Stroke

Stroke adalah suatu keadaan dimana terganggunya suplai darah ke otak, sehingga sel-sel otak mati (infark serebral) karena terhentinya suplai oksigen. Keadaan ini tentunya dapat berakibat fatal dan perlu penanganan segera karena dapat menyebabkan kerusakan otak, kelumpuhan atau cacat jangka panjang dan bahkan kematian.

Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2016 menunjukkan, stroke menempati peringkat kedua sebagai penyakit tidak menular penyebab kematian. Data Riskesdas 2013 prevalensi stroke nasional 12,1 per mil, sedangkan pada Riskesdas 2018 prevalensi stroke 10,9 per mil, prevalensi stroke berdasarkan diagnosis pada penduduk berusia lebih dari 15 tahun adalah 10,85 persen.

Gejala stroke

                             

Gejala stroke yang dialami oleh penderita dapat berupa:

  • Halusinasi
  • Kejang
  • Kelumpuhan
  • Kesulitan bernapas
  • Kehilangan keseimbangan atau koordinasi
  • Kesulitan berbicara dan kalimat menjadi sulit untuk dipahami, terkadang mengakibatkan penderita menjadi berbicara kasar
  • Mual atau muntah
  • Merasa kebingungan, disorientasi, atau kurang responsif
  • Mati rasa atau lemah di satu sisi tubuh dan otot (kesulitan ketika berjalan, mengangkat tangan dan berbicara) 
  • Pusing 
  • Penglihatan menjadi bermasalah
  • Perubahan perilaku mendadak, terutama peningkatan agitasi
  • Sakit kepala tiba-tiba tanpa diketahui sebabnya

Diagnosis

Diagnosis yang tepat dapat memudahkan dan mempercepat penangan stroke sehingga komplikasi dapat lebih dicegah. Beberapa langkah diagnosis dapat meliputi: CT scan dan MRI scan

Pemindaian otak harus dijalani semua pasien yang diduga terserang stroke dalam kurun 24 jam. Namun beberapa pasien ada yang harus dipindai segera dalam kurun satu jam, terutama bagi mereka yang:

  • Memiliki tingkat kesadaran yang lebih rendah.
  • Sedang menjalani pengobatan antikoagulan.
  • Bergantung pada obat-obatan penghilang gumpalan darah atau yang baru menjalani pengobatan antikoagulan.
  • Tes darah

Tes darah seperti: tes darah lengkap (Complete Blood Count), penanda jantung, gula darah, pemeriksaan pembekuan darah, profil lipid, laju endap darah, tes kehamilan, dan lain-lain.

Diagnosis stroke

Diagnosis stroke

Tes menelan

Tes ini bertujuan untuk mencegah infeksi paru-paru dan pneumonia. Tes dilakukan dengan cara meminum beberapa sendok air, apabila pasien mampu meneguk air tersebut tanpa tersedak dan batuk, mereka akan diminta meneguk setengah gelas air. Jika seseorang tidak dapat menelan dengan baik, maka paru-parunya berisiko kemasukan makanan. Sebelum diperiksa oleh ahli terapi, biasanya penderita dilarang menelan apa pun. Oleh karena itu, makanan dan minuman yang masuk ke dalam tubuh harus melalui infus atau menggunakan selang nasogastrik melalui hidung. 

Dengan Angiografi kateter

Dilakukan dengan cara menyuntikkan pewarna melalui arteri tulang belakang atau karotis. Hasilnya lebih akurat dibandingkan dengan hasil yang diperoleh dengan pemeriksaan ultrasound, CT scan, atau MR angiography.

Tes jantung dan pembuluh darah

Tes ini dibagi menjadi 3 jenis, yaitu:

  • Echocardiogram atau transthoracic echocardiogram. Adalah pemeriksaan dengan menggunakan sebuah alat ultrasound yang ditaruh pada dada untuk menghasilkan gambar jantung.
  • Catheter Angiography atau angiografi (arteriography). Adalah prosedur pemeriksaan dengan menggunakan sinar-X (Rontgen) untuk melihat pembuluh darah arteri dan vena
  • Ultrasound atau carotid ultrasonography. Ultrasound juga dikenal dengan istilah duplex scan atau doppler scan. Langkah ini bertujuan untuk memeriksa apakah ada penyempitan atau penggumpalan di dalam arteri yang menuju ke otak. 

Penanganan stroke

Penanganan stroke

Penyebab dan Penanganan stroke berdasarkan jenisnya 

Penyebab stroke dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu.

Gaya hidup, seperti:

  • Bertambahnya usia
  • Diet atau pola makan tidak sehat (konsumsi garam, kolesterol, lemak jenuh, dan lemak trans berlebih)
  • Kurang olahraga
  • Konsumsi alkohol berlebih
  • Merokok
  • Ras dan etnis

Ras dan etnis Kaukasia, Asia-Amerika, dan Hispanik lebih kecil kemungkinannya terserang stroke dibandingkan Afrika-Amerika, Alaska Pribumi, dan Indian Amerika.

Faktor kesehatan

Kemungkinan seseorang terserang stroke akan meningkat apabila memiliki riwayat penyakit-penyakit seperti dibawah ini:

  • Cacat katup jantung
  • Diabetes
  • Hipertensi
  • Kolesterol Tinggi
  • Penyakit sel sabit atau Sickle cell disease (sel darah merah berbentuk bulan sabit )
  • Pernah terkena stroke atau TIA sebelumnya
  • Tekanan darah tinggi
  • Gangguan jantung (seperti penyakit arteri koroner, ruang jantung yang membesar dan detak jantung tidak teratur)

Penyebab dan penanganan stroke lainnya, berdasarkan jenisnya yaitu:

Stroke iskemik (stroke karena penyumbatan)

Stroke iskemik adalah jenis stroke yang paling umum terjadi.  Penyebabnya karena adanya gumpalan darah yang menghalangi penyaluran darah ke otak. Gumpalan darah terjadi karena adanya  potongan-potongan plak karena atherosclerosis yang putus dan menghalangi pembuluh darah, penyempitan dapat juga disebabkan oleh pembekuan darah atau aliran darah yang sangat berkurang. Penggunaan obat-obatan kontrasepsi, migrain, koagulopati (gangguan pembekuan darah), dan cedera kepala yang baru terjadi, dapat juga menjadi penyebab terjadinya stroke iskemik.

Jenis stroke iskemik yang paling sering dijumpai, adalah:

  • Stroke trombotik 

Stroke trombotik adalah penyumbatan aliran darah yang terjadi akibat pembekuan darah di dalam salah satu arteri otak. Migran dan pola hidup tidak sehat dapat menjadi penyebab stroke ini.

  • Emboli

Stroke emboli adalah ketika gumpalan darah atau potongan-potongan lainnya dari tubuh terbentuk di bagian lain tubuh dan kemudian berpindah dan tersangkut ke otak sehingga menghentikan aliran darah. Penyebab stroke emboli mungkin akibat dari kondisi irama jantung yang tidak teratur (atrial fibrilasi).

Penanganan dapat dilakukan dengan pemberian obat-obatan, antara lain:

  • Obat trombolitik atau activator plasminogen tissue (tPA) adalah obat pemecah gumpalan darah sehingga dapat menghambat gumpalan di otak, pemberiannya melalui suntikan dan harus diberikan maksimal 4,5 setelah gejala stroke dimulai.
  • Obat antiplatelet berfungsi untuk mencegah pembekuan darah dengan mempersulit trombosit darah untuk saling menempel. 

Apabila anda berisiko tinggi terhadap serangan jantung atau stroke, aspirin dan clopidogrel (plavix) dapat dikonsumsi sebagai upaya pencegahan. 

  • Obat antikoagulan berfungsi untuk mengurangi kemampuan darah Anda untuk menggumpal dan mencegah pembekuan darah yang ada tumbuh lebih besar.
  • Statin, bertujuan untuk menurunkan kadar kolesterol darah tinggi.

Obat antikoagulan dan antiplatelet (seperti aspirin) harus diminum dalam waktu 24 hingga 48 jam setelah gejala stroke dimulai.

  • Prosedur endovaskular

Bedah endovaskular adalah teknik bedah minimal invasif (hanya memerlukan sayatan kecil) untuk mengakses bagian yang sakit melalui pembuluh darah utama.

  • Operasi

Beberapa tindakan operasi dapat dilakukan sebagai langkah kelanjutan apabila langkah-langkah diatas tidak menunjukan perkembangan berarti. 

Contoh beberapa operasi yang dapat dilakukan, adalah: 

  • Endarterektomi karotis (bedah pengangkatan plak).
  • Stent

Stent adalah suatu prosedur yang dilakukan untuk mengembang arteri yang menyempit dan mendukung dinding arteri.

  • Trombektomi mekanik

Trombektomi mekanik (Mechanical Thrombectomy) adalah suatu prosedur, dimana alat trombektomi dimasukkan ke pembuluh darah otak dengan cara kateterisasi (tanpa pembedahan/sayatan) untuk mengeluarkan gumpalan yang menyumbat aliran darah otak. Operasi ini paling berhasil jika dilakukan 6 hingga 24 jam setelah stroke dimulai.

  • Stroke iskemik transien (TIA) 

Stroke iskemik transien (TIA) juga dikenal dengan banyak istilah seperti iskemik sementara, stroke ringan, atau ministroke. TIA terjadi akibat aliran darah ke otak terhambat sementara (terjadi kurang dari 5 menit) dan disebabkan oleh gumpalan darah. 

Penanganan TIA dilakukan dengan cara yang sama seperti stroke iskemik. Khusus untuk stroke iskemik transien, ada gejala umum yang dapat menjadi penandanya. Yaitu dengan kata FAST, FAST adalah:

  • Face: wajah yang tampak turun sebelah.
  • Arms: kesulitan dalam mengangkat kedua lengan dan menahannya karena kelemahan lengan atau mati rasa di satu lengan.
  • Speech: ucapan tidak jelas atau kacau, bahkan mungkin tidak dapat berbicara sama sekali.
  • Time:  waktu penangan menjadi faktor yang sangat penting karena dapat mengurangi komplikasi. Oleh karenanya jika Anda melihat gejala tersebut pada seseorang, segera panggil ambulan atau segera pergi ke rumah sakit.

Penyebab stroke hemoragik dapat disebabkan karena beberapa hal. Antara lain:

  • Bertambahnya umur
  • Trauma 
  • Konsumsi obat seperti antikoagulan (mencegah pembekuan darah) 
  • Aneurisme adalah kondisi dimana pada penderita hipertensi pembuluh darah melemah, mengembung, kemudian bengkak dan pecah. 
  • Malformasi arteriovenosa, dimana terjadi hubungan abnormal antara pembuluh darah dan arteri.
  • Terbukanya pembuluh darah (arteri) di otak yang dapat disebabkan karena terluka, robek atau pecah sehingga mengakibatkan iritasi dan pembengkakan (tekanan berlebih) di tengkorak dan bengkak di otak, hingga merusak sel-sel dan jaringan otak. 

Ada 2 jenis stroke hemoragik, yaitu:

  • Stroke hemoragik intraserebral

Jenis ini paling sering terjadi, penyebabnya karena ketika arteri di pembuluh darah pecah sehingga jaringan di sekitar otak terisi dengan darah.

  • Stroke hemoragik subarachnoid

Stroke ini menyebabkan perdarahan di daerah antara otak dan jaringan tipis yang melapisi otak (permukaan otak). Stroke ini jarang terjadi, hanya sekitar 5%.

Penanganannya dapat dilakukan dengan cara

Pemberian obat-obatan seperti: 

  • Obat menangkal pengencer darah (obat transfusi produk darah). 

Obat ini bertujuan untuk mencegah terjadinya kejang.

  • Obat penurun tekanan di otak. 

Obat ini bertujuan untuk menurunkan tekanan di otak Anda, mencegah kejang, dan mencegah penyempitan pembuluh darah.

Pembedahan atau operasi

Apabila suatu area di dalam arteri sudah membengkak, lemah bahkan mungkin pecah (aneurisma), dokter mungkin melakukan operasi untuk memotong aneurisma dan mencegah pendarahan tambahan. Proses pembedahan otak dilakukan dengan membuka tulang tengkorak (kraniotomi) mungkin juga diperlukan, agar tekanan di otak berkurang.

Contoh operasi yang dapat dilakukan adalah:

  • Coiling (embolisasi endovaskular) 

Dilakukan dengan cara memasukkan tabung panjang ke daerah perdarahan atau pembuluh darah yang melemah, kemudian memasang perangkat seperti kumparan. Langkah ini dilakukan agar pendarahan berkurang karena terhambatnya aliran darah.

  • Kliping 

Kliping adalah proses pemasangan penjepit di area pembuluh darah yang pecah atau bengkak di dasar aneurisma. Proses ini bertujuan untuk mencegah perdarahan tambahan atau pendarahan baru.

Gejala stroke

Gejala stroke

Komplikasi 

Komplikasi akibat stroke dapat terjadi, seperti:

  • Aritmia (detak jantung tidak beraturan)
  • Depresi
  • Disfagia (kesulitan menelan) 
  • Hidrosefalus atau tingginya produksi cairan serebrospinal
  • Infark miokardial (kematian sel-sel jantung)
  • Infeksi saluran kencing, tidak dapat menahan kencing (inkontinensia urine), dan tidak dapat melakukan kegiatan seksual (disfungsi seksual)
  • Mudah jatuh sehingga mengalami patah tulang
  • Pneumonia (radang paru-paru) 
  • Perdarahan di saluran cerna
  • Sulit bernafas (edema paru)
  • Trombosis vena (penggumpalan darah pada kaki)

Pemulihan stroke

Pemulihan stroke berfokus pada pengembalian fungsi tubuh yang terdampak dan dapat dibagi menjadi empat bidang utama:

  • Terapi berbicara
  • Terapi kognitif

Terapi ini dapat membantu untuk mengembalikan kembali pola pikir, perilaku sebelumnya dan untuk mengendalikan respons emosional pasien:

  • Keterampilan sensorik

Membantu mengembalikan kemampuan sensorik seperti merasakan suhu, tekanan, atau rasa sakit.

  • Terapi fisik

Terapi ini bertujuan untuk mengembalikan kekuatan dan keseimbangan otot, sehingga pasien dapat lebih mudah menggerakan bagian tubuhnya (terutama kaki dan tangan).

Pencegahan stroke 

Stroke dapat dicegah dengan beberapa cara, antara lain:

  • Berolahraga teratur
  • Jaga pola makan (makan banyak buah, sayuran, makanan yang rendah kolesterol, lemak trans, dan lemak jenuh)
  • Kurangi atau berhenti merokok
  • Kurangi atau berhenti konsumsi alkohol 
  • Lakukan pemeriksaan teratur (seperti pemeriksaan kolesterol dan tekanan darah)

Referensi:

  1. Kitabisa.com: Beragam Metode Pengobatan untuk Sakit Stroke: (https://blog.kitabisa.com/beragam-metode-pengobatan-untuk-sakit-stroke/)
  2. SehatQ: Kenali Penyebab Stroke Berdasarkan Jenisnya: (https://www.sehatq.com/artikel/kenali-penyebab-stroke-berdasarkan-jenisnya)
  3. Dinas Kesehatan Provinsi Banten: Penyakit Stroke dan Cara Pencegahannya: (https://dinkes.bantenprov.go.id/read/berita/636/PENYAKIT-STROKE-DAN-CARA-PENCEGAHANNYA.html)

Mahendra Pratama

Mahendra Pratama, seorang ahli gizi berusia 52 tahun dan bekerja di Handal Dok sebagai penulis/editor. Ia lulus dari Universitas Wijaya Kusuma sekitar 25 tahun yang lalu. Dia adalah mahasiswa yang berprestasi. Mahendra sering menulis artikel tentang nutrisi atau cara menjaga kesehatan. Dia memiliki hobi - yoga.

Mungkin Anda juga menyukai

1 Respon

  1. 04.08.2020

    […] Stroke […]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *