Kalazion

Kalazion atau chalazion adalah kelainan yang ditandai dengan terbentuknya kista atau benjolan kecil di kelopak mata. Benjolan tersebut merupakan area jaringan yang membengkak dan mengandung cairan. Benjolan pada mata ini seringnya tanpa menimbulkan rasa sakit, tetapi mungkin perlu beberapa waktu untuk mereda. Pada kebanyakan kasus, pembentukan benjolan pada mata semacam itu tidak menyebabkan gangguan penglihatan. Namun penglihatan bisa menurun karena pembengkakan yang terus menerus membesar, sehingga memberikan tekanan pada mata.

Chalazion adalah bentuk inflamasi paling umum di kelopak mata. Apabila chalazion munculnya lebih dari satu maka disebut chalazia. Kalazion adalah bengkak di kelopak mata yang secara perlahan nantinya dapat membesar. Bengkak di kelopak mata ini terbentuk dari peradangan dan penyumbatan kelenjar sebasea yang terdapat di kelopak mata. Oleh sebab itu, pemisahan jenis dari kalazion tergantung dari kelenjar mana yang tersumbat. Apabila penyumbatan terjadi di kelenjar meibom, maka akan menimbulkan kalazion yang dalam. Namun, jika penyumbatan terjadi pada kelenjar zeis, maka yang timbul adalah kalazion dangkal.

Kalazion munculnya paling banyak di kelopak mata bagian atas. Namun, tidak menutup kemungkinan dapat muncul pada kedua sisi mata. Kalazion biasanya hanya terjadi selama beberapa saat dan tidak sampai berminggu-minggu, tapi dapat muncul kembali sewaktu-waktu.

Penyebab Kalazion

Kelopak mata mempunyai kelenjar bernama meibom yang bertugas dalam mengirigasi mata agar mata tetap terjaga kelembabannya mencapai tingkat tertentu. Kelenjar ini dapat menjalankan fungsinya dengan baik selama tetap mengeluarkan cairan berminyak. Akan tetapi, kelenjar akan tersumbat minyak apabila yang disekresikan terlalu kental.

Kalazion adalah konsekuensi dari tersumbatnya kelenjar mata ini. Cairan yang menghidrasi mata tidak dapat lagi bersirkulasi saat kelenjar mengalami penyumbatan. Hal ini kemudian menghasilkan benjolan kecil di kelopak mata. Kalazion yang dihasilkan karena tersumbatnya kelenjar meibom biasanya terdapat di bagian konjungtiva. Sementara, kalazion yang dihasilkan dari tersumbatnya kelenjar zeis biasanya terletak di sepanjang tepi kelopak mata.

Kalazion

Gejala Kalazion

Selama pembentukan benjolan pada mata, sensasi aneh dan tidak nyaman banyak dirasakan. Benjolan pada mata ini menjadi ciri khas dari chalazion. Bila terinfeksi, kalazion akan menjadi merah, nyeri dan panas. Sekitar beberapa hari setelahnya, benjolan kecil di kelopak mata ini berkembang menjadi bengkak di kelopak mata yang rasa sakitnya menghilang dan pertumbuhannya melambat. Dalam perkembangannya, bengkak di kelopak mata secara bertahap dapat meluas ke seluruh bagian kelopak mata. Kalazion (chalazion) yang tumbuh sangat besar bisa memberi tekanan pada bola mata, sehingga dapat mengaburkan penglihatan.

Seringkali orang-orang menganggap kalazion adalah bintit, karena memang memiliki bentuk yang begitu mirip. Bedanya, kalazion/ chalazion adalah benjolan kecil di kelopak mata yang dikarenakan oleh penyumbatan kelenjar, sedangkan bintit (hordeola) merupakan benjolan kecil di kelopak mata yang diakibatkan karena infeksi. Secara umum, kalazion cenderung lebih besar, tidak terlalu menyakitkan, dan munculnya seringkali berada di tengah kelopak mata. Sementara itu, bintit (hordeola) cenderung lebih menyakitkan, terdapat di tepi kelopak mata atau dasar bulu mata, dan biasanya mempunyai bintik kuning yang akan pecah pada hari-hari berikutnya. Akan tetapi, keduanya dapat saling mempengaruhi. Kalazion yang terkena infeksi akan berubah menjadi bintit, dan bintit yang infeksinya hilang tapi meninggalkan sisa yang tertinggal di kelenjar akan berubah menjadi kalazion.

Faktor risiko yang terkait dengan kalazion adalah kurang diperhatikannya kebersihan di sekitar mata. Tetapi hal tersebut juga belum dapat dipastikan sama sekali. Pada dasarnya, munculnya benjolan pada mata ini bisa secara tiba-tiba dan tanpa alasan yang mendasari. Orang yang mempunyai riwayat terkena kalazion ataupun bintit sebelumnya memiliki risiko lebih tinggi terkena kalazion di masa mendatang.

Diagnosis Kalazion

Tidak terdapat pemeriksaan tertentu dan khusus untuk mendiagnosis kalazion. Diagnosis terhadap kalazion hanya membutuhkan pemeriksaan visual. Pengamatan pada bengkak di kelopak mata bisa langsung terlihat baik oleh pasien maupun dokter selama konsultasi. Kemungkinan dokter akan menanyai gejala yang timbul pada penderita, riwayat kesehatan mata di masa lalu, juga riwayat kesehatan secara umum. Konsultasi dengan dokter spesialis mata barangkali diperlukan jika penderita pernah terkena kalazion lebih dari sekali. Penyakit semacam blefaritis dan disfungsi kelenjar meibom semestinya harus diobati untuk mencegah kalazion muncul kembali.

Pengobatan Kalazion

Pada kebanyakan kasus kalazion, penyembuhan patologi dan pengurangan gejala terkait bengkak di kelopak mata terjadi secara spontan, cepat dan tanpa pengobatan tertentu. Apabila benjolan pada mata menyebabkan ketidaknyamanan atau bahkan gangguan penglihatan, penderita mungkin akan disarankan untuk mengusapkan waslap yang telah dibasahi ke kelopak mata. Faktanya, kelembaban membantu mengurangi rasa tidak nyaman sekaligus mengurangi rasa sakit yang ada.

Selain itu, metode lain yang juga dapat digunakan untuk meringankan gejala klinis kalazion adalah dengan membersihkan bengkak di kelopak mata atau mungkin kalazion yang terinfeksi dengan menggunakan kapas yang dicelupkan pada air mendidih yang telah dingin. Apabila benjolan pada mata mengganggu penglihatan atau sangat menyakitkan, berkonsultasi dengan dokter spesialis mata akan diperlukan.

Seringkali kalazion/chalazion menghilang dengan cepat, tiba-tiba, dan tanpa disadari. Namun, jika area benjolan pada mata tersebut terinfeksi, maka perlu segera berkonsultasi agar dapat ditangani dengan cepat sehingga efeknya tidak menyebar ke jaringan lain. Pengobatan infeksi yang berasal dari bakteri akan efektif dengan terapi antibiotik. Intervensi bedah untuk kasus chalazion sangat jarang terjadi, tetapi tidak menutup kemungkinan akan memerlukan tindakan tersebut. Sebagai bagian dari pencegahan terjadinya benjolan pada mata, maka disarankan untuk tetap menjaga kebersihan, terutama pada area mata.

Pencegahan Kalazion

Berikut adalah beberapa langkah pencegahan dan tindakan yang dapat membantu mengurangi risiko terjadinya kalazion:

  1. Jaga Kebersihan Mata:
    • Cuci tangan secara teratur, terutama sebelum menyentuh area sekitar mata.
    • Hindari menyentuh mata dengan tangan yang kotor.
  2. Hindari Menggosok Mata:
    • Hindari menggosok mata terlalu keras, karena hal ini dapat merangsang kelenjar minyak di kelopak mata.
  3. Gunakan Kompres Hangat:
    • Bila Anda merasakan tanda-tanda awal kalazion, seperti pembengkakan dan kemerahan,segera lakukan kompres hangat pada kelopak mata. Ini dapat membantu mengurangi peradangan dan meningkatkan aliran minyak dari kelenjar meibom.
  4. Hindari Penggunaan Make-up yang Lama:
    • Jangan menggunakan make-up mata yang sudah kadaluwarsa atau terkontaminasi, karena dapat memicu peradangan.
  5. Lindungi Mata dari Debu dan Polusi:
    • Gunakan kacamata hitam atau kacamata pelindung ketika berada di daerah berdebu atau terpapar polusi udara yang tinggi.
  6. Hindari Berbagi Barang Pribadi:
    • Jangan berbagi handuk, tisu, atau produk kebersihan pribadi dengan orang lain, terutama jika mereka memiliki masalah mata.
  7. Jaga Kesehatan Tubuh secara Keseluruhan:
    • Makan makanan sehat dan menjaga sistem kekebalan tubuh dapat membantu mencegah infeksi yang mungkin memicu pembentukan kalazion.
  8. Konsultasikan dengan Dokter Mata:
    • Jika Anda memiliki masalah mata yang berulang atau gejala yang mencurigakan, segera konsultasikan dengan dokter mata. Mereka dapat memberikan diagnosis yang tepat dan memberikan saran perawatan yang sesuai.

Referensi 

  1. Medscape : Chalazion : https://emedicine.medscape.com/article/1212709-overview#a2
  2. WebMD : Chalazion : https://www.webmd.com/eye-health/chalazion-what-is#1
  3. MedicalNewsToday : What is a chalazion? Identification and treatment : https://www.medicalnewstoday.com/articles/324215#symptoms

Mahendra Pratama

Mahendra Pratama, seorang ahli gizi berusia 52 tahun dan bekerja di Handal Dok sebagai penulis/editor. Ia lulus dari Universitas Wijaya Kusuma sekitar 25 tahun yang lalu. Dia adalah mahasiswa yang berprestasi. Mahendra sering menulis artikel tentang nutrisi atau cara menjaga kesehatan. Dia memiliki hobi - yoga.

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *