter, antara lain:
Tes darah
Tes rapid plasma regain (RPR) dan tes venereal disease research laboratory (VDRL) untuk memeriksa ada atau tidaknya antibodi sifilis dalam tubuh. Tes darah juga akan dilakukan pada ibu hamil, untuk mencegah janin terinfeksi sifilis bawaan. Sifilis kongenital dapat menyebabkan kerusakan parah pada bayi baru lahir dan bahkan bisa berakibat fatal.
Tes sampel luka
Sampel luka diambil untuk diperiksa ada tidaknya bakteri sipilis.
Spinal tap
Spinal tap dilakukan apabila terdapat masalah di sistem saraf. Tes ini dilakukan dengan mengambil cairan tulang belakang dan bertujuan untuk memeriksa ada tidaknya bakteri sifilis.
Sangat penting bagi penderita sipilis untuk memberitahu pasangan seksnya, karena mereka juga perlu menjalani tes. Penderita sipilis mungkin juga perlu menjalani tes terhadap penyakit menular seksual lainnya, terutama HIV.
Pengobatan
Pengobatan teratur dapat memperlambat atau menghentikan infeksi yang disebabkan oleh bakteri sifilis. Akan tetapi, pengobatan tidak bisa menyembuhkan atau membatalkan kerusakan organ yang telah disebabkan oleh sifilis.
Penisilin adalah salah satu obat antibiotik yang paling banyak digunakan baik untuk perempuan maupun untuk pria dan biasanya efektif dalam mengobati sifilis. Sifilis primer dan sekunder atau sipilis berlangsung kurang dari 2 tahun, umumnya diobati dengan suntikan penisilin. Orang yang alergi terhadap penisilin kemungkinan akan diobati dengan antibiotik yang berbeda, seperti doksisiklin, azitromisin dan ceftriaxone.
Selama dan setelah pengobatan (sekitar 2 minggu), penderita sifilis harus menghindari semua aktivitas seksual. Hal ini untuk menghindari risiko terinfeksi kembali atau menularkan kepada orang lain. Dokter mungkin juga menyarankan agar pasangan seksual yang terinfeksi sifilis menjalani pemeriksaan dan pengobatan.
Penyembuhan dengan bahan-bahan alami
Sifilis juga dapat disembuhkan dengan menggunakan cara alami atau menggunakan bahan alami, seperti:
- Bawang putih
Bawang putih memiliki kandungan antibakteri, serta antiviral dan anti-jamur,sehingga dapat menghilangkan racun dari tubuh. Bawang putih dapat dikonsumsi mentah-mentah maupun yang sudah dipadatkan secara bertahap agar dapat ditolerir oleh tubuh.
- Jambu biji
Vitamin C adalah obat kuat untuk melawan sifilis dan penyakit lain yang disebabkan oleh bakteri seperti tuberkulosis, dikonsumsi selama seminggu berturut-turut untuk mendapatkan manfaat dari sifat antibiotiknya.
- Teh Hijau, Akar Kucing, dan Licorice (Akar Manis)
Kombinasi beberapa tanaman obat berikut dapat dikonsumsi setidaknya selama 15 hari berturut-turut, dengan cara dibuat sebagai minuman infus atau teh.
- Teh hijau
Tanaman obat antioksidan kuno yang memperkuat sistem kekebalan tubuh, sehingga akan sangat efektif dalam mencegah dan mengobati infeksi yang disebabkan oleh bakteri.
- Akar kucing
Akar kucing dianggap sebagai antibiotik alami berkat kemampuannya untuk meningkatkan imunitas tubuh.
- Licorice (akar manis)
Licorice memiliki kandungan antibakteri yang tinggi.
Pencegahan sifilis
Sifilis dapat dicegah dengan melakukan beberapa hal, antara lain:
- Lakukan aktivitas seksual secara aman.
Selalu gunakan kondom dengan benar saat berhubungan seks vaginal, anal, atau oral. Lapisan kondom harus menutupi keseluruhan batang penis atau kutil yang mungkin ada di area tersebut agar pencegahan efektif. Dental dam juga dapat digunakan pada saat berhubungan seksual oral.
- Tidak berbagi jarum suntik
- Tidak berbagi mainan seks
- Tidak bergonta-ganti pasangan seksual (setia)
- Jalani tes penyakit kelamin setiap 6 bulan sekali jika Anda aktif secara seksual.
Ajak pasangan untuk tes bersama agar menghindari risiko penularan “ping-pong” (penularan penyakit bolak-balik).
Referensi
SehatQ: Sifilis (Raja Singa): https://www.sehatq.com/penyakit/sifilis
Mayo Clinic: Syphilis: https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/syphilis/symptoms-causes/syc-20351756