Rubella

Pemahaman

Rubella juga dikenal sebagai campak jerman atau campak 3 hari pada anak kecil, adalah infeksi virus menular yang menyerang saluran pernafasan dan memanifestasikan dirinya sebagai ruam berwarna kemerahan di antara gejala lainnya. Ciri-ciri yang muncul pada anak sangat ringan sehingga mereka tidak sadar akan infeksinya, penyakit ini lebih ringan dari campak dan tidak bertahan lama.

Campak jerman dapat menimbulkan risiko kesehatan yang signifikan bagi wanita hamil (terutama selama trimester pertama dari kehamilannya), dimana dapat menyebabkan keguguran atau kelainan bentuk yang serius pada janin. Seseorang yang pernah terserang rubella akan kebal terhadap penyakit ini seumur hidupnya. 

Virus ini pertama kali diisolasi di laboratorium pada tahun 1962 dan vaksin diperkenalkan ke pasar pada tahun 1969. Sejak itu, vaksin campak-gondong-rubella (MMR) secara dramatis mengurangi frekuensi kondisi ini dengan program imunisasi yang memasukkan vaksin ini.

Berdasarkan data Kemenkes dari tahun 2010-2015, diperkirakan terdapat 30.463 kasus rubella. Jumlah kasus ini diperkirakan masih lebih rendah dibanding angka sebenarnya di lapangan, mengingat masih banyaknya kasus yang tidak terlaporkan, terutama dari pelayanan kesehatan swasta serta kelengkapan laporan surveilans yang masih rendah. Di Indonesia, Rubella merupakah salah satu masalah kesehatan masyarakat yang memerlukan upaya pencegahan efektif. Data surveilans selama 5 tahun terakhir menunjukan 70% kasus rubella terjadi pada kelompok usia<15 tahun. Selain itu, berdasarkan studi tentang estimasi beban penyakit CRS di Indonesia pada tahun 2013 diperkirakan terdapat 2.767 kasus CRS, 82 per 100.000 terjadi pada usia ibu 15-19 tahun dan menurun menjadi 47 per 100.000 pada usia ibu 40-44 tahun.

apa itu Penyakit Rubella

Etiologi campak jerman

Virus rubella (RuV) adalah virus yang menyerang saluran pernapasan dan dapat terjadi pada anak-anak, orang dewasa, termasuk ibu hamil. Virus ini juga dapat menyerang bagian saraf atau otak yang kemudian menyerang kulit, ditandai dengan timbulnya bercak merah (ruam) yang seperti campak biasa.

Penyakit ini menyebar oleh tetesan kecil yang dihasilkan hidung dan mulut, serta memiliki masa inkubasi antara 12- 23 hari. Orang yang terinfeksi dapat menularkannya ke orang lain, sekitar 10 hari sebelum gejala muncul. Rubella saat ini semakin jarang terjadi, tetapi bukan berarti orang dewasa kebal terhadap penyakit ini, kecuali mereka telah menerima vaksin.

Gejala rubella

Hingga 50% orang yang terinfeksi virus rubella tidak memiliki gejala. Gejala utamanya adalah ruam kemerahan, biasanya dimulai dari kepala (wajah) dan leher yang kemudian menyebar ke dada dan seluruh tubuh. Ruam (bintik kecil berwarna merah atau merah muda) muncul setelah 14-21 hari dari waktu awal terinfeksi, dalam banyak kasus ruam muncul pada hari ke-17 atau ke-18 setelah terpapar dan dapat berlangsung antara 3- 5 hari dan dapat juga terasa gatal. 

Beberapa orang mengalami prodrome (gejala peringatan) yang bermanifestasi sebagai demam, pembengkakan kelenjar (terutama di belakang telinga), flu, sakit kepala, nyeri umum, konjungtivitis jinak (mata merah), dan kelelahan. Gejala ini berlangsung 1-5 hari sebelum ruam muncul dan lebih sering terjadi pada anak-anak dibandingkan pada orang dewasa. Setelah ruam muncul, demamnya hilang.

Prognosis campak jerman

Komplikasi yang paling umum adalah bentuk artritis ringan yang biasanya hilang dengan sendirinya, umumnya lebih banyak menyerang wanita dewasa daripada pria. Komplikasi yang dapat terjadi seperti adanya infeksi virus lain, termasuk infeksi telinga yang kebanyakan terjadi pada anak di bawah usia 4 tahun. Komplikasi yang jarang terjadi tetapi serius, seperti pendarahan dari trombositopenia (jumlah trombosit darah yang rendah) dan infeksi otak yang disebut ensefalitis.

Komplikasi serius pada wanita hamil, adalah risiko cacat lahir atau keguguran jika seorang wanita terkena rubella dalam 3 bulan pertama kehamilan. Setelah 3 bulan (minggu ke20 kehamilan), resikonya mulai menurun dan bayi hampir tidak memiliki masalah jika ibunya menderita rubella. Masalah yang terlihat pada anak yang lahir dari ibu yang terinfeksi, meliputi:

  • Ketulian
  • Katarak
  • Cacat jantung
  • Masalah pertubuhan (lambat)
  • Malformasi sumsum tulang belakang

Anamnesis rubella

Penyakit ini sulit didiagnosis, karena banyak orang yang terkena memiliki gejala ringan. Seperti pada umumnya setiap anamnesis akan dilakukan oleh dokter dengan menanyakan riwayat kesehatan (baik individu itu sendiri maupun keluarga), menanyakan gejala, melakukan pemeriksaan fisik dan apabila diperlukan dokter juga akan melakukan tes tambahan berupa tes darah.

Pengobatan campak jerman

Tidak ada obat untuk rubella, penderita hanya harus menunggu sampai semuanya berlalu. Pereda nyeri seperti asetaminofen dan ibuprofen juga dapat mengendalikan demam dan sakit kepala, tetapi anak-anak sebaiknya tidak mengonsumsi ASA (asam asetilsalisilat). Bahan ini dapat memicu episode sindrom Reye (penyakit serius yang dapat memengaruhi banyak organ, terutama hati dan otak) .

Tips pengobatan untuk penderita yang tidak sedang hamil dan anak-anak yang terinfeksi, dapat melakukan beberapa cara, diantaranya:

  • Banyak beristirahat
  • Perbanyak konsumsi air putih
  • Hindari berinteraksi secara langsung dengan orang lain 
  • Jauhi orang-orang yang memiliki imunitas rendah, seperti anak-anak dan lansia.

Pencegahan rubella

Risiko penyakit gondok, campak dan rubella dapat dikurangi dengan melakukan imunisasi measles, mumps, dan rubella (MMR). Vaksin measles rubella (MR) diberikan umumnya saat balita berusia 15 bulan dan diulang saat anak berusia 5-6 tahun. Pada 6 bulan pertama, bayi umumnya terlindungi dari virus ini karena mendapat kekebalan dari ibunya. Lepas dari usia tersebut, vaksin ini sebenarnya dapat diberikan pada usia berapapun.

Untuk pasangan yang ingin memulai sebuah keluarga, pasangan harus divaksinasi (jika mereka belum melakukannya). Tes darah secara rutin dapat dilakukan oleh wanita usia subur, untuk menentukan apakah mereka kebal. Wanita hamil, tidak dapat divaksinasi karena vaksin tersebut mengandung virus hidup (meskipun telah dilemahkan) yang dapat membahayakan bayi. Faktanya, wanita sebaiknya tidak menerima vaksin apa pun dalam kurun waktu 28 hari sebelum pembuahan.

Penting untuk mendapatkan vaksin jika Anda belum pernah menderita penyakit ini, karena dapat memberikan perlindungan seumur hidup kepada lebih dari 95% orang yang menerimanya. Gejala rubella cenderung lebih terasa pada orang dewasa dibandingkan pada anak-anak, sehingga perlu dihindari. Orang yang akan bepergian ke luar negeri harus menemui dokter mereka setidaknya 6- 8 minggu sebelum berangkat, untuk memeriksa apakah vaksinasi rubella mereka efektif.

Referensi:

  1. Konsula.com: Rubella: (https://www.konsula.com/blog/rubella/pencegahan-rubella/)
  2. Origin.Searo.Who.Int: Status Campak dan Rubella Saat Ini Di Indonesia: (http://origin.searo.who.int/indonesia/topics/immunization/mr_measles_status.pdf)

Mahendra Pratama

Mahendra Pratama, seorang ahli gizi berusia 52 tahun dan bekerja di Handal Dok sebagai penulis/editor. Ia lulus dari Universitas Wijaya Kusuma sekitar 25 tahun yang lalu. Dia adalah mahasiswa yang berprestasi. Mahendra sering menulis artikel tentang nutrisi atau cara menjaga kesehatan. Dia memiliki hobi - yoga.

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *