Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)

Definisi

Attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) adalah kelainan pada otak yang mengakibatkan gangguan kesehatan mental, yang dapat menyebabkan tingkat perilaku hiperaktif dan impulsif di atas normal. ADHD dapat menyerang siapa saja tanpa pandang umur dan membuat penderitanya menjadi sulit berkonsentrasi atau duduk diam untuk waktu yang lama. Salah satu jenis ADHD adalah attention deficit disorder (ADD), ADD digunakan untuk menggambarkan orang yang memiliki masalah berkonsentrasi tetapi tidak hiperaktif. 

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Nasional (BPSN), prevalensi anak berkebutuhan khusus (ABK) tahun 2007 terdapat 8,3 juta anak dari total 82 juta anak di Indonesia. Pada tahun 2009, penelitian yang dilakukan oleh Saputro menunjukkan angka kejadian anak ADHD pada populasi anak Sekolah Dasar yaitu 16,3% (sekitar 3,5 juta) dari total populasi 25,85 juta anak. Berdasarkan jumlah tersebut, 30%-80% diagnosis menetap hingga usia remaja dan 65% hingga usia dewasa. Sedangkan menurut data WHO, diperkirakan 10% dari 24 juta penduduk Indonesia adalah penyandang disabilitas (termasuk penyandang ADHD).

ADHD

ADHD

Penyebab ADHD

                     

Penyebab ADHD belum diketahui dengan pasti. Namun para penelitian meyakini ADHD dapat disebabkan oleh faktor genetik dan nongenetik:

Faktor genetik

Adanya perbedaan struktural di otak atau karena berkurangnya zat kimia di otak yang membantu memindahkan sinyal dari satu saraf ke saraf lainnya (zat dopamin). Zat ini berfungsi untuk memicu respons dan gerakan emosional.

Faktor non genetik atau lingkungan

Perilaku atau kebiasaan sehari-hari dapat juga menyebabkan ADHD, antara lain:

  • Kurangnya deteksi dini
  • Mengacuhkan atau menyiksa anak
  • Konsumsi makanan dan minuman yang megandung bahan kimia 
  • Ibu yang merokok atau mengonsumsi alkohol saat hamil
  • Ibu yang terekspos substansi beracun dari lingkungan sekitar
  • Kelahiran prematur sehingga menyebabkan berat badan bayi kurang dari batas normal
Penyebab ADHD

Penyebab ADHD

Gejala

ADHD dapat dialami oleh siapa saja dan kapan saja. Marilah kita simak gejala ADHD, baik secara umum maupun menurut para ahli:

Gejala pada umumnya 

Pada umumnya seseorang (terutama orang dewasa) yang mengalami gejala ADHD akan memperlihatkan perilaku-perilaku dibawah ini:

Kurang perhatian

Contoh perilaku yang menggambarkan kurangnya perhatian atau mencari perhatian, adalah: tidak menyelesaikan suatu masalah atau tugas, sering melamun, tidak memperhatikan ketika ada yang berbicara secara langsung, sulit fokus dan berkonsentrasi

Impulsif

Contoh perilaku impulsif (spontan) adalah: penderita ADHD akan memutuskan atau melakukan sesuatu secara tiba-tiba tanpa berpikir mengenai faktor resiko jangka panjangnya, bertindak cepat untuk mendapatkan imbalan dan sering mengganggu orang-orang disekitarnya

Hiperaktif

Contoh perilaku hiperaktif : penderita akan merasa gelisah, mengetuk-ngetuk, berbicara dan bergerak terus-menerus pada waktu yang tidak tepat 

Gejala ADHD

Gejala ADHD

Gejala menurut para ahli

Menurut para ahli, gejala ADHD dapat dibagi menjadi beberapa tipe. 

ADHD terutama kurang memperhatikan (attention deficit disorder atau ADD)

Anak dengan ADD akan cenderung pemalu atau “dalam dunianya sendiri”, tidak mengganggu di ruang kelas dan tidak hiperaktif, sehingga sering salah didiagnosa seperti sedang melamun. ADD lebih sering dialami oleh anak perempuan, dimana anak yang mengidap ADD akan mengalami kesulitan ekstrem dalam menyelesaikan tugas dan mengikuti instruksi. 

Apabila seorang anak yang berusia dibawah 16 tahun melakukan minimal 6 gejala dibawah ini, maka dapat disimpulkan bahwa anak tersebut menderita ADD. Gejala-gejala tersebut, adalah:

  • Pelupa
  • Tidak sistematis 
  • Ceroboh atau teledor
  • Sulit mengikuti instruksi
  • Sulit konsentrasi (gampang teralihkan)
  • Sering kehilangan barang-barang
  • Tidak memperhatikan hal-hal detail
  • Tidak mendengarkan ketika sedang diajak berbicara
  • Kesulitan mengerjakan tugas di sekolah, rumah, atau ketika bermain
  • Tidak menyukai dan cenderung menghindari tugas yang banyak (seperti PR).

ADHD terutama impulsif-hiperaktif

Sesuai dengan namanya, mereka yang menderita tipe ADHD ini menunjukkan perilaku yang hiperaktif dan impulsif, sulit fokus untuk menyelesaikan tugas-tugas, gelisah, mengganggu orang saat mereka sedang berbicara, dan tidak bisa menunggu giliran mereka.

Apabila seorang anak yang berusia dibawah 16 tahun melakukan minimal 6 gejala dibawah ini selama minimal 6 bulan, maka dapat disimpulkan bahwa anak tersebut menderita ADHD terutama impulsif-hiperaktif. Anak-anak dengan jenis ADHD ini memiliki banyak energi dan cenderung menunjukkan gejala-gejala, seperti:

  • Banyak berbicara
  • Sulitan menunggu giliran
  • Gelisah dan sering mengetuk-ngetuk
  • Sering mengganggu orang lain
  • Tidak dapat bermain dengan tenang
  • Langsung menjawab sebelum pertanyaan selesai
  • Melakukan gerakan pada saat yang tidak seharusnya. Seperti berdiri, berlari dan memanjat.

ADHD gabungan

Penderita ADHD gabungan akan menunjukkan gejala lalai dan hiperaktif, ketidakmampuan untuk memperhatikan, kecenderungan ke arah impulsif (spontan), dan tingkat aktivitas serta energi di atas normal. ADHD gabungan merupakan tipe ADHD yang paling umum dijumpai.

Apabila seorang anak menunjukan minimal 6 gejala dari tipe ADD dan ADHD terutama impulsif-hiperaktif, maka dapat dikatakan anak tersebut memiliki ADHD gabungan.

ADHD gabungan dapat disebabkan karena:

  • Cedera pada otak
  • Faktor keturunan (genetik)
  • Terpapar racun pada masa kehamilan
  • Bayi yang lahir dengan berat rendah atau yang lahir prematur
  • Konsumsi alkohol dan rokok selama masa kehamilan
  • Gender

Anak perempuan lebih rentan menderita ADHD, meskipun anak laki-laki 2 kali lebih berpeluang untuk didiagnosis. Hal ini mungkin disebabkan karena anak laki-laki cenderung menunjukkan gejala hiperaktif, sedangkan anak perempuan lebih cenderung melamun dan menjadi hiper-latah.

ADHD gabungan

ADHD gabungan

Diagnosis 

Diagnosis dapat dilakukan oleh dokter dengan melakukan beberapa metode di bawah ini, antara lain:

  • Memeriksa kondisi  fisik untuk mengetahui apakah ada masalah kesehatan lainnya
  • Mengamati dan menilai gejala yang dialami penderita selama 6 bulan sebelumnya
  • Mengumpulkan informasi dari guru atau anggota keluarga, mungkin menggunakan daftar checklists serta rating scales (skala penilaian) untuk mempelajari gejalanya

Pengobatan 

Dokter akan memberikan rujukan ke psikolog, psikiater atau ahli saraf apabila hasil diagnosa menunjukkan penderita mengidap ADHD.

Perawatan dan pengobatan ADHD, dapat dilakukan di rumah  dan dilakukan oleh tenaga ahli.

Perawatan dirumah 

Perawatan ini dapat dilakukan dengan menerapkan gaya hidup sehat, bersih serta teratur. Seperti melakukan beberapa cara dibawah ini:

  • Kelola stres
  • Banyak istirahat
  • Berolahraga minimal 1 jam setiap harinya
  • Batasi penggunaan ponsel, komputer, dan TV
  • Makan makanan yang sehat dan seimbang
  • Hindari konsumsi makanan yang dapat menyebabkan alergi dan aditif 
  • Meminta bantuan guru untuk membuat pedoman belajar secara individual, termasuk memberikan waktu tambahan untuk tugas dan tes, mengembangkan sistem hadiah, dan memberikan les tambahan.
  • Anak-anak dapat lebih fokus dengan dibuatkan jadwal tetap dengan format dan harapan akhir yang tidak terlalu rumit. Seperti menuliskan tugas-tugas pekerjaan rumah dan menyimpan barang-barang sehari-hari pada tempatnya.
  • Orang dewasa dapat lebih teratur dengan cara membuat daftar (list) pekerjaan atau tugas-tugas dan membuat alarm pengingat.

Tenaga ahli 

Dokter, psikolog atau psikiater dapat melakukan beberapa metode atau cara dibawah ini, antara lain:

Terapi perilaku

Terapi ini bertujuan untuk membantu agar penderita dapat memantau dan mengelola perilakunya.

Terapi bicara atau psikoterapi

Terapi ini akan membahas bagaimana ADHD memengaruhi hidup dan cara-cara untuk membantu penderita mengelolanya.

Pemberian obat-obatan jenis stimulan dan non stimulant 

Obat-obatan jenis dopamin dan norepinefrin dapat meningkatkan jumlah bahan kimia di otak (zat dopamin).

Penderita ADHD bukan berarti cacat tetapi dapat memiliki efek seumur hidup. Pencegahan dapat dilakukan dengan menghindari faktor-faktor resikonya.

Referensi: 

  1. SehatQ: Catat! Inilah Perbedaan ADD dan ADHD pada Anak-anak: (https://www.sehatq.com/artikel/add-vs-adhd-apa-bedanya-pada-anak-anak)
  2. Klik Dokter: ADHD: (https://www.klikdokter.com/penyakit/adhd)

Mahendra Pratama

Mahendra Pratama, seorang ahli gizi berusia 52 tahun dan bekerja di Handal Dok sebagai penulis/editor. Ia lulus dari Universitas Wijaya Kusuma sekitar 25 tahun yang lalu. Dia adalah mahasiswa yang berprestasi. Mahendra sering menulis artikel tentang nutrisi atau cara menjaga kesehatan. Dia memiliki hobi - yoga.

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *