Konstipasi

Pemahaman konstipasi

Buang air besar atau defekasi (eliminasi fekal) adalah suatu proses pembuangan atau pengeluaran sisa metabolisme berupa feses yang berasal dari saluran pencernaan melalui anus. Penyakit konstipasi atau penyakit sembelit adalah gangguan buang air besar berupa berkurangnya frekuensi buang air besar atau gangguan eliminasi. Dimana penderita akan merasakan sensasi tidak puasnya buang air besar, terdapat rasa sakit dan harus mengejan atau feses keras. 

Sedangkan menurut dokter, seseorang dinyatakan menderita konstipasi apabila ia buang air besar kurang dari 3 kali seminggu dan kondisi tersebut berlangsung selama beberapa minggu atau bahkan berbulan-bulan. Konstipasi umumnya bersifat sementara, tetapi konstipasi dapat menjadi kronik (kronis) apabila berlangsung selama minimal 6 bulan. Konstipasi lebih sering terjadi pada wanita, lansia, bayi (terutama yang diberikan susu botol) dan pada anak-anak (terutama pada mereka yang sering “menahan diri” karena tidak suka ke toilet di sekolah).

Kehamilan merupakan predisposisi konstipasi. Sulitnya buang air besar pada wanita hamil, sebagai akibat dari penurunan kontraksi usus, dimana perubahan hormonal dan kompresi usus besar oleh rahim menyebabkan proses pencernaan menjadi lebih lambat. Prinsip pencegahan pada ibu hamil identik dengan yang harus dilakukan perempuan lain, yang dilakukan berdasarkan pada konsumsi minuman, buah-buahan, sayur-sayuran dan olahraga ringan seperti berjalan kaki.

apa itu Konstipasi

Penyebab konstipasi

Mekanisme yang terlibat dalam terjadinya konstipasi dapat bervariasi, diantaranya:

Usus besar, rektum dan anus

Susah atau jarang buang air besar (BAB) terutama pada orang dewasadapat terjadi karena perlambatan perkembangan makanan di sepanjang usus besar, sementara rektum (bagian terminal usus besar) serta anus (sembelit terminal) juga mengalami kesulitan dalam mengeluarkan feses. 

Gaya hidup 

Disadari atau tidak, beberapa gaya hidup juga dapat menyebabkan konstipasi. Diantaranya:

  • Kurang minum
  • Kurang olahraga
  • Tidur terlalu lama
  • Proses ketika mengunyah yang tidak sempurna 
  • Pola  makan yang tidak seimbang atau tidak cukup kaya serat
  • Menahan diri untuk pergi ke kamar mandi saat keinginan itu sudah terasa.

Menderita penyakit tertentu

Beberapa konstipasi dapat disebabkan oleh perkembangan tumor pencernaan atau penyakit radang  yang menghalangi jalannya makanan melalui saluran pencernaan. Gejalanya dapat berupa kehilangan berat badan tanpa sebab yang jelas atau terdapat darah pada tinja.

Konsumsi obat-obatan tertentu

Obat-obatan tertentu juga dapat berkontribusi terhadap perkembangan konstipasi, seperti obat penyakit parkinson, depresi, hipertensi, penyakit jantung atau obat nyeri (morfin).

Gejala konstipasi

Konstipasi atau susah buang air besar (terutama konstipasi kronik) sebagai akibat dari menurunnya motilitas usus, dapat ditandai dengan beberapa gejala, antara lain:

  • Sembelit berlanjut, disertai dengan perut kembung
  • Jumlah feses yang kurang, konsistensinya keras dan kering
  • Muncul gejala lain, seperti demam, penurunan berat badan, darah di tinja, muntah, nyeri dubur dan sakit perut
  • Muncul masalah kesehatan lain, seperti masalah usus, hipertensi, diabetes, gangguan tiroid dan penyakit ginjal atau hati.

Komplikasi konstipasi

Dalam kondisi normal, otot-otot di usus akan meremas dan mendorong feses (kotoran) secara ritmis melalui rektum, dimana rektum berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara feses. Konstipasi mengakibatkan obstipasi, yaitu penimbunan feses yang keras akibat adanya penyakit atau adanya obstruksi pada saluran cerna (tidak adanya pengeluaran tinja minimal 3 hari). Hal ini berujung pada penumpukan kotoran di bagian bawah sehingga dapat mengakibatkan munculnya komplikasi, berupa:

  • Hemoroid (wasir) 
  • Megakolon, pelebaran atau pembesaran abnormal pada usus besar atau kolon.
  • Pada bayi dapat terjadi Megacolon Congenital atau hirschprung. Kondisi dimana saraf yang mengendalikan otot-otot (sel ganglion) hilang dari bagian dari usus, sehingga tinja tidak dapat didorong melalui usus secara lancar.

Pengobatan dan pencegahan konstipasi

Pemeriksaan atau diagnosa konstipasi akan dilakukan oleh dokter dengan menanyakan riwayat kesehatan, menanyakan gejala (termasuk durasi gejala tersebut terjadi), dan melakukan pemeriksaan fisik. Pengobatan dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti konsumsi obat-obatan, konsumsi bahan alami dan yang paling penting adalah perubahan serta menjaga gaya hidup sehat. 

Berikut ini akan dijelaskan lebih lanjut mengenai cara-cara tersebut.

Perbaikan dan pencegahan dengan menjaga gaya hidup sehat

Untuk mengatasi konstipasi, penderita harus memperbaiki gaya hidup terlebih dahulu. Setelah itu tetap jaga gaya hidup sehat untuk mencegah konstipasi terjadi kembali. Gaya hidup sehat yang dapat dilakukan secara teratur, antara lain:

  • Batasi konsumsi pati dan tepung, seperti kentang atau nasi
  • Lakukan aktivitas fisik atau berolahraga minimal 30 menit per hari
  • Konsumsi air putih yang banyak, minimal sekitar 1,5-2 liter per hari
  • Perbanyak konsumsi serat nabati, seperti sayuran hijau, salad, buah, sereal, atau roti gandum.

Buah-buahan segar yang dapat membantu mengatasi konstipasi, diantaranya alpukat, anggur, apel (beserta kulitnya), lemon dan kiwi. Hindari beberapa sayuran seperti artichoke, kubis atau endives yang mengandung serat keras hingga terkadang dapat ditoleransi dengan buruk oleh tubuh. 

Obat-obatan

Terkadang, tindakan diet higienis ini harus disertai dengan perawatan menggunakan obat. Ada beberapa jenis obat yang dapat digunakan, seperti:

Obat pencahar

Obat ini bekerja dengan cara  melunakkan feses. Hindari penggunaan dalam jangka panjang karena dapat mengiritasi dinding usus dan secara paradoks menyebabkan sembelit kronis. Ada beberapa jenis obat pencahar, yaitu:

  • Pencahar osmotik, yang dapat meningkatkan volume cairan usus dengan melunakkan tinja untuk mendorong evakuasi
  • Pencahar pemberat, obat ini dapat menjadi membesar (membengkak) di usus saat bersentuhan dengan air sehingga dapat meningkatkan volume tinja untuk mendorong evakuasi. Efek sampingnya, seperti kembung 
  • Pencahar pelumas, obat ini melumasi isi usus untuk melunakkan tinja dan memfasilitasi perjalanannya. Efek sampingnya berupa iritasi pada anus, kram perut, dan sulit menelan
  • Pencahar perangsang, merangsang keterampilan motorik usus dan menurunkan reabsorpsi air dan elektrolit di usus besar. Obat ini digunakan sebagai pilihan terakhir dan tidak direkomendasikan dalam kasus sembelit kronis serta pada wanita hamil, obat harus dihentikan setelah 1-2 minggu penggunaan.

Suppositoria atau enema

Terkadang suppositoria atau enema rektal (Microlax) dibutuhkan, obat ini membuat rektum berkontraksi dan bekerja dalam waktu kurang dari 1 jam. Hindari penggunaan dalam jangka panjang karena dapat menyebabkan iritasi dan rasa tidak nyaman. Obat ini tidak direkomendasikan pada penderita ambeien dan penderita penyakit radang usus besar.

Mengobati konstipasi pada bayi dan anak-anak

Dalam semua kasus konstipasi pada bayi atau anak kecil, berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu merupakan suatu keharusan. Mengobati konstipasi pada bayi dan anak-anak dapat dilakukan dengan menggabungkan kebiasaan pola makan dan meluangkan waktu ke kamar mandi, dalam  “rangkaian persiapan”  sebelum berangkat ke sekolah. Pola makan yang baik, seperti konsumsi buah-buahan (segar) atau sayuran 3 kali sehari, dan biji-bijian dapat mengatasinya. Apabila konstipasi disebabkan oleh faktor psikologis, maka pastikan anak meluangkan waktu untuk ke kamar mandi. Apabila diperlukan dokter dapat meresepkan obat pencahar osmotik ringan untuk melembabkan dan melembutkan feses, pelumas (seperti minyak parafin) untuk memfasilitasi saluran anus (terutama  jika terjadi retakan), serta supositoria rektal yang dapat memicu buang air besar pada awal pengobatan dan enema untuk mengevakuasi feses yang sudah lama menumpuk dan mengeras (namun cara ini jarang digunakan).

Referensi:

  1. RSUP Dr. Sarjito: Megacolon Congenital: (https://sardjito.co.id/2019/09/30/megacolon-congenital/)
  2. Universitas Lampung: Chronic Constipation With Hemorrhoid at Single Man Because Of Unhealthy Lifestyle: (file:///D:/MyDocs/Downloads/425-829-1-SM.pdf)
  3. Kompas.com: Konsumsi 5 Buah Berikut Sebagai Cara Mengatasi Sembelit: (https://health.kompas.com/read/2020/04/21/060600568/konsumsi-5-buah-berikut-sebagai-cara-mengatasi-sembelit?page=all)

Mahendra Pratama

Mahendra Pratama, seorang ahli gizi berusia 52 tahun dan bekerja di Handal Dok sebagai penulis/editor. Ia lulus dari Universitas Wijaya Kusuma sekitar 25 tahun yang lalu. Dia adalah mahasiswa yang berprestasi. Mahendra sering menulis artikel tentang nutrisi atau cara menjaga kesehatan. Dia memiliki hobi - yoga.

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *