Oksidasi

Apa itu oksidasi?

Reaksi oksidasi adalah reaksi dimana sanggup terjadi dalam menghasilkan radikal-radikal bebas. Reaksi radikal bebas adalah molekul dimana mengandung oksigen dengan jumlah elektron dimana tidak merata. Jumlah yang tidak merata tersebut memungkinkan mereka untuk mudah bereaksi dengan molekul lain. Reaksi radikal bebas sanggup menimbulkan reaksi kimia berantai besar dalam tubuh karena mereka sangat mudah bereaksi dengan molekul lain. Reaksi tersebutlah dinamakan oksidasi. Oksidasi adalah interaksi antara molekul oksigen dan semua senyawa yang berbeda. Reaksi oksidasi sanggup bermanfaat serta berbahaya. 

Berdasarkan pengertian apa itu oksidasi, dimana oksidasi adalah hal yang bermanfaat bagi tubuh sehingga sanggup disimpulkan bahwa oksidasi adalah proses normal serta perlu terjadi dalam tubuh, namun perlu juga diketahui bahwa reaksi oksidasi juga sanggup berbahaya karena menimbulkan reaksi berantai dimana sanggup merusak sel-sel tubuh. Untuk itu agar terhindar dari oksidasi berbahaya tersebut dibutuhkan antioksidan.  Antioksidan adalah molekul dimana sanggup mendonorkan elektron pada radikal bebas tanpa membuat dirinya tidak stabil. Hal tersebut sanggup menimbulkan reaksi radikal bebas menjadi stabil serta menjadi kurang rekatif. Antioksidan adalah senyawa dimana mempunyai peran sanggup mengurangi kerusakan sel-sel tubuh akibat reaksi oksidasi. Adanya radikal bebas secara berlebih dalam tubuh sering dikaitkan dengan sejumlah penyakit dimana sanggup menguasai tubuh. 

Oksidasi yang berbahaya

Dilihat dari pengertian apa itu oksidasi, adalah interaksi molekul oksigen dengan unsur lain, serta tubuh setiap hari berinteraksi dengan oksigen, dimana sanggup memicu timbulnya radikal bebas serta stres oksidatif. Stres oksidatif adalah hal dimana sanggup terjadi ketika ada ketidakseimbangan antara aktivitas radikal bebas serta aktivitas antioksidan. Saat berperan dengan baik, reaksi radikal bebas sanggup membantu melawan patogen. Patogen sanggup menimbulkan infeksi. Radikal bebas adalah molekul dimana sangat aktif ketika berinteraksi dengan molekul lain di dalam sel tubuh. Aktivitas radikal bebas sanggup menimbulkan kerusakan pada membran sel, berbagai protein dan gen. Kerusakan yang ditimbulkan dinamakan kerusakan oksidatif. Jika kerusakan semacam itu terjadi, tubuh bisa menderita dengan berbagai penyakit. 

Selain interaksi terus menerus antara tubuh dan oksigen, produksi radikal bebas juga sanggup dipengaruhi oleh sejumlah faktor eksternal. Polusi, paparan sinar matahari, limbah industri, serta rokok menjadi faktor pemicu timbulnya radikal bebas di dalam tubuh. Radikal bebas penyebab stres oksidatif diyakini berdampak pada timbulnya penyakit neurodegeneratif (penyakit progresif pada sistem saraf). Contohnya penyakit parkinson serta penyakit alzheimer. Tidak cuma penyakit tersebut, ada sejumlah penyakit lain dimana sanggup dikaitkan dengan stres oksidatif. Stres oksidatif juga berkontribusi terhadap penuaan. 

Berikut adalah penyakit lain tersebut, meliputi:

Efek stres oksidatif bervariasi dan tidak selalu berbahaya. Contohnya, stres oksidatif dimana dihasilkan dari aktivitas fisik barangkali memiliki efek regulasi yang menguntungkan pada tubuh.

Olahraga meningkatkan pembentukan radikal bebas, dimana sanggup menyebabkan stres oksidatif sementara pada otot. Namun, radikal bebas yang terbentuk selama aktivitas fisik mengatur pertumbuhan jaringan serta merangsang produksi antioksidan.Stres oksidatif ringan juga sanggup melindungi tubuh dari infeksi serta penyakit. Dalam sebuah studi dijelaskan bahwa stres oksidatif membatasi penyebaran sel kanker melanoma pada tikus. Namun, stres oksidatif jangka panjang sanggup merusak sel-sel tubuh, protein, dan DNA. 

oksidasi adalah

Mencegah bahaya oksidasi dengan antioksidan

Untuk mencegah bahaya oksidasi, maka perlu memenuhi kebutuhan antioksidan tubuh. Secara alami, tubuh memproduksi antioksidan. Namun, antioksidan alami sulit untuk menetralisir semua radikal bebas dalam tubuh, apalagi bila gaya hidup tidak sehat. Contohnya, sering terpapar polusi, merokok maupun kurang makan sayur dan buah yang kaya antioksidan. Makan lima porsi per hari dari berbagai buah dan sayuran adalah cara terbaik dalam memberikan tubuh apa yang dibutuhkan untuk menghasilkan antioksidan. 

Berikut adalah sayur dan buah yang kaya antioksidan, meliputi:

  • Berry
  • Ceri
  • Buah sitrus
  • Plum
  • Sayuran berdaun gelap.
  • Brokoli
  • Wortel
  • Tomat
  • Zaitun

Tidak cuma sayur dan buah yang sanggup menjadi sumber antioksidan, namun ada beberapa sumber antioksidan yang sanggup diperoleh. 

Berikut adalah sumber lain dalam menghasilkan antioksidan, meliputi:

  • Ikan dan kacang-kacangan
  • Vitamin E
  • Vitamin C
  • Kunyit
  • Teh hijau
  • Melatonin
  • Bawang
  • Bawang putih
  • Kayu manis

Pilihan gaya hidup sehat lainnya juga sanggup mencegah serta mengurangi bahaya oksidasi tersebut, termuat stres oksidatif. 

Berikut adalah pilihan gaya hidup dimana sanggup diterapkan, meliputi:

  • Olahraga teratur. Hal ini telah dikaitkan dengan tingkat antioksidan alami dimana lebih tinggi dan penurunan kerusakan yang ditimbulkan oleh stres oksidatif. Olahraga teratur memiliki umur yang lebih panjang, efek penuaan yang lebih sedikit, dan penurunan risiko kanker dan penyakit.
  • Hindari merokok serta mengkonsumsi alkohol. Hindari paparan asap rokok serta cegah efek resiko mengkonsumsi alkohol.
  • Hati-hati menggunakan bahan kimia. Hal tersebut termasuk membersihkan bahan kimia, menghindari paparan radiasi dimana tidak diperlukan serta waspada terhadap sumber paparan bahan kimia lainnya, yakni pestisida yang digunakan pada makanan atau berkebun.
  • Sadar lingkungan. Inisiatif ramah lingkungan yakni carpooling membantu mengurangi produksi radikal bebas untuk Anda serta komunitas Anda.
  • Gunakan tabir surya. Tabir surya sanggup mencegah kerusakan sinar ultraviolet pada kulit. 
  • Tidur yang cukup. Tidur yang cukup sangat penting dalam menjaga keseimbangan di semua sistem tubuh. Fungsi otak, produksi hormon, antioksidan serta keseimbangan radikal bebas, dan banyak hal lain dipengaruhi oleh tidur.
  • Hindari makan berlebihan. Peneliti menegaskan bahwa makan berlebihan dan makan terus-menerus membuat tubuh dalam keadaan stres oksidatif lebih sering daripada bila makan dengan interval yang tepat serta makan dalam porsi kecil maupun sedang.

Mengingat risiko oksidasi berlebihan dalam tubuh, maka dianjurkan untuk menghindari paparan radikal bebas dan rutin mengonsumsi makanan kaya antioksidan.

Referensi:

  1. Ampharco USA : stress oxy : http://ampharcousa.com/nhung-van-de-can-biet-ve-stress-oxy-hoa-1.html 
  2. Healthline : what is oxidative stress : https://www.healthline.com/health/oxidative-stress 
  3. Kemin : antioxidants preventing oxidation : https://www.kemin.com/na/en-us/blog/food/antioxidants-preventing-oxidation 

Mahendra Pratama

Mahendra Pratama, seorang ahli gizi berusia 52 tahun dan bekerja di Handal Dok sebagai penulis/editor. Ia lulus dari Universitas Wijaya Kusuma sekitar 25 tahun yang lalu. Dia adalah mahasiswa yang berprestasi. Mahendra sering menulis artikel tentang nutrisi atau cara menjaga kesehatan. Dia memiliki hobi - yoga.

Mungkin Anda juga menyukai