Radang Usus

Pemahaman

Pengertian usus ialah suatu bagian dari sistem pencernaan yang bermula dari lambung hingga anus. Pada usus terdiri dari 2 bagian dengan tugasnya masing-masing. Fungsi usus kecil untuk menyerap berbagai nutrisi dan zat-zat pada makanan. Sedangkan, fungsi utama usus besar (kolon) untuk menyerap kembali berbagai nutrisi dan zat-zat pada makanan yang belum terserap oleh usus. 

Arti inflamasi atau peradangan yaitu salah satu respon utama sistem kekebalan terhadap infeksi dan iritasi. Penyakit peradangan usus disebut Inflamasi usus (inflammatory bowel disease, IBD). Radang usus adalah reaksi sistem imun di tingkat dinding usus yang disebabkan oleh sistem kekebalan yang terlalu aktif. Bergantung pada asal dan evolusinya, itu dapat dianggap sebagai penyakit radang usus akut (bila tiba-tiba dan sementara) dan kronis atau IBD (ketika peradangan usus berlanjut). 

Insidensi IBD  tahun 2017 di RSPAD Gatot Soebroto Puskesad (RSPAD GSP) adalah 18,6%; dengan karakteristik demografi pasien IBD, sebagian besar pada usia antara 40-59 tahun dan lebih banyak pada laki-laki. Manifestasi gejala infeksi usus klinis yang paling sering dikeluhkan adalah nyeri abdomen dan diare kronik. Kholangitis kronik sebagai manifestasi ekstraintestinal IBD ditemukan dengan insidensi sebesar 5,4%. 

Jenis radang usus

Penyakit peradangan pada usus bisa sangat terlokalisasi atau mempengaruhi beberapa struktur usus, usus halus yang mengikuti lambung terdiri dari 3 struktur (duodenum, jejunum dan ileum) dan kolon yang mengikuti usus kecil. Bagian pertama dari usus besar adalah sekum, tempat apendiks dipasang. Kolon terbuka ke dalam rektum.

Bergantung pada area yang terkena sakit radang usus, kita dapat secara spesifik membedakan:

  • Enteritis, sakit usus kecil
  • Radang duodenum
  • Jejunitis, radang jejunum
  • Radang ileum
  • Tiflitis, yaitu radang sekum
  • Penyakit infeksi usus buntu
  • Kolitis, yang merupakan radang usus besar.

Etiologi radang usus

Penyebab radang usus akut sering kali disebabkan oleh infeksi usus yang bisa berasal dari virus, bakteri atau parasit. Hal ini terutama terjadi pada gastroenteritis, yang biasanya disebabkan oleh infeksi yang berasal dari virus.

Penyebab IBD kurang diketahui. Beberapa parameter dapat terlibat. Berdasarkan data ilmiah saat ini, terdapat kecenderungan genetik untuk IBD tertentu seperti kolitis ulserativa. Penyakit Crohn dapat disebabkan oleh serangkaian faktor risiko termasuk kebiasaan makan yang buruk, merokok, polusi dan konsumsi makanan yang terkontaminasi.

Radang saluran pencernaan bisa terjadi pada umur berapa pun. Namun, tampaknya ada lebih banyak kasus penyakit IBD pada orang berusia 20-40 tahun. Penyakit Crohn paling sering didiagnosis pada orang 20-30 tahun, sedangkan kolitis ulserativa terutama didiagnosis pada orang dewasa antara usia 30-40 tahun.

Gejala radang usus

Bergantung pada asal, tingkat keparahan dan perjalanan peradangan, ciri-ciri penyakit radang usus dapat memanifestasikan dirinya dengan berbeda-beda seperti:

  • Sakit perut
  • Gangguan pencernaan 
  • Perasaan berat pada perut
  • Diare yang terkadang disertai dengan jejak darah
  • Pembentukan fisura anus atau abses di area anus.

Prognosis radang usus

Dalam beberapa kasus, penyakit pada usus bisa menjadi lebih rumit. Secara partikular, itu dapat menyebar dan mempengaruhi area lain di tubuh. Perawatan medis yang memadai diperlukan untuk membatasi risiko komplikasi. Pemantauan medis yang tepat juga penting dalam kasus penyakit IBD. Jika tidak ada manajemen yang memadai, maka dapat menimbulkan konsekuensi serius dalam jangka panjang.

Dalam beberapa kasus, peradangan dapat memengaruhi beberapa area tubuh secara bersamaan. Ini terutama terjadi untuk:

  • Enterokolitis 
  • Gastroenteritis 
  • Penyakit Crohn 
  • Radang usus kecil 
  • Kolitis ulserativa atau ulseratif 
  • Radang lambung 
  • Penyakit IBD yang secara khusus mempengaruhi kolon dan seluruh usus, dapat meluas ke bagian lain dari tubuh seperti rongga mulut, rektum dan anus.

Anamnesis radang usus

Seperti pada umumnya diagnosis akan dilakukan oleh dokter dengan menanyakan riwayat kesehatan (baik individu maupun keluarga), menanyakan gejala, melakukan pemeriksaan fisik dan apabila diperlukan dokter juga dapat melakukan tes tambahan untuk memperdalam atau memastikan diagnosis.

Pemeriksaan penunjang dapat berupa:

  • Tes darah 
  • Tes feses
  • Endoskopi atau sigmoidoskopi
  • Pencitraan, berupa CT Scan, MRI dan X-ray

Pengobatan radang usus

Tergantung pada diagnosisnya, perawatan yang berbeda dapat diterapkan. Beberapa obat radang pencernaan tertentu, seperti antibiotik, imunosupresan, antidiare dan antispasmodik dapat diresepkan secara eksklusif.

Jika terjadi penyakit IBD, pemantauan medis rutin sangat penting untuk membatasi risiko komplikasi. Tindakan bedah diterapkan apabila pengobatan tidak berhasil mengurangi keluhan dan pertanda radang usus atau apabila kondisi pasien semakin memburuk.

Pencegahan radang usus

Beberapa peradangan pada usus dapat dihindari dengan membatasi faktor risiko. Secara khusus, penting untuk menerapkan gaya hidup sehat dan kebiasaan makan yang baik. Contohnya:

  • Kelola stres
  • Konsumsi makanan bergizi seimbang
  • Hindari nikotin dan gerak tubuh teratur

Referensi

  1. Jurnal Profesi Medika Vol. 11, No. 1. 2017: Insidensi Kholangitis Kronik Sebagai Manifestasi Ekstraintestinal Ekstraintestinal Penderita IBD di RSPAD Gatot Soebroto Jakarta Pusat: (https://ejournal.upnvj.ac.id/index.php/JPM/article/download/210/547)
  2. Mayo Clinic : Inflammatory bowel disease : https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/inflammatory-bowel-disease/symptoms-causes/syc-20353315

Mahendra Pratama

Mahendra Pratama, seorang ahli gizi berusia 52 tahun dan bekerja di Handal Dok sebagai penulis/editor. Ia lulus dari Universitas Wijaya Kusuma sekitar 25 tahun yang lalu. Dia adalah mahasiswa yang berprestasi. Mahendra sering menulis artikel tentang nutrisi atau cara menjaga kesehatan. Dia memiliki hobi - yoga.

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *