Sindrom Sjogren

Apa yang dimaksud dengan sjogren’s syndrome? Sjogren’s syndrome atau sicca syndrome atau sindrom sjogren adalah kecacatan autoimun yang ditandai dengan kemerosotan sekresi air mata dan air liur yang mendampakkan optik dan muara kering dan sanggup mempengaruhi berbagai organ. Sjogren syndrome terbentuk disaat susunan ketahanan menyerbu dan meruntuhkan kelenjar penghasil sekresi, tercakup kelenjar ludah dan kelenjar air mata.

Sindrom sjogren adalah kecacatan langka yang menyerbu 1:10.000 orang dewasa di segala umur, ras dan wilayah. Paling banyak menyerang wanita diatas 45 tahun dibanding pria, namun hingga saat ini belum diketahui jumlah penderita sjogren syndrome di Indonesia.

Sjogren syndrome memiliki dua bentuk:

  • Primer sjogren’s syndrome: penyakit ini berdiri sendiri dan tidak terhubung dengan kecacatan lain
  • Sekunder sjogren’s syndrome: penyakit ini muncul bersama dengan adanya penyakit autoimun lain seperti rheumatoid arthritis, eritematosus sistemik lupus atau vaskulitis.

Etiologi sicca syndrome

Penyebab sicca syndrome atau sindrom sjogren masih belum dijumpai. Berpotensi terdapat pemicu yang menyebabkan penyakit ini tetapi belum tersedia yang benar-benar teridentifikasi. Kecacatan ini bisa muncul selama stres, kehamilan serta penularan wabah atau kuman yang mengubah susunan ketahanan dan menyerbu kelenjar. Beberapa orang mungkin mempunyai faktor genetik dan lingkungan yang membentuk mereka amat berbahaya mengembangkan sindrom sjogren.

Gejala sicca syndrome

Sjogren sindrom adalah penyakit yang menyebabkan pengurangan atau bahkan penghentian total sekresi kelenjar tertentu dalam tubuh manusia, khususnya kelenjar ludah, lakrimal, vagina, dan pencernaan. 

Gejala yang dapat timbul dan menyertainya adalah:

  • Vagina kering
  • Mata kering yang ekstrim
  • Perasaan berpasir di mata
  • Mata terasa terbakar
  • Mata iritasi dan kemerahan
  • Mulut yang sangat kering
  • Kesulitan mengunyah dan menelan
  • Penurunan rasa
  • Peningkatan karies gigi
  • Batuk kering dan suara serak
  • Meningkatnya kelenjar parotis (terletak di sudut pipi) dan terkadang infeksi pada kelenjar tersebut
  • Kelelahan yang ekstrim
  • Nyeri otot dan persendian.

Sjogren's Syndrome

Prognosis sicca syndrome

Beberapa kerumitan yang didampakkan sjogren sindrom adalah:

  • Penderita muara kering amat rentan mempunyai gigi berlubang dikarenakan air liur menolong mengamankan gigi dari kuman penyebab gigi berlubang
  • Penularan jamur muara dan sariawan
  • Optik kering sanggup menyebabkan sensitivitas cahaya, penglihatan buram, dan kerusakan kornea
  • Peradangan paru, ginjal atau hati dapat menyebabkan pneumonia, bronkitis, masalah fungsi ginjal, sirosis hati, hepatitis 
  • Kanker kelenjar getah bening
  • Gangguan saraf seperti mati rasa, kesemutan dan perasaan terbakar di tangan dan kaki (neuropati perifer).

Anamnesis sicca syndrome

Dokter mendiagnosis sjogren syndrome adalah karena adanya optik dan muara yang kering, dan didasarkan pada pengujian.

Berbagai pengujian diantaranya:

  • Optik kering sanggup dideteksi oleh dokter mata dengan menilai pembuatan air mata atau dengan memeriksa kornea (bagian mata yang transparan)
  • Melakukan bermacam pengujian laboratorium guna mengidentifikasi bahwa mata dan mulut kering berpotensi disebabkan oleh mekanisme autoimun, contohnya yaitu adanya autoantibodi dalam darah seperti antigen nuklir terlarut, anti-SS-A atau anti-SS-B (juga dikenal sebagai anti-Ro atau anti-La) 
  • Biopsi bibir bagian dalam untuk memastikan diagnosis sindrom sjogren primer dan menunjukkan peradangan yang merusak kelenjar ludah
  • Skintigrafi air liur dengan cara menyuntikkan isotop radioaktif dan melacaknya dengan tes pencitraan. Skintigrafi ini bertujuan untuk mengukur fungsi kelenjar air liur.

Pengobatan sicca syndrome

Belum ada pengobatan khusus untuk sjogren syndrome tetapi dapat dilakukan perawatan untuk mengurangi ketidaknyamanan, mengurangi efek berbahaya dari kekeringan serta mencegah timbulnya komplikasi. Jenis pengobatan yang diresepkan akan disesuaikan dengan gejala dan kebutuhan penderita.

Perawatan sjogren syndrome melibatkan beberapa cara terapeutik berikut:

  • Peningkatan hidrasi mata dengan menggunakan air mata buatan secara teratur dan di kondisi yang berisiko menyebabkan mata kering seperti di pesawat terbang, di ruangan AC, kondisi hari berangin dan malam hari saat tidur
  • Pengobatan gejala mata kering atau mulut dengan obat tetes mata
  • Pembedahan untuk memperlambat hilangnya air mata
  • Pemberian obat pereda nyeri atau obat anti inflamasi non steroid untuk mengurangi nyeri otot dan sendi seperti analgesik, obat anti inflamasi nonsteroid dan terapi kortikosteroid dengan dosis rendah
  • Pemberian obat anti rematik untuk mengurangi rasa sakit dan pembengkakan pada kelenjar ludah
  • Pemberian obat imunosupresif dosis besar untuk penderita dengan gejala umum terutama ketika penyakit menyerang organ dalam seperti sistem gastrointestinal, ginjal atau sistem saraf
  • Biomedis.

Pencegahan sicca syndrome

Untuk mencegah terjadinya sjogren’s syndrome adalah melakukan vaksin. Beberapa vaksinasi yang dianjurkan adalah:

  • Vaksin untuk melawan tetanus dan polio
  • Vaksin anti influenza dan antipneumokokus.

Selain itu, untuk mencegah makin memburuknya sjogren’s syndrome adalah dengan melakukan hal berikut:

  • Menghindari faktor-faktor yang dapat menyebabkan sindrom jogren seperti penggunaan obat-obatan tertentu, kerja lama di komputer dan penggunaan tembakau
  • Menjaga kebersihan mulut untuk mencegah mulut kering dan infeksi
  • Menggunakan pasta gigi dan gel oral yang mengandung peroksida yang lebih sedikit untuk mengurangi efek buruk kekeringan pada mulut
  • Berolahraga ringan secara teratur untuk membantu mengatasi kelelahan, menjaga kelenturan sendi, serta mengatasi nyeri otot dan sendi
  • Hindari obat yang bisa mengurangi cairan tubuh
  • Menghindari alkohol
  • Banyak minum dan makan makanan yang rendah lemak dan gula serta mengandung kelembaban tinggi seperti timun dan olive oil.

Referensi

  1. MedicalNewsToday: What You Need To Know About Sjogren’s Syndrome: https://www.medicalnewstoday.com/articles/233747
  2. MedicineNet: Medical Definition of Sicca syndrome: https://www.medicinenet.com/sicca_syndrome/definition.htm
  3. Mount Sinai: Sjogren’s Syndrome: https://www.mountsinai.org/care/rheumatology/services/sjogrens-syndrome 

Mahendra Pratama

Mahendra Pratama, seorang ahli gizi berusia 52 tahun dan bekerja di Handal Dok sebagai penulis/editor. Ia lulus dari Universitas Wijaya Kusuma sekitar 25 tahun yang lalu. Dia adalah mahasiswa yang berprestasi. Mahendra sering menulis artikel tentang nutrisi atau cara menjaga kesehatan. Dia memiliki hobi - yoga.

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *