Sulit BAB (Sembelit)
Susah buang air besar sama artinya dengan sembelit, dimana hal yang langka terjadi namun setiap orang pasti pernah mengalaminya. Sembelit terjadi karena buang air besar menjadi lebih jarang serta tinja menjadi sulit untuk dikeluarkan. Penyebab susah buang air besar lazimnya disertai oleh sejumlah faktor, mulai perubahan pola makan, dimana asupan serat yang kurang memadai. Mengalami kurang dari tiga kali buang air besar dalam seminggu, hal tersebutlah dinamakan sembelit. Susah buang air besar (sembelit) adalah salah satu keluhan gastrointestinal dimana paling lazim terjadi di Amerika Serikat. Sesuai penelitian yang dilakukan bahwa paling tidak ada 2,5 juta orang setiap tahun sanggup menemui dokter karena mengalami sembelit. Orang-orang dari segala usia pasti pernah mengalami BAB kurang lancar (sembelit). Namun ada juga orang serta kondisi tertentu, dimana mereka mengalami kesusahan buang air besar yang lebih konsisten.
Berikut adalah orang serta kondisi yang lebih cenderung mengarah pada susahnya buang air besar, meliputi:
- Orang dengan usia lebih tua, dimana lebih cenderung kurang aktif. Mempunyai metabolisme yang lebih lambat serta kekuatan kontraksi otot yang lebih sedikit di sepanjang saluran pencernaan mereka daripada ketika masih muda.
- Wanita hamil serta setelah melahirkan, dimana perubahan hormon wanita sanggup membuat menjadi rentan terhadap sembelit. Bayi dalam rahim sanggup menekan usus sehingga memperlambat perjalanan janin.
- Makanan kurang serat, makanan dengan serat tinggi sanggup membuat makanan tetap bergerak melalui sistem pencernaan.
- Mengkonsumsi obat tertentu.
- Mempunyai penyakit saraf tertentu.
BAB kurang lancar sanggup terjadi karena usus besar menyerap terlalu banyak air dari limbah, dimana sanggup mengeringkan tinja sehingga sulit mendorong tinja untuk keluar.
Gejala susah buang air besar
Saat kesulitan buang air besar (BAB), individu akan mengalami sejumlah gejala dimana sanggup mengantarkan mereka untuk bertemu dokter.
Berikut adalah gejala buang air besar tidak lancar, meliputi:
- Kurang dari tiga kali buang air besar dalam seminggu.
- Tinja keras, kering, serta kental.
- Tinja yang sulit dikeluarkan.
- Barangkali pendarahan pada rektum.
- Darah pada tinja.
- Sakit perut terus-menerus.
- Tidak sanggup mengeluarkan gas.
- Muntah.
- Demam.
- Nyeri punggung bawah.
Penyebab susah buang air besar
Buang air besar tidak lancar sanggup disertai oleh sejumlah faktor. Buang air besar tidak lancar juga sanggup terjadi lebih dari satu penyebab. Peran pokok usus besar adalah menyerap air dari sisa makanan ketika melewati sistem pencernaan, lalu menghasilkan tinja (limbah). Otot-otot usus besar mendorong limbah keluar dari rektum untuk dibuang. Bila tinja berada terlalu lama di usus, itu akan menjadi keras serta sulit untuk dikeluarkan. Salah satu penyebab umum BAB kurang lancar adalah pola makan yang buruk. Serat makanan dan asupan air yang cukup sangat diperlukan dalam menjaga feses tetap lunak. Makanan kaya serat lazimnya diproduksi dari tumbuh-tumbuhan. Serat sanggup muncul dalam bentuk larut maupun tidak larut. Serat larut sanggup larut dalam air serta menciptakan bahan yakni gel yang lembut saat melewati sistem pencernaan. Sedangkan Serat tidak larut sanggup mempertahankan sebagian besar strukturnya saat melewati sistem pencernaan. Kedua bentuk serat tersebut bergabung dengan tinja, meningkatkan berat serta ukurannya, juga melakukannya. Hal tersebut sanggup membuatnya mudah untuk melewati rektum.
Berikut adalah penyebab susah buang air besar lainnya, meliputi:
- Stres.
- Perubahan rutinitas.
- Diet rendah serta, termuat daging, susu, keju.
- Dehidrasi.
- Kurang berolahraga.
- Menunda untuk buang air besar.
- Mengkonsumsi obat-obatan tertentu.
Diagnosa
Banyak orang mengalami BAB tidak lancar memilih untuk mengobati sendiri dengan mengubah pola makan mereka, rutin berolahraga, serta mengkonsumsi obat supaya BAB lancar dimana dijual secara bebas. Namun sesuai penelitian bahwa mengkonsumsi obat supaya BAB lancar dimana dijual secara bebas sangat tidak disarankan karena tidak menggunakan resep dokter. Anda sanggup menemui dokter serta berkonsultasi sesuai dengan gejala yang dialami, tanpa harus mengkonsumsi obat supaya BAB lancar, dimana obat tersebut tergolong obat bebas. Salah satu hal yang barangkali akan ditanyakan dokter adalah mengenai riwayat kesehatan Anda, serta apa saja yang dikonsumsi selama ini. Tidak cuma itu, dokter juga akan melakukan pemeriksaan fisik, termuat pemeriksaan dubur dan tes darah dalam memeriksa jumlah darah, elektrolit, serta fungsi tiroid pasien. Dalam kasus BAB tidak lancar dalam fase parah, barangkali dibutuhkan tes tambahan.
Berikut adalah tes tambahan dimana sanggup dilakukan pada fase parah, meliputi:
- Studi penanda. Studi penanda dimana dinamakan sebagai studi transit kolorektal, dimana berperan menguji bagaimana makanan bergerak melalui usus besar.
- Manometri anorektal. Manometri anorektal adalah tes yang berperan mengevaluasi fungsi otot sfingter anal.
- Barium enema X-ray. Barium enema X-ray adalah jenis tes dimana sanggup berperan memeriksa usus besar.
- Kolonoskopi. Kolonoskopi adalah jenis tes lain dimana sanggup digunakan dokter dalam memeriksa usus besar. Dalam tes ini, dokter akan memeriksa usus besar menggunakan tabung dimana dilengkapi dengan kamera dan sumber cahaya (kolonoskop).
Cara mengatasi BAB tidak lancar
BAB tidak lancar lazimnya disertai dengan sensasi tidak nyaman di perut bagian bawah. Tidak cuma itu, buang air besar menjadi tidak nyaman karena pasien perlu mengejan dengan keras. Kalaupun berhasil, fesesnya biasanya keras dan kecil, sehingga akan timbul rasa defekasi yang tidak tuntas. Dalam sejumlah kasus, tinja berdarah bahkan barangkali timbul karena tinja yang keras. Oleh karena itu, diperlukan cara mengatasi BAB tidak lancar tersebut.
Berikut adalah bagaimana cara mengatasi BAB tidak lancar, meliputi:
- Ubah pola makan. BAB tidak lancar hampir selalu disebabkan oleh asupan serat dan cairan yang tidak mencukupi. Serat dan cairan sanggup membantu usus berfungsi lebih lancar dan memudahkan untuk buang air besar. Sumber serat yang baik adalah buah-buahan, sayuran atau biji-bijian. Pada saat yang sama, untuk cairan disarankan untuk minum 1,5 hingga 2 liter air sehari, kecuali bila dokter menyarankan untuk membatasi asupan cairan karena alasan tertentu. Tidak cuma itu, individu sanggup mencoba mengkonsumsi sejumlah makanan dimana bisa melancarkan buang air besar. Hindari minuman berkafein, karena sanggup menimbulkan dehidrasi serta tinja kering. Hindari produk susu, karena sejumlah orang lazimnya mengalami kesulitan buang air besar setelah mengkonsumsinya.
- Kelola stress serta rutin olahraga. Stres terkadang mengencangkan otot-otot usus besar, dimana sanggup mengurangi olahraga serta memperlambat perjalanan feses di usus. Hal tersebut menimbulkan lebih banyak air yang diserap dan feses menjadi lebih keras. Karena itu, stres menjadi salah satu penyebab BAB kurang lancar serta memperburuk keadaan, terutama bila pernah menderita IBS sebelumnya. Untuk mengendalikan stres, Individu sanggup melakukan berbagai aktivitas aktif, yakni meditasi, mengasah hobi, hingga berolahraga. Selain mengurangi stres, olahraga teratur juga sanggup membantu usus bergerak lebih teratur sehingga mengurangi sembelit. Berolahraga secara teratur, minimal 30 menit sehari.
- Stop tunda ke toilet. Menunda buang air besar tidak cuma membuat individu merasa kurang nyaman, namun juga sanggup menimbulkan sembelit. Oleh sebab itu, bila ingin buang air besar, segeralah ke toilet.
BAB tidak lancar sanggup pulih hanya dengan mengubah pola makan serta gaya hidup sehat. Bila cara mengatasi BAB tidak lancar dimana telah dijelaskan diatas tidak sanggup mengobati sembelit, maka segera temui dokter dalam memperoleh penanganan lebih lanjut.
Referensi:
- Healthline : constipation : https://www.healthline.com/health/constipation
- NIH : symptoms of constipation : https://www.niddk.nih.gov/health-information/digestive-diseases/constipation/symptoms-causes
- Cleveland Clinic : what is constipation : https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/4059-constipation
- WebMD : constipation : https://www.webmd.com/digestive-disorders/digestive-diseases-constipation