Gangguan Muskuloskeletal

Pengertian MSDs

Apa pengertian MSDs atau arti MSDs? Arti MSDs atau kekacauan muskuloskeletal atau musculoskeletal disorders adalah kekacauan yang sering muncul pada rangka yang mempengaruhi urat, rangka dan persambungan terutama di area punggung, leher, bahu, kaki atas dan kaki bawah. Sering diartikan bahwa penyakit sistem muskuloskeletal adalah salah satu penyakit akibat kerja yang paling umum terjadi baik di negara maju maupun berkembang.

Apa arti muskuloskeletal atau pengertian muskuloskeletal? Berdasarkan makalah anatomi fisiologi sistem muskuloskeletal, arti muskuloskeletal atau pengertian muskuloskeletal terdiri dari 2 kata yaitu muskulus (otot) dan skeletal (tulang). Muskulus atau muskular adalah jaringan otot-otot tubuh, sedangkan skeletal atau osteo adalah tulang kerangka tubuh. Apa fungsi muskuloskeletal? Fungsi muskuloskeletal adalah sebagai lokomotor yang mendukung organ tubuh, memungkinkan gerakan bebas dan bernapas serta melindungi organ vital.

Apa pengertian sistem muskuloskeletal dan apa saja anatomi sistem muskuloskeletal manusia? Penjelasan makalah anatomi fisiologi sistem muskuloskeletal bahwa pengertian sistem muskuloskeletal adalah sistem tubuh manusia yang memberi gerakan, stabilitas, bentuk dan dukungan bagi tubuh.

Hal ini berhubungan dengan anatomi sistem muskuloskeletal manusia:

  • Sistem muscular atau sistem otot. Apa pengertian sistem otot? Sistem otot atau sistem muscular mencakup semua jenis otot seperti otot skeletal atau otot rangka dan tendon. Pengertian sistem otot skeletal adalah otot yang menempel pada tulang dan memberikan gerakan sukarela. Otot skeletal adalah satu-satunya otot yang dapat kita kendalikan dengan kekuatan dan kemauan kita karena dipersarafi oleh bagian somatik dari sistem saraf
  • Sistem skeletal atau sistem rangka. Apa pengertian sistem skeletal? Pengertian sistem skeletal adalah tulang dan persendian termasuk jaringan terkait seperti tulang rawan, ligamen, kapsul sendi dan bursae

Risiko penurunan fungsi sistem muskuloskeletal dapat meningkat seiring bertambahnya usia. Cedera yang termasuk musculoskeletal disorders adalah trauma muskuloskeletal atau kelainan pada persendian atau jaringan lain. Penyakit atau gangguan yang sering muncul pada rangka otot dan tulang akibat kerja membutuhkan cuti kerja atau perawatan medis karena gangguan yang kronis dapat menyebabkan kecacatan atau ketidakmampuan dalam bekerja.

Sebagian besar penyakit muskuloskeletal menyebabkan nyeri yang terkait dengan berkurangnya mobilitas yang dapat mencegah penderita melakukan tugasnya secara normal di tempat kerja atau dalam kehidupan harian. Makalah sistem muskuloskeletal Departemen Kesehatan Indonesia 2017 menunjukkan bahwa sekitar 40,5% penyakit yang diderita oleh pekerja berhubungan dengan pekerjaannya. Gangguan kesehatan yang dialami pekerja berdasarkan makalah sistem muskuloskeletal ini dan penelitian yang dilakukan pada 9.482 pekerja di 12 kabupaten atau kota di Indonesia menunjukkan angka tertinggi diraih oleh gangguan muskuloskeletal akibat kerja 16%, disusul gangguan kardiovaskular 8%, gangguan saraf 5%, gangguan pernapasan 3% dan gangguan THT 1,5%.

Etiologi penyakit muskuloskeletal

Meski tidak semua trauma muskuloskeletal disebabkan oleh pekerjaan, hampir semua penyakit muskuloskeletal berhubungan dengan pekerjaan karena aktivitas fisik dapat menimbulkan gejala atau memperburuk gejala. Ketidakseimbangan antara kemampuan fisik tubuh, stres dan tekanan dapat menyebabkan gejala gangguan muskuloskeletal akibat kerja muncul dengan cepat namun biasanya juga bisa muncul secara bertahap.

Biasanya penyakit sistem muskuloskeletal tidak memiliki penyebab tunggal. Faktor risiko termasuk faktor fisik dan biomekanik, faktor organisasi dan psikososial serta faktor individu dapat menjadi pemicu.

Faktor risiko fisik dan biomekanik gerakan gaya dan postur ekstrim, contoh paksaannya:

  • Menangani beban dengan aktivitas seperti menekuk atau gerakan memutar yang dilakukan dengan lengan di atas bahu, gerakan memutar pergelangan tangan, batang tubuh, fleksi dan ekstensi siku
  • Gerakan berulang yang kuat pada otot dan sendi
  • Perawakan kerja yang tak enak dan statis
  • Kurangnya cahaya atau lingkungan kerja yang dingin
  • Bekerja dengan kecepatan yang sangat stabil
  • Posisi duduk atau berdiri yang lama
  • Getaran dan guncangan mekanis misalnya pengemudi truk atau bus yang mengalami getaran seluruh tubuh atau perkakas listrik yang menghasilkan getaran lokal konstan

Faktor risiko organisasi dan psikososial:

  • Beban kerja berat dan otonomi rendah
  • Kurangnya waktu istirahat atau kesempatan untuk mengubah postur kerja
  • Bekerja dengan kecepatan yang dipercepat dengan contoh paksaan karena pengenalan teknologi baru
  • Hari kerja yang panjang atau kerja shift
  • Penindasan, pelecehan atau diskriminasi di tempat kerja
  • Kurangnya kepuasan kerja.

Faktor risiko individu:

  • Latar belakang medis dengan adanya penyakit diabetes, hipotiroidisme, inflamasi reumatik, kelelahan, obesitas, penurunan imunitas atau kerapuhan psikologis
  • Kapasitas fisik yang telah maksimal
  • Pola hidup seperti merokok dan minum alkohol berlebihan
  • Pertumbuhan usia
  • Aktivitas berat dan berulang seperti hobi berkebun, olahraga dan lain-lain

Musculoskeletal Disorders

Gejala gangguan muskuloskeletal

MSDs dapat memengaruhi area utama sistem muskuluskeletal berikut ini:

  • Leher
  • Bahu
  • Pergelangan tangan
  • Punggung
  • Pinggul
  • Kaki
  • Lutut
  • Kaki

Hal dapat menimbulkan gejala berbeda pada cedera muskuloskeletali:

  • Lemas, nyeri, bengkak atau menyengat karena gerakan berulang atau rotasi pada pergelangan tangan, bahu dan lengan
  • Mati rasa, nyeri, kesemutan, sensasi terbakar, otot lemah di pangkal ibu jari dan telapak tangan karena gerakan pergelangan tangan yang berulang atau menggenggam erat
  • Sendi yang kaku karena postur gerak terbatas

Prognosis MSDs

Komplikasi terjadi bergantung pada sistem musculoskeletal yang terkena:

  • Sendi: osteoartritis, rheumatoid arthritis, psoriatic arthritis, gout, ankylosing spondylitis
  • Tulang: osteoporosis, osteopenia, patah tulang karena kerapuhan dan patah tulang karena traumatis
  • Otot: sarcopenia
  • Tulang belakang: nyeri punggung dan leher
  • Spasme muskuloskeletal yaitu ketegangan otot atau kontraksi di sekitar area tersebut:  spasme muskuloskeletal menimbulkan rasa nyeri di pinggul hingga pergelangan kaki
  • Beberapa area atau sistem tubuh lainnya: gangguan nyeri regional dan luas, penyakit inflamasi seperti penyakit jaringan ikat dan vaskulitis yang menyebabkan lupus eritematosus sistemik.

Anamnesis MSDs

Pengobatan gangguan sistem muskuloskeletal akan bervariasi tergantung pada penyebab gejala, maka untuk mendapatkan diagnosis yang akurat disarankan untuk berkonsultasi kepada dokter yang akan melakukan diagnosis awal dengan pemeriksaan fisik.

Berbagai penelitian yang dijalankan:

  • Adanya rasa sakit di area tertentu
  • Memar atau memerah
  • Bengkak
  • Lemah otot
  • Atrofi otot
  • Uji refleks tubuh untuk mengindikasikan kerusakan saraf.

Langkah untuk mendiagnosis gangguan sistem muskuloskeletal:

  • Pengujian pencitraan seperti sinar-X atau MRI untuk memeriksa tulang dan jaringan lunak seperti tendon, ligamen dan otot
  • Pengujian darah untuk mengidentifikasi adanya penyakit tertentu seperti rheumatik
  • Pengujian electroneuromyography (ENMG) yang memiliki dua komponen yaitu elektromiografi (EMG) dan studi kecepatan konduksi saraf (VCN) untuk menentukan sejauh mana kerusakan neurologis atau otot

Patofisiologi muskuloskeletal

Berikut adalah patofisiologi muskuloskeletal:

  • Tugas yang berat atau berulang dapat menyebabkan cedera jaringan, reorganisasi jaringan atau reorganisasi sistem saraf pusat dan dapat menyebabkan kecacatan kronis jika faktor penyebab terus berlanjut atau jika intervensi yang sesuai tidak diterapkan
  • Mikrotrauma berulang ke jaringan yang cedera sebelumnya mencegah penyembuhan normal dan pemulihan struktur serta fisiologi
  • Patologi yang lebih besar bisa muncul karena adanya hubungan respons antara faktor ergonomis (misalnya gaya dan pengulangan) dan tingkat keparahan gangguan muskuloskeletal dengan tingkat paparan yang lebih tinggi
  • Cedera atau reorganisasi jaringan dapat terjadi di beberapa jaringan, termasuk otot, tendon, jaringan ikat longgar, saraf tepi dan tulang
  • Cedera jaringan menimbulkan respons inflamasi yang mungkin akut dan kronis atau sistemik. Peradangan sistemik dapat menyebabkan gejala yang meluas
  • Reorganisasi jaringan biasanya bersifat patofisiologis, misalnya perubahan degeneratif dan fibrosis pada manusia. Jaringan yang dikompromikan telah mengurangi toleransi pemaparan terhadap tugas berulang atau tugas berat dan lebih rentan terhadap trauma ulang sehingga membuat siklus cedera, nyeri dan kecacatan menjadi permanen
  • Kesadaran tentang proses patofisiologis yang terlibat dengan MSDs dapat memfasilitasi pengembangan strategi intervensi dan pencegahan yang efektif.

Pengobatan MSDs

Perawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi cedera muskuloskeletal dan gangguan fungsi sistem muskuloskeletal.

Berbagai perawatan sanggup berupa:

  • Disarankan untuk berolahraga ringan secara teratur untuk mengatasi nyeri yang dirasakan sekali-sekali
  • Untuk mengurangi rasa sakit dan radang dapat diresepkan obat anti peradangan non steroid atau NSAID dan obat antiinflamasi seperti asetaminofen
  • Terapi fisik dan terapi okupasi misalnya dengan melakukan gerakan menarik dan mendorong menggunakan otot lengan. Apa manfaat gerakan menarik dan mendorong menggunakan otot lengan? Manfaat gerakan menarik dan mendorong adalah untuk menambah kekuatan pegangan, melatih persendian, menjaga kesehatan tubuh serta menguatkan otot punggung, otot lengan dan bahu
  • Akupunktur atau akupresur
  • Pijat terapeutik
  • Jika semua tidak berhasil, pembedahan mungkin dipertimbangkan

Pencegahan MSDs

Memperbaiki mekanisme kerja merupakan salah satu cara untuk mencegah resiko terjadinya gangguan sistem musculoskeletal.

Berbagai cara guna menghalau kegawatan mencakup:

  • Melakukan sistem rotasi pekerjaan. Dengan melakukan sesuatu yang berbeda dari kebiasaan harian dapat melatih kelompok otot yang lain dan mengistirahatkan otot yang sudah lelah
  • Perluasan tugas atau meningkatkan keragaman tugas agar tidak melakukan pekerjaan yang monoton
  • Kerja tim untuk membantu meningkatkan keragaman kerja otot dan mendistribusikannya secara lebih merata
  • Desain tempat kerja menjadi sesuai dan nyaman untuk postur dan posisi kerja
  • Desain alat dan perlengkapan untuk menghindari banyak tekanan otot dalam posisi yang tidak nyaman
  • Perawatan peralatan kerja dengan baik dan hati-hati serta sering diganti sesuai kebutuhan untuk mengurangi kelelahan otot
  • Peningkatan dukungan dan komunikasi yang baik untuk meningkatkan kepuasan dalam bekerja dan dapat berdampak positif secara psikologi

Dari sisi individu dapat juga dilakukan perbaikan gaya hidup untuk mencegah gangguan sistem muskuluskeletal.

Berbagai cara menghalau berupa perbetulan gaya hidup:

  • Melakukan tidur dan istirahat yang cukup
  • Berolahraga secara teratur dan tidak terlalu berat
  • Mencukupi gizi dan menjaga asupan nutrisi yang sehat bagi tubuh
  • Berhenti atau kurangi rokok dan alkohol

Referensi

  1. KENHUB: Musculoskeletal System: https://www.kenhub.com/en/library/anatomy/the-musculoskeletal-system
  2. ErgoPlus: The Definition and Causes of Musculoskeletal Disorders: https://ergo-plus.com/musculoskeletal-disorders-msd/
  3. WebMD: Pain Management: Musculoskeletal Pain: https://www.webmd.com/pain-management/guide/musculoskeletal-pain#1-5

Mahendra Pratama

Mahendra Pratama, seorang ahli gizi berusia 52 tahun dan bekerja di Handal Dok sebagai penulis/editor. Ia lulus dari Universitas Wijaya Kusuma sekitar 25 tahun yang lalu. Dia adalah mahasiswa yang berprestasi. Mahendra sering menulis artikel tentang nutrisi atau cara menjaga kesehatan. Dia memiliki hobi - yoga.

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *