Trikotilomania

Trichotillomania adalah kelainan mental berupa keinginan yang berulang-ulang dan tidak dapat dikontrol guna menarik rambut dari kulit kepala, alis, atau wilayah lain pada tubuh walaupun berupaya mengakhirinya. Tidak banyak orang tahu, trikotilomania  merupakan gangguan mental yang kadang terjadi pada laki-laki ketimbang perempuan. Ini diketahui dengan cara mencabut rambut serta rambut bagian tubuh dengan kompulsif. Sehingga, pengidap trikotilomania dapat mencabut rambut/rambutnya dengan berkali-kali. Penderita trikotilomania tidak hanya mencabut rambut dari kepala, namun juga mencabut rambut dari wilayah lain, misalnya mencabut alis. 

Trikotilomania juga memiliki kecenderungan untuk mencabut rambut keriting, yaitu rambut yang tumbuhnya tidak lurus atau tidak sehat. Namun rambut keriting ini selalu tumbuh kembali, sehingga dorongan untuk mencabut rambut keriting tersebut selalu muncul. Bagi penderita, gangguan trikotilomania adalah menyenangkan. Bagi pasien, trikotilomania adalah metode menangani sensasi negatif atau perasaan tidak enak, misalnya stress, kekhawatiran, ketegangan, kejenuhan, kesendirian, kecapean, atau frustrasi. Banyak pasien yang mengalami trikotilomania mengorek kulitnya, menggigit kuku, atau mengunyah bibir. 

Pemicu trikotilomania ini, yang diwujudkan oleh sejumlah macam indikasi dengan keseriusan yang beraneka ragam, masih sedikit bisa dijelaskan. Tapi, sejumlah aspek kelihatannya ikut berperan, terutama depresi dan trauma yang pernah diidap atau bahkan ada faktor genetik. Untuk sejumlah orang, trikotilomania bisa sederhana serta biasanya bisa diobati. Setelah pemeriksaan dilakukan, prosedur trikotilomania pada dasarnya didasari pada psikoterapi serta pemakaian obat-obatan khusus.

Trikotilomania atau yang disebut trikomania merupakan gangguan kesehatan  yang mengakibatkan tingkah laku mencabut rambut serta rambut bagian tubuh secara kompulsif. Penderita ini mempunyai hasrat yang tidak terkontrol atau dorongan yang begitu besar guna mencabik rambut dari bagian kepala, alis, bulu mata, atau wilayah berambut lainnya, walaupun ada usaha untuk mengakhirinya. Pasien merasa susah guna berhenti dari kebiasaan ini. Tapi, kebiasaan itu mengakibatkan pasien mengalami rontok rambut di wilayah khusus di kulit kepala atau di wilayah lainnya pada bagian tubuh. Karena pasien trikotilomania juga mencabut rambut pada wilayah lain misalnya mencabut alis, mencabut bulu mata, mencabut bulu pada area kemaluan, atau mencabut jenggot dan kumis.

Di samping rambut, pasien pun dapat seringkali mencabut kumis, jenggot, rambut (ketiak, daerah kemaluan, dll). Perbuatan ini mengakibatkan kehilangan rambut / rambut dengan meluas yang dapat mengakibatkan kebotakan atau alopecia yang nampak dengan jelas. Trikotilomania mengakibatkan alopecia (kehilangan rambut/rambut) lebih atau kurang luas serta beragam bersamaan. Kadang-kadang penderita berusaha untuk menutupi rambut rontok atau menjauhi keadaan dimana orang lain sekitarnya bisa mengamati rambut rontok tersebut. Pada kejadian yang paling kronis, trikotilomania dihubungkan dengan memakan rambut yang dicabut. Trikotilomania dapat menjatuhkan pasien ke dalam penderitaan luar biasa tidak berhubungan dengan kemauan atau kepedulian akan keindahan.

Jenis 

Trikotilomania dapat menyerang anak-anak ataupun orang dewasa. 

Kecacatan ini hadir dalam sejumlah bentuk gejala :

  • Trikotilomania yang berpusat pada gerakan :  wujud ini dicirikan dengan keinginan kompulsif guna mencabut rambut / rambut pada penderita yang seutuhnya sadar pada apa yang dilakukannya. Manifestasi gerakan ini disertai baik oleh rasa tenang, atau rasa berdosa. Penderita lalu secara sadar mencabik rambutnya guna meredakan ketegangan.
  • Trikotilomania otomatis : pada jenis ini, mencabut rambut merupakan semacam refleks yang muncul sepanjang kegiatan tanpa disadari seutuhnya oleh penderita. Penderita mencabut rambutnya dengan otomatis, tanpa memikirkannya atau tidak menyadari apa yang dilakukan. Trikotilomania lalu bisa terjadi secara otomatis ketika penderita menonton televisi, membaca novel serta sepanjang melakukan kegiatan pekerjaan.

Penyebab Trichotillomania

Penyebab pasti dari trikotilomania masih belum jelas. Seorang penderita mencabut bulu kumisnya setiap kali ia berada dalam keadaan fokus untuk berpikir. Ia menggosok kemudian mencabut bulu kumisnya sedikit. Namun, sejumlah aspek berperan dalam memunculkan perilaku kompulsif ini.

Keturunan

Trikotilomania disebut sebagai hasil dari kecenderungan genetik. Sehingga, aspek genetik bisa memainkan peran penting dalam timbulnya gangguan mental ini. Hasilnya, trikotilomania bisa dihubungkan dengan riwayat keluarga serta muncul pada orang yang anggota keluarganya terserang patologi ini.

Emosi atau perasaan negatif

Sejumlah pakar menghubungkan pencabutan rambut secara berulang-ulang dengan ketidaknyamanan yang diakibatkan oleh emosi negatif. Emosi negatif ini dapat berupa kesepian, kebosanan, kemarahan, kesedihan. Trikotilomania bisa terjadi secara otomatis saat penderita mengalami emosi negatif atau perasaan negatif misalnya kekhawatiran atau frustrasi. Ia melakukan aktivitas kompulsif ini guna mengatasi ketidaknyamanan yang diakibatkan oleh emosi atau sensasi tidak nyaman itu.

Stres atau depresi

Stres yang sangat berat serta fase depresi berkaitan dengan gejala trikotilomania. Jadi, stres atau depresi bisa mengakibatkan fase trikotilomania.

Faktor biologis

Gangguan pada struktur penghantar pesan kimiawi khusus yang dihasilkan oleh otak (serotonin serta dopamin) bisa bertanggung jawab sebagai penyebab trikotilomania. 

Faktor lingkungan

Seorang anak yang tinggal dalam lingkungan rumah yang mana ia merasa dibiarkan atau tidak dicintai bisa merasa dikucilkan serta merasakan kegelisahan yang bisa mengakibatkan trikotilomania. Di samping itu, trauma yang pernah didapat mendorong timbulnya gangguan kejiwaan. Memang, penderita yang merasakan kenyamanan sewaktu mereka mencabut rambut mereka sewaktu berhadapan kejadian ini bisa tetap mengerjakannya guna menjaga kesenangannya itu atau pandangan baik yang berhubungan dengannya. Mencabut rambut memberikan kebahagiaan untuk penderita :  sehingga sukar untuknya guna hidup tidak melakukannya.. 

Trichotillomania

Gejala Trichotillomania

menghentikan mencabut rambut meski berbagai upaya.

Indikasi trikotilomania bisa bermacam-macam pada keseriusan di setiap insan  melalui pencabutan dalam kuantitas yang beraneka ragam. Sehingga, kelainan psikis ini mengaktualkan dirinya melalui ambisi yang tidak terbendung supaya menarik rambut di penderita yang tidak mampu mengontrol tindakan ini. Sebab itu, yang belakang bisa merasa amat terdesak karena lenyapnya kontrol pada tindakan ini serta berusaha guna berhenti mencabut rambut, namun gagal. Sebab itu, ada cara berkali-kali supaya mengakhiri mencabut rambut, atau mengerjakannya sedikit. Kadang, kebiasaan mencabut rambut juga dilakukan dengan kebiasaan mencabut rambut atau bulu pada hewan peliharaan atau kebiasaan mencabut rambut atau bulu dari boneka atau dari bahan material misalnya pakaian atau selimut. 

Hal ini merupakan gejala dari kebiasaan mencabut rambut :

  • Rambut rontok terlihat dan hati-hati menyembunyikannya

Rambut yang ditarik dapat menjadikan wilayah kebotakan, alopecia atau titik-titik kebotakan di kepala nampak. Pengalaman dari penderita yang mencabut rambut keriting, menemukan titik botak di kepalanya setiap kali ia berkaca, sehingga si pasien menutupi kaca tersebut dengan handuknya. Guna menutupi wilayah alopecia atau kebotakan,  sebagian penderita yang menganggap aib atau aib dengan tampilan luarnya, menggunakan topi, wig, alis palsu, atau dasi yang dikaitkan. Pengidap trikotilomania bisa berupaya kuat guna menyembunyikan kerontokan rambut. Mereka bahkan dapat menentukan model rambut spesifik guna menutupi wilayah yang botak. Yang lain memutuskan menarik bulu mata atau alis mereka dengan tujuan yang bukan tata rias. Rambut rontok juga nampak pada wilayah lain misalnya akibat mencabut alis atau bulu mata sehingga terlihat renggang atau lenyap. Bahaya mencabut rambut kepala bisa berhubungan dengan tekanan emosional. 

  • Aktivitas mencabut rambut

Penderita bisa mencabik macam rambut atau rambut khusus atau mencabut rambut satu demi satu, atau di dalam ikatan guna bermain-main dengan rambut yang putus dengan melentingnya di sela-sela jari, guna menggigit, atau mencabutnya di antara gigi. Sejumlah penderita mengkonsumsi atau memakan bagian rambut yang putus yang bisa mengakibatkan terciptanya rambut kasar atau bola rambut tegang di bagian perut atau jalan pencernaan. Kegiatan mencabut rambut pada ada kelainan ini juga dapat diwujudkan dengan kebiasaan mencabut kumis. Maka  kegiatan mencabut  kumis ini juga dikenal sebagai trikotilomania kumis. Mencabut kumis merupakan entitas yang agak tidak wajar pada gejala trikotilomania. Karena kegiatan mencabut kumis tidak mudah dilakukan kecuali jika penderita menggunakan penjepit untuk mencabut kumis tersebut.

  • Kecemasan dan kelegaan karena mencabut rambut

Penderita bisa keteteran oleh grogi, kepanikan, atau ketegangan yang bertambah sebelum mengambil perlakuan atau bila muncul resistensi. Lalu, pasca rambut ditarik, ia bisa merasa tenang, merasa semakin nyaman dan senang.

  • Dampaknya pada kehidupan sosial

Bahaya mencabut rambut kepala juga dapat berakibat pada persoalan kegiatan kemasyarakatan serta professional. Perasaan malu sebagai bahaya mencabut rambut kepala bisa menyebabkan Anda menjauhi kegiatan kemasyarakatan serta mengambil kesempatan kerja. Pasien yang menderita trikotilomania merasakan ketidakpastian berkenaan dengan guguran rambut. Kebimbangan ini bisa mengusik perilaku kemasyarakatan atau mengakibatkan pergantian aktivitas kemasyarakatan. Dengan begitu, trikotilomania bisa mengakibatkan kesukaran bermasyarakat. Penderita trikotilomania merasakan kesukaran bermasyarakat disebabkan ketidakenakan yang dikarenakan rambut rontok.  

Diagnosis Trichotillomania

Penilaian guna menemukan dampak trikotilomania diantaranya :

  • Mengamati banyaknya rambut yang gugur
  • Memberikan pertanyaan serta berdiskusi mengenai penanganan yang tepat bagi rontok rambut
  • Membuang  probabilitas pemicu lainnya dari menarik rambut atau rambut rontok dengan tes yang ditetapkan oleh dokter.
  • Menyelidiki kelainan kesehatan fisik atau mental yang bisa berhubungan dengan mencabut rambut
  • Memakai kriteria diagnostik dalam manual Diagnostic dan Statistik Gangguan Mental

Pengobatan Trichotillomania

Trikotilomania bisa disembuhkan dengan pengobatan. Di samping itu, obat-obatan pun bisa menyokong guna mengendalikan indikasi. Di samping itu, pemakaian pengobatan terapi seperti hypnotherapy pun dapat tepat guna. Laki-laki yang memilih untuk mencukur bersih kumisnya akan membuat mereka berhenti mencabut bulu kumis karena tidak ada yang bisa ditarik.

  • Psikoterapi

Pengaturan trikotilomania dikerjakan dengan cara ampuh dengan psikoterapi. Ini merupakan penyembuhan yang mengakomodasi penderita supaya mencari gejala tersimpan dari trikotilomania atau mengakibatkan keseriusan yang hendak dipadamkan oleh penderita dengan mencabut rambutnya. Ini menunjukkan pemicu serta ciri khas kelainan mental ini supaya menganjurkan penanganan yang benar. Dengan begitu, penyembuhan kelakuan mental bisa dianjurkan.

Wujud psikoterapi ini berdasarkan menurut variasi konsentrasi (kognisi) serta tindakan dengan maksud menangani trikotilomania. Ini pun bermaksud akan menolong penderita supaya memudahkannya guna mendapatkan serta membedah kepercayaan salah yang hampir pasti mendesaknya supaya menarik rambut. Pada tingkat tindakan, ini berfungsi akan mengubahnya atau memaksa pergantian pada kelaziman ceroboh yang mengakibatkan trikotilomania tetap ada. 

  • Pengobatan

Sebagai bagian dari penanganan trikotilomania, dokter spesialis menganjurkan pengobatan guna mengontrol indikasinya. Penanganan obat ini dapat membutuhkan resep obat – obatan seperti :

Antidepresan :  clomipramine

Obatan ini biasanya disarankan manakala ketakutan atau kesedihan muncul pada penderita. Antidepresan yang bertindak di neurotransmitter khusus ini bisa mereduksi kelakuan kompulsif serta menyembuhkan trikotilomania.

Penghambat reuptake serotonin selektif (SSRI)

Para ahli memakai fluoksetin, sertraline, citalopram, escitalopram serta paroksetin pada penyembuhan kelainan obsesif-kompulsif. Di samping itu, obat ini bermanfaat guna memulihkan trikotilomania.

Antipsikotik

Olanzapine pun mempunyai pengaruh penyembuhan yang berarti bagi trikotilomania.

Pengobatan trikotilomania dengan hipnosis

Para ahli bisa memakai hipnosis selaku fragmen untuk menyembuhkan trichotillomania. Sehingga, hypnotherapy membolehkan guna meniadakan tindakan maladaptif serta memperkenalkan transformasi kelakuan yang panjang. Oleh karena itu, bisa memberikan layanan modifikasi tindakan pada pasien yang mengalami trikotilomania. Kejadian ini mengakibatkan penderita itu bisa menangani tindakan kompulsif yang membuat mereka menarik rambutnya. 

Referensi

  1. Mayo Clinic : Trichotillomania (hair-pulling disorder) : https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/trichotillomania/symptoms-causes/syc-20355188
  2. Karger : The Dermoscopic “Pluck Out Sign” for Beard Trichotillomania https://www.karger.com/Article/Fulltext/477588
  3. NHS : Trichotillomania (hair pulling disorder) https://www.nhs.uk/conditions/trichotillomania
  4. Refinery29 : My Long-Standing Battle With Trichotillomania ; https://www.refinery29.com/en-us/trichotillomania-hair-plucking-habit
  5. Trichstop : When Facial Hair, Eyelash and Eyebrow Pulling becomes a problem https://www.trichstop.com/facial-hair-eyelashes-eyebrow-pulling

Mahendra Pratama

Mahendra Pratama, seorang ahli gizi berusia 52 tahun dan bekerja di Handal Dok sebagai penulis/editor. Ia lulus dari Universitas Wijaya Kusuma sekitar 25 tahun yang lalu. Dia adalah mahasiswa yang berprestasi. Mahendra sering menulis artikel tentang nutrisi atau cara menjaga kesehatan. Dia memiliki hobi - yoga.

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *