Alergi kacang

Sejak dulu kacang telah menjadi kesukaan banyak orang sebagai makanan ringan ataupun dicampur dalam berbagai olahan makanan. Ada berbagai macam kacang yang dikenal banyak orang. Kacang dari jenis polong-polongan, kacang pohon seperti kenari dan hazelnut serta kacang tanah.  Kacang Tanah bukanlah macam kacang sebenarnya karena kacang tanah adalah jenis tanaman kacang-kacangan. Meski digemari, bagi beberapa orang kacang khususnya kacang tanah dapat menjadi awal munculnya masalah serius terutama jika dikaitkan dengan kondisi alergi, karena kacang adalah salah satu pemicu alergi utama yang paling sering terjadi. Alergi dapat didefinisikan sebagai sebuah kondisi terganggunya sistem kekebalan tubuh yang memperlakukan makanan layaknya mencegah benda asing atau mikroba yang berbahaya bagi tubuh.  Ada beberapa tipe alergi yang dikenal dan dapat menimbulkan reaksi beragam dari tubuh. Tipe alergi tersebut antara lain alergi obat, alergi debu, alergi susu, alergi bulu dan lainnya hingga alergi kacang dan salah satunya kacang tanah. Pada anak-anak, kacang dapat menjadi pemicu alergi ketiga terbanyak setelah tipe alergi lainnya seperti alergi susu sapi dan telur. Bahkan untuk anak diatas 3 tahun, kacang adalah penyebab utama alergi dan di urutan keenam penyebab alergi yang paling banyak pada orang dewasa.

Gejala alergi kacang

Zat allergen pada kacang tanah ditemukan dalam proteinnya. Protein kacang tanah tersebutlah yang bertindak sebagai antigen pemicu sel darah putih tertentu untuk menghasilkan antibodi dari kelompok imunoglobulin E (Ig E). Dalam banyak tipe alergi, tubuh akan mulai bereaksi terhadap allergen melalui tahapan yang disebut  fase sensitisasi. Fase sensitisasi merupakan masa kontak pertama dengan alergen (bahan pemicu alergi). Pada seseorang dengan alergi kacang tanah, fase sensitisasi akan mendorong sistem kekebalan tubuh untuk waspada dan memunculkan reaksi alergi mulai tingkat ringan hingga berat. Alergi kacang tanah  juga  menjadi salah satu pemicu alergi yang dampaknya dengan cepat berubah menjadi fatal dalam waktu yang tergolong singkat. 

Berbagai reaksi alergi muncul saat seseorang terpapar allergen khususnya kacang :

  • Ruam kulit : efek mendadak yang muncul saat seseorang bersentuhan dengan kacang menimbulkan rona kemerahan pada kulit
  • Serangan asma akut  : bagi seseorang yang mempunyai riwayat penyakit asma, dan juga alergi kacang tanah maka mereka dapat mengalami serangan secara tiba -tiba ditandai nafas yang terganggu bahkan kesulitan bernafas.
  • Edema laring yang merupakan pembengkakan pada laring akibat adanya penumpukan cairan yang dipicu reaksi setelah kontak dengan penyebab alergi dalam hal ini kacang.
  • Syok Anafilaktik sebuah kondisi paling serius sebagai dampak terjadinya alergi yang mempengaruhi beberapa organ tubuh  pada waktu bersamaan, meliputi kemerahan pada kulit, gangguan pencernaan, penurunan tekanan darah secara drastis bahkan berujung pada kehilangan kesadaran.

Penyebab dan faktor resiko

Secara umum 30 -50 % anak beresiko mengalami alergi dari salah satu orang tuanya yang memiliki kondisi serupa, potensi mengalami alergi semakin meningkat mencapai 50-80 % pada mereka yang kedua orang tuanya menderita alergi. Ini berarti resiko alergi akan semakin tinggi apabila salah satu orang tua atau saudara mengalami alergi. Terkait alergi kacang, Resiko alergi pada saudara sedarah dari anak yang alergi 7 kali lebih tinggi daripada saudara sedarah yang tidak memiliki alergi ini. Alergi kacang sangat jarang ditemukan pada mereka yang tidak pernah memiliki riwayat alergi sama sekali selama hidupnya dan juga tidak mempunyai keluarga dengan riwayat alergi.

Diagnosa dan deteksi

Saat dokter ingin mendiagnosa penyebab alergi terhadap pasien, ia akan mengawali dengan  menghimpun keterangan sebanyak-banyaknya terkait jenis makanan apa saja  yang telah dikonsumsi pasien beberapa jam sebelum reaksi alergi terjadi dan alergi kacang sering memperlihatkan reaksi yang parah dan dalam waktu yang singkat dalam beberapa menit sampai jam . Selain mengetahui pola konsumsi makanan pemicu alergi, pemeriksaan seperti tes alergi juga diperlukan agar diagnosa terhadap tipe alergi yang terjadi dapat dipastikan.

Peanut Allergy

Berbagai pengujian yang lazimnya dijalankan :

  • Tes Kulit dan Tes Tusuk. Tes ini dilakukan ahli dengan memanfaatkan  berbagai alergen dalam pengujiannya. Allergen disuntikkan ke  permukaan kulit di bagian punggung atau lengan bawah untuk melihat kemungkinan  timbulnya  reaksi alergi lokal seperti kemerahan, bengkak atau gatal
  • Tes darah untuk imunoglobulin E (IgE) total dan spesifik dalam kacang. Tes alergi jenis ini dilakukan dengan memanfaatkan antibodi yang diproduksi oleh sistem kekebalan tubuh, untuk menetralkan alergen kacang. Jika  IgE spesifik ini meningkat dan manifestasinya parah, diagnosis alergi kacang dapat dilakukan. IgE ini akan dipantau selama beberapa bulan dan tahun berikutnya, dan angka penurunannya bisa jadi merupakan sebuah khabar gembira menuju kesembuhan
  • Tes provokasi lisan pemeriksaan referensi ini dilakukan untuk menemukan keberadaan alergi makanan. Tes alergi jenis ini diterapkan dengan membuat  pasien menelan dosis alergen  yang kadarnya semakin ditingkatkan setiap harinya untuk kemudian mengamati reaksinya. Tes ini harus dilakukan  di lingkungan rumah sakit, dengan tim terlatih yang mampu memberikan penanganan kegawatdaruratan jika sampai  terjadi reaksi anafilaktik

Semua tes alergi yang dilaksanakan tidak otomatis menjamin seberapa berat atau ringan reaksi alergi yang akan terjadi, serta tidak dapat digunakan untuk memberi kepastian kapan reaksi alergi bisa muncul kembali.

Pencegahan

Walaupun masih belum ada pengobatan efektif untuk menanggulangi alergi kacang, serangkaian upaya pencegahan berikut dinilai mampu meminimalkan resiko alergi yang lebih serius : 

  • Pola makan tanpa kacang yang sebelumnya dianjurkan saat ibu mengandung untuk saat ini tidak disarankan lagi karena ketepatannya diragukan.
  • Anjuran menyusui karena protein kacang juga dapat masuk ke dalam ASI maka dengan mengkonsumsi protein kacang ini dapat meningkatkan toleransi bayi terhadap alergi kacang, namun jika terdapat riwayat alergi kacang pada keluarga saran para ahli tetap diperlukan
  • Mengetahui waktu yang terbaik untuk memperkenalkan kacang kepada anak – anak. American Academy of Pediatrics menyarankan agar anak-anak berisiko menunggu hingga usia 3 tahun untuk mengonsumsi kacang. Dalam keadaan pengetahuan saat ini, kacang tanah dapat  mulai dikenalkan kepada anak-anak mulai usia 7-8 bulan
  • Mikrobiota usus (flora usus) merupakan bagian penting kekebalan tubuh yang komposisinya mampu mempengaruhi kualitas sistem kekebalan tubuh sekaligus dianggap mampu mengendalikan alergi. Saat ini penelitian dengan probiotik tengah dilakukan untuk menemukan cara mencegah terjadinya alergi pada anak. Probiotik adalah mikroorganisme terpilih yang mencapai usus besar hidup-hidup, dan ditengarai mampu memodulasi mikrobiota dengan baik)

Pengobatan alergi kacang

Hingga kini belum ada langkah tepat dan pengobatan yang pas untuk benar-benar menyembuhkan alergi makanan. Hal terbaik yang kerap disarankan dokter adalah mengatur daftar makanan yang dikonsumsi terutama menghapuskan berbagai  jenis makanan pemicu alergi. Karena sejauh ini belum ada upaya pengobatan yang benar-benar berhasil untuk alergi kacang, mereka yang berpotensi mengalami reaksi alergi akut akibat kontak dengan kacang harus selalu menyediakan peralatan darurat, salah satunya injeksi epinefrin yang dapat dibawa kemanapun dan diberikan saat diperlukan. Obat Epinefrin masih menjadi pilihan pertama untuk pengobatan reaksi alergi akut, disamping antihistamin seperti diphenhydramine (Benadryl). Obat epinefrin ini bekerja dengan membuka saluran nafas di paru-paru sehingga dapat menstimulasi jantung sehingga pada kasus yang serius hingga menyebabkan syok anafilaktik obat epinefrin diyakini dapat meringankan gejalanya.   

Referensi

  1. AllergyUK : Peanut Allergy : https://www.allergyuk.org/information-and-advice/conditions-and-symptoms/778-peaut-allergy
  2. WebMD : How Does Doctor Diagnose Allergy : https://www.webmd.com/allergies/allergy-test-facts
  3. Mayo Clinic : Peanut Allergy : https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/peanut-allergy/symptoms-causes/ 

Mahendra Pratama

Mahendra Pratama, seorang ahli gizi berusia 52 tahun dan bekerja di Handal Dok sebagai penulis/editor. Ia lulus dari Universitas Wijaya Kusuma sekitar 25 tahun yang lalu. Dia adalah mahasiswa yang berprestasi. Mahendra sering menulis artikel tentang nutrisi atau cara menjaga kesehatan. Dia memiliki hobi - yoga.

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *