Fistula Trakea Esofagus

Fistula trakeaesofagus adalah konfederasi antara esofagus dan trakea. Kerongkongan adalah terusan yang mengaitkan tenggorokan ke lambung. Sedangkan pengertian trakea adalah terusan yang mengkonfederasikan tenggorokan ke peparu. Lazimnya, esofagus dan trakea melambangkan dua terusan yang tak terkait. Perkara ini pula dinamai fistula TE atau TEF. Itu sanggup terbentuk di satu lokasi atau lebih. Masih banyak masyarakat yang kurang memahami apa fungsi trakea dalam tubuh. Trakea manusia amat berlaku utama dalam kehidupan manusia. Fungsi trakea adalah guna saluran udara besar yang membelah dan memasuki ke peparu. Trakea melambangkan selang udara besar yang menuju dari laring mengarahkan ke bronkus. Secara mudah dipahami arti trakea melambangkan penyambungan fistula. Dengan terdapatnya penjelasan mengenai pengertian trakea, maka diharapkan masyarakat mengerti secara mudah apa fungsi trakea dan arti trakea manusia.

Fistula trakea esofagus (TEF) ialah terusan yang aneh (fistula) antara esofagus dan trakea. Esofagus atau kerongkongan ialah tabung yang mengaitkan leher dan abdomen. Sedangkan fungsi trakea ialah selang yang mengaitkan leher dan peparu. Wajarnya, trakea manusia dan esofagus ialah dua pipa yang tak terkait. TEF suatu varian fistula terusan nafas yang amat wajar.

Penyebab

Penyebab kecacatan fistula trakea esofagus belum dijumpai secara pasti. Mayoritas perkara kecacatan tersebut lazimnya terwujud terhadap kanak-kanak yang mempunyai perkara kongenital atau keturunan. Sedangkan terhadap perkara secara wajarnya didapati dari tumor ganas esofagus serta penularan dan cedera. Kecacatan tersebut terwujud sebagai dampak dari keruntuhan pertumbuhan sejak awalannya embrio. Penjelasan keruntuhannya ini terbentuk tak seluruhnya dimengerti. Kecacatan ini terkurung yang dipercaya terbentuk dikarenakan percampuran dari sebagian unsur yang tak serupa.

Unsur-unsur tersebut berpotensi tergolong unsur keturunan, daerah sekitar, dan imunologi. Tapi, tak terdapat unsur penyebab secara khusus yang dijumpai. Mayoritas perkara kecacatan fistula trakea esofagus terkurung terwujud secara sporadis dan bahaya kemunculannya terhadap kehamilan selanjutnya dibawah dari 1 persen.

Diagnosa

Sama dengan perihal sejenis keadaan atresia esofagus, keadaan itu terwujud terhadap fistula pada bayi yang belum lahir langka di diagnosa. Kecacatan tersebut melambangkan keadaan yang amat kerap kali di diagnosa sesudah bayi lahir. Lazimnya, ahli akan menganjurkan bermacam penelitian guna mendapatkan diagnosa mengenai kecacatan trakea.

Berbagai penelitian yang akan dijalankan :

  • Rontgen atau X-ray. Guna menjumpai dan memahami keadaan organ dalam tubuh bayi. Trakea manusia sanggup diteliti dengan memakai X-ray.
  • Endoskopi atau bronkoskopi. Penelitian dengan memakai cara ini bertujuan guna memandang keadaan sisi dalam terusan pernafasan, dengan memakai pipa ramping yang disempurnakan dengan sinar dan kamera.

Ahli sanggup menyisipkan sebuah liang yang khas dari muara sampai ke kedalaman abdomen. Tipe dan letak fistula sanggup dijumpai melewati kateter radiopaque yang sanggup membawa ilustrasi kerongkongan. Sesudah menjalankan penelitian seperti rontgen maka akan diperoleh tuaian yang menjelaskan penggunungan gas di usus.

Disamping penelitian dengan memakai endoskopi tak sanggup menemukan volume TEF yang mini. Ciri-ciri kecacatan tersebut kadangkala sanggup timbul tapi terkadang pula sanggup lenyap secara mandiri. Dengan terdapatnya penjelasan mengenai penelitian yang dijalankan akan mendapatkan diagnosa, amatlah mengalami kesulitan. Dengan memandang pengertian trakea dan bermacam metode yang digunakan akan membentuk tahapan awalannya dalam memperoleh diagnosa kecacatan tersebut yang sesuai.

Gejala

Dalam sebagian perkara, bayi pula sanggup mempunyai kecacatan Fistula trakea esofagus dan atresia esofagus secara berbarengan dengan ciri-ciri yang lumayan pasti sesudah mengeluarkan. Atresia esofagus pula melambangkan situasi yang sejenis ketika terdapat sisi kerongkongan yang lenyap.Pertanda yang lazimnya terwujud dari perpaduan kedua keadaan ini ialah terdapatnya perkara pernafasan dan batuk atau tercekik disaat bayi meneguk cairan ataupun asupan yang lainnya. Apabila seseorang dengan keadaan percampuran kedua keadaan tersebut pula berpotensi mempunyai perkara kesehatan lainnya.

Berbagai gejala yang muncul meliputi :

  • Berbuih putih di muara
  • Batuk dan tercekik ketika menyusui
  • Muntah
  • Berwarna kebiruan pada kulit, dominannya ketika bayi menyusu
  • Kesusahan bernafas
  • Abdomen amat melingkar

Ciri-ciri keadaan ini berpotensi nampak serupa pertanda perkara kesehatan lainnya. Keadaan serupa ini mesti ditangani dengan segera agar memperoleh diagnosa yang sesuai.

Esophageal Tracheal Fistula

Pengobatan

Pengobatan guna kecacatan ini lazimnya dipastikan dari ciri-ciri, umur, kesehatan dipandang dari secara kelaziman serta kegawatan keadaannya. Kesempatan guna menahan kehidupan terhadap bayi yang membawa dengan kecacatan tersebut tergolong sedikit bila tak secepatnya dijalankan pembedahan guna menceraikan trakea dan esofagus. Sekarang ini sudah mayoritas masyarakat khususnya yang berkaitan dengan kehamilan, memahami tentang apa fungsi trakea dan arti trakea. Ahli sebelum menjalankan pengobatan terlebih dahulu, amat dibutuhkan untuk menjelaskan kepada masyarakat yang mempunyai kecacatan tersebut mengenai secara mendasar fungsi trakea adalah terusan udara yang membelah dan menuju ke peparu.

Disaat pembedahan telah dijalankan, esofagus akan dibetulkan wujudnya agar masih terbelah dari trakea. Penyayatan atau perobekan terhadap TEF akan menolong ,membungkus atau menyerahkan sekat diantara terusan kerongkongan dan tenggorokan. Tapi, terkadang penyayatan tak sanggup segera dijalankan disaat bayi yang terlahir prematur, mempunyai keadaan kecacatan disaat lahir, atau mendapati kerumitan pneumonia aspirasi. Penyayatan cuma sanggup dijalankan di klinik atau rumah sakit yang mempunyai keunggulan perawatan UGD neonatal. Guna menjauhi bahaya pneumonia sanggup dijalankan penanganan penghalang.

Berbagai langkah pemulihan mencakup :

  • Menopang sisi belakang kepala bayi guna menghalau refluk asam lambung memasuki peparu.
  • Memakai kateter penyedot guna mengeluarkan cairan dan liur yang berpotensi terhisap ke peparu
  • Pengiriman asupan melewati pipa yang khas bila diperlukan.

Bila mendapati kecacatan tersebut tanpa diikuti dengan atresia esofagel, penyayatan atau perobekan sanggup dijalankan dimulai dari hari pertama atau kedua kelahiran bayi. Tahapan ini dipastikan para ahli dan tim medis dengan keadaan guna meyakinkan tuaian yang lebih sempurna. Sementara bila mendapati kecacatan yang serupa dengan atresia , ahli pula akan melaksanakan tahapan penyayatan yang mirip.

Referensi

  1. NORD : Esophageal Atresia and/or Tracheoesophageal Fistula : https://rarediseases.org/rare-diseases/esophageal-atresia-andor-tracheoesophageal-fistula/
  2. Family doctor.org : Esophageal Atresia and Tracheoesophageal Fistula : https://familydoctor.org/condition/esophageal-atresia-and-tracheoesophageal-fistula/
  3. Stanford Children’s Health : Tracheoesophageal Fistula and Esophageal Atresia : https://www.stanfordchildrens.org/en/topic/default?id=tracheoesophageal-fistula-and-esophageal-atresia-90-P02018

Mahendra Pratama

Mahendra Pratama, seorang ahli gizi berusia 52 tahun dan bekerja di Handal Dok sebagai penulis/editor. Ia lulus dari Universitas Wijaya Kusuma sekitar 25 tahun yang lalu. Dia adalah mahasiswa yang berprestasi. Mahendra sering menulis artikel tentang nutrisi atau cara menjaga kesehatan. Dia memiliki hobi - yoga.

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *