Sterilisasi

Apa itu sterilisasi

Sterilisasi adalah kontrasepsi permanen. Sterilisasi adalah kontrasepsi dimana sanggup dilakukan pada wanita dan pria. Sterilisasi pada wanita adalah ligasi tuba sedangkan sterilisasi untuk pria adalah vasektomi. Ligasi tuba adalah metode kontrasepsi definitif bagi wanita yang tidak ingin atau tidak ingin lagi memiliki anak. Fungsi sterilisasi adalah sanggup mencegah seseorang memiliki anak. Fungsi sterilisasi pada wanita adalah sanggup mencegah sel telur melakukan perjalanan dari ovarium melalui tuba falopi serta menghalangi sperma naik ke tuba falopi menuju sel telur. Prosedur sterilisasi pada  wanita tersebut tidak mempengaruhi siklus menstruasi. Selama sterilisasi, tuba falopi dipotong, diikat maupun diblokir dalam mencegah kehamilan secara permanen. 

Sterilisasi sanggup dilakukan kapan saja, termuat setelah melahirkan maupun dikombinasikan dengan operasi perut lainnya, yakni operasi caesar. Kebanyakan sterilisasi tersebut tidak sanggup dibatalkan. Bila dicoba untuk proses pembalikan, maka dibutuhkan pembedahan besar serta tidak selalu efektif. Vasektomi sanggup dilakukan dengan cara memotong serta menutup saluran sperma. Teknik sterilisasi tersebut membuat sperma tidak tercampur dengan air mani, sehingga air mani tidak sanggup membuahi sel telur. 

Sanggup disimpulkan bahwa tingkat keberhasilan prosedur sterilisasi tersebut sanggup berhasil 100 persen. Proses sterilisasi tidak mempengaruhi kadar hormon gairah seks, maupun keinginan dalam berseks. Pada artikel ini hanya dibahas mengenai sterilisasi pada wanita saja maupun sanggup disebut ligasi tuba. Akan dibahas lebih detail mengenai sterilisasi pada wanita. 

Sterilisasi pada wanita

Sterilisasi pada wanita maupun lazim disebut ligasi tuba berlaku bagi mereka yang memutuskan tidak memiliki anak maupun tidak ingin lagi memiliki anak. Seperti yang sudah dijelaskan diatas dimana fungsi sterilisasi pada wanita adalah mencegah kehamilan. Dimana prosedur sterilisasi bertujuan membuat telur tidak mungkin untuk melakukan perjalanan dari ovarium, melalui tuba falopi, serta ke dalam rahim. Bila ligasi tuba adalah satu-satunya teknik sterilisasi yang dilakukan seorang wanita, dokter akan membuat sayatan kecil di perut bagian bawah untuk mengakses saluran tuba.

Sebelum melakukan sterilisasi ini, sangat disarankan untuk memikirkannya secara matang serta wajib berkonsultasi ke dokter terlebih dahulu. Lazimnya dokter melakukan sterilisasi tersebut pada wanita berumur 30 tahun ke atas serta telah mempunyai keturunan. Bila pasien belum mempunyai keturunan, barangkali dokter akan merekomendasikan kontrasepsi lain dimana tidak mempunyai efek samping yang serius. Mengapa dokter menyarankan kontrasepsi lain? Karena sesuai dengan pengertian sterilisasi bahwa bersifat permanen. Tidak cuma itu, namun sanggup menimbulkan efek samping steril yang sangat serius bila ingin punya keturunan lagi. 

Anjuran sebelum menjalani sterilisasi 

Dilihat berdasarkan pengertian sterilisasi, sterilisasi adalah salah satu teknik bedah dimana paling lazim digunakan oleh wanita dimana tidak ingin lagi mempunyai keturunan. Menurut pengertian sterilisasi tersebut bahwa bersifat permanen. Maka dengan hal tersebut, sebelum menjalani sterilisasi sangat disarankan untuk memperhatikan sejumlah hal. 

Berikut adalah hal dimana wajib diketahui sebelum menjalani sterilisasi, meliputi:

  • Proses sterilisasi tidak menghambat terjadinya infeksi menular seksual, maka tetap disarankan berhubungan seks dengan aman. 
  • Sekalipun sterilisasi bersifat permanen, namun bisa saja dilakukan pengembalian ligasi tuba maupun membuka kembali saluran indung telur supaya bisa kembali hamil. Hanya saja tingkat keberhasilannya sangat kecil serta sanggup menimbulkan efek sambil.
  • Risiko timbulnya komplikasi akibat sterilisasi akan lebih besar daripada orang dimana menderita diabetes, obesitas, wanita dengan pengalaman operasi perut maupun panggul. 

Sebelum proses sterilisasi dilakukan

Sebelum menjalani proses sterilisasi, baiknya mendiskusikan dengan pasangan sendiri, karena bukan hanya sterilisasi satu-satunya kontrasepsi yang sanggup dilakukan. Setelah mendiskusikannya dengan pasangan, selanjutnya konsultasi ke dokter mengenai sterilisasi apa yang cocok untuk Anda, serta apa saja efeknya bila menggunakan sterilisasi tersebut. Proses sterilisasi sanggup dilakukan setelah melahirkan maupun bersamaan saat operasi. Dokter akan bertanya alasan Anda menjalani sterilisasi tersebut apa, apakah Anda sudah siap dengan segala resikonya. Dokter juga akan memberikan sejumlah hal dimana wajib diterapkan sebelum proses sterilisasi dilaksanakan. 

Berikut hal dimana wajib dilakukan sebelum proses sterilisasi dilaksanakan, meliputi:

  • Jangan makan, minum, serta merokok pada malam sebelum operasi dilakukan. 
  • Hindari menggunakan pewarna kuku.
  • Persiapkan pembalut karena pendarahan dari vagina akan barang terjadi setelah operasi. 
  • Lepas semua perhiasan yang dikenakan sebelum menjalani operasi 
  • Pakai pakaian longgar untuk menghindari ketidaknyamanan. 
  • Hindari mengkonsumsi obat tertentu.

sterilisasi adalah

Proses sterilisasi

Dilihat dari pengertian apa itu sterilisasi, dimana bertujuan untuk menghambat sperma membuahi sel telur. Maka akan dijelaskan bagaimana teknik sterilisasi dilakukan. 

Berikut adalah tahap proses sterilisasi, meliputi:

  • Pasien akan dibius agar tidak merasakan apapun selama operasi dilakukan. 
  • Dokter akan melakukan sayatan kecil di sekitar pusar, lalu perut akan diisi dengan gas karbon dioksida agar menggembung. Bila proses sterilisasi dilakukan saat operasi, dokter akan memanfaatkan sayatan tersebut untuk melanjutkan tahapan selanjutnya.
  • Dokter akan memasukkan laparoskopi setelah perut menggembung, dimana bertujuan untuk menjangkau organ reproduksi.
  • Lalu dokter akan menutup tuba falopi dengan memotong, melipat, maupun menjepitnya dengan penjepit khusus. 
  • Lazimnya dokter akan membuat sayatan lain untuk memasukkan alat khusus yakni penjepit dimana digunakan dalam menutup tuba falopi. 

Setelah proses sterilisasi selesai  

Setelah proses sterilisasi selesai, dokter akan tetap memantau pasien 15 menit sampai 30 menit. Bila tidak terjadi komplikasi, maka dokter akan menyarankan pasien untuk bisa pulang. Lazimnya proses pemulihan sterilisasi berlangsung 2-5 hari. Pasien akan disarankan untuk tetap kontrol setelah seminggu operasi dilakukan. Sangat perlu diketahui bahwa kontrasepsi harus digunakan hingga masa menstruasi berikutnya maupun setelah 3 bulan setelah operasi. Dalam proses pemulihan, dokter akan memberi sejumlah hal dimana wajib diterapkan setelah proses sterilisasi. 

Berikut adalah saran yang wajib dilakukan oleh pasien pasca operasi:

  • Jangan mengkonsumsi alkohol.
  • Perban dilepas keesokan harinya.
  • Mandi diperbolehkan setelah 2 hari selesai operasi.
  • Hindari menggaruk area sayatan operasi.
  • Hindari dulu melakukan hubungan seks dengan pasangan sebelum pulih total.
  • Lakukan kegiatan sehari-hari secara bertahap bila keadaan sudah membaik. 

Setelah proses sterilisasi selesai, pasien akan merasakan sejumlah ketidaknyaman, meliputi: 

  • Demam tinggi 
  • Sakit perut parah 
  • Aroma luka bekas sayatan tidak sedap
  • Pendarahan pada luka bekas sayatan

Efek samping steril

Berdasarkan dari penjelasan apa itu sterilisasi, adalah operasi dimana melibatkan pembuatan sayatan kecil di perut. Operasi tersebut membutuhkan anestesi, dimana akan menimbulkan sejumlah efek samping steril dimana sangat tidak nyaman. 

Berikut sejumlah efek samping steril dimana sanggup timbul setelah proses sterilisasi tersebut:

  • Kerusakan usus
  • Nyeri perut
  • Diabetes
  • Kegemukan 
  • Reaksi alergi efek obat bius

Sterilisasi pada wanita adalah bentuk pengendalian kelahiran permanen yang aman dan efektif. Namun perlu diingat bahwa sekalipun pembalikan sterilisasi dimungkinkan, prosedur pembalikan rumit dan barangkali tidak berhasil.

Referensi:

  1. Mayo Clinic : tubal ligation : https://www.mayoclinic.org/tests-procedures/tubal-ligation/about/pac-20388360 
  2. MedicalNewsToday : tubal ligation procedure : https://www.medicalnewstoday.com/articles/tubal-ligation#procedure 
  3. Hopkins Medicine : tubal ligation : https://www.hopkinsmedicine.org/health/treatment-tests-and-therapies/tubal-ligation 

Mahendra Pratama

Mahendra Pratama, seorang ahli gizi berusia 52 tahun dan bekerja di Handal Dok sebagai penulis/editor. Ia lulus dari Universitas Wijaya Kusuma sekitar 25 tahun yang lalu. Dia adalah mahasiswa yang berprestasi. Mahendra sering menulis artikel tentang nutrisi atau cara menjaga kesehatan. Dia memiliki hobi - yoga.

Mungkin Anda juga menyukai