Gondongan (Mumps)

Pemahaman

Begug atau parotitis atau mumps adalah penyakit menular yang ditularkan oleh virus yang disebut paramyxovirus, akibat gondongan yaitu akan muncul infeksi yang menyebabkan leher, pipi dan kelenjar parotis membengkak (pada salah satu atau keduanya). Kelenjar parotis merupakan kelenjar yang bertanggung jawab untuk memproduksi air liur, terletak di dekat telinga.

Penyakit gondongan biasanya menyerang anak-anak. Namun, hal ini semakin jarang terjadi, terutama di negara-negara di mana vaksin gabungan MMR (campak, gondok dan rubella) merupakan bagian dari program vaksinasi rutin gratis untuk pasien anak-anak.

Etiologi gondongan

Paramyxoviridae adalah keluarga virus Mononegavirales yang memiliki genom RNA utas negatif dan tidak bersegmen, penyebab gondongan yang dengan mudah menyebar antar manusia melalui tetesan air liur yang terinfeksi (saat seseorang batuk atau bersin, atau melalui mainan atau piring yang terinfeksi).

Mereka yang terinfeksi akan sangat menular pada waktu sekitar 3 hari sebelum pembengkakan kelenjar parotid (disebut parotitis), dimana megali muncul hingga 9 hari setelahnya. Sedangkan periode paling menular adalah, 1-2 hari setelah onset parotitis dan selama 5 hari setelahnya.

Gejala parotitis

Tanda begug biasanya muncul 2-3 minggu setelah terpapar virus. Beberapa orang memiliki sedikit atau terkadang bahkan tidak bergejala, ciri gondongan yang dapat muncul diantaranya:

  • Demam 
  • Nyeri otot
  • Sakit kepala
  • Sakit telinga 
  • Kehilangan selera makan
  • Hilangnya tenaga dalam melakukan aktivitas
  • Nyeri saat menelan atau mengunyah makanan
  • Megali pada 1 atau lebih kelenjar di dekat tulang rahang dan pipi.

Beberapa ciri gondongan merupakan tanda komplikasi yang bisa serius, seperti:

  • Kejang
  • Pusing
  • Leher kaku
  • Sakit kepala dan peruh yang parah
  • Suhu tubuh mencapai 40  C (104  F)
  • 1 atau 2 testis nyeri dan atau muncul megali 

Prognosis penyakit parotitis

Meski jarang terjadi, beberapa komplikasi akan muncul sebagai akibat gondongan:

  • Pankreatitis. peradangan pada testis (orkitis) atau ovarium pada orang muda yang telah mencapai pubertas.
  • Ensefalitis terjadi pada kurang dari 1 di antara 1.000 kasus. Terjadi jika infeksi meluas ke otak sehingga berpotensi fatal.
  • Meningitis. Pada sekitar 5% kasus penyakit ini, dimulai ketika infeksi menyebar melalui aliran darah dan ke sistem saraf.
  • Ketulian. Meski sangat jarang terjadi, namun tetap dapat menyebabkan gangguan pendengaran permanen pada salah satu atau kedua telinga.

Anamnesis penyakit mumps

Seperti pada umumnya diagnosis akan dilakukan oleh dokter dengan menanyakan riwayat kesehatan (baik individu maupun keluarga), menanyakan gejala, melakukan pemeriksaan fisik untuk melihat tanda penyakit. Apabila pertanda yang ditunjukan tidak terlalu khas atau ada ciri sistemik, dokter juga dapat melakukan tes tambahan berupa:

  • Urine
  • Air liur
  • Pemeriksaan darah
  • Uji sampel CSF (cairan serebrospinal) dari tulang belakang, dilakukan hanya pada kasus yang parah.

Pada pemeriksaan fisik, hal yang perlu diperhatikan pada penderita adalah:

  • Spesifikasi pada megali parotis
  • Apakah pernah mendapatkan MR
  • Pertanda awal hingga konkretisasi akhirnya
  • Interaksi dengan orang lain yang sudah atau setelah terinfeksi gondong

Pengobatan gondongan

Pada kebanyakan kasus, mereka sembuh dengan sendirinya setelah sekitar 2 minggu dan tidak memerlukan intervensi. Sementara, pertanda tertentu seperti pembengkakan pada kelenjar parotis, nyeri atau demam dapat diredakan dengan:

  • Kompres air dingin atau hangat
  • Obat Acetaminophen (Tylenol, Tempra, Panadol) atau ibuprofen (Advil, Motrin). Tidak memberikan ibuprofen kepada anak di bawah usia 6 bulan dan jangan pernah memberikan asam asetilsalisilat (ASA), seperti Aspirin kepada anak-anak atau remaja.

Mencegah gondongan

Gondong dapat dicegah dengan mendapatkan imunisasi campak, begug dan rubella, yang disebut MMR. Diperlukan 2 dosis agar terlindung sepenuhnya dari penyakit gondong.

Cara mencegah penyakit gondongan, diantaranya:

  • Biasakan mencuci tangan secara benar dengan memakai sabun
  • Tutup  mulut dan hidung ketika batuk dan bersin, kemudian buang tisu ke tempat yang tertutup
  • Apabila didapati pertanda, lebih baik diam di rumah selama minimal 5 hari dimulai dari munculnya pertanda awal.
  • Jika pernah didiagnosis gondongen, waspadai beberapa gejala sakit gondongan yang mungkin merupakan tanda komplikasi
  • Di Indonesia, imunisasi dosis pertama MMR atau MR direkomendasikan pada usia 9-15 bulan, yang ke 2 harus diberikan pada usia 1,5 tahun dan terakhir ketika duduk di kelas satu sekolah dasar.

Vaksin MMR tidak menyebabkan autisme

Pada tahun 1998, sebuah penelitian di Inggris menyimpulkan bahwa hubungan antara autisme dan paparan imunisasi tertentu, khususnya pada campak, rubella, dan gondongen. Namun, beberapa penelitian kemudian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara imunisasi dan autisme. Penulis utama studi tersebut sekarang dituduh melakukan penipuan. (Baca dokumen: Autisme dan vaksinasi: sejarah kontroversi).

Referensi

  1. Alomedia: Gondongan: (https://www.alomedika.com/penyakit/penyakitinfeksi/mumps/diagnosis)
  2. Dinas Kesehatan Palangkaraya: Vaksin MR dan Vaksin MMR: Ini Bedanya!: (https://dinkes.palangkaraya.go.id/vaksin-mr-dan-vaksin-mmr-ini-bedanya/)
  3. 2017 Situs Resmi Kabupaten Buleleng: Mengenali Gejala Penyakit Mumps (Gondong) hingga Pengobatan: (https://bulelengkab.go.id/detail/artikel/mengenali-gejala-penyakit-mumps-gondong-hingga-pengobatan-43)

Mahendra Pratama

Mahendra Pratama, seorang ahli gizi berusia 52 tahun dan bekerja di Handal Dok sebagai penulis/editor. Ia lulus dari Universitas Wijaya Kusuma sekitar 25 tahun yang lalu. Dia adalah mahasiswa yang berprestasi. Mahendra sering menulis artikel tentang nutrisi atau cara menjaga kesehatan. Dia memiliki hobi - yoga.

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *