Taeniasis

Penjelasan

Taeniasis atau tapeworm infection adalah infeksi yang disebabkan oleh sejenis parasit yaitu cacing pita. Parasit adalah organisme kecil yang menempel pada makhluk hidup lain untuk bertahan hidup, makhluk hidup yang ditempeli oleh parasit disebut inang. Cacing pita dewasa dapat tinggal hingga 30 tahun di dalam organ makhluk hidup inangnya. 

Mengonsumsi makanan atau minuman yang telah terkontaminasi oleh telur atau larva cacing pita, dapat mengakibatkan tertular parasit yang dapat hidup dan terkadang tumbuh serta berkembang biak di dalam tubuh. Apabila terdapat 1-2 cacing pita dewasa dalam tubuh, dianggap sebagai gangguan kesehatan ringan. Namun apabila infeksi disebabkan oleh larva dalam jumlah banyak, maka dapat menimbulkan komplikasi berbahaya.

Permasalahan Taeniasis di Indonesia belum banyak diteliti dan hanya merupakan laporan kasus yang berasal dari pelayanan kesehatan (Rumah Sakit dan Puskesmas). Daerah endemis taeniasis ditemukan di Sumatra Utara, Bali, Papua, Nusa Tenggara Timur, Lampung, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, dan Kalimantan Barat. Berdasarkan hasil perhitungan Badan Pusat Statistik Papua tahun 2016, prevalensi cacing pita di wilayah Papua diperkirakan sebesar 20-25,6%.

apa itu Penyakit Taeniasis

Penyebab

Cacing pita dapat tumbuh hingga 12 kaki dan dapat hidup di usus selama bertahun-tahun tanpa ditemukan. Cacing pita memiliki segmen di sepanjang tubuhnya, dimana masing-masing segmen tersebut dapat menghasilkan telur. Saat cacing pita dewasa, telur ini akan dikeluarkan dari tubuh melalui tinja. Makanan yang terkontaminasi cacing pita, dapat mengandung telur atau larva cacing pita yang tumbuh di usus manusia saat dimakan.

Terdapat 6 jenis cacing pita yang diketahui bisa menyebabkan terjadinya infeksi cacing pita. Jenis tersebut dibedakan berdasarkan jenis hewan yang menjadi sumber infeksinya, seperti:

  • Taenia saginata terdapat pada daging sapi 
  • Taenia solium terdapat pada daging babi 
  • Diphyllobothrium latum terdapat pada ikan 

Taeniasis dapat juga disebabkan karena karena faktor-faktor dibawah ini, antara lain:

  • Mengkonsumsi air yang telah terkontaminasi
  • Tidak mencuci tangan secara benar dan rutin
  • Kebersihan lingkungan atau sanitasi yang buruk
  • Tidak menggunakan alas kaki ketika menginjak tanah
  • Tidak sengaja menelan tanah yang telah terkontaminasi
  • Mengonsumsi daging yang kurang matang dari hewan telah terinfeksi
  • Memiliki imun tubuh yang lemah sehingga tidak mampu melawan infeksi. Sistem imun tubuh dapat melemah, karena HIV, AIDS, diabetes, kemoterapi dan transplantasi organ.

Gejala 

Infeksi dapat berkembang antara 8-14 minggu. Pada umumnya penderita taeniasis tidak menunjukkan gejala apapun, sehingga kondisi ini sering tidak disadari. Gejala taeniasis yang umumnya terjadi, adalah:

  • Mual.
  • Diare.
  • Pusing.
  • Kejang.
  • Sulit tidur.
  • Muntah-muntah.
  • Nyeri di area perut.
  • Tidak nafsu makan.
  • Penyumbatan usus.
  • Mudah lelah dan lemas.
  • Terjadi peradangan di usus.
  • Penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan.
  • Iritasi pada daerah perianal, yaitu daerah sekitar anus.
  • Terdapat telur, larva, maupun bagian tubuh cacing pada tinja.
  • Terjadi defisiensi (malnutrisi) atau kekurangan gizi dan nutrisi di dalam tubuh, terutama vitamin B12.

Taeniasis

Komplikasi

Komplikasi berbahaya dapat terjadi sebagai akibat dari infeksi disebabkan oleh larva dalam jumlah banyak, komplikasi tersebut diantaranya:

  • Penyumbatan usus, sehingga mungkin memerlukan pembedahan untuk mengatasinya.
  • Sistiserkosis atau cysticercosis, dimana cacing pita babi menyebar ke bagian lain tubuh seperti jantung, mata, atau otak.
  • Kejang atau infeksi pada sistem saraf, akibat dari sistiserkosis yang tidak diobati.

Pemeriksaan

Seperti pada umumnya setiap pemeriksaan akan dilakukan oleh dokter dengan menanyakan riwayat kesehatan (baik individu maupun keluarga), menanyakan gejala, melakukan pemeriksaan fisik untuk mencari tanda dan gejala penyakit, serta melakukan tes tambahan apabila diperlukan.

Pemeriksaan fisik dapat dilakukan dokter dengan memeriksa area di sekitar anus untuk melihat tanda-tanda adanya telur atau larva cacing. Pemeriksaan tambahan lainnya yang mungkin akan dilakukan dokter, antara lain:

  • Pemeriksaan tinja untuk melihat apakah ada telur atau segmen cacing.
  • Tes darah lengkap untuk melihat jenis antibodi yang terbentuk karena infeksi.
  • Pemeriksaan pemindaian, termasuk ronsen dada, ultrasonografi (USG), CT scan dan MRI.
  • Pemeriksaan fungsi organ tubuh, untuk memastikannya fungsi tubuh tetap berjalan dengan baik.

Pengobatan

Pengobatan taeniasis dapat dilakukan dengan cara medis maupun dengan cara non medis, antara lain:

Medis

Sebagian besar kasus taeniasis dapat sembuh dengan mengkonsumsi obat yang diresepkan dokter, dimana periode waktu perawatannya akan tergantung dari jenis cacing pita yang menginfeksi tubuh. Obat yang umumnya diberikan dokter adalah praziquantel (Biltricide) dan albendazole (Albenza) yang memiliki sifat antelmintik, artinya membunuh cacing parasit dan telurnya. Efek samping umum yang terkait dengan obat-obatan ini termasuk pusing dan sakit perut. 

Obat ini bekerja dengan membuat cacing tidak dapat bergerak, kemudian cacing tersebut akan keluar dari tubuh bersamaan dengan keluarnya kotoran (tinja). Apabila cacing yang menginfeksi berukuran besar, penderita mungkin akan mengalami sedikit kram saat buang air besar (BAB). Diperlukan waktu beberapa minggu untuk sepenuhnya membersihkan infeksi. Dokter akan kembali melakukan pemeriksaan sampel tinja, 1-3 bulan setelah perawatan selesai.

Non medis

Penanganan taeniasis ringan dapat dilakukan dengan mengkonsumsi beberapa bahan-bahan alami dibawah ini, seperti:

Bawang putih

Bawang putih mengandung zat anti parasit dan memiliki efek antibakteri, antivirus, serta antijamur. Bawang putih dapat dikonsumsi secara langsung atau ditambahkan ke dalam hidangan. Selain itu, bawang putih dapat dihancurkan dan dicampurkan dengan minyak esensial untuk dioleskan pada anus yang gatal dengan menggunakan kapas.

Minyak kelapa

Minyak kelapa memiliki sifat antibakteri dan antivirus yang dapat membantu membersihkan infeksi cacing. Konsumsi 1sdt minyak kelapa murni setiap pagi.

Biji labu

Biji labu mengandung asam amino, asam lemak, senyawa berberin, palatine, dan cucurbitacin, sehingga efektif melawan parasit dalam tubuh. Ekstrak biji labu juga memiliki sifat antiparasit. Biji labu dapat dikonsumsi sebagai hidangan olahan. 

Cengkeh

Cengkeh mengandung senyawa eugenol yang merupakan agen antibakteri yang kuat yang dapat memicu penghancuran parasit usus, termasuk larva maupun telurnya. Tambahkan 2-3 buah cengkeh ke dalam secangkir air. Kemudian, didihkan selama 5 menit dan saring. Diamkan hingga sedikit dingin, lalu tambahkan madu untuk menambah kelezatannya.

Jahe

Senyawa gingerol dalam jahe dapat meningkatkan kesehatan pencernaan dan membantu menghilangkan cacing parasit dalam usus. Tambahkan 2,5-5 cm jahe yang telah dicincang ke dalam secangkir air untuk direbus selama 5 menit. Saring airnya, jika air sudah agak dingin maka dapat langsung diminum.

Wortel 

Wortel kaya akan serat yang mampu membantu menjaga sistem pencernaan tetap sehat dan meningkatkan pergerakan usus, sehingga dapat mendorong cacing parasit keluar dari usus. Wortel dapat secara langsung dimakan 2 kali sehari sebagai obat cacing alami, jangan lupa untuk mencucinya terlebih dahulu agar bakteri dan pestisida hilang.

Pepaya

Mengonsumsi pepaya dan madu akan membuat tinja menjadi jauh lebih bersih dari parasit penyebab cacingan. 

Pencegahan

Taeniasis dapat dicegah dengan melakukan beberapa cara di bawah ini, diantaranya:

  • Jangan jajan sembarangan.
  • Jaga kebersihan lingkungan dan sanitasi. 
  • Gunakan alas kaki saat menginjak tanah.
  • Cuci dan masak sayur serta buah dengan air bersih.
  • Diamkan air yang telah mendidih minimal  1 menit sebelum diminum.
  • Hindari konsumsi buah dan sayur mentah yang telah dikupas atau dibersihkan langsung dari penjual.
  • Membekukan daging selama 24 jam sebelum dimasak dapat membantu membunuh telur cacing pita.
  • Ketika memasak ikan, masak hingga warna dagingnya berubah menjadi warna pekat dan tidak transparan.
  • Konsumsi air minum dalam kemasan, dengan membersihkan tutup maupun permukaannya terlebih dahulu.
  • Cuci tangan dengan benar terutama setelah buang air kecil dan buang air besar (BAB), maupun sebelum makan dan setelah makan.
  • Konsumsi daging yang benar-benar matang. Masak daging dengan suhu di atas 140°F (60°C) selama minimal 5 menit, kemudian diamkan selama 3 menit sebelum dipotong untuk menghancurkan parasit yang mungkin masih terdapat di dalam daging. 

Referensi:

  1. SehatQ: Tapeworm infection: (https://www.sehatq.com/penyakit/tapeworm-infection)
  2. SehatQ: 7 Obat Cacing Alami yang Dipercaya Mampu Atasi Cacingan: (https://www.sehatq.com/artikel/7-obat-cacing-alami-yang-dipercaya-mampu-atasi-cacingan)

Mahendra Pratama

Mahendra Pratama, seorang ahli gizi berusia 52 tahun dan bekerja di Handal Dok sebagai penulis/editor. Ia lulus dari Universitas Wijaya Kusuma sekitar 25 tahun yang lalu. Dia adalah mahasiswa yang berprestasi. Mahendra sering menulis artikel tentang nutrisi atau cara menjaga kesehatan. Dia memiliki hobi - yoga.

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *