Vaksin PCV untuk Pencegahan Gejala Meningitis
Vaksin PCV sanggup disebut imunisasi PCV. Vaksin PCV adalah vaksin yang sanggup berperan mencegah infeksi dimana ditimbulkan oleh bakteri pneumokokus yang menjadi penyebab berbahaya, yakni meningitis dan pneumonia. Itulah sebabnya mengapa vaksin PCV merupakan salah satu nama vaksin meningitis. Peran vaksin PCV adalah sebagai pelindung terhadap bakteri pneumokokus, dimana yang sebagian besar terjadi pada anak-anak dibawah usia 5 tahun. Sebelum vaksin, bakteri pneumokokus sanggup menimbulkan lebih dari 700 kasus meningitis, 13.000 infeksi darah, dan 5 juta infeksi telinga pada anak-anak di bawah 5 tahun setiap tahun. Namun dengan adanya vaksin tersebut sanggup secara efektif mencegah penyakit pada hingga 90 persen orang yang mendapatkannya.
Pneumococcal conjugate vaccine maupun vaksin PCV adalah vaksin dimana terbagi menjadi dua, yakni pneumococcal conjugate vaccine (PCV13) dan pneumococcal polysaccharide vaccine (PPSV23). Kedua vaksin tersebut sanggup diberikan pada anak-anak maupun orang dewasa. Pneumococcal conjugate vaccine (PCV13) disarankan untuk semua anak umur 2 tahun ke bawah atau lebih dengan kondisi medis tertentu. Sedangkan pneumococcal polysaccharide vaccine (PPSV23) disarankan untuk semua orang dewasa berusia 65 tahun atau lebih, orang berusia 2 hingga 64 tahun dengan kondisi medis tertentu, dan orang dewasa berusia 19 hingga 64 tahun yang merokok.
Manfaat vaksin PCV untuk meningitis
Diketahui bahwa vaksin PCV adalah salah satu nama vaksin meningitis. Sebelum membahas manfaat vaksin PCV khususnya pada penyakit meningitis, namun harus diketahui terlebih dahulu apa gejala meningitis secara lazim.
Berikut adalah gejala meningitis secara lazim sebelum membahas manfaat vaksin PCV, meliputi:
- Leher kaku
- Kejang-kejang
- Kantuk
- Demam
- Sakit kepala
- Sulit bernapas
- Batuk
Berikut adalah manfaat vaksin PCV untuk meningitis, meliputi:
- Berperan mencegah terjadinya penyakit meningitis dimana disebabkan oleh bakteri, yakni bakteri pneumokokus. Dimana diketahui proses penularan bakteri ini sangat cepat yakni lewat kontak langsung dengan si penderita. Maka dengan itu menerima vaksin PCV sanggup mencegah tertularnya.
- Dikarenakan banyak korban meninggal akibat penyakit meningitis ini, terlebih dimana sebelum vaksin PCV dimana merupakan nama vaksin meningitis belum ditemukan. Namun dengan ditemukannya vaksin tersebut sanggup mengurangi jumlah kematian.
Siapa yang perlu menerima vaksin?
Perlu ditekankan bahwa yangs sering terkena dampak bakteri pneumokokus adalah di usia 5 tahun kebawah serta lansia. Oleh sebab itu, anak-anak serta lansia wajib menerima vaksin PCV maupun imunisasi PCV tersebut. Tidak hanya pada anak-anak serta lansia, namun ada juga sejumlah kondisi dimana wajib menerima vaksin PCV ini.
Berikut adalah kondisi yang harus menerima vaksin, meliputi:
- Kelainan bawaan dari lahir, termuat penyakit jantung.
- Penyakit kronis (asma, diabetes).
- Kelainan darah (thalasemia, anemia sel sabit).
- Sistem imun tubuh yang lemah.
- Riwayat operasi.
- Kebiasaan merokok.
Pada ibu hamil, pemberian vaksin PCV lebih baik ditunda hingga melahirkan. Tidak hanya pada ibu hamil, vaksin PCV juga tidak diizinkan pada individu yang anafilaktik terhadap vaksin.
Jadwal imunisasi PCV yang tepat
Jadwal imunisasi PCV pada setiap orang berbeda-beda bergantung pada usia setiap individu, termuat anak-anak hingga lansia.
Berikut adalah jadwal imunisasi PCV pada anak-anak, meliputi:
- Anak usia 2,4, 6 bulan vaksin PCV diberikan, lalu diulang pada usia 12-15 bulan.
- Anak usia 7-12 bulan yang belum menerima vaksin PCV, maka pemberikan vaksin PCV diberikan sebanyak 2 kali dengan dosis pemberian vaksin PCV pertama dan kedua diberi jeda 2 bulan.
- Anak usia 1 tahun yang belum menerima vaksin PCV, maka pemberian vaksin PCV hanya dilakukan sekali. Tetapi pemberian vaksin PCV ulang sanggup diberikan setidaknya 2 bulan setelah dilakukan vaksin PCV pertama.
Untuk orang dewasa umur 50 tahun ke atas, pemberian vaksin PCV cukup sekali seumur hidup. Namun pada individu yang memiliki kondisi tertentu, yakni berisiko tinggi terhadap bakteri pneumokokus karena kebiasaan buruk merokok, dosis pemberian vaksin PCV sanggup diberikan sekali maupun rutin setiap 5 tahun sekali.
Efek samping imunisasi PCV
Sama dengan vaksin maupun imunisasi pada umumnya dimana menimbulkan sejumlah efek samping. Efek samping imunisasi PCV juga sanggup terjadi. Efek samping imunisasi PCV yang sanggup timbul adalah, nyeri, demam, serta bengkak di area penyuntikan vaksin tersebut, tidak cuma itu, nafsu makan juga sanggup berkurang. Namun tidak perlu dikhawatirkan karena efek samping imunisasi itu adalah hal yang lazim serta sanggup pulih dalam 2 hari. Vaksin PCV juga sanggup menimbulkan efek samping yang langka terjadi, yakni berupa alergi biasa maupun alergi berat (anafilaksis). Tetapi pemberian vaksin PCV ini adalah hal yang aman serta tepat dalam mencegah bakteri yang berbahaya, yakni bakteri pneumokokus. Tetapi, sangat disarankan terlebih dahulu untuk konsultasi ke dokter sebelum melakukan vaksin PCV tersebut dalam memperoleh penjelasan yang tepat.
Referensi:
- Babycenter : benefits of the pneumococcal vaccine : https://www.babycenter.com/health/doctor-visits-and-vaccines/the-pneumococcal-vaccine_13782
- WebMD : pneumococcal vaccine : https://www.webmd.com/children/vaccines/pneumococcal-vaccine-1
- CDC : types of pneumococcal vaccine : https://www.cdc.gov/vaccines/vpd/pneumo/public/index.html
- Kidshealth : what is pneumococcal vaccine : https://kidshealth.org/en/parents/pneumococcal-vaccine.html