Disleksia
Definisi
Disleksia adalah kesulitan belajar yang mengganggu kemampuan seseorang untuk membaca dan menulis (membaca dengan cepat dan tanpa kesalahan serta sulit memahami apa yang mereka baca). Belum diketahui secara pasti penyebab disleksia tetapi mungkin disebabkan oleh faktor logika dan adanya cedera otak atau stroke. Sebuah penelitian menunjukkan adanya perbedaan anatomi otak antara anak disleksia dengan anak normal, di bagian temporal parietal oksipital (otak bagian samping dan belakang).
Disleksia memengaruhi cara otak memproses materi tertulis, membuatnya lebih sulit untuk mengenali, mengeja, memecahkan kode kata-kata dan kemampuan mencocokkan huruf dengan suara. Anak-anak disleksia memiliki perbedaan dalam menangkap informasi bahasa (input), memahami informasi, mengingat, serta mengaturnya dalam pikiran mereka (cognitive processing) sehingga menghasilkan tanggapan (response), dan bagaimana mereka menyampaikan tanggapan tersebut (output).
Disleksia tidak memiliki hubungan dengan kecerdasan dan bukan hasil dari pengajaran, atau pengasuhan yang buruk tetapi merupakan masalah neurologis yang bisa dialami anak, dan dapat terjadi dalam keluarga. Meskipun itu bisa jadi tantangan, hampir semua orang dengan disleksia dapat belajar membaca jika mereka menerima instruksi yang tepat, menerima diagnosis, bimbingan, serta dukungan sejak usia dini dapat membantu mengurangi dampak dari kondisi tersebut.
Menurut Asosiasi Disleksia Indonesia, 10 hingga 15% anak sekolah di seluruh dunia menderita disleksia. Di Indonesia, disleksia diderita 5 juta anak dari 50 juta anak sekolah. Disleksia bisa diderita siapa saja, baik anak-anak maupun orang dewasa.
Gejala
Gejala disleksia dapat terjadi pada usia berapa saja, tetapi pada umumnya muncul selama masa kanak-kanak.
Gejala pada balita
Gejala-gejala yang dapat muncul pada balita atau anak-anak yang belum bersekolah, antara lain:
- Keterlambatan perkembangan bicara dan kosa kata
- Masalah dalam menyimpan informasi, seperti angka, alfabet, dan nama warna
- Kesulitan dalam membentuk dan memilih kata-kata, misalnya, dengan mencampur kata-kata dengan suara yang serupa
Gejala pada anak-anak
Gejala-gejala yang dapat muncul pada anak dengan disleksia, adalah:
- Memiliki tulisan tangan yang buruk
- Menghindari tugas-tugas yang melibatkan membaca
- Kesulitan membedakan kanan dan kiri
- Kesulitan mengenali huruf dan mengejanya
- Kesulitan memproses informasi dan mengingat urutan
- Kesulitan memproses suara kata-kata yang tidak dikenal
- Kesulitan mengerjakan pekerjaan tertulis secara terstruktur, misalnya menulis essay
- Tidak membaca dengan tepat, misalnya menghilangkan awalan dan kata penghubung
- Kesalahan dalam memahami huruf, sehingga huruf-huruf yang mirip, sering tertukar. Misalnya “b” dan “d”, “p” dan “q”, “m” dan “w”, “s” dan “z.
Gejala pada remaja dan orang dewasa
Gejala-gejala yang dapat muncul pada remaja dan orang dewasa, yaitu:
- Salah mengucapkan kata-kata
- Mengalami masalah dengan ejaan
- Kesulitan membaca dengan keras
- Sulit untuk merangkum sebuah cerita
- Butuh waktu lebih lama untuk membaca dan menulis
- Kesulitan mengingat kata-kata untuk objek atau topik tertentu
- Kesulitan mempelajari bahasa lain, menghafal teks, dan mengerjakan matematika
Masalah yang dihadapi karena disleksia
Untuk mempermudah penangannya, para ahli mengelompokan disleksia berdasarkan masalah yang dihadapi, yaitu:
Disleksia fonologis atau disleksia disfonetik (pendengaran)
Disleksia melibatkan kesulitan mengeja, sehingga sulit untuk mencocokkan suara dengan bentuk tertulis mereka.
Disleksia permukaan atau dyseidetik (visual)
Disleksia visual melibatkan kesulitan mengenali kata-kata dengan penglihatan, membuat kata-kata sulit dipelajari dan diingat.
Disleksia defisit penamaan cepat
Disleksia ini melibatkan masalah penamaan huruf atau angka ketika orang melihatnya.
Disleksia defisit ganda
Disleksia defisit ganda melibatkan kesulitan mengisolasi suara untuk menyebutkan huruf dan angka.
Directional dyslexia
Directional dyslexia berarti bahwa mereka mengalami kesulitan mengatakan kiri dari kanan. Ini adalah fitur umum dari kondisi ini.
Dyscalculia
Kesulitan dengan angka dan matematika.
Masalah-masalah lain yang dapat dialami penderita disleksia, antara lain:
- Penyusunan urutan
Misalnya, urutan nama bulan, atau susunan aktivitas harian. - Memiliki ingatan jangka pendek, termasuk mengingat instruksi yang baru diberikan
- Mengingat perkataan
Kebanyakan anak disleksia memiliki tingkat kecerdasan normal, bahkan banyak yang di atas rata-rata. Namun, mereka kesulitan mengingat kata-kata. - Masalah dalam pemahaman tata bahasa
Hal ini biasa ditemui pada anak disleksia yang terbiasa berkomunikasi dengan dua bahasa (bilingual), karena dua bahasa yang berbeda akan memiliki susunan bahasa yang berbeda juga.
Menangani disleksia
Segeralah berkonsultasi dengan dokter apabila anak anda menunjukan gejala disleksia. Meskipun tidak ada obat untuk disleksia, banyak pendekatan dan alat yang dapat membantu memfasilitasi kegiatan sehari-hari. Anak dengan disleksia akan mengalami tantangan tersebut seumur hidupnya. Tetapi evaluasi dini dapat menentukan kebutuhan dan perawatan yang tepat, sehingga dapat meningkatkan keberhasilan.
Butuh waktu yang cukup panjang untuk dokter dapat menyimpulkan seseorang mengidap disleksia dan anda mungkin akan dirujuk ke suatu tenaga ahli (seperti psikolog anak, psikolog pendidikan, dokter spesialis mata, dokter spesialis saraf dan dokter spesialis telinga-hidung-tenggorokan (THT)). Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), disleksia bukanlah kondisi yang bisa diatasi lewat terapi atau pengobatan.
Membantu seorang anak menggunakan beberapa indera untuk belajar, misalnya mendengarkan pelajaran yang direkam, dan menelusuri bentuk huruf dengan jari, dapat membantu dalam memproses informasi.
Inti perawatan disleksia anak
Perawatan untuk anak disleksia dapat difokuskan pada:
- Memahami kata maupun kalimat yang dibaca
- Membangun kosakata yang dikenal dan dipahami
- Mengenali dan menggunakan suara terkecil yang membentuk kata-kata (fonem)
- Membaca dengan suara yang keras untuk membangun akurasi, kecepatan, dan kelancaran bacaan
Perawatan lainnya
Hal-hal lain yang juga dapat membantu penderita disleksia terutama pada anak-anak, adalah:
- Bimbingan dan dukungan
- Melakukan konseling dapat membantu menumbuhkan rasa percaya diri atau dukungan lainnya adalah dengan memberikan waktu tambahan untuk ujian.
- Evaluasi kebutuhan individu
- Dapat membantu guru mengembangkan program yang ditargetkan untuk anak.
- Evaluasi tugas-tugas atau kegiatan yang sedang dilakukan
- Orang dewasa dengan disleksia dapat mengambil manfaat dari bantuan dengan mengembangkan strategi koping yang berkembang dan mengidentifikasi bidang-bidang di mana mereka akan mendapat manfaat dari lebih banyak mendapatkan dukungan.
- Penggunaan alat belajar yang disesuaikan
- Penggunaan alat belajar yang manfaatkan indera mereka dapat juga membantu, seperti sentuhan, penglihatan, dan pendengaran.
Referensi:
SehatQ: Disleksia, Gangguan Belajar yang Membuat Anak Kesulitan Membaca dan Mengingat: https://www.sehatq.com/artikel/disleksia-adalah-gangguan-belajar-yang-umum-dialami-anak
Mayoclinic: Dyslexia: https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/dyslexia/symptoms-causes/syc-20353552