Klamidia
Infeksi klamidia, IMS merupakan penyakit seksual menular berbahaya yang paling umum pada usia muda di bawah umur 25 tahun. Chlamydia trachomatis (CT) merupakan bakteri penyebab klamidiasis atau chlamydia.Tes skrining merupakan cara terbaik untuk mencegah bahaya lain yang akan muncul sebagai akibat dari infeksi ini. Seperti dijelaskan sebelumnya, sifat infeksi ini sangat menular dan kuman ditularkan melalui hubungan seks tanpa kondom (oral, anal, vaginal) dan terkadang melalui kontak langsung antar kuit.
Gejala dan komplikasi berdasarkan jenis kelamin
Silent infection dengan sifat yang “licik”, memang pantas disematkan untuk infeksi klamidia, hal ini disebabkan banyaknya penderita yang tidak mengalami gejala apapun ketika terinfeksi. Baik wanita maupun pria dapat terserang infeksi klamidia, akan tetapi mereka mungkin tidak akan merasakan dan memiliki gejala serta komplikasi yang sama. Apa saja perbedaan tersebut, diantaranya:
Pria
Pria juga dapat terserang klamidia, dan umumnya tidak akan menunjukan gejala papun sehingga dapat menyebabkan beberapa komplikasi.
Gejala klamidia pada pria
Terkadang gejala dapat muncul antara 1- 3 minggu setelah tertular klamidia.Beberapa gejala klamidia yang dapat muncul pada pria, antara lain:
- Demam
- Kesemutan
- Nyeri atau kram di perut bagian bawah
- Testis nyeri, lunak atau bengkak
- Infeksi uretritis menyebabkan rasa terbakar, gatal, nyeri (disuria) dan frekuensi yang meningkat ketika buang air kecil.
Komplikasi klamidia pada pria
Infeksi klamidia yang tidak diobati pada pria dapat menyebabkan atau meningkatkan risiko, diantaranya:
- Infeksi di anus
- Konjungtivitis (radang mata)
- Jaringan parut pada uretra
- Prostatitis, radang kelenjar prostat
- Epididimitis, infeksi tabung di testis
- Kualitas sperma yang buruk (infertilitas)
- Sakit tenggorokan atau infeksi klamidia di tenggorokan
Wanita
Kemandulan merupakan salah satu komplikasi dari peradangan pada saluran rahim akibat dari infeksi klamidia, terutama di negara-negara berkembang (negara industri).
Gejala klamidia
Umumnya wanita tidak merasakan gejala apapun, walaupun ada maka akan butuh berminggu-minggu hingga gejala tersebut terlihat. Beberapa gejala klamidia pada wanita, meliputi:
- Demam
- Nyeri ketika melakukan sex
- Tanda-tanda yang menunjukkan infeksi saluran kemih atau infeksi jamur
- Keluarnya cairan abnormal dari vagina (keputihan) dan berbau tidak sedap
- Nyeri di perut bagian bawah dan ketika buang air kecil, yang mungkin dianggap sebagai kram menstruasi biasa.
Komplikasi klamidia
Secara garis besar, infeksi klamidia dapat menyebabkan gangguan kesuburan dan dapat membahayakan pada masa kehamilan serta ketika melahirkan. Komplikasi lain pada wanita akibat klamidia yang tidak diobati, antara lain:
- Penyakit radang panggul (PID)
- Kehamilan ektopik, sel telur dibuahi di luar rahim
- Endometritis (endometritis dan salpingitis), infeksi klamidia yang menyebar ke genital bagian atas sehingga merusak rahim dan tuba
- Infertilitas, akibat saluran tuba yang berubah atau tersumbat
- Pneumonia dan konjungtivitis (infeksi mata) pada bayi baru lahir, tertular dari ibu yang terinfeksi klamidia
Pemeriksaan
Seperti pada umumnya setiap pemeriksaan akan dilakukan oleh dokter atau bidan dengan menanyakan riwayat kesehatan (baik individu, pasangan maupun keluarga), menanyakan gejala, melakukan pemeriksaan fisik untuk mencari tanda dan gejala penyakit, apabila diperlukan dokter juga dapat melakukan tes tambahan.
Tes diagnostik merupakan tes skrining tambahan yang dilakukan dengan mengambil sampel dari serviks atau dari vagina pada wanita, pada pria akan dilakukan tes urine atau dengan mengambil sampel dari ujung depan uretra. Jika terdapat kemungkinan infeksi di anus atau tenggorokan, area ini juga dapat diperiksa.
Penyembuhan
Penyembuhan dapat dilakukan baik secara medis, maupun non medis.
Medis
Antibiotik harus digunakan untuk mengobati orang yang terinfeksi klamidia. Bergantung pada tingkat keparahan infeksinya, dokter mungkin melakukan perawatan intravena (invus) selama beberapa hari, atau memberikan antibiotik oral. Obat antibiotik yang dapat diresepkan dokter diantaranya Azitromisin dan Doksisiklin.
Non medis
Pengobatan infeksi klamidia juga dapat dilakukan dengan mengonsumsi bahan-bahan alami dibawah ini, diantaranya:
- Penuhi konsumsi cairan dengan minum air putih secara teratur setiap hari
- Minum air lemon
- Minum teh hijau
- Konsumsi alpukat
- Gunakan gel lidah buaya
- Konsumsi cuka sari apel
- Konsumsi goldenseal
- Konsumsi saw palmetto
Pencegahan
Infeksi klamidia dapat dicegah dengan melakukan beberapa hal dibawah ini, seperti:
- Hindari berganti-ganti pasangan (setia)
- Gunakan kondom melakukan sex (oral, anal, vaginal)
- Lakukan tes skrining IMS secara teratur, baik individual maupun pasangannya
- Hindari berhubungan seksual selama 7 hari setelah obat habis diminum, untuk mencegah penularan atau terinfeksi kembali.
Referensi:
- JawaPost.com: Atasi Infeksi Klamidia Usai Hubungan Intim dengan 8 Pengobatan Alami: (https://www.jawapos.com/nasional/04/07/2018/atasi-infeksi-klamidia-usai-hubungan-intim-dengan-8-pengobatan-alami/)
- WebMD: Wanita dan Chlamydia: (https://www.webmd.com/women/features/women_and_chlamydia)
- MEdical News Today: Chlamydia pada pria: Semua yang perlu Anda ketahui: (https://www.medicalnewstoday.com/articles/324260)