Skoliosis

Penjelasan 

Skoliosis adalah kondisi tulang belakang yang melengkung ke satu arah tertentu dengan kemiringan mencapai 10 derajat atau lebih. Pada umumnya bagian tulang yang paling terlihat melengkung adalah dada (skoliosis torakal) dan bagian bawah punggung (skoliosis lumbal).  Dokter mendeskripsikan skoliosis sebagai ‘tulang C’ atau ‘tulang S’ karena bentuknya menyerupai kedua huruf tersebut. 

Pada umumnya, skoliosis mulai terjadi ketika anak berusia 10-16 tahun. Anak laki-laki dan perempuan sama-sama dapat menderita skoliosis. Namun pada anak perempuan, skoliosis yang ringan (kemiringan antara 10-20 derajat) seringkali menjadi bertambah berat dan membutuhkan penanganan khusus. Kelainan tulang skoliosis seharusnya tidak menjadi penghalang bagi penderitanya untuk beraktivitas, termasuk berolahraga.

Penyebab 

Penyebab skoliosis dibagi menjadi 2, diketahui dan tidak diketahui sebabnya (skoliosis idiopatik). 

Skoliosis idiopatik

Skoliosis idiopatik adalah suatu kondisi skoliosis yang tidak diketahui penyebabnya dan paling umum dijumpai. Skoliosis ini dibagi berdasarkan kelompok umur:

  • Bayi: 0 hingga 3 tahun
  • Remaja: 4 hingga 10 tahun
  • Remaja: 11 hingga 18 tahun
  • Dewasa: 18+ tahun

Skoliosis idiopatik remaja merupakan kelompok yang paling umum dijumpai.

Skoliosis yang diketahui penyebabnya 

Pada tipe ini, umumnya skoliosis disebabkan karena faktor bawaan dan kondisi neurologis, ketika kelainan saraf mempengaruhi otot di tulang belakang. Dokter mengelompokan skoliosis yang diketahui penyebabnya menjadi 3 tipe, yaitu:

Skoliosis non struktural

Skoliosis ini tidak menyebabkan gangguan fungsi tulang belakang karena umumnya skoliosis ini  terjadi sebagai efek negatif dari kondisi medis lain (penyakit, cedera, atau cacat lahir, dan bersifat permanen). 

Gejalanya seperti, kaki panjang sebelah, otot kaku, dan muncul peradangan. Jika penyebab telah diatasi, skoliosis akan sembuh dengan sendirinya.

Skoliosis struktural

Tipe skoliosis ini tidak bisa disembuhkan (permanen). Penyebabnya adalah kondisi-kondisi medis tertentu, seperti kelumpuhan otak (cerebral palsy), distrofi otot (distrofi muskular), cedera tulang belakang atau infeksi dan kelainan bawaan (skoliosis kongenital).

Skoliosis degeneratif

Jenis skoliosis ini hanya dialami oleh orang dewasa, terjadi akibat menurunnya kondisi tulang belakang karena proses penuaan.

skoliosis

Gejala 

Tanda dan gejala skoliosis dapat bervariasi tergantung pada derajat skoliosis, bahkan seringkali gejalanya tidak disadari. Beberapa tanda dan gejala skoliosis yang umumnya muncul, diantara:

  • Nyeri punggung
  • Pinggang tampak asimetris
  • Bahu kanan dan kiri tampak tidak simetris
  • Satu sisi pinggul tampak lebih tinggi dari sisi lainnya
  • Remaja perempuan mungkin merasa ukuran payudara yang berbeda
  • Apabila di bandingkan, tulang belikat akan terlihat tidak sama (lebih menonjol)
  • Masalah pernapasan, karena berkurangnya area di dada untuk paru-paru dapat mengembang

Komplikasi skoliosis

Pada kasus tertentu skoliosis dapat menyebabkan komplikasi, seperti:

Masalah punggung

Orang dewasa yang menderita skoliosis sejak kecil lebih berisiko untuk mengalami nyeri punggung kronis dibandingkan mereka yang tidak mengalami skoliosis.

Kerusakan jantung dan paru 

Pada skoliosis berat, rongga dada berubah bentuk dan menekan jantung serta paru. Kondisi ini menyebabkan sesak napas dan jantung sulit memompa darah, sehingga dapat menyebabkan penderita penyakit jantung dan penyakit paru-paru.

Derajat skoliosis yang bertambah berat

Orang-orang dengan skoliosis seringkali merasa tidak percaya diri dengan penampilan mereka.

Hal ini disebabkan adanya perubahan postur tubuh, seperti bahu asimetris, rongga dada yang tampak menonjol, pinggul asimetris, atau pinggang dan batang tubuh yang miring.

penyakit skoliosis

Diagnosa

Seperti pada umumnya setiap diagnosa akan dilakukan oleh dokter dengan menanyakan riwayat kesehatan (individu maupun keluarga), menanyakan gejala yang dirasakan, dan melakukan pemeriksaan fisik pada tulang belakang. 

Pada pemeriksaan fisik, dokter akan mengamati punggung penderita ketika berdiri dengan tangan di samping tubuh. Posisi ini akan memungkinkan dokter untuk memeriksa kelengkungan tulang belakang serta memeriksa apakah bahu dan pinggang simetris. Kemudian dokter akan meminta pasien untuk membungkuk ke depan, mencari kelengkungan di punggung atas dan bawah.

Apabila diperlukan, dokter akan melakukan tes tambahan. Tes tambahan pencitraan yang dapat dilakukan oleh dokter, seperti sinar-X, MR, CT scan dan pemindaian tulang (tes ini dilakukan dengan menyuntikan radioaktif ke dalam darah di area sirkulasi yang meningkat, untuk menyoroti kelainan tulang belakang).

Pengobatan

Beberapa hal yang dapat menjadi pertimbangan pengobatan, adalah:

  • Jenis skoliosis
  • Riwayat keluarga
  • Jumlah derajat lengkungan
  • Ada tidaknya nyeri punggung
  • Kelainan saraf yang menyertai
  • Usia awal ketika gejala muncul
  • Bentuk punggung dan keluhan lainnya
  • Tanda pubertas, pertambahan tinggi badan

Derajat kemiringan tulang belakang pada pasien dengan skoliosis idiopatik umumnya tidak bertambah berat, sehingga tidak diperlukan pengobatan.

Brace dan operasi merupakan terapi yang paling umum dilakukan oleh dokter, tetapi ada juga terapi lain yang dapat membantu penderita skoliosis, diantaranya:

Brace

Brace dapat digunakan apabila lengkungan tulang belakang berkisar antara 20-40 derajat dan tulang pasien masih dapat berkembang (pasien masih dalam tahap pertumbuhan). Brace akan mencegah tulang belakang bertambah melengkung, namun tidak dapat mengoreksi kelainan tulang belakang yang sudah terjadi. Semakin sering brace digunakan, semakin baik hasil yang didapat.

Brace yang sering digunakan terbuat dari bahan plastik dan dibuat sesuai dengan bentuk badan, sehingga hampir tidak terlihat saat dipakai dibalik pakaian. Digunakan 16-23 jam setiap hari. Anak yang menggunakan brace tetap dapat beraktivitas seperti biasa, dan jika perlu brace dapat dibuka sementara saat olahraga. Anak dengan skoliosis akan membutuhkan pemeriksaan rutin setiap 4-6 bulan sekali, untuk memantau apakah ada perubahan pada derajat kelengkungan tulang belakangnya.

Penggunaan brace dihentikan saat tulang berhenti berkembang atau apabila mulai tumbuh kumis atau jenggot pada remaja laki-laki, apabila tinggi badan sudah tidak bertambah lagi dan penggunaan brace juga dihentikan sekitar 2 tahun setelah remaja putri mulai menstruasi

Ada dua jenis utama brace:

  • Underarm: digunakan untuk merawat kurva tulang belakang bagian bawah dan di sekitar bagian bawah tubuh.
  • Milwaukee: penjepit ini dimulai di leher dan menutupi seluruh tubuh, kecuali kaki dan lengan. Milwaukee digunakan pada lekukan yang tidak dapat dijangkau oleh underarm.

Operasi skoliosis

Tindakan operasi sesegera mungkin, akan sangat dibutuhkan bagi penderita skoliosis dengan derajat lengkungan berat atau ketika derajat lengkungan semakin bertambah.

Operasi skoliosis atau fusi tulang belakang adalah cara menyembuhkan skoliosis yang dilakukan melalui fusi tulang dan merupakan operasi standar. Kawat berbahan logam digunakan untuk menjaga posisi tulang belakang tetap lurus, sementara menunggu tulang bersatu. Graft tulang atau material menyerupai tulang diletakkan di sela-sela vertebra. 2 atau lebih vertebra (tulang penyusun tulang belakang) dihubungkan satu sama lain agar tidak dapat bergerak bebas, sehingga dapat mengurangi derajat kemiringan tulang belakang dan menghentikan progresifitasnya. Pembedahan ini umumnya diperuntukkan bagi orang dengan lengkungan tulang belakang, lebih besar dari 40 derajat. 

Operasi skoliosis juga dapat menimbulkan komplikasi, seperti pendarahan yang berlebihan, gagalnya penyembuhan, infeksi, rasa sakit dan kerusakan saraf.

Casting atau gips

Pemasangan gips dilakukan untuk pasien dengan skoliosis infantil. Gips direkatkan pada bagian luar tubuh bayi dan digunakan terus-menerus. Gips harus diganti secara rutin, mengikuti pertumbuhan bayi yang cepat.

Metode Schroth

Terapi fisik (metode schroth) adalah latihan yang bertujuan untuk mengembalikan kelengkungan normal tulang belakang. Latihan fisik ini lebih menitik beratkan pada:

Melatih kesadaran terhadap postur tubuh

Sadar akan postur tubuh dalam kegiatan sehari-hari sangatlah penting untuk mencegah lengkungan semakin bertambah.

Melatih bernapas ke arah sisi tubuh yang cekung (konkaf).

Dikenal dengan istilah rotational angular breathing, bertujuan untuk memutar tulang belakang menggunakan pernapasan sehingga dapat mengembalikan bentuk rongga dada.

Mengembalikan kerataan postur tubuh dan keselarasan otot.

Tulang belakang yang tidak lurus mempengaruhi kekuatan otot punggung, lemah di satu sisi dan lebih kuat di sisi yang lain. Terapi fisik bertujuan untuk menyamakan kerja kedua sisi otot punggung.

skoliosis adalah

Pencegahan skoliosis

Beberapa cara dibawah ini dapat membantu pencegahan terjadinya skoliosis, diantaranya:

Pahami keterbatasan

Sadar akan postur dan kekuatan tubuh dalam melakukan kegiatan sehari-hari sangatlah penting untuk mencegah lengkungan semakin bertambah.

Tingkatkan kekuatan, kelenturan, dan rentang gerakan dengan olahraga.

Memperkuat otot dan menghalangi perkembangan skoliosis atau rasa sakitnya dapat dilakukan dengan terapi fisik dan terapi air, sementara perawatan chiropractic dapat mengurangi rasa sakit.

Bicaralah dengan terapis fisik berlisensi untuk menyusun program memperkuat otot dan melenturkan punggung. Terapi air atau kolam dapat mengurangi tekanan di sendi sehingga dapat fokus untuk memperkuat otot-otot di punggung tanpa batasan gravitasi. Chiropractor dapat membantu melenturkan persendian kecil yang menghubungkan tulang belakang dengan tulang lain dan mengatasi rasa sakit.

Konsumsilah makanan bergizi. 

Konsumsi makanan kaya vitamin (terutama vitamin D), kalsium, magnesium, dan fosfor dapat membuat vertebra dan tulang-tulang lainnya tetap kuat, lurus, dan sehat. Kekurangan vitamin D dapat menyebabkan tulang “lunak” (disebut rakitis pada anak-anak dan osteomalacia pada orang dewasa) yang dengan mudah mengakibatkan kelainan bentuk atau lengkungan yang tidak alami.

Referensi:

  1. SehatQ: Beragam Penyebab Skoliosis Berdasarkan Jenisnya: (https://www.sehatq.com/artikel/penyebab-skoliosis-bisa-berbeda-beda-berdasarkan-jenisnya)
  2. Sehatq: Memahami Kondisi Skoliosis Ringan dan Risiko Komplikasinya: (https://www.sehatq.com/artikel/skoliosis-ringan)
  3. Sehatq: 4 Pilihan Terapi untuk Memperbaiki Tulang Belakang yang Melengkung Akibat Skoliosis: (https://www.sehatq.com/artikel/terapi-skoliosis)
  4. WikiHow: Cara Mencegah Skoliosis: (https://id.wikihow.com/Mencegah-Skoliosis)

Mahendra Pratama

Mahendra Pratama, seorang ahli gizi berusia 52 tahun dan bekerja di Handal Dok sebagai penulis/editor. Ia lulus dari Universitas Wijaya Kusuma sekitar 25 tahun yang lalu. Dia adalah mahasiswa yang berprestasi. Mahendra sering menulis artikel tentang nutrisi atau cara menjaga kesehatan. Dia memiliki hobi - yoga.

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *