Insufisiensi Vena Kronik

CVI adalah kerusakan sisi dari susunan perluasan yang menyebarkan cairan ke seluruh sisi badan di kaki yang menghalangi aliran cairan normal. Definisi aliran pergerakan yang biasanya dijalankan oleh suatu cairan. Sedangkan sindrom post flebitis adalah insufisiensi vena kronik yang diakibatkan oleh penggumpalan cairan pada satu atau lebih pembuluh darah vena pada kaki. Chronic Venous Insufficiency sanggup mengakibatkan rasa tidak nyaman terhadap sisi kaki, radang dan lebam juga perubahan warna maupun adanya bisul. Dalam penanganan CVI adalah ahli memakai ultrasonografi dupleks dalam melakukan diagnosis dan beberapa masukan pengobatan lainnya seperti memposisikan kaki tetap tinggi, memakai stoking kompresi dan menjaga luka. 

Di Amerika Serikat, kurang lebih 5% orang menderita chronic venous insufficiency. 20% hingga 50% orang dengan  penggumpalan cairan pada satu atau lebih pembuluh darah vena dalam dimana akan memperluas tanda-tanda pembuluh balik setelah tes, umumnya dalam 1 sampai 2 tahun. Bila tidak diobati insufisiensi vena sanggup mendorong dan radang sanggup menghancurkan pembuluh darah kecil di tungkai lantas menyebabkan epidermis berubah merah tua di area pergelangan kaki sampai radang dan timbul bisul. Efek tersebut bisa mengakibatkan infeksi dan pula amat berpotensi tertular, yang sanggup mengakibatkan amat berlebihan perkara dan kasus yang lebih parah. Oleh sebab itu bila pertanda chronic venous insufficiency timbul, temui ahli lalu perawatan sanggup segera dilakukan dan menurunkan resiko amat serius.

Penyebab Insufisiensi Vena Kronik

Insufisiensi vena kronis, CVI adalah keadaan dimana dinding maupun katup pembuluh kembali pada kaki tidak bekerja, lantas darah susah mengalir kembali dari kaki menuju jantung lalu mengakibatkan cairan berkumpul di pembuluh darah. Cairan bergerak kembali dari kaki menuju pembuluh darah yang dalam dan dangkal. Cairan yang bergerak kembali ini merupakan definisi aliran. Kontraksi otot kaki mendorong darah ke dalam vena. Penutup di pembuluh darah mengakibatkan cairan menyebar ke organ pemompa darah. Insufisiensi vena kronik timbul ketika terdapat sesuatu yang menjadikan vena besar lalu merusak penutup vena. Pergantian tersebut membatasi pergerakan cairan di vena dan menambah penekanan di vena. 

Tekanan yang menambah pergerakan cairan yang tidak mencukupi sanggup mengakibatkan cairan di kaki dan tanda-tanda lainnya seperti pengentalan cairan pada tungkai dimana sanggup mengakibatkan venous insuficiency sebab jaringan pada pengentalan cairan sanggup mengoyak penutup vena. Penggumpalan cairan pada satu atau lebih pembuluh darah vena kadang-kadang dipanggil flebitis, sedangkan chronic venous insufficiency biasa disebut sindrom vena posterior. Aspek efek lainnya pada CVI adalah: friksi tungkai, penuaan, obesitas, amat kelamaan duduk atau berdiri, dan masa mengandung. 

Pembuluh darah membalikan cairan dari semua anggota tubuh ke organ pemompa darah. Aliran adalah darah yang berjalan dari organ pemompa darah ke sekujur tubuh. Dalam pembuatan mengarah ke jantung, darah butuh bergerak mengarah atas dari pembuluh darah pada tungkai. Pergerakan darah ini merupakan definisi aliran. Urat betis dan urat kaki butuh menyatu pada setiap gerakan guna mendorong pembuluh darah dan menggerakan cairan ke atas sampai masih bergerak bukan ke belakang namun vena memiliki penutup satu arah. Saat penutup vena koyak, venous insufficiency timbul lalu mengakibatkan cairan keluar ke belakang. CVI adalah ketika pembuluh darah vena dan penutup membentuk lemah sampai pada ketika cairan susah bergerak menuju organ pemompa darah, tensi darah di pembuluh darah akan tetap tinggi dalam jangka lama. 

Gejala Insufisiensi Vena Kronik

Pembuluh nadi mengangkat cairan dari jantung ke sekujur tubuh. Pembuluh darah mengalirkan cairan kembali ke jantung, serta penutup di pembuluh darah menghalangi cairan mengalir ke belakang. Proses mengalirkan ini adalah definisi aliran. Saat pembuluh darah sulit memompa darah dari seluruh tubuh balik ke jantung, disebut chronic venous insufficiency dimana darah tidak dapat mengalir balik ke organ pemompa darah secara baik dan mengakibatkan cairan menggumpal di pembuluh darah bagian tungkai.  Walaupun efek paling umum adalah penggumpalan cairan vena di kaki dan juga varises, terdapat sebagian aspek yang mengakibatkan insufisiensi vena. Meskipun Anda memiliki riwayat keluarga yang mengalami insufisiensi vena, ada beberapa langkah sederhana yang dapat Anda lakukan untuk mengurangi kemungkinan mengidap penyakit venous insufficiency. 

Penderita insufisiensi vena kronik menghadapi radang tungkai dimana umumnya melemah di akhir sebab cairan  perlu bergerak ke atas menghalangi gravitasi saat berdiri atau duduk. Aliran adalah keadaan normal dimana cairan bergerak ke atas menuju seluruh tubuh. Dalam semalam, edema membaik sebab vena menjadi kosong saat tungkai dalam posisi. Radang sanggup muncul tanpa tanda-tanda, namun sebagian merasa kenyang, berat, gatal, kram, nyeri, letih, dan kaki kesemutan. Di Amerika Serikat, diperkirakan 40% orang menderita CVI. CVI adalah kelainan yang acap terjadi pada usia 50 lebih, dan lebih sering timbul pada wanita daripada pria. Varises juga ada. Lalu, epidermis bagian dalam pada ankle menjadi keras dengan keping-keping dan geli, dan berubah menjadi merah tua dimana diakibatkan oleh eritrosit yang keluar dari pembuluh darah dan timbul radang. 

Epidermis sanggup berubah warna bahkan pada saat timbul luka kecil dimana membuka kulit dan mengakibatkan abses. Level keseriusan insufisiensi vena kronik dan kerumitan perawatan naik bersamaan dengan kemajuan kelainan. Oleh sebab itu, saat mengalami tanda-tanda chronic venous insufficiency pengecekan ke ahli sangat vital karena jika tidak digubris, kesulitannya tidak akan lenyap justru akan semakin parah. Kalau insufisiensi vena tidak dirawat, dorongan dan radang sanggup naik sampai pembuluh darah terkecil di kaki pecah dimana epidermis akan berubah menjadi merah tua dan mudah rusak bila dihantam maupun digores. Insufisiensi vena kronik umumnya dihubungkan dengan varises dimana vena melekuk dan bengkak di area epidermis, sanggup timbul dimana saja namun paling sering timbul di bagian kaki.

Chronic Venous Insufficiency

Diagnosis Insufisiensi Vena Kronik

CVI adalah acap diakibatkan oleh pengumpulan cairan pada satu atau lebih pembuluh darah vena di tungkai. Insufisiensi vena juga muncul akibat tumor panggul dan malformasi vaskular, kadang-kadang penyebabnya tidak ada yang mengetahui. Penutup vena di kaki tidak sanggup menghadang cairan melawan gaya tarik bumi dimana aliran cairan dari pembuluh darah menjadi lama dan menyebabkan kaki radang.  Aliran adalah pergerakan yang umumnya terjadi pada cairan. Insufisiensi vena kronik yang diakibatkan hal itu juga dikenal dengan sindrom pasca trombotik. 

Dalam 10 tahun pasca diagnosis, hingga 30% pasien akan mengalami masalah tersebut. Dalam mendiagnosis chronic venous insufficiency pengecekan histori kesehatan penuh dan pengamatan fisik sangat diperlukan. Selama pemeriksaan fisik, tungkai akan diperiksa dengan teliti. Tes yang disebut ultrasonografi vaskular atau ultrasonografi dupleks sanggup dipakai guna mengecek sirkulasi cairan di kaki. Dalam pemeriksaan ultrasonografi vaskular, transduser dipasang pada dermis atas vena untuk dicek. Perangkat genggam kecil mengeluarkan gelombang suara yang memantul dari vena. 

Gelombang suara direkam dan gambar kapal dibuat dan ditampilkan pada layar. Pemahaman dokter sanggup didapat kadang-kadang melalui USG dan juga berdasarkan bentuk dan tanda-tanda yang dialami. USG kaki berguna dalam mengetahui edema tidak diakibatkan oleh penggumpalan cairan pada satu atau lebih pembuluh darah vena di kaki.

Perawatan Insufisiensi Vena Kronik

Pembuluh darah di kaki mengangkat cairan kembali ke jantung, dan mempunyai penutup satu arah guna menghalangi cairan mengalir balik. Insufisiensi vena kronik timbul jika penutup tersebut tidak berguna dan cairan  mengalir balik ke kaki dan mengakibatkan cairan menyatu dan berkumpul di pembuluh darah. Berjalannya waktu insufisiensi vena mengakibatkan sakit pada tungkai, radang dan epidermis berubah warna, bahkan sanggup menimbulkan bisul. Sama dengan kelainan lainnya, chronic venous insufficiency sanggup diperbaiki secepat mungkin. 

Ahli medis di bidang vaskular maupun bedah vaskular lazimnya mereferensikan sejumlah pengobatan untuk penderita CVI dan sejumlah cara seperti tidak duduk atau berdiri terlalu lama atau perlu meluruskan kaki selama 10 kali setiap 30 menit, kegiatan jasmani secara teratur seperti jalan kaki, menurunkan berat badan jika sudah obesitas, angkat kaki sampai berada di atas jantung saat duduk atau tiduran, pakai kaos kaki atau stocking kompresi, minum antibiotik untuk menghindari infeksi epidermis, perhatikan kebersihan kulit. Target perawatan guna menurunkan penyatuan cairan dan bisul kaki. Lazimnya perawatan venous insufficiency berkaitan dengan sejumlah aspek mencakup penyebab sakit, keadaan kesehatan dan histori kesehatan. Aspek lain yang diamati ahli berupa tanda-tanda spesifik, usia, level keseriusan kondisi, dan tingkat toleransi pengobatan. Pemeliharaan paling biasa untuk insufisiensi vena adalah stoking kompresi yang elastis khusus guna menekan pergelangan kaki dan betis sampai menaikkan aliran cairan dan menurunkan radang pada kaki. 

Selain itu pemeliharaan venous insufficiency termasuk sejumlah cara yakni menaikan aliran cairan dengan cara berolahraga rutin, memposisikan kaki di atas. Aliran adalah pergerakan yang umumnya dikerjakan oleh suatu cairan. Definisi aliran dimaksud adalah cairan darah dari jantung menuju organ tubuh lainnya. Sejumlah obat-obatan juga sanggup menolong  penderita penyakit yaitu diuretik, antikoagulan, dan pentoxifylline. Untuk prosedur kasus yang lebih fatal ada proses bedah yang dibagi menjadi beberapa jenis yaitu pengangkatan pembuluh darah yang hancur, operasi endoskopi,  bypass vena, dan laser. Sedangkan skleroterapi yang umumnya disediakan untuk insufisiensi vena lanjut dan operasi kateter untuk kasus yang sangat fatal.

Referensi

  1. MERCK MANUAL : Chronic Venous Insufficiency and Postphlebitic Syndrome : https://www.merckmanuals.com/home/heart-and-blood-vessel-disorders/venous-disorders/chronic
  2. Cleveland Clinic : Chronic Venous Insufficiency (CVI) : https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/16872-chronic-venous-insufficiency-cvi
  3. WebMD : What Is Chronic Venous Insufficiency? : https://www.webmd.com/dvt/dvt-venous-insufficiency
  4. Healthline : Venous Insufficiency : https://www.healthline.com/health/venous-insufficiency

Mahendra Pratama

Mahendra Pratama, seorang ahli gizi berusia 52 tahun dan bekerja di Handal Dok sebagai penulis/editor. Ia lulus dari Universitas Wijaya Kusuma sekitar 25 tahun yang lalu. Dia adalah mahasiswa yang berprestasi. Mahendra sering menulis artikel tentang nutrisi atau cara menjaga kesehatan. Dia memiliki hobi - yoga.

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *