Sindrom tourette

Apa itu tourette syndrome

Sindrom tourette adalah patologi neurologis yang bermula dari keturunan. Ciri medis terhubung dimanifestasikan oleh tics motorik atau bunyi. Reaksi neurologis tersebut tak disangka, mendadak, serta pendek. Tingkah laku, kepedulian, kekacauan atau bahkan serbuan kecemasan pula sanggup membentuk konsekuensi dari sindrom serupa. Tetapi masyarakat cuma mengenal sindrom tourette adalah kekacauan yang mengakibatkan korban mendadak menjalankan pergerakan atau ujaran yang tak diduga dan tak terarah. Secara gampangnya pengertian tourette adalah melambangkan kekacauan keanehan yang menyerbu susunan saraf. Keadaan yang membentuk tak sanggup mengontrol gerak-gerik badan.

Sindrom tourette mengakibatkan korban mendapati tics. Tics melambangkan kedut, pergerakan atau bunyi mendadak yang dijalankan korban berkali-kali. Pribadi yang mendapati kecacatan tersebut tak sanggup mengakhiri badannya guna menjalankan perihal tersebut. Mempunyai sindrom tourette kecil serupa mendapati cegukan. Walaupun korban berpotensi tak mau cegukan, badan korban masih menjalankannya. Kadangkala pribadi sanggup menangguhkan mandiri guna tak menjalankan pergerakan terkhusus bagi jangka sebentar, tapi perihal tersebut susah. Dengan terdapatnya penjelasan mengenai kecacatan sindrom tourette, maka diharapkan agar masyarakat sudah mengerti apa itu tourette syndrome. Para ahli akan menjelaskan mengenai kecacatan tersebut kepada korban sindrom tourette.

Penyebab sindrom tourette

Diagnosa sindrom tourette

Tak terdapat pengujian utama bagi sindrom tourette. Pengujian serta pengalihan, serupa MRI sanggup dipakai guna memusnahkan keadaan lainnya. Korban sanggup di diagnosa dengan kecacatan tersebut bila sudah mendapati berbagai tics sejauh sekitar setahunan. Memperoleh diagnosa yang pasti sanggup menolong korban serta pribadi lainnya mengerti perkara dengan amat benar, serta menolong mencapai penyembuhan dan dorongan yang jelas. Guna memperoleh diagnosa, ahli berpotensi menyarankan ke spesialis yang lainnya serupa spesialis saraf.

Diagnosa kecacatan itu dijalankan dengan memahami sejarah ciri yang didapati korban. Berbagai pengujian lainnya sanggup dijalankan oleh ahli guna meyakinkan ciri-ciri yang dimiliki tak didapati oleh kecacatan lainnya, semisal dengan menjalankan pengujian darah dan MRI.

Penyebab sindrom tourette

Penyebab jelas sindrom tourette tak dimengerti. Perihal kecacatan melambangkan keanehan gabungan yang berpotensi didapati oleh percampuran unsur keturunan serta daerah sekitar. Komponen kimia di otak yang memberikan rangsangan saraf, tercakup dopamin serta serotonin mempunyai potensi berlaku. Terdapat pula unsur bahaya terhadap kecacatan tersebut.

Berbagai unsur bahaya sindrom tourette :

  • Sejarah keturunan. Mempunyai sejarah keturunan sindrom tourette atau kekacauan lainnya sanggup menaikkan bahaya pertumbuhan kecacatan tersebut.

  • Seksualitas. Pria kira-kira 3 hingga 4 kali amat berpotensi ketimbang wanita guna menumbuhkan kecacatan itu.

Tetapi permulaan keturunan sudah ditunjukkan dengan jelas. Mayoritas keturunan dipercaya terkait dalam pertumbuhan kecacatan, tapi detailnya masih tak tentu. Unsur daerah sekitar pula tak mampu dikira sepele dalam keadaan sindrom sejenis itu. Pembentukan embrio atau bayi kepada unsur toksik, stres atau bahkan respons imunitas sanggup membentuk unsur bahaya penunjang bagi kecacatan tersebut.

Gejala sindrom tourette

Sindrom tourette merupakan pergerakan urat yang gesit, berkali-kali, serta tak diduga yang dinamai tics, kerapkali menyangkutkan kesusahan berlaku. Sebutan tak diduga yang dipakai guna menggambarkan tics ialah pusat keraguan dikarenakan ditemukan bahwa mayoritas pribadi dengan kecacatan mempunyai kontrol atas gejala sindrom tourette. Kecacatan tersebut kerapkali tak dijumpai ialah bahwa arahan yang sanggup dijalankan, terhadap jangka waktu terkhusus, cuma menangguhkan luapan gejala yang makin gawat.

Kecacatan yang dimiliki sebagai penekan keregangan, tak tertangguhkan dan pemberhentiannya mesti dijalankan. Lazimnya kecacatan mendapati kenaikan sebagai dampak dari tekanan atau stres serta merosotnya dengan peregangan atau kefokusan terhadap muatan yang meresap. Gejala sindrom tourette sudah lama dikira sebagai ciri keanehan berlaku atau kelaziman gelisah, padahal sebetulnya bukan.

Pengobatan sindrom tourette

Mayoritas pribadi dengan kecacatan tersebut tak secara nyata terkacaukan oleh pertanda maka dikarenakan itu tak membutuhkan perawatan dengan ramu-ramuan. Tetapi, berbagai ramuan terdapat guna mengendalikan gejala sindrom tourette yang mengacaukan kegunaannya. Pengecualian dalam perkara yang amat gawat saat kecacatan kadangkala menyakiti, dalih dominannya pengobatan ialah guna membetulkan penampakan serta mengecilkan hubungan sosial yang mempermalukan. Serupa segala ramuan, terdapat potensi dampak samping yang mesti diawasi dengan perhatian oleh ahli.

Korban mesti kerap diikutkan dalam ketetapan guna menenggak ramuan, dikarenakan melambangkan pengukur yang terbagus mengenai seberapa mengacaukan gejala tersebut. Diagnosa serta perawatan awal amat perlu guna menolong korban sindrom tourette menyelesaikan keadaanya. Kerap kali pribadi mengejek pribadi lain dengan kecacatan tersebut. Orang dewasa serta kanak-kanak dengan sindrom itu pula berpotensi merasakan kesusahan guna menyelesaikan tingkah-laku. Saat pribadi dengan kecacatan itu mendapati diagnosa dengan betul serta dipulihkan bagi keadaannya sejak awal, maka sanggup memahami guna menyelesaikan kekacauan dan menyetujui bahwa korban merasakan normal kembali.

Pengobatan Alternatif Sindrom Tourette

Meskipun tidak ada pengobatan yang diketahui untuk menyembuhkan sindrom Tourette sepenuhnya, beberapa pengobatan alternatif dapat membantu mengelola gejala dan meningkatkan kualitas hidup. Namun, sebaiknya selalu konsultasikan dengan dokter sebelum mencoba metode pengobatan alternatif apa pun, untuk memastikan keselamatan dan efektivitasnya. Berikut beberapa metode yang dapat dipertimbangkan:

  1. Terapi perilaku: Terapi perilaku seperti terapi perilaku kognitif, terapi perilaku berbasis komunitas, dan terapi perilaku yang berfokus pada tic dapat membantu individu dengan sindrom Tourette mengelola gejala mereka dan belajar strategi untuk mengurangi tics.
  2. Terapi relaksasi: Teknik-teknik relaksasi seperti meditasi, biofeedback, atau yoga dapat membantu mengurangi stres dan kecemasan, yang dapat memperburuk gejala Tourette.
  3. Akupunktur: Beberapa penelitian menunjukkan bahwa akupunktur dapat membantu mengurangi keparahan tics dan mengelola gejala Tourette. Namun, efektivitasnya belum sepenuhnya terbukti, dan konsultasi dengan dokter yang terlatih dalam akupunktur sangat disarankan sebelum mencobanya.
  4. Suplemen makanan: Beberapa suplemen, seperti magnesium dan asam lemak omega-3, telah diteliti untuk pengaruhnya terhadap gejala Tourette. Namun, penting untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi suplemen, karena dapat terjadi interaksi dengan obat-obatan lain atau kondisi kesehatan yang ada.
  5. Hipnoterapi: Beberapa individu telah melaporkan manfaat dari hipnoterapi dalam mengelola gejala Tourette. Meskipun demikian, perlu diingat bahwa respons terhadap terapi ini dapat bervariasi, dan penting untuk mencari praktisi terlatih dan berpengalaman.

Sekali lagi, penting untuk diingat bahwa pengobatan medis konvensional dan konsultasi dengan dokter yang terlatih adalah hal yang penting dalam pengelolaan sindrom Tourette. Terapi alternatif dapat menjadi pelengkap, tetapi tidak boleh menggantikan pengobatan utama yang direkomendasikan oleh dokter.

Referensi

  1. CDC : What is Tourette Syndrome? :https://www.cdc.gov/ncbddd/tourette/facts.html

  2. NHS : Tourette’s syndrome : https://www.nhs.uk/conditions/tourettes-syndrome/

  3. Mayo Clinic : Tourette syndrome : https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/tourette-syndrome/symptoms-causes/syc-20350465

  4. TS : What is Tourette Syndrome? : https://tourette.org.au/about-tsaa/what-is-tourette-syndrome/

  5. Cleveland Clinic : Tourette’s Syndrome: Management and Treatment : https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/5554-tourette-syndrome/management-and-treatment

Mahendra Pratama

Mahendra Pratama, seorang ahli gizi berusia 52 tahun dan bekerja di Handal Dok sebagai penulis/editor. Ia lulus dari Universitas Wijaya Kusuma sekitar 25 tahun yang lalu. Dia adalah mahasiswa yang berprestasi. Mahendra sering menulis artikel tentang nutrisi atau cara menjaga kesehatan. Dia memiliki hobi - yoga.

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *