Toksemia Kehamilan (Preeklamsia)

Pada tinjauan sistematis, 4,6% kehamilan di seluruh dunia mengalami masalah pre eklamsia. Di Amerika Serikat, kasus preeklampsia adalah sekitar 5%. Preeklampsia merupakan patologi kehamilan yang mewujudkan dirinya pada kenaikan tensi. Pre eklamsia langka muncul sebelum 34 pekan kehamilan. Pre-eklamsia diikuti dengan kenaikan kuantitas protein pada air seni. Tiap warga di Prancis, 40.000 perempuan mengalami pre-eklamsia. Masalah gawat dapat muncul serta berakhir pada mortalitas ibu dan/ atau embrio. Dalam jangka panjang, penderita dengan preklamsia cenderung mengembangkan gangguan kardiovaskular serta ginjal. Sindrom HELLP bisa menjadi subtipe preeklampsia berat. Hipertensi gestasional mengacu pada hipertensi tanpa gejala preeklamsia lain dari disfungsi organ akhir berhubungan dengan pre eklampsia yang berkembang selepas 20 pekan kehamilan.   

Preeklamsia : Apa itu?

Preeklampsia merupakan gangguan yang dicirikan dengan relasi hipertensi arteri (hipertensi),  proteinuria, kenaikan massa tubuh disertai edema. Preeklamsia lebih umum muncul pada kehamilan kembar serta kehamilan pertama. Preeklampsia adalah gangguan yang dipandang tumpang-tindih jika muncul pada perempuan dengan hipertensi parah yang telah terjadi sebelumnya. Eklampsia merupakan spasme kontraksi (tonik lalu tahap klonik disertai oleh koma setelah kritis) yang muncul di ujung kehamilan. Toksemia kehamilan adalah masalah ginjal yang muncul sepanjang kehamilan. Preeklamsia umum muncul (1 dari 20 kehamilan).

Penyebab Preeklamsia 

Preeklampsia adalah gangguan yang disebabkan oleh disfungsi pembuluh darah plasenta serta ibu hamil. Kelainannya banyak aspek. Sejumlah aspek ancaman sudah dikenali misalnya catatan preeklamsia, kelebihan berat badan, umur lebih dari 40 tahun atau di bawah 18 tahun ketika hamil, kelainan autoimun, sindrom ovarium polikistik, gula darah, kehamilan pertama atau pergantian pasangan koitus antara paparan awal serta selanjutnya atau tidak memenuhi dari sperma pasangan (pemakaian kondom pada masa panjang). Catatan pre eklamsia sebelumnya, menaikkan ancaman munculnya preeklamsi di kehamilan selanjutnya 8 kali lipat. Perempuan dengan tanda preeklamsi yang serius di trimester kedua mempunyai ancaman terbesar menderita preeklamsi di kehamilan selanjutnya. Derajat keseriusan preeklamsi begitu mempengaruhi ancaman ini. Aspek bahaya pre eklamsia berlaku bagi penyakit awal onset serta onset lanjutan. 

Suatu kromosom pre – ekslampsia ditemukan di warsa 2005. Kromosomnya yaitu STOX01 yang mengkodekan aspek transkripsi yang diidentifikasi pada sel-sel uterus serta plasenta. Tapi, kromosom ini bukan satu-satunya, kira-kira 15 kromosom kelihatannya berperan pada gangguan ini.

Gejala Preeklamsia

Preeklampsia adalah kelainan progresif multisistem yang dicirikan dengan onset baru hipertensi serta proteinuria. Sejumlah gangguan lain bisa mewujudkan sejumlah atau banyak ciri serta indikasi preeklampsia. 10 hingga 25% penderita bisa mengembangkan ciri serta gejala preeklamsia. Sebagian besar perempuan mengandung dengan hipertensi menderita preeklamsia yang serius. 

Gejala merupakan kelompok dari pengertian kelainan :

  • Hipertensi arteri : tensi di atas 14/9 waktu santai menguatkan hipertensi sepanjang kehamilan. Prekositas serta signifikansi tekanan darah tinggi ini adalah aspek prognosis yang jelek, yang bisa mengakibatkan mortalitas embrio pada uterus atau hipotrofi embrio.
  • Proteinuria (terdapat protein, biasanya albumin, pada air seni)
  • Kenaikan massa tubuh
  • Kembung
  • Sakit kepala
  • Kuping berdenging
  • Ngantuk
  • Kelainan mata : berkurangnya kepekaan penglihatan, kadang amaurosis tiba-tiba (kebutaan) yang akan pulih tanpa indikasi sisa, lalat terbang, diplopia (penglihatan ganda)
  • Kelopak mata bengkak

Eklampsia,  komplikasi utama

Eklampsia muncul pasca preeklamsia. Eklampsia merupakan spasme kontraksi yang unik (tonik lalu tahap klonik disertai oleh koma setelah kritis) yang muncul di trimester ke -3 kehamilan, sepanjang melahirkan, atau pasca persalinan serta berkaitan dengan hipertensi arteri. Mortalitas embrio adalah akibat mungkin, nyawa ibu pun dalam risiko. Sebab itu semua cara perlu diambil guna mencegah bahaya ini.

Berbagai macam kerumitan yang sanggup timbul :

  • Komplikasi maternal lainnya preeklampsia yaitu yang hematoma abruption, gagal ginjal parah, radang otak, sebuah perdarahan, kelainan perdarahan.
  • Embrio terancam menderita gawat embrio parah disertai hipotrofi, mortalitas pada uterus, rasa sakit yang parah sepanjang melahirkan, atau pada hari-hari awal kelahiran.

Preeclampsia

Diagnosa Preeklamsia

Ketika menilai perempuan bagi kemungkinan preeklampsia, biasanya lebih aman guna mengasumsikan bahwa hipertensi onset baru pada kehamilan diakibatkan oleh preeklampsia, walaupun bila seluruh kriteria diagnostik tidak terpenuhi serta tensi sekedar naik sedikit, sebab preeklampsia bisa berkembang menjadi penyakit serius lain dalam tempo sebentar. Diagnosis semakin ringan bila dokter mengerti dimana preeklamsia sesuai dengan kelainan hipertensi kehamilan. Hipertensi kehamilan diantaranya hipertensi parah, preeklamsia-eklamsia, preeklamsia yang ditumpangkan pada hipertensi parah serta hipertensi gestasional. 

Pre eklamsi-eklamsia diartikan dengan naiknya tensi serta proteinuria yang muncul pasca umur kandungan 20 pekan. Perkembangan proteinuria meningkatkan diagnosa menjadi pre eklampsia. Eklampsia, yang merupakan preeklampsia berat merupakan onset baru kontraksi pada perempuan dengan pre eklamsi. Kontraksi eklampsia umumnya langka serta muncul pada lebih sedikit dari 1% perempuan yang menderita pre eklamsi. Pre eklamsi yang ditumpangkan pada hipertensi parah dicirikan dengan proteinuria onset baru. Sementara seperempat perempuan dengan hipertensi gestasional mengembangkan preklamsia. 

Bila hipertensi gestasional telah pulih serta ciri dan gejala preeklamsia tidak berkembang, diagnosa dapat diperbaiki menjadi hipertensi temporer kehamilan. Diagnosa preeklampsia berat dilakukan pada subset perempuan dengan preklamsia yang mempunyai hipertensi parah atau indikasi khusus dari disfungsi organ akhir yang penting yang menunjukkan akhir yang parah dari spektrum preklamsia. Diagnosa masih bisa dilakukan bila hipertensi diikuti gejala preeklamsia berupa disfungsi organ akhir yang penting. Masyarakat Internasional untuk Studi Hipertensi dalam Kehamilan memasukkan hambatan perkembangan embrio sebagai sebuah kriteria yang bisa menegaskan diagnosis pre eklampsia pada perempuan dengan hipertensi onset baru selepas 20 pekan kehamilan. Sebab baik pre eklampsia serta hambatan perkembangan merupakan bentuk dari kelainan plasenta utama.

Pengobatan Preeklamsia

Hipertensi yang diinduksi kehamilan, tanpa riwayat sebelumnya :

  • Terminasi pekerjaan
  • Pusatkan istirahat penuh
  • Obat antihipertensi
  • Pengamatan ketat : massa tubuh, diuresis, tensi, proteinuria, uricemia serta serum kreatinin.

Ketika bertemu dengan indikasi yang menampakkan pre-eklamsia :

  • Rawat inap secepatnya
  • Istirahat penuh
  • Obat antihipertensi
  • Pengamatan ketat : massa tubuh, diuresis, tensi, proteinuria, urikaemia serta serum kreatinin
  • Pengamatan vitalitas embrio : pengamatan embrio permanen
  • Keputusan guna menginduksi persalinan dini oleh vaginanya alami atau secara bedah caesar terkadang diambil pada kejadian tensi yang tidak terkendali sebab satu-satunya penanganan yaitu melahirkan serta melahirkan plasenta

Walaupun tanpa proteinuria, penderita yang mengembangkan hipertensi berat atau tanda penyakit berat lainnya dirawat dengan cara yang sama seperti pasien yang mengalami preeklampsia berat. Penanganan krisis eklampsia diambil pada lingkungan spesifik serta pemakaian antikonvulsan. Persalinan dimulai, atau bedah caesar diambil.

Pemulihan umum muncul serta tidak terjadi kekumatan di kehamilan lain. Masalah berkepanjangan bisa muncul.Preventif dilandaskan pada pengamatan ibu hamil : pemeriksaan tensi, tes proteinuira pengamatan massa tubuh. 

Referensi 

  1. UpToDate : Preeclampsia : Clinical features and diagnosis https://www.uptodate.com/contents/preeclampsia-clinical-features-and-diagnosis
  2. AAFP : Diagnosis and Management of Preeclampsia : https://www.aafp.org/afp/2004/1215/p2317.html
  3. Mayo Clinic : Preeclampsia : https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/preeclampsia/diagnosis-treatment/drc-20355751

Mahendra Pratama

Mahendra Pratama, seorang ahli gizi berusia 52 tahun dan bekerja di Handal Dok sebagai penulis/editor. Ia lulus dari Universitas Wijaya Kusuma sekitar 25 tahun yang lalu. Dia adalah mahasiswa yang berprestasi. Mahendra sering menulis artikel tentang nutrisi atau cara menjaga kesehatan. Dia memiliki hobi - yoga.

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *