Endometriosis

Pengertian

Endometriosis adalah tumbuhnya jaringan dinding rahim (endometrium) di luar rongga rahim. Endometriosis terjadi ketika jaringan endometrium tumbuh di indung telur (ovarium), usus, dan jaringan yang melapisi panggul. Implan endometrium adalah jaringan endometrium yang tumbuh di luar rahim.

Jaringan endometrium yang tumbuh di organ lain tersebut dapat tumbuh, menebal, dan rusak, kemudian rontok ketika siklus haid. Namun karena tidak memiliki jalan keluar seperti darah haid yang keluar dari vagina, jaringan ini akan terperangkap di panggul dan menumpuk seiring terjadinya siklus haid. Sebagai akibatnya, organ-organ di sekitar jaringan tersebut akan mengalami iritasi dan menyebabkan nyeri berat terutama saat menstruasi. Endometriosis juga dapat memicu gangguan kesuburan. Endometriosis adalah kondisi kronis tanpa penyembuhan dan belum diketahui pasti penyebabnya. Perawatan yang efektif dapat menangani masalah nyeri dan kesuburan, seperti obat-obatan, terapi hormon, dan operasi. Gejala endometriosis biasanya membaik setelah menopause.

Fakta endometriosis

1 dari 10 wanita usia subur di Inggris menderita endometriosis dan 10% wanita di seluruh dunia menderita endometriosis, itu berarti 176 juta di seluruh dunia. Prevalensi endometriosis pada wanita dengan infertilitas setinggi 30-50% dan mempengaruhi 1,5 juta wanita, jumlah yang sama pada wanita yang terkena diabetes. Rata-rata dibutuhkan 7,5 tahun sejak timbulnya gejala untuk mendapatkan diagnosis. 

Di Inggris, endometriosis adalah kondisi ginekologi paling umum kedua. Kondisi ini merugikan ekonomi Inggris £ 8,2 miliar setahun untuk pengobatan, kehilangan pekerjaan dan biaya perawatan kesehatan. Penyebab endometriosis tidak diketahui dan belum ada obat yang pasti.

Penyebab endometriosis

Penyebab utama endometriosis belum diketahui secara pasti sampai saat ini. Meski begitu, terdapat beberapa faktor yang diduga dapat meningkatkan risiko seorang wanita untuk mengalami endometriosis.

Faktor-faktor risiko endometriosis tersebut meliputi:

  • Belum pernah hamil
  • Berusia antara 25-40 tahun
  • Memiliki keluarga kandung yang juga pernah mengalami endometriosis
  • Mengalami gangguan menstruasi, misalnya siklus haid yang tidak teratur, terlalu pendek atau terlalu panjang, dan usia yang terlalu muda saat pertama kali haid.

Komplikasi 

Endometriosis dapat menyebabkan beberapa komplikasi, seperti:

  • Kanker ovarium
  • Timbul bekas luka
  • Sakit parah selama haid
  • Gangguan kesuburan (infertilitas) 
  • Adhesi, adalah suatu kondisi dimana jaringan mengikat organ panggul secara bersamaan
  • Masalah kejiwaan (seperti depresi, dan gangguan kecemasan lainnya), yang muncul akibat nyeri kronis

Tahapan endometriosis

Endometriosis memiliki 4 tahap, dimana masing-masing tahap tersebut meliputi lokasi, jumlah, ukuran, dan kedalaman implan endometrium. Tahapan tersebut, antara lain:

Tahap 1: Minimal

Pada tahap endometriosis minimal, terdapat lesi atau luka kecil dan implan endometrium dangkal di bagian ovarium. Mungkin juga terdapat peradangan di dalam atau di sekitar rongga panggul.

Tahap 2: Ringan

Pada tahap endometriosis ringan, terdapat luka ringan dan implan dangkal pada bagian ovarium dan pelvis.

Tahap 3: Sedang

Pada tahap ini, terdapat implan dalam pada lapisan ovarium dan panggul (pelvis). Mungkin juga terdapat lebih banyak luka.

Tahap 4: Berat

Tahap endometriosis yang paling berat adalah implan dalam pada lapisan pelvis dan ovarium. Mungkin juga terdapat lesi pada tuba falopi dan usus. Tuba falopi adalah saluran dengan panjang sekitar 10-13 cm dan diameter sekitar 1 cm yang menghubungkan antara indung telur (ovarium) dan rahim.

Gejala 

Gejala endometriosis dapat bervariasi. Beberapa wanita mengalami gejala ringan, tetapi yang lain dapat memiliki gejala sedang hingga berat. Tingkat keparahan rasa sakit, tidak mengacu pada tahap endometriosis. Penting untuk mendapatkan ujian ginekologi secara teratur, sehingga dokter kandungan dapat memantau setiap perubahan, terutama apabila terdapat minimal 2 gejala.

Gejala yang dapat muncul, antara lain:

  • Infertilitas.
  • Rasa tidak nyaman ketika buang air besar.
  • Nyeri ketika atau setelah berhubungan intim.
  • Kram perut selama 1-2 minggu sebelum atau sesudah haid.
  • Nyeri di pinggul, perut dan punggung bagian bawah sebelum dan selama menstruasi.
  • Perdarahan yang banyak saat haid. Darah juga bisa keluar meski penderita tidak sedang menstruasi.

Diagnosa endometriosis

Seperti pada umumnya setiap diagnosa akan dilakukan oleh dokter dengan menanyakan riwayat kesehatan (baik individu maupun keluarga), menanyakan gejala, dan melakukan pemeriksaan fisik. Apabila diperlukan dokter juga akan melakukan tes tambahan. 

Pada pemeriksaan fisik, dokter akan memeriksa bekas luka di belakang rahim dan panggul pasien dengan menekan perut untuk merasakan ada tidaknya benjolan. Benjolan dapat menandakan kista atau masalah kesehatan lain.

Tes tambahan yang dapat dilakukan dokter, antara lain:

Ultrasonografi

USG transvaginal atau USG perut, dilakukan dengan memasukan transduser ke dalam vagina. USG dapat membantu dokter untuk menemukan ada tidaknya kista yang berkaitan dengan endometriosis. Namun prosedur ini tidak dapat menyingkirkan kemungkinan gangguan organ reproduksi lain.

Laparoskopi

Operasi laparoskopi merupakan prosedur bedah kecil yang memungkinkan dokter untuk melihat organ secara langsung, sehingga dapat mengidentifikasi endometriosis atau bahkan dapat langsung memberikan penanganan (misalnya, mengangkat jaringan endometrium yang tumbuh di luar rahim). 

Pengobatan

Endometriosis tidak dapat disembuhkan, penanganannya hanya untuk mengurangi gejala yang muncul. Penanganan endometriosis akan tergantung pada tingkat keparahan penyakit, lokasi pertumbuhan, dan seberapa lama pasien sudah mengalami kondisi tersebut. Penanganan endometriosis yang umumnya diberikan atau dilakukan, adalah:

Obat pereda nyeri

Ibuprofen merupakan salah satu obat yang dapat digunakan untuk menghilangkan rasa sakit atau nyeri, meskipun dalam beberapa kasus obat ini tidak selalu efektif.

Terapi hormon

Terapi hormon membantu tubuh untuk mengatur perubahan hormonal bulanan yang mendorong pertumbuhan jaringan, sehingga dapat mengurangi rasa nyeri dan menghentikan tumbuhnya atau meluasnya jaringan endometrium ke organ lain. Beberapa jenis terapi hormon yang dapat dilakukan, antara lain:

Kontrasepsi hormonal

Kontrasepsi hormonal mengurangi kesuburan, dengan mencegah pertumbuhan bulanan dan penumpukan jaringan endometrium. Pil KB dan cincin vagina dapat mengurangi atau bahkan menghilangkan rasa sakit pada endometriosis yang tidak terlalu parah.

Medroxyprogesterone (Depo-Provera) 

Suntikan medroxyprogesterone (Depo-Provera) dapat menghentikan menstruasi, dengan cara menghentikan pertumbuhan implan endometrium. Suntikan ini dapat mengurangi rasa sakit dan gejala lainnya. Komplikasi serius akibat suntikan ini dapat berupa penurunan produksi tulang, penambahan berat badan, dan peningkatan insiden depresi pada beberapa kasus.

Danazol

Danazol merupakan obat yang digunakan untuk menghentikan menstruasi dan mengurangi gejala. Danazol dapat memiliki efek samping, seperti jerawat dan hirsutisme (pertumbuhan rambut abnormal pada wajah dan tubuh).

Agonis dan antagonis hormon pelepas gonadotropin (GnRH)

Wanita mengambil apa yang disebut agonis dan antagonis hormon pelepas gonadotropin (GnRH) untuk memblokir produksi estrogen yang merangsang ovarium. Estrogen adalah hormon untuk pengembangan karakteristik seksual wanita, menghalangi produksi estrogen dapat mencegah menstruasi dan menciptakan menopause buatan. Sehingga nyeri haid yang hebat dan perdarahan berlebih dapat dihindari.

Agonis GnRH adalah sekelompok obat yang telah digunakan untuk mengobati wanita dengan endometriosis selama lebih dari 20 tahun, versi modifikasi dari hormon alami yang dikenal sebagai hormon pelepas gonadotropin yang membantu mengontrol siklus menstruasi.

Semua agonis GnRH sangat mirip secara kimiawi, tetapi bentuk injeksinya berbeda yaitu ada yang harian, bulanan atau 3 bulan sekali dan ada yang berupa semprotan hidung. Ketika digunakan dalam kombinasi dengan obat tambahan maka agonis GnRH aman, efektif dan umumnya ditoleransi dengan baik oleh kebanyakan wanita.

Semua agonis GnRH bekerja dengan cara yang persis sama. Ketika digunakan terus menerus untuk jangka waktu lebih dari 2 minggu, mereka menghentikan produksi estrogen melalui serangkaian mekanisme. Ini menghilangkan implan endometrium dari estrogen, menyebabkannya menjadi tidak aktif dan merosot.

Kebanyakan wanita akan berhenti berdarah dalam waktu 2 bulan setelah memulai pengobatan. Namun, beberapa akan mengalami perdarahan vagina selama 3–5 hari atau bercak sekitar 10–14 hari setelah memulai pengobatan. Gejala akan membaik dalam waktu 4-8 minggu setelah memulai pengobatan, tetapi beberapa wanita akan mengalami pertanda yang untuk sementara (dalam 2 minggu pertama) memburuk. Ini karena tubuh membutuhkan sedikit waktu untuk membersihkan produksi hormonnya dan selama fase ini kadar estrogen benar-benar akan meningkat dan karena itu dapat merangsang penyakit sampai efek stabilisasi dari agonis GnRH dimulai.

Kembalinya ovulasi dan menstruasi sangat bervariasi. Kebanyakan wanita akan mengalami menstruasi dalam waktu 4–6 minggu sejak semprotan buserelin atau nafarelin terakhir, atau dalam 6–10 minggu setelah injeksi terakhir goserelin, leuprorelin, atau triptorelin.

Terapi GnRH memiliki efek samping seperti kekeringan pada vagina dan rasa panas. Mengambil dosis kecil estrogen dan progesteron pada saat yang sama dapat membantu membatasi atau mencegah gejala-gejala ini.

Operasi

Pembedahan akan dianjurkan oleh dokter untuk penderita endometriosis yang masih ingin hamil dan melahirkan atau untuk penderita yang mengalami nyeri hebat yang tidak bisa ditangani dengan obat-obatan. Operasi ini bertujuan mengangkat atau menghancurkan jaringan endometrium abnormal tanpa merusak organ reproduksi pasien. Beberapa operasi yang dapat menjadi pilihan, adalah:

 Laparoskopi

Pada metode laparoskopi, dokter hanya akan membuat sayatan kecil di perut pasien. Kemudian, memasukkan alat laparoskop yang dilengkapi kamera dan lampu ke dalam sayatan guna menilai kondisi organ panggul. Alat laparoskopi juga dapat mengangkat jaringan endometrium yang abnormal. 

Histerektomi

Histerektomi total adalah operasi pengangkatan seluruh rahim, serviks, indung telur dan menghilangkan lesi implan yang terlihat. Dengan kata lain, penderita tidak akan bisa hamil setelah menjalani histerektomi. Operasi ini hanya dilakukan apabila gejala endometriosis tidak kunjung membaik meski pasien sudah menjalani langkah pengobatan dan operasi lain.

Pengobatan alami

Kunyit dapat digunakan sebagai obat penebalan dinding rahim, yang mengandung anti inflamasi, anti oksidan, antitumor, dan anti bakteri, sehingga bisa membantu sistem kekebalan tubuh.

Caranya siapkan 2-3 kunyit, kemudian cuci dan kupas kulitnya. Parut kunyit dan tambahkan sedikit air hangat, kemudian peras air parutan kunyit tersebut. Minum air perasan kunyit 2 kali sehari. 

Pencegahan endometriosis

Belum ada cara pencegahan yang pasti untuk endometriosis. Tetapi melakukan beberapa cara dibawah ini dapat mengurangi resiko terkena endometriosis, diantaranya:

  • Kelola stres
  • Perhatikan asupan makanan sehari-hari dengan lakukan pola makan sehat.
  • Berolahraga teratur, minimal 30 menit per hari. Olahraga dapat menurunkan berat badan dan meningkatkan kadar metabolit estrogen yang baik.
  • Hindari konsumsi nikotin dan alkohol. Alkohol yang terlalu tinggi dalam tubuh bisa meningkatkan kadar estrogen, yang akhirnya menambah risiko endometriosis.

Endometriosis dan gangguan kesuburan

Penting untuk diingat bahwa mengidap endometriosis tidak otomatis berarti Anda tidak akan pernah memiliki anak. Sebaliknya, itu  mungkin berarti Anda memiliki lebih banyak masalah dalam hamil.

Banyak wanita dengan endometriosis memiliki anak tanpa kesulitan, tetapi banyak juga yang  pada akhirnya menjadi hamil. Meskipun mungkin membutuhkan waktu, dan mungkin memerlukan bantuan pembedahan atau bantuan teknologi reproduksi atau keduanya.

Endometriosis dan teknologi bantuan reproduksi 

Dalam sebuah penelitian di Australia yang melibatkan 3.895 wanita dengan endometriosis, 54% wanita yang mencoba hamil tidak berhasil dalam 12 bulan pertama percobaan. Namun, 70% dari mereka akhirnya memiliki setidaknya 1 anak. Sebagai perbandingan, pada tahun 1995 kejadian infertilitas pada wanita AS adalah 10,2%.

Studi ini melibatkan wanita yang mencoba hamil pada tahun 1970-an dan sebelumnya, ketika teknologi reproduksi berbantuan tidak tersedia atau kurang berhasil daripada saat ini. Oleh karena itu, angka 70% mungkin merupakan perkiraan yang terlalu rendah.

Penyebab gangguan kesuburan 

Dalam kebanyakan kasus, tidak dipahami mengapa lebih sulit bagi wanita dengan endometriosis untuk hamil.

Pengecualian aturan tersebut adalah ketika endometriosis wanita cukup parah sehingga menyebabkan kerusakan pada satu atau lebih organ yang terlibat dalam pembuahan. Misalnya, jika ovarium ditutupi dengan perlengketan yang tebal, sel telur mungkin tidak dapat keluar dari ovarium untuk dibuahi. Demikian pula, jika ovarium atau saluran tuba tersangkut di tempat yang tidak normal karena perlengketan. Sel telur yang baru dilepaskan mungkin tidak dapat ‘menemukan’ pintu masuk ke saluran tuba. Kerusakan seperti itu biasanya hanya ditemukan pada beberapa wanita dengan endometriosis sedang atau berat.

Banyak teori telah diajukan untuk menjelaskan mengapa lebih sulit bagi wanita dengan endometriosis untuk hamil. Namun, hingga kini belum ada yang terbukti. Ada kemungkinan bahwa ada beberapa penyebab dan penyebab yang berbeda relevan pada wanita yang berbeda. Beberapa teori tersebut antara lain:

  • Kualitas telur buruk
  • Adhesi panggul menghambat pergerakan telur ke tuba falopi
  • Bahan kimia yang diproduksi oleh endometriosis menghambat pergerakan telur ke tuba falopi
  • Sel telur tidak dilepaskan dari ovarium setiap bulan (juga dikenal sebagai anovulasi, yang juga dapat terjadi pada wanita tanpa endometriosis)
  • Peradangan di panggul yang disebabkan oleh endometriosis merangsang produksi sel yang menyerang sperma dan memperpendek masa hidup mereka.

Keguguran

Tidak ada bukti bahwa endometriosis menyebabkan wanita mengalami keguguran berulang. Juga, tidak ada bukti bahwa pengobatan endometriosis menyebabkan wanita mengalami lebih sedikit keguguran.

Kesimpulan 

Endometriosis adalah tumbuhnya jaringan dinding rahim (endometrium) di luar rongga rahim. Endometriosis terjadi ketika jaringan endometrium tumbuh di indung telur (ovarium), usus, dan jaringan yang melapisi panggul. Implan endometrium adalah jaringan endometrium yang tumbuh di luar rahim.

Endometriosis dapat memicu gangguan kesuburan (infertilitas), kanker ovarium, timbul bekas luka, sakit parah selama haid, adhesi, dan masalah kejiwaan (seperti depresi, dan gangguan kecemasan lainnya), yang muncul akibat nyeri kronis. Gejala endometriosis biasanya membaik setelah menopause, namun endometriosis merupakan kondisi kronis tanpa penyembuhan dan belum diketahui pasti penyebabnya. Perawatan yang efektif dapat menangani masalah nyeri dan kesuburan, seperti obat-obatan, terapi hormon, dan operasi. 

Referensi

  1. SehatQ: Endometriosis: (https://www.sehatq.com/penyakit/endometriosis)
  2. Laurier: Jangan Anggap Santai Penebalan Dinding Rahim: (https://menstruasi.com/penebalan-dinding-rahim)
  3. Endometriosis UK: Endometriosis facts and figures: (https://www.endometriosis-uk.org/endometriosis-facts-and-figures)

Mahendra Pratama

Mahendra Pratama, seorang ahli gizi berusia 52 tahun dan bekerja di Handal Dok sebagai penulis/editor. Ia lulus dari Universitas Wijaya Kusuma sekitar 25 tahun yang lalu. Dia adalah mahasiswa yang berprestasi. Mahendra sering menulis artikel tentang nutrisi atau cara menjaga kesehatan. Dia memiliki hobi - yoga.

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *