Vertigo
Penjelasan
Vertigo adalah perasaan ketika seseorang merasa bergerak padahal sebenarnya tidak atau mungkin terasa seolah-olah ruangan dan benda-benda disekitar bergerak dan berputar padahal sebenarnya tidak. Vertigo ditandai oleh sensasi berputar yang luar biasa, dimana kondisi ini dapat mempengaruhi keseimbangan tubuh.
Serangan vertigo dapat berlangsung beberapa detik hingga berjam-jam. Namun untuk beberapa kasus yang sudah parah, vertigo dapat berlangsung selama beberapa hari atau bulan. Seseorang yang menderita penyakit kardiovaskuler (terutama lansia), infeksi telinga, memiliki riwayat trauma kepala dan mengkonsumsi obat-obatan tertentu dapat lebih beresiko terserang vertigo.
Komplikasi dan perawatan penyakit terkait vertigo (vertigo-associated disease atau VAD) akan tergantung pada penyebabnya. Penyakit Meniere tidak dapat disembuhkan, tetapi ada cara untuk mengatasi gejalanya. Perawatan dapat dilakukan dengan manuver fisik tertentu dan obat khusus yang disebut vestibular blocking agents.
Prevalensi vertigo di Indonesia pada tahun 2017 adalah 50% dari orang tua berumur 75 tahun, pada tahun 2018 50% dari usia 40-50 tahun dan merupakan keluhan nomor tiga paling sering dikeluhkan oleh penderita yang datang ke praktek umum setelah nyeri kepala dan stroke (Pulungan,2018).
Penyebab vertigo
Penyebab vertigo dapat dikategorikan menjadi 2, yaitu:
Vertigo perifer
Vertigo perifer terjadi sebagai akibat dari masalah di telinga bagian dalam atau saraf vestibular, saraf yang menghubungkan telinga bagian dalam dengan otak, sehingga akan menyebabkan munculnya sensasi pusing (vertigo). Vertigo perifer dapat disebabkan karena:
Vestibulopathy perifer akut atau Acute Peripheral Vestibulopathy (APV)
APV adalah radang telinga bagian dalam yang dapat menyebabkan timbulnya vertigo secara tiba-tiba.
Labirinitis (labyrinthitis)
Labirinitis adalah kondisi medis yang dapat terjadi ketika infeksi menyebabkan peradangan pada labirin telinga bagian dalam, infeksi disebabkan oleh virus flu.
Perilymphatic fistula (PLF)
PLF adalah suatu kondisi dimana terjadi komunikasi abnormal antara telinga tengah dan telinga bagian dalam yang dapat menyebabkan vertigo. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh cacat atau cedera (robek telinga bagian dalam).
PLF dapat menyebabkan vertigo, gangguan pendengaran, tinnitus, kelumpuhan dan kepenuhan aural (tekanan atau perasaan penuh di telinga). Ketidakjelasan gejala yang disebabkan oleh PLF dan gejala tumpang tindih dari proses penyakit lainnya membuat diagnosis sulit dipahami.
Benign paroxysmal positional vertigo (BPPV)
BPPV adalah suatu gerakan kepala spesifik yang menyebabkan vertigo. Kondisi ini disebabkan oleh kristal kalsium yang mengambang di saluran telinga berbentuk setengah lingkaran.
Neuronitis Vestibular atau peradangan saraf vestibular
Vertigo dapat muncul dan mungkin disertai penglihatan yang kabur, mual yang parah, atau gangguan keimbangan tubuh.
Penyakit Meniere atau penyakit telinga bagian dalam
Ménière dapat disebabkan karena faktor genetik atau karena adanya penyempitan pembuluh darah, infeksi virus, atau respons autoimun dan dapat menyebabkan penumpukan cairan di telinga bagian dalam yang disertai suara denging di telinga serta gangguan pendengaran. Kondisi ini umumnya terjadi pada mereka yang berusia 40-60 tahun.
Otosclerosis
Aterosklerosis (otosclerosis) adalah suatu kondisi di mana telah terjadi kelainan pertumbuhan tulang di telinga bagian dalam yang dapat menjadi penyebab penyakit vertigo. Gejalanya seperti gangguan pendengaran dan telinga berdenging. Penyebab aterosklerosis secara pasti belum diketahui, namun umumnya disebabkan oleh faktor genetik.
Vertigo sentral
Vertigo sentral terjadi ketika ada masalah pada bagian batang otak atau otak kecil, sehingga dapat menyebabkan munculnya sensasi pusing (vertigo). Otak kecil adalah bagian dari otak belakang yang mengontrol koordinasi gerakan dan keseimbangan. Penyebab vertigo sentral meliputi:
Stroke
Stroke terjadi akibat pembekuan darah atau pendarahan di otak, hal ini dapat menjadi salah satu penyebab vertigo mendadak. Stroke disebabkan ketika suplai darah ke bagian otak terganggu atau berkurang, yang menghambat jaringan otak mendapatkan oksigen dan nutrisi. Kondisi ini pada akhirnya menyebabkan sel-sel otak mulai mati dalam beberapa menit.
Migrain
Migrain adalah sakit kepala sebelah yang terasa berdenyut. Migrain merupakan penyakit saraf yang menimbulkan sejumlah gejala, seperti mual, muntah, dan sensitif terhadap cahaya dan suara. Sekitar 40 persen orang yang menderita migrain juga memiliki masalah dengan pusing atau keseimbangan pada suatu waktu, kondisi ini bahkan dikenal sebagai vertigo terkait migrain.
Neuroma akustik
Neuroma akustik adalah tumor jinak yang berkembang di saraf utama dari telinga bagian dalam ke otak, yang dapat menjadi penyebab penyakit vertigo. Awalnya mungkin tidak menimbulkan gejala yang jelas, namun gejalanya cenderung berkembang secara bertahap dan sering, di antaranya vertigo, gangguan pendengaran, berdenging, sakit kepala persisten, penglihatan kabur, mati rasa, masalah dengan koordinasi tungkai (ataksia), suara serak, dan kesulitan menelan.
Chiari Malformation
Chiari malformation adalah kondisi di mana jaringan otak meluas ke kanal tulang belakang yang dapat menjadi penyebab vertigo. Kondisi ini terjadi ketika bagian dari kelainan tengkorak kecil atau cacat menekan otak dan memaksanya ke bawah.
Penyakit Parkinson
Parkinson dapat mempengaruhi gerakan dan keseimbangan tubuh, sehingga dapat juga mengakibatkan vertigo. Penyakit parkinson adalah kelainan gerakan dan keseimbangan yang memengaruhi sistem saraf. Gangguan gerakan lainnya, termasuk cerebral palsy, ataxia, dan sindrom tourette. Kondisi ini terjadi ketika perubahan sistem saraf memengaruhi kemampuan seseorang untuk bergerak atau diam.
Multiple Sclerosis
Kebanyakan penderita penyakit neurologis yang dikenal sebagai multiple sclerosis mengalami vertigo beberapa kali dalam hidupnya. Multiple sclerosis adalah penyakit yang berpotensi melumpuhkan otak dan sumsum tulang belakang (sistem saraf pusat). Dalam multiple sclerosis, sistem kekebalan tubuh menyerang selubung pelindung (mielin) yang menutupi serabut saraf dan menyebabkan masalah komunikasi antara otak dan seluruh tubuh, pada akhirnya dapat menyebabkan kerusakan permanen atau kerusakan saraf.
Kondisi lain yang dapat menyebabkan munculnya vertigo, diantaranya:
- Alergi
- Sifilis
- Diabetes
- Kehamilan
- Tumor otak
- Gangguan kecemasan
- Cedera kepala dan leher
- Perubahan tekanan udara
- Konsumsi obat-obatan tertentu, seperti obat anti kejang, obat antidepresan, obat penenang, dan obat tekanan darah.
Gejala
Vertigo sering dipicu oleh perubahan posisi kepala dan digambarkan sebagai suatu perasaan miring, bergoyang, tidak seimbang, ditarik ke satu arah, pusing berputar atau terasa mirip dengan mabuk perjalanan.
Gejala vertigo, antara lain:
- Mual
- Muntah
- Berkeringat
- Sakit kepala
- Sulit menelan
- Kesulitan bicara
- Mulut tidak simetris
- Tersandung saat berjalan
- Gerakan mata yang tidak normal
- Salah satu sisi badan terasa lemas
- Telinga berdenging atau gangguan pendengaran.
Komplikasi vertigo
Bahaya vertigo tidak semata-mata akibat penyakit penyebabnya, tetapi juga berhubungan dengan gejala penyertanya. Komplikasi yang dapat muncul akibat gejala vertigo, diantaranya:
- Hilangnya pendengaran
- Terganggunya penglihatan
- Risiko jatuh dan cedera akibat kehilangan keseimbangan
- Dehidrasi, sebagai akibat mual-muntah yang menyertai vertigo
- Menurunnya kualitas hidup, sebagai akibat vertigo kronis sehingga penderita mengalami stres, gangguan emosi, dan terganggunya konsentrasi.
- Nistagmus vertikal (gerakan mata yang lambat ke satu arah, diikuti gerakan cepat ke arah sebaliknya), gerakan mata ini merupakan gerakan yang tidak disadari dan tidak dapat dikontrol (involunter)
Komplikasi yang dapat terjadi akibat vertigo, antara lain:
- Penurunan kesadaran
- Tekanan darah tinggi (hipertensi)
- Kelainan irama jantung (fibrilasi atrium)
Diagnosa
Seperti pada umumnya setiap diagnosa akan dilakukan oleh dokter dengan menanyakan riwayat kesehatan (baik individu maupun keluarga), menanyakan gejala, melakukan pemeriksaan fisik dan melakukan tes tambahan.
Beberapa pemeriksaan atau tes tambahan yang mungkin dilakukan dokter, adalah:
Head-thrust test
Tes dilakukan dengan melihat bagian dalam hidung, meminta pasien untuk membuat gerakan kepala cepat ke samping dan meneliti gerakan mata pasien.
Tes fukuda-unterberger
Pasien diminta untuk berbaris di tempat dengan mata tertutup tanpa bersandar dari sisi ke sisi.
Tes romberg
Pasien diminta berdiri dengan kaki rapat dan mata terbuka, lalu tutup mata dan coba jaga keseimbangan.
Tes dix-hallpike
Saat berada di meja pemeriksaan, pasien akan dengan cepat diturunkan dari posisi duduk ke posisi terlentang dengan kepala mengarah sedikit ke kanan atau sedikit ke kiri. Dokter akan melihat gerakan mata pasien untuk mempelajari lebih lanjut tentang vertigo yang dialami.
Tes pencitraan
Tes pencitraan, meliputi:
MRI (Magnetic Resonance Imaging) dan CT Scan
Tes ini dilakukan untuk mencari penyebab vertigo.
ENG (Electronystagmography)
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mencari gerakan bola mata yang involunter sebagai akibat dari gangguan telinga bagian dalam.
Pengobatan vertigo
Beberapa kasus vertigo tidak memerlukan perawatan apapun dan dapat menghilang begitu saja. Pengobatan vertigo berbeda-beda bergantung pada penyebab dasarnya. Beberapa pengobatan yang dapat dilakukan baik secara medis maupun non medis, antara lain:
Obat
Obat diberikan dokter untuk meredakan gejala seperti mual atau mabuk yang terkait dengan vertigo.
Terapi
Dokter dapat melakukan beberapa terapi dibawah ini untuk mengobati vertigo, yaitu:
Canalith Repositioning Maneuvers
Gerakan yang dilakukan untuk memindahkan endapan kalsium keluar dari kanal ke dalam ruang telinga bagian dalam sehingga dapat diserap oleh tubuh. Dokter atau ahli terapi fisik dapat memandu gerakan yang dipercaya aman dan efektif.
Rehabilitasi vestibular
Terapi ini merupakan terapi fisik yang direkomendasikan bagi penderita vertigo berulang dan bertujuan untuk membantu memperkuat sistem vestibular. Fungsi sistem vestibular adalah pengirim sinyal gerakan kepala dan tubuh ke otak. Rehabilitasi vestibular membantu melatih indera untuk mengimbangi vertigo.
Operasi
Vertigo yang disebabkan oleh penyakit kronis (seperti tumor atau cedera otak atau leher), operasi dapat membantu meringankan vertigo.
Pengobatan dengan bahan-bahan alami
Mengkonsumsi bahan-bahan alami juga dapat menjadi pilihan untuk mengobati vertigo. Bahan-bahan alami tersebut, antara lain:
- Teh jahe
- Cabe rawit
- Ginkgo biloba
- Kacang almond
- Cuka apel dan madu
- Perbanyak konsumsi air putih
- Makanan kaya vitamin D,seperti ikan yang kaya akan omega 3 (ikan salmon, tuna, dan makarel), telur ayam, ikan kod, jamur, susu kedelai, tempe, tahu, udang, hati sapi, oatmeal, dan yoghurt.
Pencegahan
Vertigo dapat dicegah dengan melakukan beberapa hal dibawah ini, diantaranya:
- Hindari konsumsi kafein
- Gunakan bantal yang lebih tinggi
- Tidur atau istirahat yang cukup
- Segera duduk jika mengalami pusing
- Konsumsi makan dan minum bergizi cukup
- Hindari gerakan yang dilakukan secara tiba-tiba
- Obati penyakit yang berpotensi menimbulkan vertigo
- Gunakan penerangan yang cukup terutama malam hari
- Berhati-hati dengan kemungkinan kehilangan keseimbangan yang dapat menyebabkan terjatuh atau kecelakaan
Referensi:
- SehatQ: Vertigo: (https://www.sehatq.com/penyakit/vertigo)
- DokterSehat.com: 23 Penyebab Vertigo yang Jarang Disadari, Ringan hingga Berbahaya!: (https://doktersehat.com/penyebab-vertigo/)
- SehatQ: Inilah Bahaya Vertigo yang Harus Anda Waspadai: (https://www.sehatq.com/artikel/bahaya-vertigo)
- Liputan6.com: 7 Obat Vertigo yang Alami dan Ampuh, Mudah Ditemukan: (https://hot.liputan6.com/read/4221426/7-obat-vertigo-yang-alami-dan-ampuh-mudah-ditemukan)