Gangguan Obsesif Kompulsif (OCD)
Pemahaman
Pola pikir ialah cara menilai dan menyimpulkan sesuatu berdasarkan sudut pandang tertentu. Sedangkan, perilaku manusia adalah sekumpulan perilaku yang dimiliki oleh manusia yang dipengaruhi oleh adat, sikap, emosi, nilai, etika, kekuasaan, persuasi, dan atau genetika. Obsessive-Compulsive Disorder (OCD) atau gangguan obsesif-kompulsif merupakan pikiran berlebihan (obsesi) yang menyebabkan perilaku repetitif (kompulsi). Orang-orang dengan gangguan ini merasa kewalahan oleh pikiran yang tidak terkendali dan berulang yang terlintas di benak mereka, terlepas pemikiran tersebut merupakan keinginan atau kemauan mereka atau tidak. Orang tersebut tidak dapat berhenti memiliki pikiran-pikiran ini, meskipun paling sering mereka tahu bahwa itu tidak ada artinya.
Pikiran ini kemudian menjadi obsesi. Misalnya, orang tersebut mungkin takut lupa mematikan api kompor ketika mereka tahu telah mematikannya atau takut tertular penyakit karena menyentuh benda sehari-hari (seperti gagang pintu). Selanjutnya, orang yang terkena mungkin juga mengalami kompulsi dimana ia merasa terdorong untuk mengulangi tindakan tertentu untuk menghilangkan obsesinya dari benaknya atau untuk mengurangi kecemasannya. Misalnya, orang tersebut akan mencuci tangannya berulang kali (kadang-kadang sampai melukai dirinya sendiri) untuk menghindari menularkan atau terkena penyakit. Dia juga dapat mengulangi rumus, menghitung benda, atau meminta orang lain melakukannya, untuk mengurangi kemungkinan pengalaman negatif.
Orang tersebut mungkin mengalami banyak tekanan psikologis karena obsesi dan kompulsi mereka sendiri. Mereka menyia-nyiakan banyak waktunya setiap hari, mempersulit rutinitas dan aktivitasnya sehari-hari. Penderita juga merasa sulit untuk mengurus tanggung jawab profesional, sosial, dan keluarganya. Orang yang mengalami situasi ini menyadari bahwa pikiran atau perilaku mereka tidak logis, dibesar-besarkan atau aneh, tetapi mereka tidak dapat mengendalikan diri.
Etiologi OCD
Gangguan ini tidak memiliki penyebab yang dapat teridentifikasi dengan jelas, tetapi kondisi gangguan obsesif-kumulatif dapat merupakan kombinasi dari beberapa faktor. Faktor–faktor tersebut dapat disebabkan oleh lingkungan atau faktor biologis, misalnya genetik atau adanya perubahan pada senyawa kimia di otak.
Gejala Obsessive-Compulsive Disorder
Dalam kebanyakan kasus, obsessive-compulsive disorder berkembang secara bertahap dan dapat memengaruhi wanita seperti halnya pria. Biasanya muncul di awal masa dewasa, tetapi juga dapat muncul pada anak–anak. Orang dengan gangguan ini mungkin hanya memiliki obsesi, hanya kompulsi, atau kombinasi keduanya. Kemudian obsesi dan kompulsi menjadi lebih sering atau lebih intens dari waktu ke waktu.
Berikut ini beberapa contoh pemikiran obsesi, diantaranya:
- Ketakutan yang intens
- Memiliki pikiran seksual yang memenuhi pikiran
- Kehilangan kendali atas diri sendiri atau menjadi marah
- Lupa atau kehilangan suatu benda, misalnya kartu kredit
- Menjadi terkontaminasi melalui kontak dengan benda atau zat
- Melupakan sesuatu yang penting, seperti mematikan kompor atau mengunci pintu rumah
Sedangkan beberapa contoh gangguan perilaku kompulsi, antara lain:
- Mandi beberapa kali setiap hari
- Melakukan pekerjaan rumah tanpa henti
- Selalu pastikan telah mematikan peralatan listrik
- Menghabiskan beberapa jam sehari dengan kompulsi mereka
- Periksa beberapa kali bahwa pintu terkunci sebelum keluar atau tidur
- Mencuci tangan berulang kali, terkadang bahkan sampai melukai diri sendiri
- Mencurahkan banyak waktu untuk menyempurnakan susunan dan penyimpanan isi kabinet
- Memaksa diri untuk mengikuti jalan yang sama setiap hari untuk berangkat dan menyeberang jalan di tempat yang persis sama.
Prognosis gangguan obsesif-kompulsif
Komplikasi berikut ini dapat muncul apabila penderita OCD tidak segera ditangani dengan serius, seperti:
- Kelelahan
- Sakit kepala
- Masalah tidur
- Depresi atau fobia sosial
- Penderita sering kali merasa tidak mampu melakukan suatu hal
- Kecanduan alkohol atau obat-obatan, untuk mengendalikan kecemasan
- Konflik juga bisa timbul. Orang-orang seringkali kesulitan memahami perilaku pengidap penyakit OCD, hal ini dapat menyebabkan penderita dikucilkan
Anamnesis COD
Seorang profesional perawatan kesehatan akan dapat menilai apakah seseorang memiliki gangguan obsesif–kompulsif atau kondisi lain yang memiliki gejala serupa. Untuk dapat menilai dengan benar, dokter mungkin perlu memeriksa kondisi fisik atau melakukan tes laboratorium.
Diagnosis obsessive-compulsive disorder ditegakkan hanya bila tidak ada gangguan depresif. Apabila gejala obsesif-kompulsif tidak ada yang menonjol, maka lebih baik menganggap depresi sebagai diagnosis yang primer. Untuk gangguan yang menahun, pemeriksaan lebih menitik beratkan pada gejala yang paling sering muncul atau paling bertahan lama. Gejala obsesif sekunder yang terjadi pada sindrom Tourette atau gangguan mental organik dan gangguan skizofrenia, harus dianggap sebagai bagian dari kondisi tersebut.
Untuk menegakkan diagnosis secara pasti, penderita harus menunjukan gejala-gejala obsesif atau tindakan kompulsif (atau kedua-duanya) selama minimal 2 minggu berturut-turut. Gejala dan tindakan tersebut, antara lain:
- Minimal ada 1 pikiran atau tindakan yang tidak berhasil dilawan penderita.
- Penderita harus menyadari bahwa tindakan atau pikiran mereka merupakan impuls dari diri sendiri.
- Gagasan, bayangan pikiran atau impuls tersebut harus merupakan pengulangan yang tidak menyenangkan (unpleasantly repetitive).
- Pikiran untuk melakukan tindakan tersebut bukan merupakan hal yang dapat memberikan rasa kepuasan atau kesenangan, melainkan hanya sekedar perasaan lega dari ketegangan atau anxietas.
Penanganan OCD
Gangguan ini dapat disembuhkan, ada pengobatan yang diakui untuk mengobatinya. Perawatan memungkinkan penderita untuk mendapatkan kembali kendali atas kehidupan dan aktivitas sehari-hari mereka. Semakin dini penderita berkonsultasi, semakin besar peluang mereka untuk sembuh. Pada sebagian besar kasus, gangguan obsesif-kompulsif secara efektif diobati dengan psikoterapi, pengobatan, atau kombinasi dari 2 perawatan ini.
Sesi psikoterapi
Para ahli umumnya merekomendasikan terapi perilaku kognitif, agar pikiran dan perilaku yang bermasalah pada orang tersebut dapat terganti dengan pikiran dan reaksi yang sesuai dengan kenyataan. Untuk membantu memahami asal mula masalah saat ini dan menemukan solusinya, dokter mungkin akan mempertanyakan peristiwa masa lalu penderita.
Obat-obatan
Obat yang berbeda dapat digunakan, termasuk antidepresan dan obat anti cemas. Seperti obat risperidone, setraline, fuoxetine, paroxetine, fluvoxamine dan clomipramine.
Mencegah gangguan obsesif-kompulsif
Tips untuk menjaga kesehatan mental yang baik akan membantu untuk mengubah kebiasaan gaya hidup tertentu. Terapkan kebiasaan gaya hidup yang baik akan membantu untuk menghilangkan faktor–faktor yang membuat atau mempertahankan gangguan ini, diantaranya:
- Kelola stres
- Olahraga teratur
- Pertahankan jaringan sosial
- Pertahankan iklim kerja yang positif
- Luangkan waktu untuk menikmati makanan enak
- Tidurlah pada waktu yang wajar untuk mendapatkan tidur yang cukup
- Kurangi atau hentikan sama sekali penggunaan alkohol, narkoba, dan tembakau
- Kurangi asupan stimulan, seperti kopi, teh, cokelat dan minuman berkarbonasi atau energi.
Referensi:
- RS GRHASIA DIY: Obsessive-Compulsive Disorder, OCD: (http://grhasia.jogjaprov.go.id/berita/42/obsessivecompulsive-disorder-ocd.html)
- RilivStory: 11 Tanda OCD Adalah Kamu: Mungkin Kamu Pernah Alami: (https://riliv.co/rilivstory/pengertian-ocd-adalah/)